Tahun Suci 1299, Bulan Kelima.
Kastil Artrez, Kota Athen, Wilayah Margrave Artrez.
Sudah hampir setahun sejak aku memenggal kepala kaisar saat aku mengendap-endap ke dalam Istana Kekaisaran Dormus.
Saat ini, aku telah berusia 10 tahun dan dalam 3 tahun lagi, aku akan menginjak usia dewasa.
Sekitar setengah tahun lagi, aku juga akan memasuki Akademi. Ini merupakan acara yang sangat kutunggu-tunggu karena akan memasuki cerita utama novelku yang berada di pertengahan jilid pertamanya.
Bagus!
Namun, jika kamu memikirkan tentang dunia fantasi, itu pasti merupakan Guild Petualang, bukan?
Saat ini, aku sedang berjalan menuju kantor ayahku untuk meminta surat rekomendasi karena jika kamu melakukan pendaftaran saat berusia 10 tahun, kamu memerlukan surat rekomendasi dari suatu orang yang mampu atau berada untuk menjadi wali.
Yah, jika ayah menolaknya, aku akan menggunakan wajah sedihku untuk membujuknya.
Setelah berjalan selama beberapa saat, terlihat 2 ksatria yang berdiri di depan pintu kantor ayah seperti biasanya ketika aku mendekat.
"Apakah ayah sedang sibuk?" tanyaku memastikan.
"Harap tunggu sebentar, Tuan Muda," balas salah satu ksatria itu dan memasuki ruangan.
Setelah beberapa saat, ksatria tersebut keluar dan berkata, "Silakan, Tuan Muda," lalu membuka pintu untukku.
"Terima kasih," balasku dan memasuki kantor.
Ayah tetap sibuk seperti biasanya, bukan?
Aku bahkan melihat tumpukan perkamen yang lebih tinggi daripada biasanya. Nah, karena ketebalan perkamen yang lebih dari kertas modern, mungkin pekerjaan ayah tidak sebanyak itu.
Tapi tetap saja, itu terlihat sangat melelahkan.
"Halo, Vex! Apa yang terjadi denganmu?" tanya Roxes dari balik tumpukan perkamen dengan riang.
"Ayah, apakah saya diperbolehkan untuk mendaftar ke Guild Petualang?" tanyaku balik dengan memohon.
Setelah aku mengatakan itu, ayah menuju ke arahku dengan melompati tumpukan perkamen itu lalu bertanya dengan ekspresi wajah sedih, "Mengapa?"
Mengapa kamu sampai melompat?
Itu tidak sopan, ayah.
Lihat, bahkan para pejabat di ruangan ini mengerutkan kening karena perilakumu.
"Um... yah... saya hanya ingin melihat keadaan sekitar..." balasku bingung.
"Begitu, baik. Sudah kuputuskan, Vex! Aku akan menemanimu!" balas Roxes bersemangat.
Hm?
Kamu ingin melarikan diri dari pekerjaanmu, bukan?
"Eh? Tidak, Tuan!" timpal seorang pejabat berteriak.
"Kami berada dalam masalah bila Anda menghilang!" protes pejabat wanita lain.
"Bahkan, Anda memiliki pertemuan yang harus Anda hadiri hari ini, Tuan!" protes seorang pejabat laki-laki.
"Ku! Aku lelah, kau tahu?!" protes Roxes kesal.
"Kami bahkan lebih lelah daripada Anda, Tuan!" balas hampir semua pejabat kesal dengan berteriak.
"Sial..." timpal Roxes lalu dengan lesu kembali ke meja dengan tumpukan perkamen.
Kemudian, ayah kembali dengan membawa secarik perkamen dan menyerahkannya padaku sembari berkata dengan lesu, "Ini, Vex."
Asik!
"Terima kasih, ayah!" balasku senang.
"Namun, ajak Anna jika kamu akan mendaftar," timpal Roxes seolah tidak menerima penolakan.
"Eh?! Tidak!" balasku panik.
"Hm? Mengapa?" tanya Roxes heran.
"Saya bukan seorang anak kecil lagi, ayah!" balasku dengan keras.
"Eh? Tidak. Jika tidak, tidak boleh," balas Roxes serius.
