Serangan dalam Diam

Tahun Suci 1298, Bulan Ketujuh.

Kota Londwurm, Ibukota Kekaisaran Dormus.

Sudah semalam berlalu semenjak aku pergi dari perbatasan menuju Ibukota Kekaisaran Dormus. Aku berlari dengan mengkombinasikan beberapa mantra seperti Space-time Magic: Zero Range, Stealth: Night Walker, Non-elemental Magic: Acceleration, dan Non-elemental Magic: Body Strengthening.

Nah, tidak kusangka bahwa Stealth: Night Walker memiliki kelemahan yaitu dapat terdeteksi dengan alat sihir pendeteksi. Jadi, ketika aku tidak sengaja menyentuh perangkap saat aku melewati pos penjaga, aku dengan panik mengaktifkan Anti Magic: Magic Jammer beserta Stealth: Eliminate Presence.

Aku menyadari bahwa keterampilanku saat ini sangatlah kurang.

Saat ini, aku berada di atas tembok Ibukota Kekaisaran Dormus untuk melakukan penyusupan. Namun, matahari hampir terbit dan beberapa orang terlihat telah melakukan aktivitas.

Ayo menunggu sampai malam hari.

Aku juga harus melakukan beberapa persiapan.

Kemudian, aku turun dari tembok kota dan berjalan menyusuri kota. Ketika aku melihat-lihat, kota ini sendiri memiliki banyak menara, bukan?

Apakah itu digunakan sebagai pertahanan dari tentara darat?

Kemudian, dengan mengendap-endap, aku menyusuri beberapa distrik kota dan aku melihat barak ksatria yang berdiri kokoh sebelum memasuki distrik kediaman bangsawan kekaisaran.

Ayo masuk.

"Stealth: Eliminate Presence, Stealth: Magic Cloak," ujarku merapal mantra agar menghilangkan keberadaanku dan melenyapkan kekuatan sihirku.

Hm?

Pintu air?

Kemudian, aku melangkahkan kakiku menuju pintu air dan membungkuk untuk memasukinya.

Cih, bau.

"Search: Terrain Map," ujarku merapal mantra dan terbentuk lingkaran berbentuk radar.

Tidak kusangka, terowongan air ini akan terhubung langsung dengan Istana Kekaisaran Dormus.

Apakah terowongan ini digunakan untuk melarikan diri apabila terjadi sesuatu?

Aku mengendap-endap mengikuti peta dan tiba di suatu tempat di dalam terowongan yang memiliki pintu seperti penutup selokan.

Ketika aku memeriksa peta, tidak ada titik yang terlihat. Tanpa penundaan, aku membukanya secara perlahan dan mengintipnya lalu memanjat naik.

Kemudian, aku menyadari bahwa aku berada di suatu tempat seperti brankas. Aku juga melihat sesuatu seperti pedang berwarna abu-abu dan kemerahan yang tertancap di sebuah batu besar.

Jika tidak salah, bukankah menurut legenda Atlantis di duniaku bahwa Orichalcum itu memancarkan cahaya kemeraharan?

Apakah ini adalah pedang Orichalcum?

Namun, jika kalian tidak dapat mengambil pedangnya, setidaknya biarkanlah itu pada tempatnya!

Jangan ambil keseluruhan dari batu itu!

Bukankah kalian terlalu serakah?!

Nah, tidak masalah.

Tapi, dimana sarung pedang ini?

Aku mengarahkan tanganku untuk mengambil pedang tersebut. Ketika memegangnya, tanganku mengalami perasaan hangat.

Tanpa sengaja, aku menariknya dan pedang itu terlepas dari batu tanpa beban.

Eh?!

Me—mengapa?!

Kuh, sial. Ayo kabur dari sini jika begitu.

T—tapi, bukankah ruangan ini penuh dengan emas dan beberapa barang berharga lainnya?

Jika begitu, ayo kita mengambilnya!

Ya!

"Space-time Magic: Dimensional Storage," ujarku merapal mantra dan memasukkan semua harta di ruang tersebut.

