Tahun Suci 1300, Bulan Kedua.
Gerbang Barat, Tembok Terluar Ibukota Kerajaan Vetra, Coastal.
"Tuan, Nyonya, tembok Ibukota Kerajaan Vetra, Coastal, telah terlihat," ujar ksatria dari luar gerbong.
"Baik," ujar Bats yang duduk di depanku.
Sudah 23 hari semenjak aku meninggalkan Kota Horus. Saat aku berangkat bersama dengan rombongan Count Selvia, aku melihat bahwa para pelancong dan pedagang yang mengikuti kami telah berkurang menjadi kurang dari seperempat dari sebelumnya.
Bukankah kalian tidak dapat tinggal di satu kota melebihi satu malam, Para Pelancong?!
Kalian menghemat uang untuk biaya perjalanan, bukan?!
Rasakan!
"Jika begitu, saya akan kembali ke kereta kuda saya terlebih dahulu, Paman, Bibi, Clark," ujarku.
"Ah, baik," balas Bats.
"Mari bertemu lagi saat ujian masuk, Vex!" balas Clark penuh semangat.
"Hati-hati!" balas Letia riang.
"Baik, terima kasih," ujarku lalu bangkit dan turun dari gerbong kereta kuda Count Selvia.
Hmm, matahari terlihat akan terbenam.
"Silakan, Tuan Muda," ujar Kevin saat membuka pintu kereta kudaku.
"Terima kasih," balasku saat menaikinya.
Kemudian, aku membuka jendela gerbong kereta kudaku. Terlihat bahwa ada antrian pelancong dari golongan pedagang dan rakyat jelata.
Gerbang Tembok Kota Coastal terbagi menjadi tiga gerbang di tiap gerbang utama yang berada di sisi selatan, timur, barat, dan utara tembok.
Tiga tembok itu memiliki peruntukan yang sangat berbeda yang digunakan khusus untuk para bangsawan, pelancong dari kalangan rakyat jelata dan petualang, serta para pedagang sekaligus dimaksudkan untuk pemeriksaan kargo mereka.
Rombonganku berbaris di depan rombongan count dan memasuki kota terlebih dahulu karena posisiku yang lebih tinggi dibandingkan dengan mereka.
Sebenarnya, selama 20 hari perjalanan ini, aku lebih sering menghabiskan waktu berada di dalam gerbong milik count karena ajakan Clark. Aku juga merasa tidak nyaman bila tidak berkumpul dengan mereka.
Tapi!
Akhirnya, aku dapat terbebas dari gerbong yang menyakitkan itu!
Yah, sejujurnya, gerbongku memiliki peredaman getaran yang lebih baik dibandingkan dengan milik count.
Setelah menunggu cukup lama, akhirnya rombonganku memasuki ibukota saat matahari telah terbenam. Kami meneruskan perjalanan menuju mansion yang berada di Distrik Bangsawan.
Saat aku tiba di Mansion Margrave Artrez, hari telah menjadi malam. Aku turun dari gerbong dan memasuki mansion, lalu membersihkan diri dan menyantap makan malamku.
Keesokan paginya setelah mandi dan menyelesaikan sarapanku, aku berkata pada Mine yang berjaga di sudut ruang makan, "Mine, aku akan menyusuri ibukota hari ini. Tidak perlu pengawal."
"Ta—tapi..." balas Mine khawatir.
"Tidak apa-apa. Lagipula, aku akan menyamar karena ingin menikmati kota ini," timpalku menenangkannya.
"Jika Anda berkata seperti itu... baik, saya akan berbicara dengan Kevin," balas Mine dengan rumit.
"Jadi, aku pergi dulu," ujarku saat bangkit.
"Harap berhati-hati, Tuan Muda," balas Mine khawatir.
"Oke. Terima kasih, Mine!" ujarku riang saat pergi meninggalkan ruangan.
Setelah keluar dari mansion dengan menggunakan baju petualang yang terlihat tidak terlalu mahal, aku menuju sudut gang gelap diantara kediaman bangsawan dan merapal, "Stealth: Eliminate Presence, Stealth: Magic Cloak, Non-elemental Magic: Body Strengthening."
Aku melompat ke atap dan berlari menuju bangunan besar Guild Petualang yang kutemukan saat melintasi jalan utama ibukota kemarin.
