NovelToon NovelToon

Mysterious Shender

第一集 : Xi Wei

Chizi, daerah di bagian tenggara Negeri Yinying yang tempatnya berupa padang pasir, menyimpan banyak sekali misteri di dalamnya.

Seorang pemuda berkulit sawo matang berlari sekencang-kencangnya untuk melepaskan diri dari kejaran Ular Berbisa Raksasa di Chizi.

Xi Wei, seorang Pendekar yang namanya sedang naik daun di Negeri Yinying, menyeringai lebar dan berhenti. Dia berbalik dan menatap ke arah Ular Berbisa Raksasa yang tidak berhenti mengejarnya.

"Merepotkan sekali!"

Xi Wei mencabut pedang kembar yang selalu dibawanya dari sarungnya. Dia menahan serangan gigitan dari Sang Ular dengan pedang yang berada di tangan kirinya dan mengayunkan satu pedang yang masih bebas ke mata Sang Ular.

Ular Berbisa Raksasa refleks menutup mata. Ayunan pedang kembar Xi Wei tidak bisa menembus kulit tebal Sang Ular. Pemuda itu berdecak kesal, segera menarik tangan kanannya, mendorong dirinya sendiri dengan Ilmu Tenaga Dalam Kurong dan kembali berlari.

Ular Berbisa Raksasa mendelik tajam dan berdesis marah. Ia segera mengejar Xi Wei.

Kulit tebal Sang Ular tidak memungkinkan Xi Wei untuk melukainya. Salah satu cara untuk membunuh Ular Berbisa Raksasa di daerah Chizi adalah dengan menusuk matanya, menembus sampai ke dalam kepala. Atau, dengan cara yang lebih nekat: Masuk ke dalam tubuh Sang Ular dan menghunuskan pedang dari dalam.

Sang Ular menukik, berusaha untuk menangkap Xi Wei. Namun Xi Wei cerdas, dia langsung melompat ke atas kepala Ular.

Sang Ular menggoyangkan kepala hingga ekor, berharap Xi Wei terlempar dan ia akan menjadikan pemuda berkulit sawo matang itu sebagai makan malamnya.

Xi Wei berdecak kesal karena keseimbangannya goyah akibat gerakan liar dari Ular Berbisa Raksasa. Dengan menggunakan tenaga dalam, dia menghantam kepala Sang Ular dengan kakinya sekuat tenaga.

Kepala Ular Berbisa Raksasa masuk ke dalam pasir akibat hantaman keras dari Xi Wei.

Xi Wei tersenyum penuh kemenangan.

Namun hal yang dilakukan oleh pemuda berkulit sawo matang membuat Ular Berbisa Raksasa menjadi semakin marah.

Sang Ular melebarkan dua bagian yang mirip sayap. Bulu-bulu di bagian tersebut menegang, menandakan ia akan membunuh Xi Wei karena sudah berani mempermainkannya.

Xi Wei menggeleng pasrah.

'Seharusnya aku tidak membuatnya marah. Ular sialan ini, tidak marah saja sudah menyeramkan. Apalagi kalau dia marah seperti ini.'

Xi Wei melayang di udara dengan salah satu pedang tertancap di tanah sebagai tumpuan. Dia menghindari serangan Ular Berbisa Raksasa.

Sebagai seorang Pendekar yang mahir bermain pedang, entah bagaimana Xi Wei bisa mahir menggunakan Ilmu Tenaga Dalam.

Ilmu Pedang, Ilmu Tenaga Dalam, Ilmu Hitam, dan beragam jenis ilmu lainnya adalah ilmu-ilmu yang tidak dapat disatukan. Jika seseorang memiliki Ilmu Pedang, maka dia tidak akan bisa mempelajari ilmu lainnya. Kecuali jika aliran Chi di dalam tubuh tinggi. Itu pun paling tidak hanya bisa menahan dua ilmu.

