Kereta kuda berhenti di sebuah tempat yang berdekatan dengan Akademi Luqing.
Ying Yue mengerutkan keningnya lantaran bingung.
'Akademi Luqing? Untuk apa Tuan Pendekar membawaku ke tempat ini? Dia tak berencana mengajariku di dalam Akademi, kan?'
"Tenang saja. Aku bukan ingin membawamu ke Akademi Luqing. Ikuti aku."
Xi Wei seolah-olah tahu apa yang sedang dipikirkan oleh Ying Yue. Pemuda berkulit sawo matang turun dari papan kereta dan segera berjalan. Dia tidak menunggu Sang Putri dan Pelayan Pribadi-nya.
Ying Yue hanya bisa memutar bola mata malas dan membatin kesal di dalam hati, menghadapi sikap tak sabaran Xi Wei yang sedikit keterlaluan.
"Keterlaluan sekali Tuan itu! Dia bahkan tidak menghormati keturunan keluarga Kerajaan seperti Tuan Putri Agung."
Ying Yue menatap tajam ke arah Qingqing. Meskipun Pelayan Pribadi-nya benar soal itu. Namun dia tak merasa kalau pemuda berkulit sawo matang salah berbuat demikian.
"Ayo segera kita susul!"
Ying Yue dan Qingqing turun dari kereta. Mereka berjalan menyusul Xi Wei dengan santai, tidak terburu-buru sembari menikmati pemandangan gunung daerah Yong Ge yang bak lukisan.
Xi Wei berhenti melangkah. Dia menunggu Ying Yue dan Qingqing yang berjalan dengan amat santai. Dia juga tidak memprotes mereka berdua karena dia tahu kalau semua adalah salahnya―dia yang berjalan terlalu cepat dan wanita selalu benar.
Ketika Ying Yue dan Qingqing sudah berada di sampingnya, Xi Wei melangkahkan kakinya kembali. Kali itu lebih lambat, seperti yang sudah-sudah.
'Rasanya malam kemarin Tuan Pendekar juga melakukannya. Apakah aku tidak keterlaluan mendiamkan dirinya seperti ini? Apa yang kamu pikirkan Li Ying Yue? Dia pantas mendapatkannya!'
Xi Wei berhenti di depan sebuah gerbang kayu kuno yang sisi-sisinya sudah ditumbuhi berbagai macam tanaman dan lumut.
Alangkah kagetnya Ying Yue dan Qingqing ketika melihat Xi Wei bisa menggunakan Ilmu Sihir. Pintu di hadapan mereka terbuka dengan sendirinya.
Xi Wei terlihat biasa saja. Namun tidak dengan Ying Yue dan Qingqing. Mereka memelototi pemuda berkulit sawo matang dengan wajah penuh tanda tanya.
'Dia membawa pedang, bisa menggunakan Ilmu Tenaga Dalam. Sekarang dia bahkan menunjukkan bahwa dia bisa menggunakan sihir?! Siapa dia?!'
Xi Wei membuka tudung jubah, menampakkan rambut putih yang selama ini dia tutupi. Bisa dibilang karena dia benci dengan warna rambutnya yang tidak normal. Apalagi manik matanya yang kata orang sangat indah. Dia benci segala ham tentang dirinya.
Xi Wei menatap ke arah Ying Yue dan Qingqing yang mematung.
Baru kali itu Qingqing melihat seseorang yang begitu unik dan aneh. Dia pun teringat dengan satu hal: Gosip aneh di kalangan masyarakat.
"Pendekar Abadi?"
Xi Wei tersenyum kepada Ying Yue dan Qingqing. Di balik senyuman itu, Sang Putri yakin kalau pemuda berkulit sawo matang menyimpan banyak misteri―bahkan itu tentang dirinya sendiri.
Ying Yue tentu saja pernah mendengar tentang 'Pendekar Abadi', dia mempercayai gosip yang beredar di masyarakat luas. Namun setelah melihatnya sendiri ... di satu sisi dia nyaman, di sisi lain dia takut. Entahlah ....
"Masuklah. Ini bukan perangkap. Aku tidak akan berani menculik dua orang dari Kerajaan."
Saat Ying Yue ingin melangkah maju, Qingqing langsung menahan lengannya. Sang Putri hanya bisa menatap bingung pada Pelayan Pribadi-nya.
"Apakah Tuan Putri ingin mempercayai perkataan Tuan ini?"
