Kemajuan Perusahaan

Tahun Suci 1298, Bulan Kedua.

Kantor Penelitian dan Pengembangan Perusahaan Vexia, Bagian Dalam Tembok Bukit Kastil Artrez, Kota Athen.

Setahun telah berlangsung semenjak aku membuka perusahaan pribadiku dan aku telah berumur 9 tahun. Nah, ulang tahunku berada pada bulan pertama dari 12 bulan yang ada.

Selama setahun ini, aku selalu melatih tubuh dan sihirku dengan pelatihan berpedang dan kontrol mana sehingga penguasaanku hampir berada di tingkat ibuku.

Saat kami berada di Hutan Monster, aku tidak hanya menemukan garam batu yang berjumlah banyak, namun aku juga menemukan logam besi dan emas berjumlah besar yang berjarak sekitar 70km dari tambang garam batu itu.

Jadi, aku telah mengokupasi wilayah itu menjadi tambang wilayah perusahaanku dengan izin Margrave serta menyewa para ksatria agar keamanannya terjamin.

Aku juga harus membentuk tentara pribadi perusahaanku setelah ini.

Yah, hutan yang ditinggalkan memang memiliki banyak sumber daya.

Namun, ketika aku ingin menjual garam batu secara mengecer, aku dimarahi oleh ayahku dan diharuskan untuk menjualnya secara grosir.

Ku, aku tidak dapat memonopoli garam jika begini!

Y—yah, dengan ini, Wilayah Margrave Artrez akan semakin berkembang. Aku juga mempekerjakan banyak orang dari panti asuhan dan distrik kumuh sebagai pengangkut dan pedagang keliling.

Tentu saja, dengan asuransi berupa sihir "Non-elemental Magic: Contract" yang biasanya digunakan untuk mengikat kontrak dengan para budak. Aku menggunakan sihir ini agar mereka tidak berbuat aneh dan menipuku.

Aku juga membuat departemen penelitian di perusahaanku untuk bagian pengembangan produk serta pembangunan wilayah Margrave Artrez. Karena kerahasiaannya, aku hanya mempekerjakan para budak ilegal dan menempatkan lokasinya di dalam tembok bukit.

Yah, meskipun aku harus membuat mereka mempelajari beberapa hal karena mereka pada awalnya buta huruf.

"Bagaimana hasilnya, Lilia?" tanyaku pada seorang gadis budak manusia berambut hitam pendek.

"Kami sudah berhasil membuat prototipe keramik putih, Master!" balas Lilia bahagia lalu menyerahkan piring keramik berwarna putih.

Saat aku menerima budak dari Toko Budak Foantine, aku menemukan seorang ibu yang hanya memiliki satu kaki. Namun, dia memiliki seorang anak kecil bernama Lilia.

Karena rasa ibaku, aku jadi sering bermain dengan Lilia disamping dia berumur sebaya denganku. Dia juga merupakan satu-satunya budak yang memiliki fisik normal.

Y—yah, bukan berarti aku tidak memiliki teman!

"Tidak apa-apa untuk tidak memanggilku 'Master,' Lilia," balasku agak rumit saat aku menerimanya.

Aku tidak terbiasa dipanggil dengan sebutan "Master," apalagi yang memanggilku adalah seorang gadis kecil.

Ini membuat perasaanku sedikit rumit.

"T—tapi, mama berkata untuk selalu sopan kepada Master," balas Lilia dengan sedih.

Gut.

"Um, jika begitu, apakah kamu ingin menemaniku untuk bertemu ayah?" ajakku.

"Baik, Master!" balas Lilia riang.

Kemudian, kami menuju Kantor Margrave yang berada di dalam kastil. Saat kami berjalan, mengapa semua orang yang melihat kami menatap kami dengan hangat?

Apakah melihat dua anak kecil yang sedang bermain membuat hati kalian menjadi bahagia?

Aku tidak mengerti.

Setelah kami mencapai kantor, terlihat ada dua ksatria yang berjaga di depan ruangan.

"Um, apakah ayah sedang sibuk?" tanyaku memastikan.

