Pembalasan dan Perekrutan

Tahun Suci 1297, Bulan Ketiga

Kastil Artrez, Kota Athen.

"Kamar kecil..." ujarku malas.

Aku terbangun saat tengah malam karena tubuhku yang memaksakan diriku untuk mengeluarkan zat sisa.

Kuh, lain kali aku akan melakukan hal ini sebelum aku tidur.

"Hup," ujarku saat berdiri dari tempat tidur.

Ketika aku keluar dari kamarku, tidak ada Scilla yang menungguku dengan sigap seperti biasanya.

Yah, ini masih tengah malam.

Namun, bukankah lorong ini sangat gelap? Setidaknya nyalakan beberapa pencahayaan di beberapa titik!

Apakah kalian tidak kasihan dengan ksatria yang berpatroli ketika malam hari?

Yah, terserah. Bukan urusanku.

"Stealth: Night Vision, Stealth: Night Walker," ujarku merapal mantera.

Kemudian, aku mengendap-endap menuju kamar mandi dan mengeluarkan kewajiban yang harus kupenuhi. Namun, bukankah ketika aku melewati lorong, terdapat beberapa baju besi kosong yang dipajang?

Hehehe, mari kita goda ksatria yang sedang berpatroli.

Kemudian, aku bersembunyi di belakang salah satu baju besi kosong tersebut dan menunggu seseorang lewat.

Tak berselang lama, ada cahaya merah yang muncul dari ujung lorong. Bagus, itu Kevin dan Barrack. Aku akan membalas dendamku saat aku pergi keluar kastil dulu.

"Non-elemental Magic: Puppeter," ujarku merapal mantera dengan lirih.

"Kevin, entah mengapa, bulu kudukku sedang berdiri," ujar Barrack agak ketakutkan saat berjalan.

"Apa itu? Biasa saja," balas Kevin heran.

Saat mereka lewat di depan baju besi kosong yang lain, aku menggerakkan lengan baju besi itu untuk memegang bahu Barrack yang lewat tepat di hadapannya.

Puk.

Kemudian, Barrack dan Kevin menoleh dan mengarahkan lentera ke samping. Saat mereka melihat baju besi tersebut, mereka berteriak, "Gyaaaaaa!" kemudian lari terbirit-birit.

"Ahahaha, rasakan," ujarku tertawa lirih.

N—namun! Aku juga ingin membalas Scilla yang telah melihat barang pribadiku dengan wajah tanpa dosa.

Kuh, apalagi, memikirkan ketika dia menertawakan ukuranku yang kecil membuatku kesal.

"Search: Find Object – Scilla," ujarku merapal mantera dengan lirih.

Kemudian, di hadapanku terbentuk lingkaran seperti radar dan menunjukkan titik berwarna biru. Apakah ini tanda Scilla?

Hmm, sepertinya dia tinggal di luar kastil. Rumah pelayan, mungkin?

Yah, mari menuju ke sana.

Setelah sampai di bangunan pelayan, aku melihat bahwa kamar Scilla berada di lantai atas.

Oh, beruntung ada jendela yang mengarah ke kamarnya yang berada di atap dan aku menaikinya.

Kemudian, aku melihat pelayan pribadiku yang sedang tertidur pulas.

Kuh, melihatnya tidur dalam damai membuatku kesal.

Tanpa sengaja, aku melihat ada laba-laba di sudut jendela yang kunaiki.

Hehehe.

Aku mengambil laba-laba itu dan menjatuhkannya dari atas. Laba-laba itu jatuh tepat di atas wajah Scilla.

Bagus!

"Hmm?" ujar Scilla terganggu dalam tidurnya.

Kemudian, Scilla bergerak-gerak seolah tidak nyaman dan terbangun dengan memegang laba-laba di wajahnya.

Bagus, mari kabur.

Aku turun dari jendela Rumah Pelayan dan berlari menuju kastil. Dalam pelarianku, aku mendengar suara yang aku tunggu-tunggu.

"Kyaaaaa!" teriak Scilla ketakutan dari dalam kamarnya.

Hahaha, rasakan!

