Ziling terkesan dengan kepekaan Wanqian. Namun Sang Jenderal tetaplah orang yang memiliki kekurangan. Kepekaannya memang tinggi, tapi untuk urusan politik negara dia sangat bodoh―itu karena dia adalah pekerja kasar di medan perang.
"Aku pernah mendengar kalau Jenderal memiliki seorang Adik Senior yang 'bagai hantu'. Aku penasaran. Maka dari itu, aku berkunjung ke tempat Jenderal dan ingin bertanya."
Wanqian tertawa, membuat Ziling kebingungan.
"Ternyata tebakan Adik Senior tidak pernah salah. Dia mengatakan kepadaku kalau Pangeran akan berkunjung dan bertanya!"
Ternyata, orang yang menerima pesan dari Gaohei peliharaan Xi Wei adalah Wanqian.
"Maksud Jenderal adalah ...?"
"Saya mengusulkan kepada Pangeran untuk mengamati Tuan Putri atas usulan dari Adik Senior. Dia juga sudah memperkirakan bahwa Pangeran akan menyetujui usulan saya. Yang menjaga Tuan Putri Agung sekarang adalah Adik Senior. Dia tidak berniat jahat dan dapat dipercaya."
Meski sudah mendapat keterangan dari Wanqian kalau Xi Wei adalah orang baik dan tidak akan bermacam-macam dengan Ying Yue, Ziling tetap merasa bahwa dia harus mewaspadai pemuda berkulit sawo matang. Dia juga belum pernah bertemu dengan Xi Wei. Jadi, sulit sekali untuk percaya.
"Soal kami memanggilnya hantu ...."
Ziling langsung menunjukkan ketertarikan terhadap julukan yang didapat oleh Xi Wei. Semua orang akan berlaku sama.
"Itu dikarenakan dia selalu menghilang saat kelas berlangsung. Tidak ada orang yang tahu kemana perginya dia. Bahkan Guru Besar Qing pun kesulitan mencarinya. Dia hanya akan hadir dan menampakkan diri pada kelas-kelas tertentu saja."
'Ternyata ada orang seperti itu! Tapi, bagaimana caranya dia menghilang tanpa ketahuan?'
Melihat raut wajah Ziling, Wanqian tahu kalau Sang Pangeran bertanya-tanya bagaimana cara Xi Wei melakukannya. Yang bahkan dia sendiri pun tidak tahu caranya.
Wanqian mengalihkan pembicaraan.
"Kaisar juga menyuruh saya untuk mengawasi gerak-gerik Putra Mahkota. Saya mendapatkan perkiraan itu lebih dulu dari Adik Senior."
Ziling berpikir selama sesaat.
'Bahkan rencana Ayahanda dia pun tahu dan memperkirakan dengan tepat. Kuil Suci Taiyang, apakah mereka menyimpan informasi tentang Adik Senior dari Jenderal Besar?'
"Jika Pangeran ingin mencari informasi tentangnya, saya sarankan jangan. Dia itu benar-benar adalah hantu. Data tentangnya di Akademi saja menghilang secara misterius ketika dia keluar dari Akademi."
Ziling menghela napas. Dia kecewa karena tidak bisa mengetahui informasi Xi Wei sama sekali.
Seseorang mengetuk ruang Wanqian.
"Jenderal, ada titah dari Kaisar untuk segera menghadap."
Ziling menatap ke arah Wanqian yang juga menatap balik ke arahnya.
Hari itu hampir tengah malam dan Kaisar menyuruh Sang Jenderal menghadap. Pastilah bukan titah sembarangan.
"Kalau begitu, aku pergi dulu."
Ziling memberi hormat dan menghilang di dalam jalur rahasia. Sedangkan Wanqian harus segera menghadap Kaisar. Sang Jenderal buru-buru menerima titah dan mengemas beberapa barang. Dia langsung pergi dari ruangan.
'Adik Senior, perkiraanmu benar lagi.'
***
Xi Wei membawa Ying Yue ke sebuah tempat terpencil yang tidak ada penghuninya sama sekali. Namun Ying Yue terlihat percaya dengan pemuda berkulit sawo matang dan tidak menanyakan perihal soal itu.
Xi Wei bersiul keras dan kawanan serigala datang mengerubungi tempat itu. Ada enam ekor. Ying Yue takut dengan kehadiran mereka, tapi mereka lebih bersikap defensif saat melihat Sang Putri.
"Jangan takut, dia adalah temanku."
Ekspresi kawanan serigala perlahan-lahan melunak, seolah-olah mengerti perkataan Xi Wei.
