Keadaan

^^^| Sudut Pandang Calvin von Houten Vetra |^^^

Tahun Suci 1300, Bulan Pertama.

Lapangan Latihan, Istana Kerajaan Vetra, Ibukota Kerajaan Vetra, Coastal.

"Hah... hah... hah..." ujarku kelelahan dan jatuh tersungkur dengan memegang pedangku.

"Cukup untuk saat ini, Yang Mulia," balas ksatria pelatih kekar berambut hitam pendek yang memegang pedang kayu dengan sedikit tidak puas.

Kemudian, aku berusaha bangkit dengan berkata, "Tu—tunggu! S—saya masih bisa!"

"Tidak mungkin, Yang Mulia. Anda telah mencapai batas fisik Anda. Bila melakukannya lebih dari ini, itu hanya akan membebani fisik Anda," balas ksatria pelatih.

"Ta—tapi!" timpalku panik.

"Mohon maaf, saya undur diri terlebih dahulu. Selamat siang, Yang Mulia," ujar ksatria pelatih lalu menundukkan kepala dan pergi.

"Hah... hah... sial..." kataku menyesal.

Sebagai Pangeran Pertama Kerajaan Vetra, aku diharuskan untuk memiliki fisik yang kuat, cerdas, dan mampu berperilaku tinggi.

Namun, jika terus seperti ini, aku akan dikalahkan oleh saudaraku!

Namaku adalah Calvin von Houten Vetra, Pangeran Pertama Kerajaan Vetra yang akan berusia 11 tahun ini serta berasal dari dinasti Houten. Jika kamu melihat penampilanku, aku memiliki wajah yang rupawan dengan fisikku yang tegap, rambut berwarna merah api serta mata hitam.

Ibuku, Ratu Pertama Kerajaan Vetra, berasal dari keluarga Duke Houten yang juga merupakan sepupu ayahku. Jadi, kami memiliki kendali yang kuat pada kerajaan ini sehingga aku diharapkan memiliki kemampuan terunggul dibandingkan anak bangsawan lainnya.

"Hah... hah..." ujarku kelelahan saat bangkit dan menuju pinggir lapangan untuk beristirahat.

Aku memiliki saudara laki-laki yang berasal dari ibu yang berbeda. Dia bernama Leonard von Cale Rowen Vetra, anak dari ratu kedua yang berasal dari Keluarga Marquis Rowen serta salah satu Kardinal Gereja Suci.

Ya, Cale adalah nama yang disematkan bagi keluarga bangsawan yang juga memiliki pengaruh di dalam Gereja.

Jika kamu melihatnya, dia memiliki fisik yang sama denganku dengan perbedaan rambut putih serta mata biru. Dan juga, dia memiliki keahlian akademis, sihir, serta teknik bersenjata seperti pedang, panah, dan tombak yang setara dariku.

Kerajaan Vetra memiliki beberapa faksi, diantaranya yaitu kami, faksi istana yang mengendalikan ibukota dan pemerintahan pusat; faksi gereja, yang dipimpin oleh Marquis Rowen dan memiliki pengaruh sentral dalam agama; faksi teritorial, yang dipimpin oleh Duke Terra yang mengendalikan pasokan pangan Kerajaan Vetra; serta faksi netral yang terdiri dari tiga margrave dan memiliki kekuatan militer yang sangat tinggi.

Yah, meskipun saat ini faksi teritorial belum bergerak untuk perebutan tahta.

Yang kuketahui, tiga margrave tersebut adalah Margrave Schwarz, yang menguasai perbatasan utara dan melindungi kerajaan dari beberapa negara kecil di utara; Margrave Richter, yang memiliki wilayah di timur kerajaan dan melindunginya dari Republik Tiane, Hutan Elf, serta Kerajaan Beastman; serta Margrave Artrez, yang melindungi kerajaan dari Kekaisaran Dormus di barat serta dari Hutan Monster di selatan.