Nah, ibukota juga merupakan kota tanpa tidur seperti Kota Athen sehingga penerangan pada malam hari cukup baik. Meskipun beberapa distrik seperti distrik kumuh dan beberapa blok distrik kelas bawah gelap gulita.
Setelah aku tiba di atap bangunan yang berlokasi di depan Guild Petualang, aku merapal, "Search: Find Object — Daywalker Vampire, Katharina."
Muncul sebuah tanda berwarna biru di radar sihirku dan menunjukkan dia berada di dalam Guild Petualang.
Ayo masuk.
Aku melompat turun di sebuah gang dan membatalkan semua sihirku. Kemudian, aku keluar dari gang dan menuju ke arah guild.
Saat aku membuka pintu kayu Guild Petualang, terlihat keadaan guild yang ramai seperti di Kota Athen.
Ketika aku melangkah masuk,
"Cih, bocah," ujar seorang petualang pria seperti berandalan yang duduk dengan kaki di atas meja.
"Anak bau kencur," ujar petualang lain di dekatnya.
"Ah, mangsa baru," ujar seorang wanita petualang yang menggunakan pakaian terbuka dengan menjilat bibirnya.
"Lemah," ujar beberapa petualang di dalam guild.
Benar!
Seperti ini karakter figuran yang seharusnya!
Aku melangkahkan kakiku menuju para vampir yang terlihat seperti manusia itu dengan langkah kaki yang gemetar.
"U—um..." ujarku berpura-pura ketakutan saat memanggil mereka.
"Hah?! Apa ya—eh?!" ujar Cody saat menoleh padaku terkejut.
Kemudian, aku memberikan tanda pada mereka dengan mengedipkan salah satu mataku untuk meneruskan akting ini.
"Ah, dia mengganggu anak baru yang ganas," ujar seorang petualang pria dengan kasihan.
"Tamat riwayatnya," ujar pria yang duduk dengan kaki di atas meja.
"Apakah dia pesuruh mereka?" ujar seorang wanita petualang pendeta mengerutkan kening.
"Aku menjadi kasihan dengannya," ujar wanita petualang dengan pakaian terbuka.
"Aku ingin melihat mereka memukulnya," ujar seorang pria petualang paruh baya.
Hm?
Apa yang sebenarnya telah kalian lakukan?
Nah, tidak apa-apa.
Kemudian, seolah paham dengan maksudku, Harry mengangkat kerahku dan berkata, "Apa yang kau inginkan, bocah?!"
Hm?
Berapa umurmu yang sebenarnya jika kau memanggilku bocah?
"Ti—tidak," balasku ketakutan.
Lalu, Harry menarik kerahku dan menyeretku keluar guild dan menuju ke gang belakang dengan diperhatikan para petualang lainnya.
"Ah, dia akan mati," ujar seorang petualang.
"Kasihan," ujar beberapa petualang lainnya.
Setelah kerahku diseret hingga gang belakang sebuah gedung, Harry melepaskan kerahku dan berkata dengan menyesal, "Maaf."
"Hah?! Ini yang benar, kau tahu?!" ujarku bersemangat yang membuat mereka semua mengerutkan kening.
"Dimana vampir lainnya? Aku melihat kalian telah berkurang satu ekor," ujarku heran.
"Jane, kah? Dia menjaga barang kami di penginapan. Dan kami bukanlah monster, kau tahu?" balas Cody mengerutkan kening.
"Oh. Jadi, apakah kalian sudah mengambil permintaan?" tanyaku memastikan.
"Belum, semua misi tingkat rendah hingga peringkat D sangat mudah bagi kami," jawab Claire bangga dengan membusungkan dadanya.
Begitukah?
Aku jadi ingin melihat kemampuan kalian.
"Nah, ayo ikut denganku. Space-time Magic: Warp Gate," ujarku.
"Um... kemana?" tanya Lucia penasaran.
"Ikut saja," balasku dengan tersenyum.
"Baik..." ujar Katharina menyerah.
Kami memasuki Warp Gate dan tiba di daerah perbukitan yang terletak di dekat retakan Dragon Vein.
Oh, retakan Dragon Vein sangatlah panjang. Tempat ini dan tempat radiasi nuklir berada mungkin berjarak sekitar 500 km.
"Um... dimana ini?" tanya Claire gelisah.
"Apakah kalian benar-benar menepati janji kalian?" tanyaku kembali memastikan.