"Ku..." balasku lesu.
"Saya mohon undur diri..." ujarku lesu dan menunduk lalu pergi.
"Baik, semoga beruntung!" balas Roxes riang lalu kembali menuju mejanya dengan lesu.
...----------------...
Tahun Suci 1299, Bulan Kelima.
Jalan Utama Kota Athen, Distrik Kelas Atas Kota Athen.
"Ibu... mohon lepaskan..." protesku dengan lesu karena lenganku telah dirangkul sepanjang perjalanan.
"Eehh?!" balas Anna seolah akan menangis.
"Kuh..." timpalku dengan membiarkannya.
Ya, aku malu karena kami telah dilihat banyak orang yang telah melewati kami.
Saat mereka melihat lenganku telah dirangkul oleh ibu, hampir setiap orang memandang kami dengan tatapan hangat.
Sial, aku sangat malu!
Kuh...
Keesokan hari setelah menerima rekomendasi dari ayah, aku mengajak ibuku untuk pergi ke Guild Petualang dengan tujuan untuk melakukan pendaftaran dan melakukan misi tingkat rendah.
Sebenarnya, ibu menyarankan kami untuk menggunakan kereta kuda, namun aku menolaknya karena aku ingin menikmati Kota Athen di pagi hari saat orang mulai beraktivitas.
Kami ditemani oleh pengawalku seperti biasanya, yaitu Mine, Reeves, dan Kevin. Namun, aku juga melihat beberapa warga sipil dengan gelagat seperti tentara seperti biasanya sepanjang perjalanan.
Ku!
Yah, tidak mungkin membiarkan anak dan istri Margrave keluar tanpa penjagaan.
Sekitar satu jam perjalanan dengan berjalan kaki setelah keluar dari distrik kelas atas, kami menemukan bangunan megah dengan lambang 2 pedang yang bersilangan di atasnya.
Ya, itu adalah Guild Petualang.
Salah satu organisasi netral yang tidak mempermasalahkan ras apapun selain dari Guild Pedagang.
Nah, Kerajaan Vetra tidak membatasi ras lain untuk memasuki kerajaan ini. Namun, di beberapa wilayah, terjadi diskriminasi rasial terhadap mereka.
Di Kota Athen ini, hampir tidak ada diskriminasi karena wilayah kami yang dekat dengan Hutan Monster, sehingga mengharuskan kami bekerja sama untuk mempertahankannya.
Bahkan, aku memiliki beberapa pegawai beastman dan dwarf yang tinggal di Distrik Kelas Bawah dan Distrik Sipil Kota Athen.
Yah, aku tidak tahu apa yang terjadi dengan kota dan desa lain yang berada dalam wilayah administrasi kami.
Kemudian, kami memasuki Guild Petualang dengan keadaan lenganku yang masih dirangkul oleh ibu.
Saat memasukinya, terlihat sebuah aula dengan konter dan bar di sudut aula. Aku juga melihat 5 barisan yang sangat panjang di hampir setiap konter resepsionisnya. Kami juga ditatap oleh beberapa petualang saat kami memasuki guild.
Ayo!
Aku menunggu adegan klise seorang anak baru yang memasuki Guild Petualang!
Ayo, datang kepadaku dan pukul aku!
Setelah beberapa saat,
"Ooohh!!!" ujar hampir seluruh orang di dalam guild.
"Apa yang Anda ingin lakukan di Guild Petualang, Tuan Muda?!" teriak seorang petualang pria paruh baya.
"Apakah Anda memiliki permintaan untuk kami?!" teriak seorang petualang muda.
Aku sangat disambut.
B—bukan ini!
Ini bukanlah apa yang aku telah harapkan!
"Ti—tidak..." balasku gelisah dengan berjalan cepat menuju konter untuk berbaris.
"Eehh?!" ujar Anna sedih karena lenganku terlepas.
Kemudian, di tempatku berbaris, hampir seluruh petualang meninggalkan tempat mereka dan berkata, "Silakan, Tuan Muda!"
"Ti—tidak..." balasku gelisah.
Kemudian, Reeves dan Mine tetap berjalan menuju konter seolah tidak terganggu.
Luar biasa...
