Xi Wei hanya diam membelakangi Zixuan. Bahkan Ying Yue tidak tahu apa yang sedang dipikirkan oleh pemuda berkulit sawo matang.
"Kumohon, tolonglah aku ...."
Ying Yue memohon dengan wajah memelas.
"Karena Tuan Putri Agung tidak ingin bersama dengan kalian, untuk apa aku memberikannya kepada kalian?"
Xi Wei terdengar sangat sombong. Namun hal itu benar-benar melegakan bagi Ying Yue. Setidaknya, Sang Putri tahu kalau pemuda berkulit sawo matang tidak akan memberikan dirinya cuma-cuma kepada Zixuan.
"Kalau begitu, jangan salahkan aku berbuat kasar!"
Zixuan mencabut pedang dari sarung dan menyerang Xi Wei.
Xi Wei dengan mudah menghindar dari serangan Zixuan meskipun dia masih menggendong Ying Yue.
"Kau akan kesulitan."
"Jadi, apakah ini artinya aku harus menyerahkan dirimu kepada Kakak Pertama-mu?"
"Tentu saja tidak!"
Ying Yue memelototi Xi Wei dengan tatapan tajam bak mata pedang.
"Kalau begitu diam dan pelajari bagaimana caraku menghindari Kakak Pertama-mu. Aku yakin keahlian yang kau miliki adalah mereplikasi ilmu yang dimiliki seseorang. Karena ilmu ini sangat berguna untukmu―tapi, tidak untukku―maka kau harus memperhatikan setiap detail-nya baik-baik."
Entahlah, yang jelas Ying Yue makin tertarik pada Xi Wei.
Xi Wei melompat turun dari atap dan berlari di antara gang-gang kecil. Dia berbalik ke belakang, mempertemukan Ying Yue dengan Zixuan, seolah-olah untuk mengejek Sang Pangeran yang kalah cepat darinya.
Xi Wei memang berbalik. Namun tubuhnya terdorong ke arah yang berlawanan. Dia tersenyum kepada Zixuan.
Zixuan tidak bisa melihat dengan jelas wajah Xi Wei. Bukan hanya karena hari sudah malam, tapi juga karena pemuda berkulit sawo matang memakai jubah bertudung. Xi Wei menutup kepalanya dengan tudung jubah.
"Ilmu Tenaga Dalam Kurong?"
Ying Yue terkejut dengan ilmu yang dimiliki oleh Xi Wei.
"Kau mempelajari salah satu dari Ilmu Tenaga Dalam. Itu sebabnya kau tidak membawa pedang, bukankah begitu?"
"Tapi, bagaimana Tuan bisa menggunakan ilmu ini? Tuan membawa sepasang pedang!"
"Menurut kamu, kenapa aku bisa menggunakan Ilmu Tenaga Dalam dan membawa sepasang bilah pedang?"
Xi Wei berbalik. Dia menyudahi pertemuan Ying Yue dengan Zixuan.
"Berhenti! Kembalikan Adikku!"
"Tenanglah, Pangeran. Oh, atau harus ku panggil Putra Mahkota? Aku tidak akan bermacam-macam dengan Adikmu. Aku hanya ingin menjalankan permintaan untuk membantunya."
Xi Wei melompat ke atas atap, lalu turun ke bawah. Dia melakukannya berulang kali hingga para pemanah handal yang dibawa oleh Zixuan tidak berguna sama sekali.
Xi Wei dan Ying Yue menghilang dari pandangan Zixuan di tengah remang malam. Seakan rembulan dan bintang-bintang pun tak ingin Sang Pangeran mengganggu waktu pemuda berkulit sawo matang dan Adiknya.
"Kau sudah ingat polanya?"
Ying Yue tidak menjawab pertanyaan Xi Wei. Dia sibuk memandangi wajah pemuda berkulit sawo matang dan berusaha menyelami dunianya.
"Kau tahu, Tuan Putri Agung? Kau tidak boleh menatap seorang pria seperti ini. Kau akan membuatku kerepotan."
"Apa salahnya menyukai orang atas keinginan sendiri?"
"Kau harus menerima jodoh yang diberikan oleh Kaisar."
"Aku tidak mau! Memangnya karena aku keturunan keluarga Kerajaan aku harus dipaksa menikah dengan orang lain? Aku akan menikahi siapa pun yang membuatku tertarik!"
"Bahkan jika itu adalah seorang Pangeran yang memiliki banyak selir?"
"Tentu saja tidak!"
Xi Wei tertawa ringan. Itu membuat Ying Yue malu.
"Maka dari itu, jangan berpikiran untuk menikahi orang yang membuatmu tertarik. Apalagi jika orang itu pandai merayu."