Um, aku juga mendapatkan beberapa senjata yang cukup bagus.

Ayo kita ambil kepala kaisar lalu kabur dari sini!

Kemudian, aku mengeluarkan belatiku dan merapal "Stealth: Asassinate, Stealth: Eliminate Presence, Stealth: Magic Cloak" dan kembali menuju terowongan air lagi.

Setelah menyusuri terowongan, aku melihat sebuah pintu yang cukup aneh.

Hmm?

Bukankah ini juga telah disegel dengan sihir?

"Nah, Anti Magic: Magic Jammer," ujarku merapal mantra.

Aku perlahan membuka pintu dan terlihat sebuah ruangan seperti kantor.

Apa ini?

Kemudian, aku melihat 2 buah tanda kuning yang sedang berjalan mendekat di lorong luar ruangan ini lalu berhenti tepat di depan pintu ruangan ini.

Sial, sembunyi!

Aku bergerak menuju balik tirai dengan sihirku yang masih aktif.

Krieet.

Pintu terbuka dan seorang pria tua memasuki ruangan.

"Tunggulah di luar," ujar pria tua yang memasuki ruangan dengan menggunakan mahkota dan jubah berwarna merah.

"Baik, Yang Mulia," ujar seorang lainnya dan berdiri di luar ruangan.

Apakah kamu kaisar?

Baik, ayo ambil kepalanya.

Kemudian, pria tua itu menutup pintu dan duduk di kursi dengan sebuah meja dengan beberapa perkamen di atasnya.

Aku melangkahkan kakiku secara perlahan dan mengarahkan belatiku di lehernya. Seketika, kepalanya terputus dan aku dengan sigap memasukkan mayatnya ke dalam Dimensional Storage.

Perkamen apa ini?

Hmm, operasi militer penculikan Putri Kerajaan Beastman, pembunuhan Duke Salzberg, perjanjian dengan Bangsa Iblis, sabotase Hutan Elf...

Cih, membosankan.

Yah, mari amankan barang bukti.

Aku memasukkan semua perkamen yang ada di dalam ruangan ini ke dalam Dimensional Storage lalu membuka pintu menuju terowongan air.

Saat aku menutup pintu, terdengar suara dari luar ruangan yang mengatakan, "Yang Mulia?"

Yah, mari kabur dengan cepat.

Aku dengan sigap menutup pintu dan menyegel kembali pintu tersebut, lalu berlari menjauh dengan langkah cepat.

Asik, aku berhasil!

Mari kita bawa souvenir berupa beberapa batu permata untuk kedua orang tuaku.

...----------------...

^^^| Sudut Pandang Roxes von Artrez |^^^

Tahun Suci 1297, Bulan Ketujuh.

Kantor Margrave Artrez, Kastil Artrez, Kota Athen.

"Sayang, apakah sudah ada kabar tentangnya?!" teriak Anna dengan berjalan cepat berbolak-balik di kantorku dan memiliki mata sembab.

"Belum..." balasku dengan lesu.

Sudah tepat satu hari semenjak anakku menyelinap kabur dan meninggalkan sepucuk surat di kamarnya.

Saat aku sedang menuju ruang makan untuk sarapan kami bersama, tiba-tiba Scilla berlari menuju kami dengan panik lalu berkata, "Tu—Tuan Muda telah pergi" sembari menangis.

Kemudian, aku dan Anna bergegas menuju kamarnya dan menemukan sebuah surat yang dituliskan oleh Vex. Ketika kami membacanya, itu bertuliskan "Ayah, ibu, saya sedang berlibur di suatu kota tertentu. Jadi, saya akan membawa oleh-oleh untuk kalian. Saya berjanji akan kembali dalam 2 hari!"

Kemana kamu pergi?!

Apa yang sedang kamu lakukan?!

Bukankah kamu tidak mengetahui arah?!

Bahkan, kami tidak pernah bepergian bersama Vex kecuali menggunakan kereta kuda saat menuju ke ibukota dulu.