Jika faksi netral mendukung salah satu faksi, faksi tersebut akan berada di atas angin dalam perebutan tahta mengingat para margrave memiliki kekuatan militer yang besar serta wilayah yang mandiri.

Aku lelah...

Tiba-tiba, terdengar suara dari belakangku yang mengatakan, "Selamat siang, Saudaraku."

Seketika, aku berbalik ke arah suara tersebut dan menemukan Leonard yang sedang memegang pedang kayu dan mengenakan seragam latihannya.

"Ah, selamat siang," balasku dengan tersenyum paksa.

Ya, dia adalah ular yang akan menerkammu bila kau lengah sedikit saja.

"Bagaimana latihanmu?" tanya Leonard santai saat duduk di sampingku.

"Aku telah menguasai Sword Skill turunan keluarga kerajaan," balasku sedikit bangga.

"Oh, begitukah? Aku telah menguasainya 2 minggu yang lalu," timpal Leonard dengan tersenyum.

Kuh, apa maksudmu mengatakan itu?!

Sial, mari alihkan topik!

"Tidak terasa, tiga bulan lagi kami akan memasuki Akademi," ujarku mengalihkan topik.

"Oh, benar," balas Leonard riang kemudian terjadi keheningan diantara kami.

Setelah beberapa saat, Leonard berkata dengan tersenyum, "Aku telah bertunangan dengan Putri Pertama Margrave Richter, Saudaraku."

Hah?!

"B—benarkah?" balasku sedikit gemetar.

"Itu benar," balas Leonard riang.

Sial!

"Maafkan aku, aku akan pergi terlebih dahulu, Saudaraku," balasku gelisah.

"Ah, baik. Harap nikmati waktumu yang tersisa," balas Leonard riang.

"Sampai jumpa," balasku lalu bangkit pergi.

"Hati-hati," ujar Leonard saat aku hendak meninggalkan lapangan.

Sial!

Jika begitu, bukankah kau akan memiliki dukungan yang luar biasa?!

Saat aku meninggalkan lapangan, aku melihat bahwa Dia, pelayan pribadiku, sedang berdiri menungguku.

"Apakah ada yang terjadi pada Anda, Yang Mulia?" tanya Dia khawatir.

"Tidak, tidak apa-apa. Aku ingin membersihkan tubuhku," ujarku dengan menenangkan diri.

"Baik, saya akan mempersiapkannya terlebih dahulu," ujar Dia lalu membimbingku ke kamar mandi.

Setelah melakukan persiapan dan memasuki kamar mandi, aku merenungkan berbagai hal yang terjadi.

Jika Leonard mendapatkan dukungan Margrave Richter, dia akan berada di atas angin karena margrave memiliki dana dan sumber daya yang berlimpah. Namun, sebagai Gubernur Timur, ia tidak akan menggunakan militernya untuk perebutan tahta.

Tetap saja, aku harus mencari dukungan untuk saat ini.

Bagaimana dengan Margrave Artrez? Aku telah mendengar bahwa putranya memiliki perusahaan yang sedang naik daun beberapa tahun belakangan ini.

Tidak.

Saat ini, Kekaisaran Dormus sedang memiliki perang saudara. Margrave Artrez pasti akan fokus pada wilayah barat kerajaan.

Bagaimana bila Putra Pertama Margrave Schwarz? Bukankah dia juga akan memasuki Akademi bersama denganku?

Tidak.

Aku mendengar bahwa pertempuran negara-negara utara semakin memanas dan negara dari seberang lautan utara juga patut diwaspadai.

Sial, siapa yang harus aku dekati?!

Jika aku tidak salah, Putra Kedua Duke Terra juga akan menghadiri Akademi bersama denganku, bukan?

Baik, aku akan meminta izin ayah dan ibuku untuk meminta dukungannya.

Aku tidak akan kalah darimu.

Pasti.

...----------------...

Tahun Suci 1300, Bulan Pertama.

Desa Gram, Wilayah Count Vogel.