Xi Wei adalah pengecualian. Entah kenapa dia bisa mempelajari berbagai ilmu tanpa mengenal aliran Chi.

Xi Wei mengalirkan tenaga dalamnya ke pedang.

'Aku tidak percaya kalau kau tidak akan mati dengan tenaga dalam! Walau kulitmu tebal.'

Pedang yang dialiri tenaga dalam bisa membelah gunung. Xi Wei tidak percaya kalau Ular Berbisa Raksasa tidak bisa dipotong menjadi dua bagian dengannya.

Fokus Xi Wei terbagi lantaran mendengar seseorang menjerit dan terjatuh dari kejauhan.

"Ah!"

'Sial, apa lagi itu?'

Perhatian Ular Berbisa Raksasa pun ikut teralihkan.

Sejauh Xi Wei memandang, dia bisa melihat bayang-bayang seorang pria tua berusia awal empat puluh tahunan terkejut dan terjungkal. Sepertinya pria itu baru pertama kali melihat Ular Berbisa Raksasa yang sangat terkenal di daerah Chizi.

Xi Wei berdecak kesal. Dia menganggap pria itu sebagai beban. Dia memang merupakan seorang Pendekar yang namanya sedang naik daun. Namun dia tidak berharap bisa menyelamatkan orang lain dalam situasi rumit yang sedang dia hadapi. Menyelamatkan diri sendiri saja sudah sulit.

'Merepotkan! Mengapa ada orang lemah berkeliaran di gurun pasir tanpa apa-apa seperti ini? Cari mati?'

"Sedang apa kau, Pak Tua?! Cari mati ya?! Cepat berdiri dan pergi dari sini!"

"Sshhh ... Cit!"

Ular Berbisa Raksasa mendesis keras, lalu mengejar Pria Tua yang masih terduduk mematung itu.

Xi Wei mencabut pedang yang tertancap ke tanah dan berlari menuju ke hadapan Sang Ular. Dia mengayunkan pedang untuk mengalihkan perhatian Sang Ular.

"Lawan yang sedang kau hadapi adalah aku!"

Namun perhatian Ular Berbisa Raksasa masih tertuju pada Pria Tua.

"Sialan! Kau hanya akan mengganggu! Cari tempat yang bagus untuk bersembunyi!"

Xi Wei melayang di udara dan menendang keras kepala Ular Berbisa Raksasa.

Setelah mengumpulkan kesadarannya, Pria Tua langsung berdiri dan berlari menuju ke belakang sebuah batu besar yang berwarna senada dengan pasir. Dia mengintip pertarungan Xi Wei dengan Sang Ular dari balik batu.

Kelakuan Xi Wei saat menghantam kepala Ular Berbisa Raksasa saja sudah membuatnya amat marah. Dia malah membuat makhluk itu semakin marah hanya untuk menyelamatkan seseorang.

"Aku ingin tahu, seberapa keras kulitmu."

Xi Wei menantang maut. Dia berputar bak tornado.

Ular Berbisa Raksasa menggigit angin. Ia mengejar Xi Wei yang membawanya menjauh dari posisi Pria Tua, membuatnya melupakan bahwa ada mangsa empuk yang bisa diincar.

Xi Wei berhenti saat Sang Ular tertinggal jauh di belakangnya. Dia memasang kuda-kuda dan mengukur jarak antara dirinya dan Sang Ular.

Setelah Xi Wei yakin, dia melemparkan pedang yang ada di tangan kanannya hingga benda tajam itu tertusuk tepat di mata Sang Ular.

"Sshhh ...!"

Ular Berbisa Raksasa meliuk-liuk, mendesis keras kesakitan.

Xi Wei berlari dan melompat ke atas kepala Ular Berbisa Raksasa. Dengan sekuat tenaga, dia mendorong pedang hingga menembus ke dalam kepala Sang Ular.