Aku ingin mengetahui apa yang kalian pikirkan ketika menerima perlakuan seperti itu.
Kemudian, Kevin, ibu, dan aku mengikuti mereka dan menuju konter resepsionis.
"Pe—perkenalkan, na—nama saya Louise, ap—apa yang dapat saya bantu untuk Anda?" ujar seorang resepsionis wanita cantik dengan proporsi tubuh yang bagus yang memiliki rambut ungu panjang dengan ketakutan.
Reeves, jangan memandangnya dengan tatapan mengintimidasi seperti itu!
Dan Mine, jangan lakukan hal yang sama!
Aku melangkah maju mendekati Louise untuk mengubah suasana lalu mengeluarkan perkamen dari ayah dan berkata, "Um, saya ingin mendaftar menjadi seorang petualang."
"Mengapa?!" ujar beberapa petualang di dekatku.
"Apakah Anda tidak menginginkan membuat permintaan baru untuk kami?!" tanya seorang petualang wanita beastman kucing di dekatku.
"Tidak apa-apa..." balasku pada mereka.
"Kami juga," balas Reeves dan Mine dengan tatapan tajam.
"Ba—baik, Tuan, Nona," balas Louise gugup.
Hm?
"Kevin, kamu tidak mendaftar juga?" tanyaku heran.
"Hm? Saya adalah petualang peringkat A, Tuan Muda," balas Kevin santai.
"Hah?!" ujarku, Reeves, dan Mine terkejut serempak.
"Apakah itu benar?!" tanya Mine dengan keras dengan menggebrak meja kepada Louise.
"It—itu benar, Nona! Beliau adalah petualang peringkat A, Silver Sword Kevin, yang sejak dahulu telah menerima permintaan di guild ini," balas Louise sedikit tersentak.
"Tidak kusangka..." timpal Reeves depresi.
"Ak—aku dikalahkan oleh seorang yang tidak berguna..." timpal Mine saat jatuh tersungkur di lantai.
"Aku masih berguna, kau tahu?" ujar Kevin heran.
"Me—mengapa kau bisa menjadi seorang petualang, Kevin?" tanyaku heran.
"Ketika saya masih menjadi kadet dan bertugas patroli menjadi penjaga Hutan Monster, saya diperintahkan oleh Tuan Gido untuk menjadi seorang petualang. Sejak saat itu, saya mendaftar dan tanpa sadar telah menjadi seorang petualang peringkat A," balas Kevin santai.
Tuan Gido?
Oh, kakekku.
T—tapi, aku masih cukup penasaran. Mari kita utarakan.
"I—ibu tidak mendaftar juga?!" tanyaku memastikan.
"Nyonya Anna adalah petualang peringkat S, Tuan Muda," balas Kevin dengan heran.
"Heh?!" ujarku terkejut.
"Um, benar! Ibu memiliki nama kedua yaitu 'Magus' saat menjadi petualang ketika menjadi penyihir istana dahulu," balas Anna bangga.
"N—Nyonya, mengapa saya tidak pernah mengetahuinya?!" tanya Mine dengan mata berkaca-kaca.
"Kamu tidak pernah bertanya apapun selama menjadi muridku, bukan?" balas Anna seolah ingat.
"Kuh!" timpal Mine kalah.
"Bukankah ibu adalah putri seorang bangsawan?" tanyaku penasaran.
"Hm? Ibu merupakan putri kedua dari Count Selvia, bangsawan yang berada di bawah perlindungan Margrave Artrez," timpal Anna.
"Be—begitu..." balasku.
Kemudian, Louise menyerahkan 3 kartu dengan gugup, dan berkata, "Um... silakan, Tuan Muda."
"Apakah aku tidak perlu mengisi sesuatu?" tanyaku heran.
"Saat memberikan permintaan pada Guild Petualang, saya telah mengisinya, Tuan Muda. Jadi, tidak perlu untuk memberikan data diri lagi," balas Reeves saat mengambil kartu.
"Begitukah?" ujarku dengan perasaan rumit saat menerima kartu.
"Um, apakah Anda memerlukan penjelasan mengenai petualang, Tuan Muda?" tanya Louise rumit.
"Tidak, tidak perlu..." balasku lesu karena dikalahkan Anna dan Kevin.