"Hari ini jadwal pertemuan Margrave Artrez telah selesai, jadi tidak apa-apa untuk bertemu, Tuan Muda," balas seorang ksatria tua yang menatap kami dengan hangat lalu membuka pintu.

"Terima kasih," balasku dan kami memasuki kantor.

Setelah kami memasukinya, aku hanya melihat tumpukan perkamen di atas meja.

Dimana ayahku?

"Ayaah," panggilku dengan sedikit keras.

Tiba-tiba, dari balik tumpukan perkamen, ayah melompat menuju ke arahku dengan matanya yang berbinar, lalu berteriak, "Vex! Mari kita kabur dari sini!"

Eh?!

Ap—apa yang kau katakan?!

Kemudian, dia menggendongku dan Lilia lalu berlari keluar ruangan.

"Tuan! Jangan melarikan diri!" ujar salah satu ksatria yang berjaga di depan pintu.

Setelah berlari melewati beberapa ksatria dan pelayan, kami mencapai puncak menara kastil yang membuat kami dapat memandangi seluruh kota dan menurunkan kami.

Sangat menakjubkan ketika melihatnya dari tempat ini, bukan?

"Um, ayah, mengapa berlarian di lorong?" tanyaku heran.

Ketika aku berlarian di lorong, bukankah ayah menarik telingaku?

Apakah ini kekuatan seorang Margrave?

Kekuatan ini ternyata dapat membebaskanmu dari hukuman ketika berlarian di lorong.

"Eh—tidak! Ya, itu benar! Ayah ingin segera berbicara denganmu!" balas Roxes gelisah.

Ayah selalu memiliki alasan, bukan?

"Begitu. Um, Lilia, tolong," kataku.

"Ah, iya, Master," balas Lilia yang masih terpana keindahan kota lalu menyerahkan piring kepadaku.

"Ini, ayah," ujarku menyerahkan piring dan laporan perusahaanku.

"K—keramik putih..." ujar Roxes sedikit terkejut.

Di dunia ini, keramik hanya berwarna hijau muda atau biru. Ketika aku melihat piringku ketika aku sarapan, aku mendapatkan ide untuk membuat keramik putih dari abu tulang seperti sapi atau monster. Setelah aku mendidik para budak, aku langsung memulai penelitian ini semenjak 6 bulan yang lalu.

Namun, abu tulang yang berasal dari monster memiliki kualitas yang lebih baik. Jadi, aku memborong tulang monster dari guild petualang dan bereksperimen dengannya.

Yah, mungkin aku akan membuat permintaan permanen untuk tulang monster meskipun itu sedikit mahal daripada tulang sapi.

Mari campur kedua abu itu agar sesuai dengan kriteria produksi massal.

"Ayah, silakan lihat laporan keuangannya terlebih dahulu," ujarku mengingatkannya saat memeriksa piring dengan seksama.

"Ah, oh, kau benar," balas Roxes lalu meletakkan piring di balkon dan mulai membaca laporan.

Saat ayah sedang memeriksa laporanku, aku melihat Lilia sedang memandangi kota dengan takjub.

"Apakah kamu ingin berkeliling kota?" tanyaku.

"Bo—bolehkah, Master?" balas Lilia sedikit berharap.

"Ah, um, baik," balasku dengan tersenyum.

"Terima kasih, Master!" ujar Lilia bahagia dengan memelukku.

Ayah, jangan melihatku dengan tatapan hangat itu.

Aku hanya kasihan kepadanya karena dia selalu terkurung di suatu tempat sejak dulu.

Kemudian, aku melepaskan pelukan Lilia dan berkata "Bagaimana, ayah?" sembari tersenyum.

"Meskipun kamu masih kecil, pendapatan perusahaanmu telah melebihi pendapatan tahunan wilayah ini, bukan?" balas Roxes dengan tersenyum masam.

Nah, jika aku memiliki tambang, uangku akan menjadi sangat banyak, kau tahu?

"Lagipula, ayah sebagai Margrave Artrez juga sangat berterima kasih kepadamu karena telah mengembangkan wilayah ini," balas Roxes dengan menunduk ringan.

