"Karena aku sudah berjanji akan menyelematkan Qingqing untukmu, maka hal itu pasti akan kulakukan."
Xi Wei membuat Ying Yue menghela napas lega.
"Jika kamu memerlukan bantuan apa pun, Tuan Pendekar, aku pasti akan membantumu. Terima kasih karena sudah akan mengembalikan Qingqing kepadaku."
Xi Wei menganggukkan kepala.
"Tapi, kau harus ingat untuk tidak memperlakukan dia dengan buruk. Dia pasti tahu sikapmu kepada Qingqing. Hanya saja dia tak tahu beberapa hal soal kamu dan Qingqing. Kau ingat itu?"
Ying Yue menganggukkan kepalanya. Dia tentu saja tidak akan berbuat hal bodoh. Sang Putri ingin Qingqing kembali dengan selamat. Dia tidak akan menyia-nyiakan tawaran dan kepercayaan dari Xi Wei, tentu saja.
Sebenarnya, Ying Yue penasaran bagaimana cara Xi Wei menyadari kalau Qingqing palsu bukanlah Qingqing. Hanya beberapa orang yang tahu kalau Qingqing itu paling takut dengan yang namanya jarum. Daripada membuat sebuah kantong wewangian, Sang Gadis Pelayan lebih sering membelinya.
"Aku tahu kau ingin bertanya banyak hal kepadaku. Tapi, nanti malam saja. Aku akan membawamu keluar lagi daei penginapan. Jika orang itu menghalangi dirimu, ikat saja dia sampai kita kembali. Dia tidak akan bisa melaporkan kepergianmu pada Xiao Zixuan."
Ying Yue tersenyum penuh arti. Dia akan melakukannya sesuai dengan usulan dari Xi Wei.
"Tentu saja aku akan melakukannya. Dia saja berani menghalangi diriku, sebagai seseorang yang tidak menyukai Xiao Zixuan, aku akan mengikatnya jika dia bermacam-macam."
Xi Wei tersenyum dan mengedipkan sebelah matanya saat Qingqing mendekati mereka. Ying Yue tahu apa yang harus dilakukannya dan Sang Putri bersikap biasa saja. Namun dia terasa sedikit menghindar.
Xi Wei menggoda Qingqing palsu, menyuruhnya untuk ikut dalam latihannya dan Ying Yue.
"Kenapa kau ke sini? Apakah kau ingin ikut berlatih bersama kami?"
Tidak bisa dipungkiri bahwa Qi Wei merupakan orang yang sangat menyebalkan. Pemuda berkulit sawo matang bahkan bisa membuat semua orang marah dengan sikapnya yang tidak beraturan itu.
Qingqing palsu menolak dengan halus―dia itu sebenarnya seorang Assassin yang handal, Xi Wei tahu itu.
"Mana mungkin aku ikut latihan berat seperti ini. Bisa-bisa tubuhku terpotong-potong. Tuan ini pasti sedang bercanda."
Meski Qingqing palsu adalah seorang Assassin yang handal, tapi dia juga tidak bisa menembus Arena Tantangan yang dibuat oleh Xi Wei jika dia tidak mempelajari Ilmu Tenaga Dalam seperti Ying Yue.
"Jangan dengarkan pemuda bermulut banyak ini, Qingqing. Dia memang suka sekali membuat orang lain merasa tidak nyaman. Kau bukan orang pertama yang dibuat kesal olehnya."
Xi Wei menahan tawanya.
'Adik Kecil ini, jika dimainkan dalam sebuah opera peran yang dipegangnya pasti akan sangat bagus.'
Ying Yue menatap Xi Wei dengan tajam, seolah-olah tahu apa yang sedang dibatinkan oleh pemuda berkulit sawo matang. Xi Wei terdiam. Tak berapa lama kemudian, Sang Pemuda menyeringai lebar, menampakkan sederetan gigi-giginya yang putih.
"Berhenti menakut-nakuti kami!"
Ying Yue meninju bahu Xi Wei kuat. Sang Pemuda bergeming, sedangkan tangan Sang Putri seperti mengalami patah tulang.
"Aw! Keras sekali bahumu itu! Itu bahu atau batu sih?!"
Xi Wei menatap Ying Yue datar, kemudian mengangkat kedua bahunya. Dia sendiri pun tidak tahu dia itu tercipta dari apa. Para murid di Akademi paling menghindari dirinya jika kelas bertarung dimulai. Sang Pemuda tidak memiliki pilihan lain selain melawan Para Guru.
