I Got Reincarnated As An Extra Character In My Own Novel
Tahun Suci 1297, Bulan Kedua.
Kota Athen, Kota Utama Wilayah Margrave Artrez, Kerajaan Vetra.
"Ugh," lirihku kesakitan saat terbaring di tempat tidur.
Setelah aku melihat dengan jelas karena mataku terbuka dengan lebar, aku melihat langit-langit yang tidak kukenal.
Dimana aku?
Hm?
Ketika aku bangkit dari posisi tidurku, aku melihat kamar berdinding putih yang berdesain klasik seperti abad pertengahan.
Tidak ada orang, kah?
Mari mengingat kembali tentang ingatanku terakhir kalinya.
Seingatku, setelah semalaman aku menyelesaikan skrip novelku yang telah memasuki tenggat waktu, aku menghadiri sebuah acara penulisan karya. Kemudian, aku pulang menggunakan mobilku dan memarkirkannya di garasi.
Setelah aku memasuki pintu, aku menaiki tangga dan ingatanku berakhir disitu.
Apakah aku terjatuh dari tangga?
I—itu benar-benar mati konyol bila aku meninggal karena terjatuh dari tangga. Kupikir, aku benar-benar kelelahan secara fisik dan mental.
Aku cukup menyesal karena hanya dapat menyelesaikan 3 volume novelku...
Yah, mari hadapi situasi saat ini.
Namun, ingatan siapa ini?
Aku mengingat pelatihan berpedang dan sihir yang belum pernah kulakukan sebelumnya. Aku ingat menjalaninya dengan guru berotot seperti tentara dan seorang wanita berjubah penyihir seperti yang sering kulihat di televisi.
Saat aku melihat tubuhku, aku menemukan diriku berada di dalam anak berusia sekitar 8 tahun, mungkin?
Hmm, aku ingin melihat bagaimana wajahku.
Namun, jika melihat meja di samping tempat tidurku, aku melihat ada lonceng berwarna emas diatasnya.
Apakah itu digunakan untuk memanggil pelayan?
Oh, apakah aku berada di dalam anak dari orang yang cukup berada?
Cih, aku membenci bocah manja.
Mari keluar dari kamar ini!
Kemudian, aku turun dari tempat tidurku dengan sedikit kesakitan dan menuju pintu. Saat aku membukanya, di samping pintu terdapat 1 pelayan berambut coklat panjang dengan wajah yang cukup imut dan 1 orang seperti ksatria yang memiliki fisik bugar beruban seperti komandan perang.
"Eh?!" ujar pelayan terkejut.
"Tu—Tuan Muda?!" ujar ksatria itu terkejut.
"Hm? Apa?" tanyaku heran.
Jika tidak salah menurut ingatan bocah ini, pelayan itu merupakan pelayan pribadi bocah ini yang bernama Scilla dan ksatria itu merupakan guru berpedangku yang bernama Etole.
"Tuan Muda!" kata Etole lalu memelukku dengan armor full platenya yang membuatku kesakitan.
"Ugh, sakit," kataku lirih.
"Ah—um, maaf," ujar Etole menyesal dengan mengeluarkan beberapa tetes air mata saat melepaskan pelukannya.
"Mengapa kamu menangis?" tanyaku heran.
"Ah, um, tidak apa-apa. Saya hanya senang Anda telah terbangun," balas Etole dengan tersenyum.
"N—namun, mengapa Anda tidak memanggil kami menggunakan lonceng, Tuan Muda?" tanya Scilla gelisah.
"Hm? Aku masih agak bingung," balasku.
Ya, mari mengikuti kebiasaan pendiam bocah ini menurut ingatan yang ada di kepalaku terlebih dahulu. Aku tidak ingin dianggap seperti orang yang berbeda dan dicurigai oleh orang lain.
"A—apakah Anda masih sakit? Mohon untuk beristirahat terlebih dahulu," ujar Scilla gelisah.
"Ah, um, maaf," balasku menyesal.
"Jika begitu, saya akan memanggil Tuan dan Nyonya terlebih dahulu. Mohon izinkan saya untuk memanggilnya," ujar Etole.
"Ah, baik," balasku.
"Terima kasih, Tuan Muda," balas Etole lalu menunduk dan pergi dengan langkah cepat.
Hm?
Jangan berlarian di lorong! Bukankah kamu sudah tua?!
Yah, terserah. Mari masuk kamar kembali.
Aku memasuki ruangan kembali dengan Scilla dan duduk di tempat tidurku lagi.