Ying Yue tentu mengerti maksud Qingqing. Namun dia mengambil resiko dengan mempercayai Xi Wei. Jika pemuda berkulit sawo matang ingin berbuat jahat, dia bisa saja melakukannya kepada Sang Putri dari kemarin malam. Tidak perlu repot-repot menunggu hingga sampai ke tempat seperti itu.
Ying Yue menggenggam tangan Qingqing.
"Aku percaya padanya. Dia juga sudah berjanji akan menikahiku."
Xi Wei tak ingin membuang waktu berlama-lama menunggu Ying Yue dan Pelayan Pribadi-nya. Dia membiarkan gerbang kuno itu terbuka lebar, juga sudah menyetelnya untuk menutup kembali jika Ying Yue dan Qingqing sudah masuk ke dalam.
"Karena Tuan Putri Agung percaya kepadanya, saya juga akan percaya kepadanya. Tapi, jika dia berani berbuat macam-macam, saya tidak segan akan menghajarnya!"
Ying Yue tertawa. Seumur hidupnya, memang hanya Qingqing yang akan menjadi orang yang paling mengerti dirinya setelah Mendiang Selir Li. Mereka itu tumbuh bersama.
Ying Yue dan Qingqing masuk ke dalam. Gerbang tertutup rapat dengan sendirinya setelahnya. Hal itu tidak membuat keduanya kaget karena mereka sudah tahu kalau Xi Wei 'merupakan seorang Shaman'.
Xi Wei menunggu di sebuah tempat mirip Arena Tantangan. Ying Yue dan Qingqing merasa takjub karena baru pertama kali melihat tempat seperti itu.
"Qingqing, silahkan lewat jalur itu untuk menonton, kecuali jika kau ingin memasuki tantangan Ilmu Tenaga Dalam bersama dengan Tuan Putri Agung-mu."
Qingqing memanyunkan bibirnya, tapi dia tetap mengikuti arahan Xi Wei. Sang Gadis Pelayan tentu saja tidak akan mengambil resiko kehilangan nyawa hanya karena ingin mempelajari Ilmu Tenaga Dalam di 'tempat ekstrem yang diciptakan oleh Xi Wei'.
Ying Yue tetap berada di posisinya. Dia tahu kalau Xi Wei membawanya ke sana untuk membantunya mendapatkan izin dari Kaisar.
"Li Ying Yue."
Xi Wei berkata dengan tegas, melepaskan segala status di antara mereka. Yang menghubungkan mereka di Arena Tantangan itu hanyalah status Pelatih-Yang Dilatih.
"Jika kau serius ingin mendapatkan petisi dari Kaisar, maka kau harus serius dalam latihan."
Ying Yue memejamkan mata dan menghembuskan napas perlahan. Saat dia membuka kembali kelopak matanya, Xi Wei bisa melihat tak ada lagi keraguan di dalam sana.
Xi Wei sedikit bangga dengan dirinya sendiri, juga dengan 'Calon Istrinya'. Baru kali itu pemuda berkulit sawo matang akan dan ingin melatih seseorang dengan serius.
Xi Wei mulai menjelaskan tantangan dalam Arena.
"Di dalam tantangan pertama ini, berisikan jurus-jurus yang akan dikeluarkan oleh Jenderal Wang."
Ying Yue mendengar dengan seksama. Dia tidak ingin melewatkan informasi apa pun yang disampaikan oleh Xi Wei.
Qingqing yang berada di jalur aman hanya bisa mendoakan kalau Tuan Putri Agung-nya akan baik-baik saja.
"Meskipun secara acak. Tapi jika kau bisa mempelajarinya secara keseluruhan, maka kau akan bisa mengalahkan dua orang sekaligus: Jenderal Wang dan Xiao Ziling."
Ying Yue menganggukkan kepalanya sebagai tanda bahwa dia mengerti. Dia menghembuskan napas perlahan. Dia menyemangati dirinya sendiri.
'Aku bisa melakukan hal ini. Aku bisa mengalahkan Jenderal Besar dan Kakak Ke-Tujuh! Jadi, aku harus semangat!'
Xi Wei tersenyum karena Ying Yue bukanlah tipe orang yang menyerah semudah itu.
"Kau siap, Li Ying Yue?"
Ying Yue menganggukkan kepalanya dengan penuh keyakinan dan kepercayaan diri.
"Kalau begitu, kita akan mulai sesi latihannya."
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 70 Episodes
Comments
Anya Forger
terbaik
2021-05-07
2