Y—yah, itu karena kami tidak ingin terjadi apa-apa dengan anak kami satu-satunya. Meskipun ini sedikit overprotektif, namun jika itu untuk kebaikannya, itu tidak apa-apa!

Benar!

"Ayah, ibu, mengapa kalian gelisah?" tanya Vex secara tiba-tiba dengan heran di sampingku.

"Gyaaa!" ujarku terkejut dengan melompat.

Se—sejak kapan?!

Bukankah anakku seperti seorang assassin?!

Kemudian, Anna langsung berlari menuju Vex dan memeluknya sembari berkata dengan menangis, "Vex, kemana saja kamu?!"

"Um... s—saya hanya mengunjungi kota tertentu..." balas Vex gelisah.

Kota tertentu?

"Kota apa itu, Vex?" tanyaku tajam.

"K—kota di dekat Hutan Monster... kok?" balas Vex bertanya-tanya.

Hm?

"Benarkah itu? Kamu tidak mengunjungi ibukota kekaisaran, kan?" tanyaku tajam.

"T—tidak... kok," balas Vex dengan mengalihkan pandangannya saat masih dipeluk oleh Anna.

"Coba tunjukkan semua isi tasmu," pintaku seolah tidak dapat ditolak.

"S—saya benar-benar tidak membawa tas apapun!" balas Vex gelisah.

Begitukah?

Anakku, jangan pernah meremehkan pengalaman orang dewasa yang telah sering melihat intrik licik seorang bangsawan.

"Nah, akan aneh berlibur bila tidak membawa satupun tas dan kereta kuda. Namun, ayah merasa kamu memiliki sesuatu seperti penyimpanan dimensi," tanyaku dengan tersenyum.

"Eh?!" ujar beberapa orang di dalam kantor terkejut.

"Bukankah itu hanya ada di dalam legenda?!" ujar Mine sangat terkejut.

"Be—benarkah itu, Vex?!" tanya Anna menatap Vex dengan mata seolah akan menangis.

Bagus, Vex tidak dapat menolak jika Anna menatapnya dengan ekspresi seperti itu.

"Ku!" ujar Vex dikalahkan.

"Nah, tidak apa-apa, Vex. Tunjukkan saja, ayah tidak akan marah," balasku dengan tersenyum.

"B—baik..." timpal Vex seolah dikalahkan.

Kemudian, Vex merapal "Space-time Magic: Dimensional Storage" dan mulai mengeluarkan apa yang ada di dalamnya satu persatu.

Hm?

Me—mengapa dia memiliki sangat banyak koin emas?!

Bukankah ini emas kekaisaran?!

D—dan apa-apaan permata bernilai tinggi yang jumlahnya sangat banyak itu?!

Apakah kamu merampok gudang harta istana mereka, Vex?!

Aku hanya terpana saat melihat segunung koin emas dan platinum beserta segunung permata yang ada di dalam kantorku.

Namun, aku masih tetap penasaran.

"Masih ada, bukan?" tanyaku tersenyum.

"Ti—tidak!" balas Vex gelisah dengan keras.

"Benarkah?" tanyaku dengan semakin memincingkan pandanganku sembari tersenyum.

"Ku!" balas Vex lalu mengeluarkan sebuah benda yang ditutupi kain putih beserta sebilah pedang yang memancarkan aura kemerahan.

Pedang apa itu?

Lebih penting lagi, bukankah benda yang ditutupi kain putih itu adalah seorang manusia?!

"Si—siapa itu, Vex?!" tanyaku gelisah dengan sedikit keras.

"B—bukan siapa-siapa, ayah!" balas Vex gelisah dengan keras.

Kemudian, Reeves menarik kain yang menutupi manusia itu dan mataku terbuka dengan lebar karena terkejut.

Ya, aku pernah melihatnya di medan perang dahulu. Itu adalah Kaisar Zerneck II, Kaisar Kekaisaran Dormus saat ini.

Ba—bagaimana anakku dapat membunuhnya?!

Tidak, beberapa saat lalu, dia muncul tanpa kami sadari dan telah berada di sampingku.