Setelah aku memasuki kastil dengan melewati jendela ruang penjaga, aku kembali ke kamarku dengan mengendap-endap agar tidak membangunkan orang-orang di dalam kastil. Namun, aku menemukan suatu ruangan yang cukup aneh.

Apa ini? Mengapa pintu ruangan ini disegel oleh sihir?

Ak—aku cukup penasaran.

Ya, ayah dan ibu saat ini sedang tidur, jadi tidak ada yang akan menghentikanku!

Tapi, bukankah ayah tadi mengeluarkan Sword Skill?

Nah, mari bereksperimen dengan sihir.

"Anti Magic: Magic Jammer," ujarku merapal mantera untuk mengacaukan aliran sihir penyegel pintu.

Krieett.

Aku mendorong pintu secara perlahan dan pintu dengan perlahan terbuka. Saat aku melihat keadaan di dalamnya, aku benar-benar terkejut.

"Eh?!" ujar Roxes dan Anna terkejut serempak.

Ya, di dalam ruangan ini, ada ayah dan ibuku yang sedang kasmaran.

Kemudian, aku buru-buru menutup pintu dan berkata dengan keras, "M—maafkan aku!" lalu berlari menuju kamarku.

Kuh!

Ak—aku tidak akan bisa lolos dari ini!

Sialan!

...----------------...

Ruang Makan Kastil Artrez, Kota Athen.

Canggung!

Ini benar-benar sangat canggung!

Setelah aku menghabiskan malam tanpa dapat tidur kembali, aku membersihkan tubuhku dan sarapan bersama orang tuaku seperti biasanya.

N—namun, meskipun ibu telah mandul, mereka tetap melakukannya, bukan?

Y—yah, mari jangan memikirkan hal itu.

Saatnya untuk mengusir suasana canggung ini!

Lagipula, aku adalah anak berusia 8 tahun yang masih polos dan belum mengerti apapun!

"Ibu, mengapa guru sihir saya tidak pernah datang untuk mengajari saya lagi?" tanyaku untuk mengganti suasana dengan polos.

"B—benar, y—yah, sebenarnya ibu telah menghentikannya. J—jadi, mulai saat ini, ibu akan mengajarkanmu sihir secara pribadi," balas Anna canggung.

"Oh..." ujarku menanggapi.

Kemudian dalam beberapa saat, terjadi keheningan canggung lagi diantara kami.

"B—benar! Ba—bagaimana keadaan tokomu?" tanya Roxes canggung untuk mengalihkan suasana.

"Um, kurasa saya akan mulai mencari pegawai," ujarku polos.

"Be—begitu, y—yah, semoga beruntung," balas Roxes canggung dengan senyum paksa.

"O—oh, benar! Ibu ada keperluan untuk melatih penyihir, jadi mari kita mulai pelatihan sihir di lain hari ya, Vex!" kata Anna canggung.

"B—benar, ayah juga memiliki beberapa dokumen dan pertemuan yang perlu dihadiri, jadi ayah akan pergi terlebih dahulu," kata Roxes canggung.

"Eh?" balasku bingung.

"J—jadi, nikmati harimu!" ujar Anna canggung.

"Y—ya, kuharap kamu dapat menemukan pegawai yang baik," tambah Roxes canggung.

"Sampai jumpa!" ujar Anna dan Roxes serentak lalu pergi meninggalkanku dengan langkah cepat.

Ak—aku ditinggalkan...

Untuk saat ini, mari berkeliling merekut pegawai.

Ya... aku juga merasa tidak enak dengan orang tuaku.

...----------------...

Kota Athen, Kota Utama Margrave Artrez.

"Kevin, apa jabatanmu yang sebenarnya?" tanyaku dengan mengerutkan kening dari dalam gerbong.

"Hm? Kami telah ditugaskan untuk menjadi pengawal pribadi Anda, Tuan Muda," balas Kevin yang menjadi kusir gerbong kereta kudaku dengan santai.

Kami melakukan pembicaraan ini karena kaca gerbong yang sengaja dibuka sehingga kami dapat melakukan pembicaraan.