"Um, apakah Anda merasakan sesuatu yang aneh?" tanya Scilla dengan sedikit takut.
Bukankah sifat bocah ini pendiam? Baik, mari menjadi orang polos untuk saat ini.
"Ya, aku baik-baik saja meskipun aku sedikit merasakan pusing," balasku dengan tersenyum.
"J—jika begitu, saya harap Anda untuk tidur terlebih dahulu," timpal Scilla gelisah dengan tatapan memohon.
"Baik, terima kasih, Scilla," kataku dengan tersenyum lalu berbaring.
"Sudah berapa lama aku tidak sadarkan diri?" tanyaku penasaran.
"Sudah sekitar 5 hari, Tuan Muda," balas Scilla sedikit sedih.
"Um... maaf," ujarku menyesal.
"Selama Tuan Muda baik-baik saja, saya merasa senang," balas Scilla dengan tersenyum.
BRAK!
Pintu terbuka dengan keras lalu Etole bersama seorang pria muda tampan berambut pirang yang memakai seragam militer seperti jenderal perang dan wanita muda cantik berambut perak panjang dikepang yang mengenakan gaun memasuki ruangan dengan terburu-buru.
Apakah mereka ayah dan ibuku?
Jika begitu, harap pelan saat memasuki ruangan karena anakmu sedang sakit!
"Vex, apakah kau sudah bangun?!" tanya ibu gelisah saat mendekatiku.
Jika aku masih tidur, ibu tidak akan menuju kemari, tahu?
"Apakah kau baik-baik saja?!" tanya ayah gelisah di belakang ibu.
Jika aku baik-baik saja, aku tidak akan berbaring di tempat tidur, ayah!
Jangan bertanya tentang hal yang sudah jelas!
"Ah, um. Maafkan saya, ayah, ibu," ujarku menyesal dengan menunduk.
Ya, aku menyesal karena mengingat diriku yang dengan sombong menantang Etole pertandingan berpedang. Setelah itu, aku terjatuh dan kepalaku terbentur.
Kemudian, ibu memelukku dengan menitikkan air mata, lalu berkata, "Tidak apa-apa selama kamu aman."
Aku sedikit bersyukur karena memiliki keluarga yang harmonis dan orang tua yang baik di dunia ini.
Namun, ada hal yang mengangguku. Bukankah ibu memanggilku Vex?
Aku seperti mengingat sesuatu.
"Um, ayah, ibu. Saya minta maaf karena mungkin melupakan beberapa hal. Namun untuk mengoreksinya, apakah kami merupakan Keluarga Artrez?" tanyaku dengan sedikit takut saat dipeluk oleh ibuku.
Kemudian, ibuku melepaskan pelukanku, dan berkata dengan khawatir, "Itu benar, apakah kamu sedikit melupakan ingatanmu?"
"Um, tidak, Bu. Saya hanya bermaksud memeriksanya," ujarku dengan tersenyum.
"Begitu, tolong beristirahat sampai kamu merasa baik," pinta ibu dengan tatapan memohon.
"Baik, Bu," balasku.
"Jika kamu memiliki masalah, harap mengandalkan Scilla. Dan jika kamu butuh sesuatu, ayah akan berada di kantor untuk hari ini," ujar ayah khawatir.
"Jaga dirimu baik-baik, Sayangku," ujar ibu dengan memelukku lalu melepaskanku.
"Terima kasih, ayah, ibu," ujarku tersenyum.
"Ya," ujar ayah dan ibu serentak tersenyum lalu meninggalkan ruangan ditemani Etole untuk berjaga di luar.
Meskipun aku terlihat sedang tersenyum dan tenang, hatiku berguncang hebat.
Bukankah Vex von Artrez adalah salah satu karakter figuran di novelku, World Fantasy?!
Jika aku memiliki ingatan sejak aku kecil, bukankah itu berarti aku bereinkarnasi ke dunia ini?!
Namun, mengapa novelku sendiri?!
Kuh.
"Um, Scilla. Bolehkah aku meminta waktu sendiri untuk sementara? Aku ingin beristirahat karena kepalaku terasa sedikit pusing," kataku dengan tatapan memohon pada Scilla.
"Baik, Tuan Muda. Jika Anda membutuhkan saya, harap panggil dengan lonceng," ujar Scilla serius.
"Ya," balasku.
Setelah itu, Scilla menunduk lalu keluar ruangan.