Saat Xi Wei mencabut pedangnya, Ular Berbisa Raksasa terjatuh ke atas pasir dan menciptakan suara "Bedebum!" yang keras. Darah berwarna hitam mengalir deras dari mata mayat Sang Ular yang tertusuk pedang.

Pria Tua yang tadi bersembunyi langsung keluar dari balik batu dan mendekati Xi Wei.

"Terima kasih atas pertolongan Pendekar. Entah siapa Orang Besar yang satu ini."

Xi Wei mengalihkan pandangannya ke arah Pria Tua.

Pria Tua langsung terjatuh terduduk kembali tatkala melihat manik mata Xi Wei. Tidak seperti seorang manusia. Manik mata Xi Wei sangatlah indah, mirip matahari yang bersinar cerah membakar gurun pasir dan seisinya.

"Aku hanya orang biasa yang lahir di daerah ini. Orang-orang memanggilku Xi Wei―yang memiliki arti cahaya matahari yang perlahan-lahan tampak saat fajar menyingsing. Jika tidak ada hal yang perlu dibicarakan, aku pamit undur diri."

第二集 : Auction Festival by the Guangming Organization

'Pada akhirnya, yang membunuh makhluk itu adalah cara klasik dari para Tetua. Seandainya jika Pria Tua tadi tidak muncul, aku tidak akan melewatkan kesempatan untuk menggunakan Ilmu Tenaga Dalam Kurong yang baru ku pelajari.'

Xi Wei terlihat sedikit kecewa dengan pencapaiannya dalam membunuh Ular Berbisa Raksasa. Dia gagal menunjukkan bahwa Sang Ular bisa dibunuh dengan cara lain, selain cara klasik dari para Tetua di wilayah Chizi.

'Setidaknya, aku mendapatkan satu bola matanya.'

Xi Wei bisa menukarkan bola mata utuh dari Ular Berbisa Raksasa Chizi di toko lelang barang-barang antik bagian-bagian tubuh makhluk langka. Biasanya, para Shaman akan membeli dengan harga tinggi.

Ular Berbisa Raksasa Chizi merupakan salah satu makhluk langka yang bagian tubuhnya diincar oleh para Shaman. Terutama kulit bak zirah Dewa dan bola mata yang berguna untuk ramuan ajaib.

Xi Wei mendatangi sebuah toko lelang. Kerumunan orang-orang membuatnya sulit untuk menerobos masuk ke dalam. Dengan sikap tak sabarannya, tentu saja dia tak akan menunggu sampai tempat itu sepi. Dia segera mencari tempat lelang lain.

Di tengah pencariannya, Xi Wei melihat ada kerumunan orang-orang yang tertarik akan sesuatu. Dia mendekatinya dan bertanya kepada seseorang di sana.

"Ada apa dengan tempat ini?"

Kemudian, Xi Wei menyadari kalau orang yang ditanya olehnya adalah Pria Tua yang tadi di gurun pasir.

"Oh, ini adalah Pendekar yang tadi, Pendekar Xi Wei."

Pria Tua membungkuk memberi hormat.

"Apa yang kau lakukan? Sangat tidak menyenangkan dipandang orang lain."

Xi Wei cepat-cepat menurunkan tangan Pria Tua.

"Di tempat ini ada kejadian istimewa seperti apa? Kenapa orang-orang ramai-ramai berkumpul?"

Pria Tua itu tertawa ringan.

"Ternyata, walau Tuan Pendekar adalah orang daerah Chizi, tapi tidak tahu ada Festival Lelang yang diadakan oleh organisasi terkenal. Organisasi Guangming selalu mengadakan Festival Lelang di tempat ini. Bahkan sudah tiga tahun lamanya!"

Xi Wei tidak mungkin melewatkan kesempatan berharga seperti itu. Apalagi kalau bola mata Ular Berbisa Raksasa Chizi bisa dijual dengan harga yang tidak main-main.

"Terima kasih atas informasinya, Pak Tua."