"T—tidak apa-apa, ayah! Mohon angkat kepala Anda," balasku panik.

Kemudian, ayahku mengangkat kepalanya dan berkata, "Apakah kamu ingin menggantikan ayah untuk menjadi Margrave Artrez setelah dewasa?"

"Eh? Tidak, merepotkan," balasku cepat.

Ya, aku tidak ingin menggantikan posisinya karena aku telah melihatnya berada di tengah tumpukan perkamen.

Nah, itu pasti sangat melelahkan.

"Eh?!" ujar Roxes terkejut dengan terlihat sedikit sedih.

Hm?

"Ayah tidak berniat pensiun dini, kan?" ujarku dengan tersenyum.

"Ti—tidak... kok?" balas Roxes gelisah dengan mengalihkan pandangannya.

Ku!

Dimana tanggung jawabmu?!

Setelah itu, pintu tiba-tiba terbuka dan kami melihat Kepala Pelayan Robert muncul.

"Pekerjaan menanti Anda, Tuan," ujar Robert dengan menarik kerah Roxes.

"Tidaaak! Vex, tolong selamatkan aku!" teriak Roxes saat ditarik pergi.

"Eh? Tidak akan," balasku cepat.

"Tidaaakk!" teriak Roxes bergema keras saat diseret pergi.

Nah, bertanggung jawablah.

Kehidupan disini ada karena kamu bekerja.

...----------------...

Kota Athen, Wilayah Margrave Artrez.

Sudah beberapa hari semenjak aku melaporkan situasi keuangan perusahaanku kepada ayah.

Saat ini, aku dan Lilia sedang menikmati Kota Athen karena permintaan Lilia beberapa hari yang lalu dengan berjalan kaki. Kami ditemani oleh tiga pengawal kami seperti biasanya, yaitu Kevin, Reeves, dan Mine.

Meskipun aku juga melihat beberapa gelagat seorang tentara yang menyamar sebagai orang biasa di sepanjang perjalanan.

Namun, kami selalu disapa oleh berbagai orang saat kami berjalan di jalan utama.

Ada apa?

Aku cukup lelah menanggapinya, kau tahu?

"Apakah ada tempat yang ingin kamu kunjungi, Lilia?" tanyaku penasaran.

"Um, saya sebenarnya tidak pernah mengunjungi kota ini sebelumnya, Master," balas Lilia sedikit takut.

"Begitu," timpalku.

Mari kunjungi panti asuhan jika begitu. Melihatnya berkumpul dengan anak yang sebaya dengannya mungkin akan membuatnya senang.

Tapi, perjalanan ini cukup jauh, bukan?

Aku jadi ingin mengembangkan trem atau alat transportasi lain di kota ini.

Nah, mari kita lakukan riset terlebih dahulu.

Setelah kami berjalan menyusuri distrik kelas bawah, kami melihat bangunan megah yang tidak sesuai dengan citra distrik kelas bawah dimana hanya ada bangunan kecil dan kusam disekelilingnya.

Ya, aku membantu panti asuhan agar mereka ingin bergabung denganku.

Tenaga kerja murah itu tidak boleh disia-siakan, kau tahu?

Nah, dengan ini, aku juga memiliki pengaruh yang cukup besar dikalangan orang miskin dan rakyat jelata di Wilayah Artrez.

"Selamat datang, Tuan Muda!" teriak beberapa anak dan berlari untuk menyambutku.

"Selamat datang di Panti Asuhan Lynea, Tuan Muda," ujar beberapa pengasuh dan Kepala Panti Asuhan.

"Ah, halo," balasku.

Ketika aku melihat Lilia, mengapa dia terlihat gelisah?

"Lilia, mengapa kamu tidak bermain dengan mereka?" ujarku dengan tersenyum lembut padanya.

"Ah, i—iya, Master," balas Lilia dengan sedikit sedih.

Eh? Mengapa kamu terlihat bersedih?

"Sebenarnya, aku hanya ingin kamu berteman dengan anak lain yang sebaya denganmu," timpalku lembut.