Setelah melakukan latihan pedang di pagi hari dan membersihkan diriku, aku menuju toko budak dengan menggunakan kereta kudaku agar tidak terjadi kejadian seperti dulu. Bahkan, aku tidak membawa Barrack sebagai pengawalku karena dia merepotkan.

Mengapa aku memilih budak? Singkatnya, mereka dapat menjaga rahasia.

Saat ini, aku ditemani oleh Kevin dan 2 ksatria lainnya dengan menunggang kuda di samping gerbongku.

Mereka adalah Mine, seorang wanita muda cantik berambut pirang pendek yang dulu pernah menjadi murid ibuku dan saat ini menjadi ajudan penyihir ibuku. Yang lainnya adalah Reeves, seorang pria muda tampan berambut abu-abu yang telah menjadi salah satu ksatria pengawal Margrave sejak ayah masih muda.

M—mengapa?!

Bukankah mereka orang-orang penting?!

Apa sih yang dipikirkan oleh orang tuaku?!

"Lalu, mengapa ayah dan ibu juga menugaskan ajudan mereka kepadaku?" tanyaku heran.

"Bukankah Tuan Muda membutuhkan bawahan yang terampil untuk menjalankan perusahaan? Saya kira Tuan dan Nyonya menugaskan mereka untuk membantu Anda sembari menjadi pengawal Anda," balas Kevin menebak.

"Begitu," balasku singkat.

Terima kasih, ayah, ibu!

Aku mencintai kalian!

Jika aku melihat keluar jendela, meskipun Mine merupakan penyihir, dia mengenakan seragam militer seperti seorang ksatria, bukan?

Yah, aku tidak khusus dengan jubah penyihir saat menulis novel ini.

Setelah beberapa saat, kami sampai di Toko Budak Foantine, toko budak terbaik di kota ini yang berada di distrik komersial. Mereka dikenal sebagai toko budak terbaik yang memiliki jaringan terbesar di Kerajaan Vetra.

Kevin turun dari kursi kusir lalu dia membuka pintu untukku dan diikuti oleh Mine dan Reeves turun dari kudanya dan mengikatkan tali pada balok kayu di depan toko.

Ketika aku turun, terlihat bangunan 2 lantai yang cukup megah.

Yah, masih kalah megah dengan tokoku yang sedang kurenovasi.

"Selamat datang di Toko Foantine, Tuan Muda. Perkenalkan, saya adalah Zirc, pemilik dari Toko Foantine. Apa yang dapat saya bantu untuk Anda?" ujar Zirc menyambutku di depan toko.

Zirc adalah pria tua beruban yang memiliki kesan tajam. Yah, aku tidak terintimidasi olehnya.

"Terima kasih atas sambutan Anda, Zirc. Bagaimana kamu tahu bila aku akan menuju kemari?" tanyaku heran.

"Bukankah Tuan Muda telah membuka toko? Saya hanya merasa seperti itu," balas Zirc tersenyum.

"Begitu," balasku.

"Lalu, silakan masuk, Tuan Muda," ajak Zirc.

"Ya," balasku singkat.

Kemudian, kami dibimbing menuju suatu ruangan dan dipersilakan untuk duduk dengan para pengawalku berdiri di belakangku.

"Lalu, bagaimana kriteria yang Anda cari, Tuan Muda?" tanya Zirc dengan tersenyum.

"Hmm, budak ilegal," jawabku dengan tersenyum.

Ketika aku mengatakan itu, semua orang di dalam ruangan mengerutkan kening.

"Mengapa?" tanya Zirc penasaran.

Yah, bahkan para pengawalku seperti tidak setuju oleh perbuatanku.

Di dalam novelku, aku menuliskan beberapa jenis budak. Diantaranya,

Budak hutang adalah budak yang menjual dirinya atau dijual oleh keluarganya. Budak hutang dapat membeli dirinya kembali karena mereka adalah warga negara ini agar negara mendapatkan pajak dari mereka ketika mereka memutar roda perekonomian.

Budak perang adalah budak yang ditawan di masa perang, namun mereka tidak ditebus oleh negara asal mereka. Kukira jenis budak ini akan memberontak dan tidak patuh.