Mari ambil suatu kertas atau apapun yang dapat digunakan untuk menulis.
Saat aku membuka laci di samping tempat tidurku, aku terkejut.
Me—mengapa hanya ada perkamen?!
Tidak enak!
Kuh, lain kali bila aku menjadi seorang penulis, aku akan membuat cerita dimana kertas menjadi bahan tulis yang utama!
Kemudian, aku menuliskan cerita menurut apa yang terjadi di novelku dengan bahasa yang hanya aku yang tahu.
Setelah memasuki Akademi pada umur 11 tahun di ibukota, aku akan memasuki arc pertama ceritaku yaitu kisah romansa protagonis dan belajar tentang berbagai hal. Protagonis, Pangeran Pertama Kerajaan ini, akan bertemu dengan beberapa Heroine dan menjadi dekat dengan mereka, meskipun Protagonis sudah memiliki tunangan, yaitu Putri Duke Terra.
Yah, aku menulis ini karena tidak peduli dengan kisah cinta mereka dan lebih berfokus pada pengembangan karakter pribadinya.
Oh, novelku tidak berfokus pada romansa. Ini merupakan novel yang berbasis petualangan setelah kejadian tertentu.
Ya, bila kisah ini berjalan tanpa hambatan hingga sebelum upacara kelulusan kami, akan terjadi pembunuhan terhadap Yang Mulia Raja yang menyebabkan Kerajaan Vetra memulai peperangan antar ras karena kecurigaan dan hasutan para bangsawan.
Meskipun Protagonis akan berperang dengan mereka, nantinya dia akan membuat negara netral dimana tiap ras dapat berdamai dan tentram.
Namun!
Volume ketiga dan skrip awal volume keempat yang telah kutulis hanya sampai pada pelarian Protagonis dan Heroinenya karena takut pada ancaman dan hasutan para bangsawan.
Jadi, aku tidak tahu bagaimana cerita yang akan terjadi.
Gut.
Kemudian, aku tanpa sengaja melihat bayangan diriku yang terpantul dari kaca jendela kamarku meskipun itu hanya terlihat samar. Itu terlihat seperti seorang anak tampan yang memiliki rambut pirang yang rapi dan memiliki mata berwarna merah.
Jika dilihat, aku merupakan karakter figuran yang berada di kelas yang sama dengan para pemeran dan hanya bergabung dengan percakapan untuk berbicara "Ya" dan "Baik."
Ya, aku hanya merupakan pemanis dan korban bagi tingkah laku Protagonis.
Aku, Vex von Artrez, merupakan putra tunggal sekaligus pewaris dari Margrave Artrez yang memiliki wilayah di barat Kerajaan Vetra. House of Artrez memiliki peran untuk membendung ancaman dari para monster dari Hutan Monster, suku bar-bar yang berada di barat laut kerajaan, serta Kekaisaran Dormus yang berada di barat hingga barat daya Kerajaan Vetra.
Jadi, rumah ini hanya berfokus pada militer baik itu pertempuran interpersonal maupun pertempuran dengan monster. Singkatnya, militer kami adalah yang terbaik diantara para bangsawan Kerajaan Vetra.
Kami hampir tidak memiliki pengaruh apapun di dalam politik kerajaan sehingga aku menjadi karakter "yes-man" di dalam novel.
Aku tidak memiliki saudara karena ibuku yang mandul setelah melahirkanku. Ayah juga tidak menikahi wanita lain atau selir karena sangat menyayangi ibuku. Karenanya, kedua orang tuaku sangat menyayangiku.
Yah, aku mengambil setting seperti itu karena Vex merupakan karakter yang tidak penting di dalam novelku.
"Apa yang harus aku lakukan?" ujarku bertanya-tanya saat aku selesai menulis.
"Jika aku mengikuti ini, apakah aku harus merubah alurnya?" tambahku dengan sedikit rumit.
"Terserah, mari jalankan skrip apa adanya dan sesuaikan bila itu tidak sesuai dengan apa yang kuinginkan," ujarku dengan tersenyum bahagia.
Ya, ini merupakan harapan terbesar bagi penulis untuk menjalani apa yang dituliskan olehnya.
Baik, mari jalani hidup sebagai Vex dan lakukan apapun yang kuinginkan.
...----------------...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 55 Episodes
Comments
Bagus + / Jelek -
-
2023-05-08
0
kidauz
mantapp 👍🏻👍🏻👍🏻
2022-11-04
0
Fixcy Xi
masih dipantau
2021-07-21
1