"I—itu benar!" ujar Harry panik.
Aku tersenyum dan merapalkan mantra dengan ide yang telah kurevisi, "Seal Magic: Contract — Agreement."
Ya, mantra ini tidak membutuhkan darah.
Seketika, seluruh tubuh kami memancarkan cahaya ringan dengan sekejap dan kembali seperti biasanya.
"Eh?" ujar semua vampir terkejut.
"Um, apa ini?" tanya Katharina penasaran.
"Kontrak," ujarku tersenyum.
"Um, mengapa membutuhkan kontrak?" tanta Lucia heran.
"Tentu saja, agar kalian menepati janji kalian karena aku akan melatih kalian," ujarku bahagia.
"Eh? Latihan?" ujar Harry heran.
"Um, sebenarnya, dimana ini?" tanya Cody penasaran.
"Hah?! Tentu saja, tempat ini adalah sarang Wyvern!" ujarku berteriak bahagia dengan merentangkan tanganku.
"Eh?!" ujar semua vampir itu terkejut.
Seketika, di belakangku muncul Wyvern yang terbang ke arahku dengan membuka mulutnya.
GRAAAOOO!
"E—e—e—e?!" teriak Lucia hingga shock.
"La—lari!" teriak Cody panik dan berlari pergi.
"Selamatkan hidupmu!" ujar Harry panik dan berlari pergi diikuti oleh semua orang.
Ketika Wyvern mendekat, aku sedikit menggeser tubuhku agar dia langsung terbang menuju ke arah vampir yang sedang berlari.
"Gyaaaaaa! Tolong, toloong!" teriak Lucia saat berlari sembari menangis.
"Aku masih ingin hiduup!" teriak Cody saat berlari dengan ingus yang keluar.
"Ak—aku ingin hiduup!" teriak Katharina saat berlari dengan panik.
"Claire! Gunakan sihir untuk menyerangnya!" teriak Harry panik saat berlari.
"Kuh, Dark Magic: Dark Bullet!" ujar Claire merapal mantra untuk menembakkan sihir ke arah Wyvern.
"Ah, Anti Magic: Magic Jammer," ujarku merapalkan mantra dengan cepat pada daerah ini.
"Eh?! Sihirku tidak keluaaar!" ujar Claire terkejut dan belari semakin cepat.
"Siaaal!" teriak Cody saat berlari semakin cepat.
Kemudian, aku mendekatkan tanganku ke mulutku dan berteriak, "Ah, Hutan ini juga merupakan sarang Manticore!"
"Haaahh?!" teriak semua orang panik.
GRAAAOOORR!
Sesaat setelahnya, muncul kawanan singa berwajah manusia dengan ekor ular yang berjumlah 20 ekor dari balik pepohonan dan mengejar para vampir.
"Gyaaaaaa!" teriak semua orang panik dan menambah kecepatan.
Meskipun True Vampire itu sendiri merupakan iblis peringkat A+, para Daywalker itu mungkin hanya berperingkat B atau B+.
Nah, siapa yang menyangka mereka akan dikejar 3 Wyvern berperingkat S- dan 20 ekor Manticore berperingkat A?
Nah, abaikan mereka untuk saat ini. Aku ingin sedikit bereksperimen.
Aku mengeluarkan pedang Orichalcumku dari penyimpanan dimensi dan berlari menuju Wyvern yang sedang tertidur pulas di atas perbukitan.
Aku menyusuri bukit berbatu dengan cepat dan melompat ke arah Wyvern di puncak bukit.
Saat aku berjarak sekitar 5 meter darinya, dia terbangun dengan terkejut karena pedang yang terhunus ke arahnya dan berkata, "Gyao?" dengan wajah bodoh.
CRASH!
Cih, aku merasa mengiris tahu.
Kemudian, aku memasukkan kepala dan tubuh Wyvern ini ke dalam penyimpanan dimensi.
Nah, saatnya percobaan kedua.
"Stealth: Assassinate," ujarku merapal mantra pada pedang.
Hmm, tidak ada Wyvern lain yang berada di bukit.
Nah, mari mengurangi satu Wyvern yang sedang mengejar para vampir.
Bukan berarti aku kasihan pada mereka, oke?!
"Space-time Magic: Warp Gate," ujarku merapal mantra dan memasukinya.