Sudah 4 hari berlalu semenjak aku merampas harta milik Dark Guild yang markas mereka tidak sengaja kutemukan saat perjalanan.

Sebagai bangsawan besar, aku diperintahkan oleh ayahku untuk memutar roda perekonomian desa atau kota yang sedang kulewati. Jadi, ketika aku menginap di suatu desa atau kota, aku diharuskan membeli banyak produk khas atau kerajinan daerah yang sedang kulewati.

Yah, uang yang diberikan oleh ayahku hingga saat ini belum pernah kugunakan.

Nah, ayah, jangan berikan uang jajan pada anakmu berupa koin platinum!

Aku tidak dapat memakainya bila aku bertransaksi dengan skala kecil seperti ini!

Kuh!

Yah, tidak apa-apa. Lagipula, uangku sangat banyak.

Saat ini, aku sedang melihat keluar dari suatu jendela yang berada di kamar terbaik penginapan termewah di desa ini.

Ketika aku mengunjungi desa ini, aku bertemu kepala desa yang sangat gugup ketika berinteraksi denganku.

Ada apa dengannya?

Aku tidak mengerti.

Saat aku melihat pemandangan bulan, aku merasakan ada sesuatu yang salah.

Hm?

"Search: Terrain Map – Radius 10 km," ujarku merapal mantra dan muncul radar dengan detail medan yang lengkap seperti biasanya.

Hmm, aku melihat ada tanda berwarna jingga di hutan dekat desa.

Apa itu?

Aku cukup penasaran. Tapi, mari berhati-hati.

Aku mengambil jubah putihku dan menggunakannya, lalu merapal, "Stealth: Night Walker, Stealth: Magic Cloak, Stealth: Eliminate Presence."

Kemudian, aku melompat dari jendela kamarku dan pergi keluar dari desa. Saat aku mencapai hutan, aku mencium bau darah.

Hmm?

Aku membuka radar dan mengendap-endap mendekati beberapa tanda berwarna jingga tersebut melalui dahan pepohonan.

Ketika aku melihatnya, bukankah itu vampir yang kutolong kemarin?

Aku melihat kakak beradik itu serta dua orang lainnya sedang menyedot darah serigala yang telah mati. Juga, mereka terlihat lusuh dan memiliki beberapa memar dan luka.

Yah, ayo dekati.

Aku mengeluarkan belatiku dan mengendap-endap ke orang yang berada di paling ujung, kemudian menyekapnya dengan menghunuskan belatiku ke lehernya dan membatalkan sihirku.

"Argh!" ujar vampir perempuan yang memiliki rambut kuning saat kusekap.

"Eh?!" ujar vampir lainnya.

"Siapa?!" teriak kakak laki-laki vampir yang kutolong saat menoleh ke arahku.

"Apa yang kau lakukan, Penguntit?" tanyaku mengancam dengan mengeluarkan nafsu membunuh.

Vampir laki-laki lain beserta adik perempuan yang kutolong itu dengan sigap membuat sikap untuk perlawanan dengan tubuh yang terlihat gemetar.

"Tunggu!" ujar kakak vampir laki-laki itu menghentikan para vampir lainnya dengan mengulurkan lengannya ke samping.

"Kakak?!" teriak adik perempuannya terkejut.

"Mohon maafkan kami, Tuan Figuran Penguasa Balik Layar," ujar kakak vampir itu dan membungkuk dalam.

Ku!

Jangan katakan namaku seperti itu, sial!

Aku malu!

"Kalian juga! Cepat!" teriak kakak vampir.

"Eh?!" ujar para vampir lainnya.

"Lakukan saja! Tuan ini yang menyelamatkan kita!" teriak kakak vampir itu.

"Hah?!" ujar beberapa vampir lainnya.

Kemudian, dua vampir lainnya mengikuti kakak laki-laki itu dan membungkuk dengan sedikit takut. Lalu, aku melepaskan sekapanku dan mundur ke belakang dengan cepat.