"Tidak masalah. Tuan Pendekar pasti ingin menjual sesuatu, apalagi setelah mengalahkan makhluk di gurun pasir tadi. Tuan Pendekar bisa pergi ke Tuan di sana untuk membicarakannya."

Pria Tua menunjuk ke arah seorang pemuda yang terlihat setahun atau dua tahun lebih tua dari Xi Wei.

"Sekali lagi terima kasih."

"Tuan Pendekar sudah menyelamatkan nyawa saya, saya hanya bisa memberikan beberapa informasi. Anggap saja kita impas."

Xi Wei menganggukkan kepala.

"Jika tidak ada yang ingin Tuan Pendekar tanyakan lagi, saya izin dulu. Festival Lelang akan dimulai sebentar lagi."

Xi Wei membungkukkan badan.

Setelah Pria Tua tak terlihat di antara ramainya orang-orang, Xi Wei mengikuti arahannya untuk mendekati pemuda itu dan berbicara padanya.

"Oh? Ada tamu rupanya."

Pemuda yang disebutkan oleh Pria Tua menyadari kehadiran Xi Wei dan langsung menyambutnya.

"Entah apa yang membawa Tuan ini kemari. Apakah Tuan Pendekar tertarik akan sesuatu?"

"Aku dengar tempat ini bisa membuka harga lelang karena sedang diadakan Festival Lelang. Kebetulan sekali aku memiliki satu benda berkualitas tinggi."

Pemuda itu terlihat tertarik dan Xi Wei tidak akan melewatkan kesempatan untuk menawarkan dengan harga tinggi.

"Jika saya boleh tahu, benda apa yang akan Tuan lelang di tempat kami?"

Xi Wei tersenyum.

"Saya akan melelang Bola Mata Ular Berbisa Raksasa dari gurun pasir Chizi."

Pemuda itu terlihat kaget.

"Sudah bertahun-tahun lamanya tidak ada yang bisa mengalahkan makhluk itu. Apakah saya boleh memastikan bahwa benda yang Tuan bawa adalah Bola Mata Ular Berbisa Raksasa?"

Xi Wei memperlihatkan isi kantongan yang dibawanya. Bola mata berwarna kuning kehijauan dengan garis hitam legam bersinar. Pemuda itu sampai tidak mempercayai penglihatannya.

"Ternyata memang Bola Mata Ular Berbisa Raksasa Chizi!"

Xi Wei hanya tersenyum. Belum sempat dia bertanya tentang harga, seseorang datang dan menginterupsi percakapan mereka.

"Maaf saya lancang, Tuan Muda. Orang-orang sudah tidak sabar dan ingin Festival Lelang-nya segera dibuka."

Wajah pemuda itu langsung berubah masam.

"Tunggu sebentar! Aku masih membicarakan harta karun yang dibawa oleh Tuan ini."

Bawahan dari pemuda itu menatap ke arah Xi Wei. Dia sedikit tercengang, sama seperti Pria Tua.

"Tuan ini bukankah adalah Pendekar dari Chizi? Tuan Pendekar Xi Wei."

"Xi Wei? Maksudmu adalah Tuan Pendekar yang mendapatkan julukan Pendekar Abadi itu?

"Tidak salah, Tuan Muda."

"Ternyata begitu, maaf saya tidak mengenali Tuan Pendekar."

"Maafkan kelancangan saya mengganggu pembicaraan kalian berdua. Saya akan menyuruh para tamu untuk bersabar."

"Pergilah."

"Kalau begitu saya pamit undur diri."

Bawahan membungkukkan badan kepada Tuan Muda-nya dan Xi Wei.

'Akhirnya pergi juga. Aku tidak ingin berlama-lama di tempat ramai ini.'

"Kalau begitu Pendekar Xi Wei ingin membuka dengan harga apa?"

'Ternyata dia peka juga. Baguslah.'