"Tapi, aku menyukai Tuan."
"Selera yang kau miliki sangat buruk. Kau tidak tahu siapa aku, tapi kau mengatakan bahwa kau menyukai diriku."
Xi Wei menatap sekeliling. Banyak sekali pengawal yang berlalu-lalang di penginapan dan sekitar kediaman Mayor Bajie.
"Kita sudah sampai. Kau ingin dimasukkan ke dalam penginapan dengan diam-diam atau secara terbuka?"
Ying Yue mengerutkan dahinya.
'Seberapa hebat orang ini?'
"Bagaimana kalau diam-diam? Semua pengawal yang ada di sini adalah pengawal yang ...."
Ying Yue belum selesai dengan kata-katanya, tapi Xi Wei sudah membawanya masuk ke dalam penginapan hanya dalam satu kedipan.
"Kau ...? Bagaimana bisa?"
Mata Ying Yue berbinar-binar.
Tudung yang menutup kepala dan sebagian wajah Xi Wei terbuka secara tidak sengaja karena dia terlalu kencang. Rambut putihnya tampak begitu eksotis di mata Ying Yue.
Ying Yue jadi yakin dengan perkataan seorang peramal yang tak sengaja dia temui.
"Tuan Putri!"
Seseorang berbisik keras dan buru-buru menghampiri Xi Wei dan Ying Yue.
"Qingqing!"
Qingqing namanya. Dia adalah pelayan pribadi Ying Yue.
"Tuan ini?"
Qingqing menatap Xi Wei. Dia terheran-heran bagaimana cara Xi Wei mengangkat Ying Yue dengan sebuah peti besar yang dibawanya.
'Tuan ini aneh. Bukankah itu akan merepotkan dirinya?'
"Dia yang sudah membantuku kembali ke sini. Pesankan satu kamar untuknya. Atas namaku saja."
"Tidak perlu. Aku akan memesannya sendiri atas namaku."
Xi Wei menurunkan Ying Yue dan berjalan ke administrasi.
"Penginapan ini disewa atas nama Kerajaan. Orang lain tidak akan bisa menyewa."
Xi Wei tidak mendengarkan perkataan Ying Yue.
"Aku ingin pesan satu kamar."
"Tidak b- Xi Wei!"
Pemilik penginapan terkejut.
"Kakak Senior ...."
Jing Caihong, pemilik penginapan sekaligus Kakak Senior Xi Wei dari Akademi Luqing.
"Lama tak berjumpa. Maaf berkunjung secara mendadak. Orang di belakang sana melibatkan diriku ke dalam masalahnya. Mohon bantuan Kakak Senior."
Caihong menepuk jidatnya pelan. Dia berbisik histeris kepada Xi Wei.
"Orang itu adalah Tuan Putri Agung dari Yongheng!"
"Aku tahu."
Xi Wei menjawab dengan biasa saja. Dia memasang tampang tidak berdosa sama sekali.
"Dan, kau terlibat masalah dengannya?"
"Dia yang melibatkan aku."
Ying Yue dan Qingqing mendekat ke arah Caihong dan Xi Wei.
"Mohon bantuannya, Tuan Jing. Aku yang melibatkan Tuan ini."
"Sudah Kakak Senior dengar sendiri, kan?"
Caihong menatap Xi Wei dan Ying Yue secara bergantian. Dia menghela napas dan menggelengkan kepala.
Ying Yue juga menatap ke arah Caihong dan Xi Wei bergantian.
"Tuan Jing dan Tuan ini saling kenal? Kakak Senior?"
"Benar, Tuan Putri. Saya adalah Kakak Senior dari Xi Wei."
Mata Ying Yue makin berbinar. Dia semakin percaya dengan kata peramal.
"Ternyata kau adalah Xi Wei?"
"Li Ying Yue!"
Terdengar amukan murka Zixuan dari luar. Namun Xi Wei terlihat santai. Dia melepas jubahnya dan memberikan kepada Caihong untuk disimpan.
"Sembunyikan benda ini."
Seumur hidup, baru kali itu Caihong melihat Xi Wei melepas jubah pemberian Chaguan saat pemuda berkulit sawo matang akan keluar dari Akademi.
"Tidak ingin kembali ke dalam kamarmu?"
Xi Wei memperingatkan Ying Yue dan hebatnya Sang Putri menuruti perkataannya.
"Qingqing, ayo kita kembali ke kamar sebelum Kakak Pertama masuk ke penginapan!"
"Tuan ini?"
"Dia punya caranya sendiri untuk lepas dari Kakak Pertama."
Xi Wei menyeringai manis dan melambaikan tangannya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 70 Episodes
Comments