Setelah itu, aku melihat ada seorang anak laki-laki berambut hitam pendek yang dibersamai oleh tiga anak yang berumur sekitar 10 tahun memasuki Guild Petualang dengan kasar.
Mengapa kamu bersikap seperti itu?
Lihat, kamu dipelototi oleh petualang lain, kau tahu?
Kemudian, mereka mendekati kami dan anak laki-laki berambut hitam itu berkata seolah menyela kami, "Aku ingin mendaftar menjadi seorang petualang!"
"Toru, kamu tidak sopan!" ujar gadis berambut oranye ikal.
"Ina benar, harap peduli dengan orang lain!" ujar gadis berambut merah muda panjang.
"Maafkan kami," ujar anak laki-laki tampan berambut coklat lalu menunduk dan diikuti oleh kedua gadis itu.
"Ah, oh, tidak apa-apa," ujarku mengalah.
"Tu—Tuan—" balas Reeves tersela karena aku mengangkat tanganku.
"Nah, silakan," ujarku mundur.
Kemudian, anak berambut hitam pendek yang bernama Toru itu berbicara dengan resepsionis untuk melakukan pendaftaran.
"Dari mana asal kalian?" tanyaku heran karena hampir seluruh orang di kota ini mengenalku.
"Um, kami berasal dari Kota Lomb," ujar Ina.
Kota Lomb...
Wilayah Baron Zerkis, bukan?
Baron Zerkis adalah bangsawan bawahan kami yang telah dilindungi oleh Keluarga Artrez selama bertahun-tahun.
Nah, mungkin sekitar 2 minggu untuk mencapainya dari Kota Athen.
"Bolehkah aku mengetahui nama kalian?" tanyaku penasaran dengan tersenyum.
"Aku adalah Zack, itu adalah Renne, dan gadis berambut oranye itu adalah Ina. Sedangkan anak berambut hitam yang kasar tadi adalah Toru. Kami datang ke kota ini dengan tujuan untuk mendapat permintaan yang tinggi dan menaikkan rank kami dengan cepat karena dekat dengan Hutan Monster," ungkap Zack.
Hm? Renne?
Aku merasa seperti pernah mengetahuinya. Tapi, dimana?
"Begitu, perkenalkan, namaku Vex," balasku dengan tersenyum.
Kemudian, ibu memelukku dan berkata dengan riang, "Vex telah berteman!"
"Ku, ibu! Lepaskan!" balasku malu dan menarik diriku.
"Eehh?!" ujar Anna seolah akan menangis.
Namun, mengapa mereka melihatku seolah iri?
Apakah kalian seorang yatim piatu?
Lalu, Toru berbalik kepada kami dan berkata panik, "Zack, kami membutuhkan rekomendasi bila kami mendaftar sebelum dewasa!"
"Eh?!" ujar Ina dan Renne serempak.
"Ah, aku menjamin mereka," timpal Anna dengan tersenyum.
"Eh?! Ibu?!" ujarku terkejut.
"Nyonya?!" ujar Mine terkejut.
"Tidak apa-apa, kan?" timpal Anna dengan lembut.
"Baik..." ujarku dan Mine kalah.
"Benarkah itu, Nyonya?" tanya Louise rumit.
"Ya," balas Anna singkat.
"Te—terima kasih, Nona!" balas Toru bersemangat.
Aku sedikit kasihan dengan mereka. Jadi, mari bantu mereka dengan mengawal misi tingkat rendah yang akan mereka ambil.
Tapi, aku merasakan sesuatu yang aneh.
Apa itu?
Aku tidak mengerti.
...----------------...
Catatan :
Vex melupakan karakter Renne karena beban pikirannya yang sangat banyak. Meskipun Renne merupakan salah satu Heroine utama di dalam "World Fantasy" tapi dia hanya berperan sebagai penyihir dan penyembuh sehingga perannya kurang dan melupakannya.
...----------------...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 55 Episodes
Comments
Alter-Ruu
selamat renne! kamu mendapatkan gelar "the forgotten character"
2021-05-17
1
anggita
like,
2021-04-14
0
🍉Kyla_Quaza🍉
semangat upnya thor
2021-04-12
3