"Bagaimana dengan harga pasarnya? Ini kali pertamanya aku mengikuti lelang. Mohon Tuan memberikan petunjuk."

Tentu saja Xi Wei sedang berbohong. Dia tahu harga pasar dari Bola Mata Ular Berbisa Raksasa. Namun dia ingin mengetahui apakah orang di hadapannya akan berbohong demi keuntungan atau tidak.

"Harga dari Bola Mata Ular Berbisa Raksasa Chizi di pasaran saat ini adalah dua ratus tael emas. Tapi, jika dilelang, Tuan bisa membuka harga hingga tiga ratus tael emas."

Sang Pemuda tak berbohong ternyata. Memang segitulah harga pasarnya.

'Sampai tiga ratus tael emas ya? Aku berani menjamin paling tinggi hanyalah dua ratus lima puluh tael emas.'

"Bagaimana dengan pembagiannya?"

"Kami mengambil tak sampai setengah dari keuntungan penjualan. Hal itu tergantung dari hasil proses lelang."

Xi Wei tersenyum.

"Baiklah. Aku akan melelang barang ini di tempatmu."

"Sepakat."

Xi Wei menyerahkan kantongan yang berisi Bola Mata Ular Berbisa Raksasa Chizi pada Sang Pemuda.

'Organisasi Guangming adalah organisasi yang dikelola oleh Marquis Tianyun dari Keluarga Lu yang gelarnya diberikan langsung oleh Kaisar. Marquis Tianyun memiliki dua orang anak dan keduanya adalah laki-laki. Anak pertama pergi ke medan perang dan memenangkan banyak penghargaan karena keberaniannya. Orang ini pastilah Tuan Muda Bungsu Lu.'

"Jika tidak salah, kau adalah Tuan Muda Bungsu Lu. Bukankah begitu?"

"Saya tersanjung ternyata Tuan Pendekar mengetahui identitas saya. Benar, saya adalah putra bungsu dari Keluarga Lu."

Xi Wei memperhatikan setiap gerak-gerik Tuan Muda Bungsu Lu, sangat lembut dan penuh wibawa.

'Daripada menjadi seorang yang mengurus pelelangan, dia lebih cocok menjadi seorang Cendekiawan.'

第三集 : Giant Snake's Eyeball Up for a Fantastic Price

Dari tempat yang cukup jauh, Xi Wei mengamati keadaan. Bola Mata Ular Berbisa Raksasa Chizi pastilah ditempatkan di urutan kesekian paling akhir dan selama itu, pemuda berkulit sawo matang harus menunggu.

'Hebat sekali, bahkan Menteri Perdagangan dari Ibukota Yongheng bisa datang ke Festival Lelang ini. Organisasi Guangming bukanlah organisasi biasa.'

Xi Wei memperhatikan seorang pria berumur empat puluh tahunan yang dikenali sebagai Menteri Perdagangan. Dia tentu saja tahu Menteri Perdagangan ditempatkan di Festival Lelang Organisasi Guangming atas perintah Kaisar.

Xi Wei mengalihkan pandangannya ke arah lain.

'Oh? Bahkan Biro Pengawas Jiangshui juga ada di sini. Orang itu pastilah Fu Cha Maobo.'

Xi Wei tahu banyak akan dunia politik. Bahkan dia mengenali Kepala Biro Pengawas Jiangshui, Pengawas Maobo.

'Sepertinya Festival Lelang ini akan menjadi semakin menarik.'

Meskipun Xi Wei tidak terlalu tertarik dengan orang-orang yang ada di dalam Festival Lelang Organisasi Guangming, tapi dia tak bisa mengabaikan kejadian yang akan terjadi di tempat itu.

Xi Wei melelangkan Bola Mata Ular Berbisa Raksasa Chizi yang akan diincar oleh semua kalangan. Dia akan menggunakan kesempatan itu untuk mencari koneksi.