"Kau jangan bersikap ketakutan seperti itu. Mereka tidak akan menggigitmu. Ada aku di sini."
Xi Wei menatap Ying Yue yang berdiri di pojokan dan bersiap menangkis jika saja seekor serigala tiba-tiba melompat ke arahnya.
"Mendekatlah."
Ying Yue mendekat ke arah Xi Wei dengan takut-takut.
"Coba kau sentuh mereka."
"Eh?!"
Ying Yue menatap tidak percaya kepada Xi Wei. Melihat saja dia sudah ketakutan, apalagi disuruh memegang. Tentu saja dia tidak akan menyetujuinya.
"Tidak apa-apa."
Xi Wei menangkap pergelangan tangan Ying Yue dan mendekatkannya ke seekor serigala. Ying Yue ingin berteriak, tapi dia mengurungkan niatnya.
Walau serigala itu awalnya mengeram dan bersikap defensif saat telapak tangan Ying Yue menyentuh bulunya yang halus, sesaat kemudian dia menjadi paham kalau Sang Putri bukanlah ancaman bagi kawanan mereka.
Serigala itu menggosok bulu-bulu halusnya ke seluruh tubuh Ying Yue.
"Itu adalah cara mereka mengenali orang yang mereka percaya. Walau kau berendam di mata air terbaik sekali pun, mereka akan tetap bisa merasakannya. Serigala adalah salah satu makhluk yang paling setia."
Ying Yue mendengarkan penjelasan Xi Wei sambil memeluk dan mengelus bulu-bulu halus.
Xi Wei senang kalau Ying Yue bisa menerima dunianya yang 'unik dan aneh'.
"Kau sedang mengenalkanku pada duniamu kan, Tuan Pendekar?"
Ying Yue menyadari hal yang dilakukan oleh Xi Wei. Pemuda berkulit sawo matang pun tidak menghindari hal itu.
"Benar. Sebagai 'calon', aku ingin dia lebih mengenal duniaku. Bagaimana caraku hidup. Bagaimana pikiranku bekerja."
"Kenapa kau membiarkan diriku? Kau bisa saja menolakku jika kau mau."
"Dengan sikapmu yang seperti itu, apakah benar kau akan menyerah hanya karena sebuah penolakan?"
Ying Yue terkekeh manis.
"Benar juga. Aku tidak akan menyerah jika aku benar-benar menginginkan satu hal. Aku jatuh cinta pada pandangan pertama."
Xi Wei menggelengkan kepalanya.
"Kau tidak jatuh cinta pada pandangan pertama. Tapi, perasaan itu bisa dibentuk. Aku tidak bisa langsung menerima dirimu begitu saja. Masih ada hal yang harus ku kerjakan."
"Aku, Li Ying Yue, berjanji akan menunggu Xi Wei hingga dia selesai dan datang sendiri kepadaku. Saat itu, aku tidak akan pernah menikahi siapa pun dan tidak akan menerima perjodohan dengan siapa pun."
"Gadis bodoh. Kau masih terlalu muda."
"Memang muda. Tapi, aku percaya kalau perasaan kagum dan perasaan suka padamu tidak akan berubah."
"Kau harus berlatih mengalahkan Jenderal Wang terlebih dulu."
Xi Wei membuka secarik kertas coklat yang dilipat, berisikan daging kualitas baik yang selalu dia bawa untuk kawanan serigala sebagai camilan untuk mereka.
Ying Yue mendongak menatap langit malam yang terhias awan kelabu. Mendung.
"Walau aku berlatih, apakah aku bisa mengalahkan Jenderal Besar? Dia adalah Jenderal Tingkat Pertama. Jenderal yang bertugas langsung di sisi Kaisar. Apakah aku memiliki peluang?"
"Kau memiliki peluang untuk menahan hingga seratus lebih jurus yang dikeluarkan oleh Jenderal Wang."
"Bagaimana bisa? Walau aku memiliki kemampuan yang hebat, aku juga tetap seorang wanita."
Xi Wei tertawa.
"Adik Kecil ini ... jika kau tidak yakin bisa menahan seratus lebih jurus dari Jenderal Wang, maka menikahlah dengan Huang Luansha."
Ying Yue memelototi Xi Wei dengan tajam, membuat pemuda berkulit sawo matang tertawa makin keras. Yang pada akhirnya Sang Putri hanya bisa melemparkan tatapan kesalnya ke arah bebatuan keras yang tidak akan hancur walau ditatap setajam apa pun.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 70 Episodes
Comments
Anya Forger
novnovelnya kerenelnya keren
novelnya keren
novelnya kerennovelnya kerennovelnya kerennovelnya keren
2021-05-07
2