Aku menekan nafsu membunuhku dan berkata, "Mengapa kau mengikutiku?"

Kemudian, para vampir itu mengangkat kepalanya dan kakak laki-laki itu berkata dengan nada bergetar, "Tuan... bisakah Anda menolong teman kami yang lain?"

"Hah?!" ujarku terkejut.

"Me—meskipun permintaan saya sangat tidak sopan mengingat bantuan yang telah Anda berikan. Tetap saja, ada teman kami masih dalam keadaan kritis..." ujar kakak laki-laki itu dengan menangis.

"Kakak..." ujar adiknya sedih.

"Mengapa kamu tidak membantunya? Bukankah aku telah memberimu rune?" tanyaku heran.

"Sebenarnya... kapasitas mana kami tidak cukup untuk menggunakan rune yang Anda berikan untuk sihir penyembuhan..." ujar kakak laki-laki itu malu.

Oh.

Itu berarti Space-time Magic: Rewind membutuhkan jumlah mana yang sangat besar.

Yah, bukannya aku keberatan.

Tapi, tetap saja.

"Jika aku melakukan itu, apa yang akan kudapat?" tanyaku mengetes mereka.

Kemudian, vampir perempuan yang tadi telah kusekap menitikkan air mata dan berteriak, "Ka—kami sudah tidak memiliki tempat kembali lagi! Ja—jadi, kami akan melakukan apapun untukmu!"

"Itu benar! Kami akan melakukan apapun!" ujar kakak laki-laki berteriak dengan air mata yang menetes.

Begitukah?

Nah, aku membenci laki-laki yang cengeng.

"Space-time Magic: Warp Gate," ujarku merapal mantra dan membuka gerbang ke rumah terlantar itu.

"Lu—luar biasa..." ujar kakak laki-laki itu terpana.

"Aku tidak menyangka akan melihat sihir ruang waktu..." ujar wanita vampir yang tadi kusekap terpana.

"Ayo," ujarku lalu memasuki Warp Gate.

Setelah aku memasuki rumah ini, kakak laki-laki itu dengan cepat berlari menuju ruang bagian dalam rumah dan membuka pintu salah satu kamar. Aku mengikutinya dan ikut masuk dengan para vampir lainnya.

"Claire!" ujar kakak laki-laki vampir saat memasuki ruangan.

"Jane, bagaimana?!" teriak vampir laki-laki lainnya saat memasuki ruangan.

Ketika aku melihat keadaan dalam ruangan, aku menemukan seorang vampir wanita berambut putih dewasa yang duduk menunggu di samping ranjang dan terlihat kelelahan.

Aku juga melihat dua orang yang berbaring di ranjang dengan salah satunya telah ditutupi kain putih.

Begitu, aku terlambat, bukan?

"Maaf..." ujar kakak laki-laki itu menyesal hingga jatuh tersungkur.

"Space-time Magic: Rewind," ujarku merapal mantra tanpa penundaan.

Seketika, semua vampir kembali menuju keadaan mereka sedia kala. Nah, tetap saja yang meninggal tidak dapat dikembalikan, bukan?

Apakah aku harus mencoba mantra kebangkitan?

Tidak, mari menahan diri. Mereka akan selalu bergantung kepadaku nantinya.

Lagipula, aku tidak tahu apakah aku benar-benar dapat menggunakannya.

"Hah?!" ujar para vampir lainnya terkejut.

"Ak—aku sembuh..." ujar vampir wanita yang sedang duduk menunggu.

"Jane!" ujar vampir laki-laki lain memeluk vampir wanita yang sedang menunggu.

"C—Cody," ujar Jane saat dipeluk dan meneteskan air mata.

Tanpa kusadari, kakak laki-laki vampir itu telah mendekat menuju ranjang dan memegang tangan wanita vampir yang tertidur sembari menangis.

Melihat pemandangan seperti ini membuat aku merasa sebal.

Kuh, aku pulang!

Sialan!