Belum lagi Xi Wei adalah murid dari seorang Pendiri Akademi yang paling terkenal di Negeri Yinying, Akademi Luqing. Qing Chaguan.

"Baiklah, maaf atas keterlambatannya para hadirin sekalian. Sekarang, Festival Lelang dari Organisasi Guangming resmi dibuka!"

Tepuk tangan bersorak-sorai dari orang-orang yang hadir di sana. Xi Wei hanya melipat kedua tangannya di depan dada dan berharap keramaian itu segera memudar. Pemuda berkulit sawo matang sangat tidak menyukai keramaian.

"Sebelum membuka harga untuk lelang, di sini saya telah memiliki tujuh barang berharga."

Orang-orang langsung berbisik-bisik.

"Kenapa sedikit sekali?"

"Iya, ya? Kenapa sedikit sekali? Tahun lalu mereka bahkan sampai melelang dua belas barang berharga!"

Xi Wei yang mendengarnya hanya bisa menggelengkan kepala.

'Mereka kira mendapatkan lalu melelang barang berharga itu mudah?'

Xi Wei merasa ada seseorang yang berusaha mendekatinya dan pemuda tersebut saat itu berdiri tepat di sebelahnya.

Xi Wei tidak menggubris kehadiran pemuda asing itu.

"Oh, orang ini bukannya Kakak Senior Xi Wei dari Akademi Luqing?"

Xi Wei sudah biasa menghadapi orang-orang yang sok kenal dengannya. Padahal saat di Akademi pun dia tak pernah menampakkan dirinya di kelas ataupun tempat pelatihan.

Xi Wei mengabaikan sapaan tak langsung itu. Dia tak ingin banyak berbasa-basi dengan orang-orang.

"Tabiat Kakak Senior sama seperti yang disebutkan oleh Para Guru di Akademi."

Mata Xi Wei masih tertuju lurus ke depan, telinganya difokuskan hanya untuk mendengar Putra Bungsu Keluarga Lu mengoceh tentang barang-barang yang akan dilelangkan. Namun tidak ada Bola Mata Ular Berbisa Raksasa yang ingin dilelangkannya di dalam daftar.

'Mereka ingin menaruh barangku di deretan rahasia atau mereka ingin memiliki barangku tanpa harus dilelangkan dan aku dirugikan?'

Xi Wei tak akan tinggal diam jika orang-orang dari Organisasi Guangming berani mengelabuinya.

Namun Xi Wei tahu, dengan tabiat Tuan Muda Bungsu Lu, dia tak akan berani tidak melelangkan benda berharga milik orang lain. Entah kenapa pemuda berkulit sawo matang yakin kalau Putra Bungsu Keluarga Lu adalah orang yang jujur. Padahal mereka baru saja bertemu satu kali.

Mungkin karena insting Xi Wei tajam.

"Hah ... sulit sekali berkomunikasi dengan Kakak Senior."

Xi Wei merasa kalau orang di sebelahnya sangatlah ribut. Dia langsung mengambil inisiatif untuk pindah ke tempat lain saja.

Sial sekali, orang itu masih setia mengikutinya.

"Apa yang kau inginkan, sialan?"

Xi Wei menatap dingin ke arah pemuda yang mengikutinya dan terus-menerus memanggilnya Kakak Senior. Pemuda berkulit sawo matang bahkan tidak tahu siapa gerangan orang yang mengaku-ngaku sebagai Adik Senior-nya dari Akademi Luqing itu.

"Adik melihat Kakak Senior bertarung dengan Ular Berbisa Raksasa Chizi di gurun pasir tadi."

Xi Wei tidak menggubris perkataannya.

"Kakak Senior terlihat sangat keren!"

"Lalu?"

'Berhentilah mengatakan sesuatu yang menyebalkan, yang dapat membuatku marah dan mematahkan lehermu ...!'