Kemudian, aku keluar di langit yang berada tepat di atas leher salah satu Wyvern pengejar itu.
CRASH!
Kuh, kepalanya terjatuh.
"Kyaaaaaaa!" teriak para wanita vampir ketakutan saat pelariannya terhadang kepala Wyvern yang terjatuh.
"Ke—kepala?!" ujar Cody terkejut.
"Siaaal!" teriak Harry dan memotong kepala Wyvern itu dengan pedangnya.
Hm?
Pedangmu hanya pedang besi, bukan?
KRAK!
"Eh?!" ujar Harry terkejut karena pedangnya patah saat menebas kepala Wyvern.
Benar, bukan?
"Berbelok!" teriak Claire panik dan segera berlari karena hampir terkejar Manticore.
"Siaaaal!" teriak semua vampir saat terkejar.
Aku menggapai tubuh Wyvern yang lehernya terpotong dan mendarat dengan bantalan tubuhnya di atas perbukitan.
Nah, mari melihat latihan mereka lebih lama.
Setelah menunggu selama dua jam mereka berlatih, mereka akhirnya dapat terbebas dari Manticore dengan menaiki perbukitan dan Wyvern yang pergi karena bosan mengejar mereka.
"Hah... hah..." ujar para vampir dan jatuh tersungkur kelelahan di dekatku dengan mata kosong.
"Space-time Magic: Rewind," ujarku merapal mantra dan mengembalikan kondisi tubuh mereka.
"Eh?!" teriak para vampir.
"Ada apa?" tanyaku heran.
"Te—terima kasih!" teriak Lucia dan Claire dengan mata menangis bahagia karena disembuhkan.
"Terima kasih banyak!" teriak Harry dan Cody serempak.
"T—terima kasih, White!" teriak Katharina dengan menangis bahagia.
"Nah, ayo menuju pelatihan kedua kalian. Space-time Magic: Warp Gate," ujarku dengan tersenyum.
"Eh?!" kata semua vampir terkejut dengan ekspresi tersudut di ujung dunia.
"Jangan khawatir, ini hanya pelatihan bercocok tanam," ujarku dengan tersenyum.
"Be—benarkah?!" teriak Claire berharap.
"Itu benar, ayo masuk," ujarku dengan tersenyum.
Kemudian, para vampir memasuki Warp Gate terlebih dahulu disusul olehku. Setelah memasukinya, terlihat pemandangan hutan yang cukup gelap karena memiliki daun yang sangat lebat dan menolak cahaya matahari.
"Di—dimana ini?" ujar Katharina ketakutan.
"Hm? Hutan Treant," balasku heran.
"Eh?!" teriak para vampir terkejut.
"Nah, serangan cabang pohon datang ke arah kalian, tahu?" ujarku mengingatkan.
"E—e—e—e!" teriak Lucia ketakutan.
"Ku! Fire Magic: Firewall!" teriak Harry merapal mantra.
"Ah, Anti Magic: Magic Jammer," ujarku merapal mantra.
"Si—sihirku tidak keluaaar!" teriak Harry panik.
"La—lariiii!" teriak Claire lalu semua vampir berlari menghindari serangan ratusan cabang pohon Treant.
Aku mengeluarkan pedang Orichalcumku dan menebas serangan yang datang ke arahku.
"Oi, kalian akan pulang ketika berhasil menebang 5 pohon Treant!" teriakku riang.
"Haaaahh?!" teriak para vampir saat berlari.
"Oh, dan juga, di hutan ini terdapat Ancient Treant!" teriakku riang.
"Sialaaaan!" teriak semua vampir saat berlari dengan panik.
Pada akhirnya, mereka tidak berhasil menebang satupun pohon Treant.
Yah, lagipula, Treant sendiri adalah monster peringkat B+ dan berjumlah ribuan di hutan ini. Juga, Ancient Treant merupakan monster kelas S.
Mungkin aku berharap terlalu banyak pada mereka.
Kuh.
Mari tingkatkan pelatihan mereka hingga ujian masuk nanti.
...----------------...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 55 Episodes
Comments
Akaki tsunayoshi
thor lu ngambil refrensi mc dari cid-sama kah? hampir mirip Soalnya
2021-06-05
1
Alter-Ruu
its not a training its a torture
2021-05-17
2
M A
Lanjut thor
2021-04-18
1