Budak kriminal adalah budak yang telah melakukan kejahatan berat dan dijatuhkan menjadi budak. Yah, aku menolak jenis ini karena mereka lebih baik dikirimkan ke tambang.

Budak ilegal adalah budak yang diculik dan dijual di negara lain. Mereka tidak dapat membeli dirinya kembali karena mereka dicurigai asalnya dan bukan merupakan warga negara.

Aku memilih budak ilegal karena mereka tidak dapat membeli dirinya kembali agar rahasiaku aman. Namun, mereka dipandang sebelah mata sehingga budak ilegal jarang dibeli dan dianggap seperti barang. Selain itu, mereka murah.

Yah, tidak ada yang ingin membeli budak cacat, bukan?

"Agar rahasiaku aman," balasku dengan tersenyum.

"Begitukah? Kami memiliki 16 budak ilegal. Izinkan saya membawa katalog untuk memperkenalkan kepada Anda," ujar Zirc.

"Tidak perlu," balasku cepat.

"T—Tuan Muda," sela Mine gelisah.

"Tidak apa-apa, aku sudah memikirkan ini dengan seksama," balasku tersenyum dengan menoleh ke arah Mine di belakangku.

"Tapi..." ujar Reeves dengan ekspresi rumit.

"Tidak apa-apa. Jika begitu, tolong kirimkan mereka menuju kediaman," ujarku dengan menatap Zirc.

"Saya cukup tertarik secara pribadi dengan Anda, Tuan Muda," balas Zirc tersenyum kepadaku.

"Begitukah?" balasku tersenyum.

"Baik, saya akan mengirimkan mereka ke Kastil Artrez dalam 2 hari," ucap Zirc menyanggupi.

"Ah, tambahkan pakaian layak untuk mereka. Berapa totalnya?" balasku.

"Secara keseluruhan, 16 budak ilegal kami hargai sebanyak 14 koin emas. Saya akan memberikan diskon untuk pakaian mereka karena Anda telah membeli milik kami yang tidak pernah laku. Jadi, dengan ini cukup dengan 15 koin emas," balas Zirc.

Cukup murah, bukan?

Harga budak normal berkisar antara 4 hingga 8 koin emas. Apakah mereka hanya mengambil ganti untuk makanan mereka?

Yah, tidak apa-apa.

"Oke," ujarku dengan menyerahkan satu koin platinum dan botol kaca berisi darah milikku.

Ya, kontrak budak mengharuskan mengambil darahmu untuk mengcasting kontrak.

"Oh, tidak apa-apa mengembalikan nanti bersama para budak," tambahku.

"Baik, Tuan Muda. Saya juga berharap dengan perkembangan Anda," balas Zirc tersenyum.

Bagus, mari buat barang yang membuat ayahku tidak dapat mengabaikanku lagi.

Dengan ini, uang akan masuk dengan deras ke dalam kantongku.

Ceritaku juga akan terus berlanjut sesuai dengan apa yang kuinginkan.

...----------------...