"Nah, jangan lupa tepati janji kalian," ujarku malas dan pergi meninggalkan kamar.

"Tunggu!" ujar vampir wanita yang tadi kusekap.

"Ka—kami akan mengikutimu!" ujar adik vampir perempuan.

"Hah? Aku manusia, kau tahu?" balasku heran saat berhenti di pintu masuk kamar.

"Ka—kami sudah tidak memiliki tempat kembali... Desa kami telah diserang dan semua orang telah dibunuh... hiks... hiks..." ujar wanita vampir berambut kuning sedih.

"Nah, bukankah kalian vampir? Kalian adalah ras yang kuat, bukan?" balasku heran.

"Um, sebenarnya, kami tidak sekuat itu karena suku kami adalah Daywalker..." timpal adik perempuan itu sedih.

Hmm, tipe vampir lemah yang memiliki sedikit kekuatan untuk terkena sinar matahari, bukan?

"Begitukah? Siapa nama kalian?" ujarku heran.

"Um, saya adalah Katharina, sedangkan ini adalah Lucia," ujar adik perempuan vampir dan menunjuk vampir wanita pirang di sebelahnya.

"Sedangkan yang di dalam ruangan adalah Harry, kakak saya; Claire, pasangan kakak saya; Jane, vampir yang tadi telah menunggu; Cody, vampir laki-laki yang bersama kami sejak tadi; serta vampir yang telah meninggal tadi adalah kakak Claire, Albert," tambah Katharina dengan sedih.

"Apakah kalian dapat menyamar menjadi manusia?" tanyaku memastikan.

"Ya, kami dapat melakukannya," balas Katharina serius.

Kemudian, aku merapalkan mantra pada semua vampir di dalam kamar, "Probability Manipulation: Racial Weakness – 0%"

Nah, mari mencobanya.

"Um, apa yang kamu lakukan?" tanya Lucia heran.

"Lihat saja. Holy Magic: High Heal," ujarku saat memantrai mereka.

"Ti—tidak—eh?!" ujar Lucia terkejut.

"Ti—tidak sakit?!" ujar Katharina terkejut sedikit ketakutan.

Yah, aku mengubah peluang terjadinya dampak dari kelemahan ras kalian menjadi nol persen.

"Aku memberimu beberapa emas, jadilah petualang dan temui aku di ibukota kerajaan. Aku pergi, Space-time Magic: Warp Gate," ujarku menyerahkan kantong uang dan membuka Warp Gate.

"Baik, Tuan Figuran Penguasa Balik Layar!" ujar Lucia penuh syukur saat menerima kantong.

"Te—terima kasih, Tuan Figuran Penguasa Balik Layar!" ujar Katharina penuh syukur.

Sial!

"Panggil aku White untuk seterusnya!" teriakku agak malu lalu memasuki Warp Gate dengan cepat.

Ayo jadikan mereka kaki tanganku.

Lagipula, aku membutuhkan beberapa orang yang mendukung aktivitasku.

...----------------...

Terpopuler

Comments

White

White

tuan figuran penguasa balik layar malu rupanya dipanggil gitu padahal dia yg ngenalin diri kaya gitu

2021-05-23

3

Alter-Ruu

Alter-Ruu

nama karakternya banyak colong beberapa boleh ya👀 (gak seratus persen kok bakal ku modif)

2021-05-17

1

ɳσҽɾ

ɳσҽɾ

Semangat terus author terlove 💕💕💕

🌹 Dilema 🌹 dan Like nya mampir...

