"Untuk apa kau membawa diriku ke atas sini, Tuan?!"
Sang Gadis yang disebut Tuan Putri Agung itu menatap heran ke arah Xi Wei.
'Ya, setidaknya dia tidak meninggalkan diriku seorang diri di atas sini.'
Xi Wei menatap sekeliling. Dia bisa melihat beberapa pasukan berlari-larian dan mencari Tuan Putri Agung di seluruh tempat.
"Kenapa kau ingin menghindari mereka?"
Mendengar pertanyaan Xi Wei, Tuan Putri Agung menggembungkan pipi. Dia terlihat sangat sebal.
"Ayahanda ingin menjodohkan diriku dengan seseorang dari Chizi. Aku tidak setuju. Jadi, aku memutuskan untuk merepotkan mereka. Siapa suruh mereka terus membujuk hal yang tak kuinginkan."
"Usiamu juga sudah sepantasnya untuk menikah."
Tuan Putri Agung menjadi semakin sebal lantaran Xi Wei tidak membela sama sekali. Pemuda berkulit sawo matang terlihat tidak peduli.
"Tunggu, bagaimana kau tahu usiaku sudah pantas untuk menikah?"
"Kau itu seorang Tuan Putri―berdasarkan apa yang aku dengar dari mereka. Biasanya, mereka akan menikah di umur mereka yang ke-enam belas tahun. Itu bukan rahasia."
Tuan Putri Agung menatap Xi Wei dengan heran.
'Apakah dia tidak tertarik? Mengapa dia terlihat sangat santai ketika berada di dekatku? Dia tidak tertarik dengan aku yang cantik ini?'
"Singkirkan pikiran bahwa aku akan menyukaimu. Aku itu salah satu orang yang tidak punya hati."
Tuan Putri Agung malah menjadi penasaran dan tertarik dengan perkataan Xi Wei. Dia akan membuktikan bahwa pemuda berkulit sawo matang bisa tertarik padanya.
"Mereka sudah pergi."
Xi Wei menatap sekelilingnya. Ketika dirasa sudah aman, dia menurunkan Tuan Putri Agung. Tanpa basa-basi, dia langsung pergi dari hadapan Sang Putri.
"Tunggu sebentar!"
Tuan Putri Agung malah mengejar Xi Wei.
"Apa?"
Xi Wei terlihat sangat cuek. Bahkan menatap ke arah Tuan Putri Agung saja tidak.
"Perkenalkan aku Ying Yue dari Yongheng. Tidak tahu siapa namamu, Tuan?"
'Yongheng? Ibukota? Mereka seharusnya lebih menjaga Tuan Putri Agung mereka. Sungguh merepotkan sekali berada di sebelah keturunan Kerajaan.'
Xi Wei mengabaikan Ying Yue.
"Tunggu! Berani sekali kau mengabaikanku!"
Xi Wei langsung berlalu. Dia memang dingin, apalagi dengan orang yang baru dikenal―yang ingin mengenalnya. Dia tidak percaya dengan orang lain.
Ying Yue menghalangi jalan Xi Wei.
"Minggir tidak?"
Ying Yue menggelengkan kepalanya dan terlihat yakin kalau dia tidak ingin menyingkir dari posisinya.
"Merepotkan sekali."
Xi Wei mengangkat Ying Yue seperti mengangkat sebuah karung beras.
"Ah! Apa yang kau lakukan?!"
Ying Yue meronta. Xi Wei hanya tersenyum tipis.
"Aku akan membuat Negeri Yinying gempar, bagaimana? Seseorang misterius berhasil menculik Tuan Putri Agung dari Yongheng."
"Ide yang bagus!"
Ying Yue berhenti meronta. Dia malah menyetujui ide Xi Wei.
Xi Wei tentu saja langsung menurunkannya.
"Tidak jadi. Aku tidak ingin menambah masalah hidup dengan menculik orang yang tidak berguna bagiku."
"Tidak berguna bagimu? Aku ini Tuan Putri Agung dari Yongheng!"
"Lalu? Kenapa jika kau adalah Tuan Putri Agung dari Yongheng? Apa gunanya kau bagiku?"
"Aku memiliki istana dan aku kaya."
Xi Wei tertawa keras hingga membuat Ying Yue bingung dengan sikapnya.
"Ironis sekali ... memangnya kenapa kalau kau kaya? Aku juga tidak mengincar harta kekayaan. Kau tidak bisa memberikan apa yang aku inginkan."
Xi Wei pergi dari hadapan Ying Yue.
"Kenapa kau tidak tertarik? Lebih penting lagi, siapa kamu?"
Ying Yue tidak menyerah dan terus mengekori Xi Wei.