Terpopuler

Comments

Alter-Ruu

Alter-Ruu

berhenti jadi anak yang terlalu penasaran vex

2021-05-16

1

anggita

anggita

like thor.,

2021-04-07

4

ㅤ

hmm....kasmaran paan🗿

2021-04-05

5

lihat semua
Episodes
1 Aku Bereinkarnasi Menjadi Karakter Novelku Sendiri?!
2 Agar Mencapai Tujuan
3 Salah Perhitungan
4 Aku Tidak Mengira Akan Menjadi Seperti Ini!
5 Ayo Kita Mencari Uang!
6 Pembalasan dan Perekrutan
7 Kekuatan dan Pelatihan
8 Kemajuan Perusahaan
9 Penyesalan
10 Serangan dalam Diam
11 Ketidaksesuaian
12 Guild Petualang
13 Quest Pertama
14 Kemampuan
15 Proyek Raksasa
16 Mengusir Kebosanan
17 Keadaan
18 Konflik
19 Ayo Berlatih!
20 Ayo Beternak!
21 Ujian Masuk
22 Aku Benar-Benar Panik!
23 Hari Pertama Akademi
24 Kelompok Figuran
25 Kekhawatiran Celine
26 Tanggung Jawab Sebagai Penulis Novel
27 Pertarungan Penentuan
28 Senjata yang Harus Disegel, atau Tidak?
29 Kehidupan Akademi
30 Pergerakan Kekaisaran
31 Bawahan Elit
32 Pergantian Posisi
33 Situasi Ibukota Kerajaan Vetra, Coastal
34 Sebelum Ujian Akhir
35 Ayo Mendaftar Menjadi Tentara Raja Iblis Agung!
36 Keadaan Tentara Para Raja Iblis
37 Ujian Akhir Tahun Pertama
38 Kota Athen, Aku Kembali!
39 Pengumuman Author untuk Pembaca Baru
40 Berikan Pedangnya!
41 Apakah Dia Juga Merupakan Dalang Sepertiku?!
42 Makelar Informasi: Ayo Culik!
43 Makelar Informasi: Beri Tahu Aku!
44 Maaf, Mungkin Kami Tidak Akan Bertemu Lagi
45 Upacara Kelulusan
46 Awal Mula: Kurt von Schwarz
47 Awal Mula: Leonard von Cale Rowen Vetra
48 Awal Mula: Calvin von Houten Vetra
49 Awal Mula: Dua Orang Penantang Kegelapan Dunia
50 Aku Kekurangan Tenaga Kerja!
51 Pengumuman Author : Perubahan Sudut Pandang
52 Terima Kasih, Nek!
53 Nasib Sial Calvin
54 Ayo Bangun!
55 Senjata untuk Celine
Episodes

Updated 55 Episodes

1
Aku Bereinkarnasi Menjadi Karakter Novelku Sendiri?!
2
Agar Mencapai Tujuan
3
Salah Perhitungan
4
Aku Tidak Mengira Akan Menjadi Seperti Ini!
5
Ayo Kita Mencari Uang!
6
Pembalasan dan Perekrutan
7
Kekuatan dan Pelatihan
8
Kemajuan Perusahaan
9
Penyesalan
10
Serangan dalam Diam
11
Ketidaksesuaian
12
Guild Petualang
13
Quest Pertama
14
Kemampuan
15
Proyek Raksasa
16
Mengusir Kebosanan
17
Keadaan
18
Konflik
19
Ayo Berlatih!
20
Ayo Beternak!
21
Ujian Masuk
22
Aku Benar-Benar Panik!
23
Hari Pertama Akademi
24
Kelompok Figuran
25
Kekhawatiran Celine
26
Tanggung Jawab Sebagai Penulis Novel
27
Pertarungan Penentuan
28
Senjata yang Harus Disegel, atau Tidak?
29
Kehidupan Akademi
30
Pergerakan Kekaisaran
31
Bawahan Elit
32
Pergantian Posisi
33
Situasi Ibukota Kerajaan Vetra, Coastal
34
Sebelum Ujian Akhir
35
Ayo Mendaftar Menjadi Tentara Raja Iblis Agung!
36
Keadaan Tentara Para Raja Iblis
37
Ujian Akhir Tahun Pertama
38
Kota Athen, Aku Kembali!
39
Pengumuman Author untuk Pembaca Baru
40
Berikan Pedangnya!
41
Apakah Dia Juga Merupakan Dalang Sepertiku?!
42
Makelar Informasi: Ayo Culik!
43
Makelar Informasi: Beri Tahu Aku!
44
Maaf, Mungkin Kami Tidak Akan Bertemu Lagi
45
Upacara Kelulusan
46
Awal Mula: Kurt von Schwarz
47
Awal Mula: Leonard von Cale Rowen Vetra
48
Awal Mula: Calvin von Houten Vetra
49
Awal Mula: Dua Orang Penantang Kegelapan Dunia
50
Aku Kekurangan Tenaga Kerja!
51
Pengumuman Author : Perubahan Sudut Pandang
52
Terima Kasih, Nek!
53
Nasib Sial Calvin
54
Ayo Bangun!
55
Senjata untuk Celine

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!