"Adik adalah Bai Zhong. Hari ini baru saja lulus dan keluar dari Akademi Luqing. Saat perjalanan tak sengaja melihat Kakak Senior bertarung. Selalu menjadikan Kakak Senior panutan."

"Apanya yang panutan? Aku bahkan tak tahu siapa kau. Kau juga baru pertama kali melihatku."

Pemuda yang bernama Zhong itu tertawa.

"Adik mengenal Kakak Senior dari para Guru. Menurut Adik, Kakak Senior bisa dijadikan panutan."

Xi Wei menatap Zhong dan menggelengkan kepalanya.

'Pemikirannya dangkal sekali.'

Zhong tersenyum.

"Maaf mengganggu Kakak Senior kalau begitu. Kakak Senior pasti ingin menjual bola mata dari Ular Berbisa Raksasa Chizi yang tadinya dikalahkan."

Xi Wei hanya berharap kalau Zhong cepat pergi dari hadapannya sebelum dia benar-benar mematahkan lehernya.

Akhirnya, Zhong pun menjauh dari Xi Wei. Untung saja pemuda itu mengerti.

'Akhirnya pergi juga.'

Xi Wei dengan malas menunggu jalannya pelelangan.

Orang-orang juga membeli barang-barang yang mereka anggap berharga.

Xi Wei tahu, beberapa dari barang itu adalah barang palsu yang laku di pasaran. Misalkan saja: Kitab Ilmu Mengendalikan Api. Teknik kultivasi macam itu bukanlah teknik mudah, yang hanya dengan mempelajari sebuah kitab bisa langsung menguasai―meski hanya dasarnya saja.

"Tunggu sebentar! Jangan anggap bahwa Festival ini telah selesai! Sebenarnya saya dari tadi menyimpan sebuah harta karun yang sangat berharga."

'Akhirnya tiba juga.'

Xi Wei terlihat senang karena Putra Bungsu Keluarga Lu akhirnya mengatakan sederetan kalimat itu.

Putra Bungsu Keluarga Lu mengeluarkan Bola Mata Ular Berbisa Raksasa Chizi dari dalam kantongan yang diserahkan oleh Xi Wei.

Kerumunan seketika langsung menjadi ribut.

"Bukankah itu?"

"Itu Bola Mata Ular Berbisa Raksasa yang hanya bisa ditemui di daerah Chizi!"

"Sungguh barang langka!"

Xi Wei menghela napas. Dia bisa saja membunuh seratus Ular Berbisa Raksasa di daerah Chizi jika dia mau. Sayang sekali populasi ular itu menurun sehingga tak bisa diburu seenaknya.

"Tenang dulu! Sekarang saya akan membuka harga."

Putra Bungsu Keluarga Lu melirik ke arah Xi Wei. Pemuda berkulit sawo matang terlihat santai.

"Saya akan buka harga dari dua ratus tael emas."

Kerumunan terdiam. Ada yang berbisik.

"Mahal sekali."

"Iya, mahal sekali."

Kemudian, ada orang yang menyela.

"Tentu saja mahal. Namanya juga barang langka."

Putra Bungsu Keluarga Lu melirik ke sana-sini.

"Yakin tidak ada yang ingin membeli?"

Masih hening.

"Saya akan membeli dengan harga dua ratus sepuluh tael emas."

Menteri Perdagangan mengajukan diri untuk membeli Bola Mata Ular Berbisa Raksasa Chizi. Tentu saja dia tertarik.

"Hanya dua ratus sepuluh tael emas, saya akan membeli dengan harga dua ratus lima puluh tael emas!"

Pengawas Maobo mengajukan diri untuk membeli dengan harga fantastis, maksimal yang diperkirakan oleh Xi Wei.

"Untuk saya saja. Saya akan membeli dengan harga tiga ratus lima puluh tael emas."

Kerumunan langsung menatap ke arah orang yang menyebutkan harga. Termasuk Xi Wei.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!