"Um... te—terima kasih, Master," balas Lilia dengan sedikit senang lalu kemudian pergi.

Setelah itu, seorang nenek Kepala Panti Asuhan Lynea yang bernama Milia mendatangiku dengan tersenyum dan berkata, "Silakan masuk, Tuan Muda."

"Ah, ya," balasku dan mengikutinya.

Saat dalam bimbingannya, aku bertanya, "Bagaimana ujicobanya?"

"Terima kasih telah memperhatikan kami dan beberapa panti asuhan di Kota Athen ini, Tuan Muda. Kegiatan pembelajaran yang diusulkan oleh Tuan Muda sangat mendapat respon positif dari anak-anak. Kami sebagai pengasuh panti ini sangat bersyukur atas bantuan yang telah diberikan oleh Tuan Muda," ujar Milia penuh syukur.

Ya, ya, sangat merendah, bukan?

Setelah beberapa bulan aku menambang emas, dan berjualan garam, produktifitas dan keuntunganku sangat berkembang dengan pesat.

Ya, sampai-sampai aku tidak tahu bagaimana harus mengalokasikan sisa uangku.

Saat itu, aku tidak dapat mengalokasikannya kepada pihak pengembangan perusahaan karena sedang fokus belajar dan membuat keramik. Jadi, aku memberikan dana kepada berbagai panti asuhan untuk kehidupan mereka yang lebih baik dan orang miskin dengan sering membagikan makanan di distrik kumuh.

Aku memberi mereka pembelajaran agar mereka menjadi karyawanku di masa depan dan melakukan berbagai pengembangan untuk perusahaanku. Jika mereka tidak ingin bergabung, mereka dapat bekerja di luar bidang ini dan memutar ekonomi Wilayah Artrez.

Nah, pada akhirnya semuanya akan kembali kepada kami.

Saat aku melihat anak-anak yang sedang belajar di sebuah aula, hatiku merasa sedikit hangat.

Nah, mungkin hatiku terbawa dengan masa laluku yang dewasa.

"Aku ingin membuat sekolah di wilayah ini, para pengasuh panti akan menjadi model guru untuk sekolah yang akan kudirikan," ujarku saat melihat anak-anak panti yang sedang belajar.

"Um..." balas Milia bingung.

"Nah, maafkan aku karena akan merepotkanmu lebih banyak, Nek," ujarku dengan tersenyum.

"Ah, ti—tidak, Tuan Muda. Saya sebenarnya cukup bahagia karena telah mendapatkan kebaikan ini," balas Milia terharu.

Nah, mari minta izin ayahku.

Jika tidak diperbolehkan, aku akan menggunakan ibu untuk memaksa ayahku.

...----------------...

Catatan :

Okupasi \= Pendudukan suatu wilayah kekuasaan baru secara damai.

...----------------...

Terpopuler

Comments

Bagus + / Jelek -

Bagus + / Jelek -

MC nya jadi kyak protagonis bukan lagi figuran

2023-05-08

0

Alter-Ruu

Alter-Ruu

pedagang kayak gini di cerita dunia lain tuh jarang jadi seneng aja gitu loh walau cuma membangun perusahaan