Apakah kamu menyelinap ke Istana Kekaisaran Dormus untuk membalas dendam para pekerjamu dengan membunuh kaisar dan mencuri semua harta di istana mereka?!

Mengapa anakku sangat liar?!

Bukankah anakku sangat berbakat untuk misi rahasia?!

Tidak, itu tidaklah aman. Mari kita prioritaskan tugas yang aman saat dia berlatih ketika akan menjadi penerus Margrave Artrez.

"Mengapa kamu memiliki mayat, Vex?!" tanya Anna gelisah.

"Ti—tidak, itu karena saya menemukannya tergeletak di pinggir jalan! Benar!" balas Vex seolah membenarkan.

"Benarkah?" tanyaku tajam.

"Benar, ayah! Jadi, saya membawanya karena kasihan!" balas Vex dengan berteriak.

"Be—begitu..." timpal Anna sedikit tersentak.

Nah, tidak apa-apa. Lagipula, aku sedikit senang karena kematian ayahku telah terbalaskan.

Jadi, aku akan memaafkan Vex untuk ini.

Tapi, tetap saja!

"Vex, kamu mendapatkan hukuman dengan menjadi tahanan rumah selama sebulan," ujarku serius.

"Baik, ayah..." balas Vex lesu.

"Um, kamu juga harus menghabiskan waktu lebih banyak dengan ibu," ujar Anna dengan ekspresi serius.

"Ya..." balas Vex lesu.

Kemudian, Vex menunduk dalam dan berkata, "Mohon maafkan saya karena telah membuat kalian khawatir!"

"Ya, tidak apa-apa," balasku tersenyum menenangkan.

"Um, baik, Vex. Jadi, ayo pergi," ujar Anna lalu mendorong Vex pergi dengannya.

"Eeehh?!" ujar Vex saat didorong pergi ke pintu keluar.

Setelah melihat keduanya pergi, Kevin berkata, "Tuan, itu..."

"Ya, itu adalah mayat Kaisar Zerneck II, Kaisar Kekaisaran Dormus saat ini," balasku dengan tersenyum masam.

Nah, melihat ekspresi beberapa ksatria tua di kantor ini termasuk Etole yang sedari tadi telah terkejut hingga mematung cukup lucu, bukan?

"Be—benarkah itu, Tuan?!" tanya Mine seolah tidak percaya.

"Itu benar, jadi aku, Roxes von Artrez, Margrave Artrez saat ini, memerintahkan pembungkaman kepada seluruh orang yang hadir di tempat ini," ujarku serius.

"Ya, Pak!" balas semuanya serius dengan serempak.

Nah, bagaimana keadaan kekaisaran setelah ini?

Aku juga sangat menantikan perang saudara mereka.

Baik, mari menghabiskan waktu bersama keluargaku.

Lagipula, aku sudah tidak tidur sedari kemarin karena memikirkan anakku yang kabur sehingga aku telah menyelesaikan seluruh dokumenku.

...----------------...