Xi Wei merasa kalau dia bagai induk yang sedang menjaga anak ayamnya. Dia menatap Ying Yue dengan tatapan dingin menusuk. Namun Sang Putri tidak takut dan malah menatap balik dengan polosnya.
"Kau tidak perlu tahu."
Saat itu, Xi Wei dan Ying Yue tertangkap basah oleh para pengawal yang diutus untuk menjaga Tuan Putri Agung mereka.
"Tuan Putri Agung!"
Ying Yue langsung panik seketika. Dia menatap Xi Wei dengan tatapan memelas, seolah-olah mengatakan kepada pemuda berkulit sawo matang untuk membantunya meloloskan diri dari kejaran para pengawalnya.
'Kenapa aku harus terjebak dalam situasi rumit ini? Merepotkan sekali!'
Xi Wei menarik napas dalam-dalam dan membuangnya perlahan. Dia mengangkat Ying Yue.
"Berpegangan dengan erat. Aku tidak akan bertanggung jawab jika kau sampai jatuh dan tertangkap oleh mereka."
"Tuan Putri Agung!"
"Jangan bawa Tuan Putri Agung kami!"
"Tuan Putri Agung! Kaisar akan sangat marah jika dia mengetahui hal ini!"
Ying Yue tidak peduli dengan apa yang dikatakan oleh pengawalnya. Fokusnya ditujukan untuk Xi Wei yang sedang membantunya melepaskan diri dari kejaran pengawal.
'Ternyata ada pria seunik ini. Gerakannya juga sangat cepat ... pastilah orang ini terdaftar dalam nama-nama Pendekar di Kuil Suci Taiyang. Aku akan mengunjungi Kuil itu nanti, jika orang ini tidak ingin menjawab pertanyaanku tentang siapa dia.'
Ying Yue juga baru menyadari kalau manik mata Xi Wei berbeda dari yang lain.
'Mata yang indah, bagai kilauan mentari.'
"Sudahkah Tuan Putri Agung mengagumi diriku?"
Ying Yue langsung melempar pandangan ke arah lain. Wajahnya merona merah.
'Padahal dia tidak melihat ke arahku sama sekali. Pria menyebalkan!'
"Kau tinggal di penginapan mana?"
Xi Wei berhenti di sebuah gang kecil. Karena hari sudah malam, tempat itu menjadi remang-remang. Hanya ada cahaya lilin redup yang bersumber dari tiap-tiap rumah penduduk. Namun pemuda berkulit sawo matang bisa melihat dengan jelas.
"Aku tinggal di sebuah penginapan dekat kediaman Mayor Bajie, kediaman Walikota Chizi. Kalau kau ingin membawaku kembali ke kediaman, lakukan secara tersembunyi."
"Apa imbalanku?"
Ying Yue berpikir sesaat.
"Aku akan menyuruh pelayan pribadiku menyediakan sebuah kamar untukmu di penginapan, bagaimana?"
'Gelar Tuan Putri Agung tidak sia-sia diberikan kepadanya. Orang yang bijaksana.'
"Kita sudah sepakat kalau begitu."
Xi Wei bisa mendengar suara halus dan lembut seseorang berjalan.
'Bahaya sekali. Aku sampai lupa kalau yang menyeret diriku ke dalam masalah adalah seorang Tuan Putri Agung. Tentu saja Kaisar tidak akan membiarkan orang ini pergi tanpa persiapan. Beliau sudah tahu kalau Tuan Putri Agung-nya akan membuat masalah.'
"Kenapa diam saja?"
"Diamlah. Ada seseorang yang sedang mencarimu."
"Tapi, tidak ada suara di sini."
Xi Wei mendengar dengan seksama. Suara itu cukup jauh dan dia mendapatkan waktu yang cukup untuk kabur.
Xi Wei bergerak maju. Dia tahu akan ketahuan.
"Di sana! Mereka ada di sana, Pangeran!"
"Pangeran Zixuan?"
'Xiao Zixuan? Seorang Pangeran? Ternyata keturunan Kerajaan bisa menjadi salah satu Ahli Silat hebat yang terdaftar dalam Kuil Suci Taiyang. Kukira mereka hanya mementingkan politik dan perang―dengan strategi licik atau adu fisik mereka saja.'
Xi Wei berhenti di atap rumah penduduk. Lagi.
"Kenapa berhenti? Kau ingin tertangkap oleh mereka?"
"Merepotkan. Kenapa aku harus terjebak ke dalam masalahmu? Bagaimana kalau aku menyerahkan dirimu kepada mereka saja?"
"Jangan! Pangeran Zixuan itu Kakak Pertama-ku. Dia bisa menghukum diriku kalau sampai aku tertangkap!"
Zixuan sudah sampai di belakang Xi Wei dan Ying Yue.
"Kembalikan Adikku!"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 70 Episodes
Comments