"Daripada kau mempermasalahkan itu, Adik Kecil ... lebih baik kita mulai berlatih lagi."
Ying Yue merasa kalau Xi Wei sedang meremehkan dan merendahkannya. Dia dengan berani menerima tantangan dari pemuda berkulit sawo matang.
"Ayo siapa takut!"
Xi Wei tersenyum. Dia senang dan mengapresiasi semangat Ying Yue. Sang Pemuda tentu saja bukan menantang saja, dia juga ingin mengerjai Sang Putri.
"Tentu saja ada tantangan lain. Kita akan bersama-sama melewati Arena Pertama. Bagaimana kalau mempertaruhkan nyawa?"
Ying Yue membelalakkan mata dan memelototi Xi Wei. Sang Putri merasa kalau saat itu dia memiliki masalah dengan indera pendengarannya―yang sebenarnya tidak ada. Sebelum dia sempat berkata-kata, Xi Wei lebih dulu menaruh telunjuknya di depan bibir Sang Putri, yang tentu saja langsung ditepis olehnya.
"Tolong dengarkan aku dulu. Tentu saja aku itu suka bermain-main terutama dengan nyawa sendiri. Tapi, aku tahu kau tidak akan melakukannya. Maka dari itu aku ingin kau mendengarkan semua arahan yang kuberikan dengan baik. Kau bisa melakukannya kan, Adik Kecil?"
Ying Yue tidak tahu apa motif tersembunyi dari Xi Wei. Namun dia percaya kalau pemuda berkulit sawo matang tidak akan menempatkan posisinya di dalam zona berbahaya.
"Baiklah, aku akan mendengar semua arahan yang kau berikan. Tapi, awas saja kalau kau berani menempatkan diriku dalam bahaya."
Qingqing palsu berpura-pura khawatir setelah mendengarnya. Sang Gadis Pelayan palsu bahkan membujuk Ying Yue untuk tidak melakukannya.
"Tuan Putri, jangan melakukan hal berbahaya seperti itu. Bagaimana kalau Tuan Putri terluka?"
Qingqing palsu menahan tangan Ying Yue. Itu merisihkan sekali karena Sang Putri tahu kalau Pelayan Pribadi-nya yang asli tidak akan pernah mencegahnya melakukan apa pun, bahkan itu jika berbahaya sekali pun. Mereka tumbuh besar bersama, tahu kekurangan dan kelebihan pribadi masing-masing.
Karena tidak tahan dengan kemunafikan Qingqing palsu, Ying Yue menepis tangan Sang Gadis Pelayan palsu―dengan lembut. Tentu saja beserta peringatan.
"Qingqing, tumben sekali kau melarang diriku berbuat sesuatu? Biasanya kau tak akan begini."
Qingqing palsu refleks menarik tangannya kembali dan terlihat terkejut. Dia juga menatap ke arah Xi Wei yang tersenyum. Dia bisa melihat Xi Wei berbisik kepadanya.
"Dia tidak tahu siapa kau. Tapi, akh tahu siapa kau. Jika kau berani bermacam-macam lagi, aku akan menjamin identitas yang kau miliki langsung ketahuan. Bagaimana?"
Qingqing palsu menatap ngeri ke arah Xi Wei. Karena Ying Yue juga sudah mencurigainya, dia jadi tidak memiliki pilihan lain selain mundur.
Ying Yue berbalik menatap Xi Wei, bersikap seolah-olah tidak tahu apa-apa dan merasa ada yang aneh dengan Qingqing.
"Jadi, bagaimana dengan latihan ini? Bersama-sama melewati, jika bertabrakan akan melukai keduanya. Kenapa Tuan yakin sekali jika kita harus melakukannya bersama?"
Xi Wei tidak menjawab pertanyaan Ying Yue. Dia langsung masuk ke Arena Tantangan tanpa aba-aba, membuat Ying Yue kesal setengah mati padanya.
"Hei! Kembali kau, Tuan! Kenapa kau tidak menungguku?!"
"Masuklah sekarang!"
Ying Yue menggembungkan pipi dengan kesal, tapi masih mendengar arahan Xi Wei.
Ying Yue masuk ke dalam Arena.
"Yang kau butuhkan sekarang adalah kecepatan. Coba tingkatkan kecepatan."
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 70 Episodes
Comments