Terpopuler

Comments

Gadis imut

Gadis imut

Vex terlalu Op tapi bagus sih wkwkkw

2024-01-03

0

EVIL GOD

EVIL GOD

naice👍

2021-08-07

0

Fixcy Xi

Fixcy Xi

mcnya menarik

2021-07-21

0

lihat semua
Episodes
1 Aku Bereinkarnasi Menjadi Karakter Novelku Sendiri?!
2 Agar Mencapai Tujuan
3 Salah Perhitungan
4 Aku Tidak Mengira Akan Menjadi Seperti Ini!
5 Ayo Kita Mencari Uang!
6 Pembalasan dan Perekrutan
7 Kekuatan dan Pelatihan
8 Kemajuan Perusahaan
9 Penyesalan
10 Serangan dalam Diam
11 Ketidaksesuaian
12 Guild Petualang
13 Quest Pertama
14 Kemampuan
15 Proyek Raksasa
16 Mengusir Kebosanan
17 Keadaan
18 Konflik
19 Ayo Berlatih!
20 Ayo Beternak!
21 Ujian Masuk
22 Aku Benar-Benar Panik!
23 Hari Pertama Akademi
24 Kelompok Figuran
25 Kekhawatiran Celine
26 Tanggung Jawab Sebagai Penulis Novel
27 Pertarungan Penentuan
28 Senjata yang Harus Disegel, atau Tidak?
29 Kehidupan Akademi
30 Pergerakan Kekaisaran
31 Bawahan Elit
32 Pergantian Posisi
33 Situasi Ibukota Kerajaan Vetra, Coastal
34 Sebelum Ujian Akhir
35 Ayo Mendaftar Menjadi Tentara Raja Iblis Agung!
36 Keadaan Tentara Para Raja Iblis
37 Ujian Akhir Tahun Pertama
38 Kota Athen, Aku Kembali!
39 Pengumuman Author untuk Pembaca Baru
40 Berikan Pedangnya!
41 Apakah Dia Juga Merupakan Dalang Sepertiku?!
42 Makelar Informasi: Ayo Culik!
43 Makelar Informasi: Beri Tahu Aku!
44 Maaf, Mungkin Kami Tidak Akan Bertemu Lagi
45 Upacara Kelulusan
46 Awal Mula: Kurt von Schwarz
47 Awal Mula: Leonard von Cale Rowen Vetra
48 Awal Mula: Calvin von Houten Vetra
49 Awal Mula: Dua Orang Penantang Kegelapan Dunia
50 Aku Kekurangan Tenaga Kerja!
51 Pengumuman Author : Perubahan Sudut Pandang
52 Terima Kasih, Nek!
53 Nasib Sial Calvin
54 Ayo Bangun!
55 Senjata untuk Celine
Episodes

Updated 55 Episodes

1
Aku Bereinkarnasi Menjadi Karakter Novelku Sendiri?!
2
Agar Mencapai Tujuan
3
Salah Perhitungan
4
Aku Tidak Mengira Akan Menjadi Seperti Ini!
5
Ayo Kita Mencari Uang!
6
Pembalasan dan Perekrutan
7
Kekuatan dan Pelatihan
8
Kemajuan Perusahaan
9
Penyesalan
10
Serangan dalam Diam
11
Ketidaksesuaian
12
Guild Petualang
13
Quest Pertama
14
Kemampuan
15
Proyek Raksasa
16
Mengusir Kebosanan
17
Keadaan
18
Konflik
19
Ayo Berlatih!
20
Ayo Beternak!
21
Ujian Masuk
22
Aku Benar-Benar Panik!
23
Hari Pertama Akademi
24
Kelompok Figuran
25
Kekhawatiran Celine
26
Tanggung Jawab Sebagai Penulis Novel
27
Pertarungan Penentuan
28
Senjata yang Harus Disegel, atau Tidak?
29
Kehidupan Akademi
30
Pergerakan Kekaisaran
31
Bawahan Elit
32
Pergantian Posisi
33
Situasi Ibukota Kerajaan Vetra, Coastal
34
Sebelum Ujian Akhir
35
Ayo Mendaftar Menjadi Tentara Raja Iblis Agung!
36
Keadaan Tentara Para Raja Iblis
37
Ujian Akhir Tahun Pertama
38
Kota Athen, Aku Kembali!
39
Pengumuman Author untuk Pembaca Baru
40
Berikan Pedangnya!
41
Apakah Dia Juga Merupakan Dalang Sepertiku?!
42
Makelar Informasi: Ayo Culik!
43
Makelar Informasi: Beri Tahu Aku!
44
Maaf, Mungkin Kami Tidak Akan Bertemu Lagi
45
Upacara Kelulusan
46
Awal Mula: Kurt von Schwarz
47
Awal Mula: Leonard von Cale Rowen Vetra
48
Awal Mula: Calvin von Houten Vetra
49
Awal Mula: Dua Orang Penantang Kegelapan Dunia
50
Aku Kekurangan Tenaga Kerja!
51
Pengumuman Author : Perubahan Sudut Pandang
52
Terima Kasih, Nek!
53
Nasib Sial Calvin
54
Ayo Bangun!
55
Senjata untuk Celine

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!