2021-05-17

2

Gabriel Crown

Gabriel Crown

Thor agak bingung dengan alur percakapannya😂😂😂

2021-05-11

1

lihat semua
Episodes
1 Aku Bereinkarnasi Menjadi Karakter Novelku Sendiri?!
2 Agar Mencapai Tujuan
3 Salah Perhitungan
4 Aku Tidak Mengira Akan Menjadi Seperti Ini!
5 Ayo Kita Mencari Uang!
6 Pembalasan dan Perekrutan
7 Kekuatan dan Pelatihan
8 Kemajuan Perusahaan
9 Penyesalan
10 Serangan dalam Diam
11 Ketidaksesuaian
12 Guild Petualang
13 Quest Pertama
14 Kemampuan
15 Proyek Raksasa
16 Mengusir Kebosanan
17 Keadaan
18 Konflik
19 Ayo Berlatih!
20 Ayo Beternak!
21 Ujian Masuk
22 Aku Benar-Benar Panik!
23 Hari Pertama Akademi
24 Kelompok Figuran
25 Kekhawatiran Celine
26 Tanggung Jawab Sebagai Penulis Novel
27 Pertarungan Penentuan
28 Senjata yang Harus Disegel, atau Tidak?
29 Kehidupan Akademi
30 Pergerakan Kekaisaran
31 Bawahan Elit
32 Pergantian Posisi
33 Situasi Ibukota Kerajaan Vetra, Coastal
34 Sebelum Ujian Akhir
35 Ayo Mendaftar Menjadi Tentara Raja Iblis Agung!
36 Keadaan Tentara Para Raja Iblis
37 Ujian Akhir Tahun Pertama
38 Kota Athen, Aku Kembali!
39 Pengumuman Author untuk Pembaca Baru
40 Berikan Pedangnya!
41 Apakah Dia Juga Merupakan Dalang Sepertiku?!
42 Makelar Informasi: Ayo Culik!
43 Makelar Informasi: Beri Tahu Aku!
44 Maaf, Mungkin Kami Tidak Akan Bertemu Lagi
45 Upacara Kelulusan
46 Awal Mula: Kurt von Schwarz
47 Awal Mula: Leonard von Cale Rowen Vetra
48 Awal Mula: Calvin von Houten Vetra
49 Awal Mula: Dua Orang Penantang Kegelapan Dunia
50 Aku Kekurangan Tenaga Kerja!
51 Pengumuman Author : Perubahan Sudut Pandang
52 Terima Kasih, Nek!
53 Nasib Sial Calvin
54 Ayo Bangun!
55 Senjata untuk Celine
Episodes

Updated 55 Episodes

1
Aku Bereinkarnasi Menjadi Karakter Novelku Sendiri?!
2
Agar Mencapai Tujuan
3
Salah Perhitungan
4
Aku Tidak Mengira Akan Menjadi Seperti Ini!
5
Ayo Kita Mencari Uang!
6
Pembalasan dan Perekrutan
7
Kekuatan dan Pelatihan
8
Kemajuan Perusahaan
9
Penyesalan
10
Serangan dalam Diam
11
Ketidaksesuaian
12
Guild Petualang
13
Quest Pertama
14
Kemampuan
15
Proyek Raksasa
16
Mengusir Kebosanan
17
Keadaan
18
Konflik
19
Ayo Berlatih!
20
Ayo Beternak!
21
Ujian Masuk
22
Aku Benar-Benar Panik!
23
Hari Pertama Akademi
24
Kelompok Figuran
25
Kekhawatiran Celine
26
Tanggung Jawab Sebagai Penulis Novel
27
Pertarungan Penentuan
28
Senjata yang Harus Disegel, atau Tidak?
29
Kehidupan Akademi
30
Pergerakan Kekaisaran
31
Bawahan Elit
32
Pergantian Posisi
33
Situasi Ibukota Kerajaan Vetra, Coastal
34
Sebelum Ujian Akhir
35
Ayo Mendaftar Menjadi Tentara Raja Iblis Agung!
36
Keadaan Tentara Para Raja Iblis
37
Ujian Akhir Tahun Pertama
38
Kota Athen, Aku Kembali!
39
Pengumuman Author untuk Pembaca Baru
40
Berikan Pedangnya!
41
Apakah Dia Juga Merupakan Dalang Sepertiku?!
42
Makelar Informasi: Ayo Culik!
43
Makelar Informasi: Beri Tahu Aku!
44
Maaf, Mungkin Kami Tidak Akan Bertemu Lagi
45
Upacara Kelulusan
46
Awal Mula: Kurt von Schwarz
47
Awal Mula: Leonard von Cale Rowen Vetra
48
Awal Mula: Calvin von Houten Vetra
49
Awal Mula: Dua Orang Penantang Kegelapan Dunia
50
Aku Kekurangan Tenaga Kerja!
51
Pengumuman Author : Perubahan Sudut Pandang
52
Terima Kasih, Nek!
53
Nasib Sial Calvin
54
Ayo Bangun!
55
Senjata untuk Celine

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!