❤️❤️❤️

2021-04-16

1

lihat semua
Episodes
1 Aku Bereinkarnasi Menjadi Karakter Novelku Sendiri?!
2 Agar Mencapai Tujuan
3 Salah Perhitungan
4 Aku Tidak Mengira Akan Menjadi Seperti Ini!
5 Ayo Kita Mencari Uang!
6 Pembalasan dan Perekrutan
7 Kekuatan dan Pelatihan
8 Kemajuan Perusahaan
9 Penyesalan
10 Serangan dalam Diam
11 Ketidaksesuaian
12 Guild Petualang
13 Quest Pertama
14 Kemampuan
15 Proyek Raksasa
16 Mengusir Kebosanan
17 Keadaan
18 Konflik
19 Ayo Berlatih!
20 Ayo Beternak!
21 Ujian Masuk
22 Aku Benar-Benar Panik!
23 Hari Pertama Akademi
24 Kelompok Figuran
25 Kekhawatiran Celine
26 Tanggung Jawab Sebagai Penulis Novel
27 Pertarungan Penentuan
28 Senjata yang Harus Disegel, atau Tidak?
29 Kehidupan Akademi
30 Pergerakan Kekaisaran
31 Bawahan Elit
32 Pergantian Posisi
33 Situasi Ibukota Kerajaan Vetra, Coastal
34 Sebelum Ujian Akhir
35 Ayo Mendaftar Menjadi Tentara Raja Iblis Agung!
36 Keadaan Tentara Para Raja Iblis
37 Ujian Akhir Tahun Pertama
38 Kota Athen, Aku Kembali!
39 Pengumuman Author untuk Pembaca Baru
40 Berikan Pedangnya!
41 Apakah Dia Juga Merupakan Dalang Sepertiku?!
42 Makelar Informasi: Ayo Culik!
43 Makelar Informasi: Beri Tahu Aku!
44 Maaf, Mungkin Kami Tidak Akan Bertemu Lagi
45 Upacara Kelulusan
46 Awal Mula: Kurt von Schwarz
47 Awal Mula: Leonard von Cale Rowen Vetra
48 Awal Mula: Calvin von Houten Vetra
49 Awal Mula: Dua Orang Penantang Kegelapan Dunia
50 Aku Kekurangan Tenaga Kerja!
51 Pengumuman Author : Perubahan Sudut Pandang
52 Terima Kasih, Nek!
53 Nasib Sial Calvin
54 Ayo Bangun!
55 Senjata untuk Celine
Episodes

Updated 55 Episodes

1
Aku Bereinkarnasi Menjadi Karakter Novelku Sendiri?!
2
Agar Mencapai Tujuan
3
Salah Perhitungan
4
Aku Tidak Mengira Akan Menjadi Seperti Ini!
5
Ayo Kita Mencari Uang!
6
Pembalasan dan Perekrutan
7
Kekuatan dan Pelatihan
8
Kemajuan Perusahaan
9
Penyesalan
10
Serangan dalam Diam
11
Ketidaksesuaian
12
Guild Petualang
13
Quest Pertama
14
Kemampuan
15
Proyek Raksasa
16
Mengusir Kebosanan
17
Keadaan
18
Konflik
19
Ayo Berlatih!
20
Ayo Beternak!
21
Ujian Masuk
22
Aku Benar-Benar Panik!
23
Hari Pertama Akademi
24
Kelompok Figuran
25
Kekhawatiran Celine
26
Tanggung Jawab Sebagai Penulis Novel
27
Pertarungan Penentuan
28
Senjata yang Harus Disegel, atau Tidak?
29
Kehidupan Akademi
30
Pergerakan Kekaisaran
31
Bawahan Elit
32
Pergantian Posisi
33
Situasi Ibukota Kerajaan Vetra, Coastal
34
Sebelum Ujian Akhir
35
Ayo Mendaftar Menjadi Tentara Raja Iblis Agung!
36
Keadaan Tentara Para Raja Iblis
37
Ujian Akhir Tahun Pertama
38
Kota Athen, Aku Kembali!
39
Pengumuman Author untuk Pembaca Baru
40
Berikan Pedangnya!
41
Apakah Dia Juga Merupakan Dalang Sepertiku?!
42
Makelar Informasi: Ayo Culik!
43
Makelar Informasi: Beri Tahu Aku!
44
Maaf, Mungkin Kami Tidak Akan Bertemu Lagi
45
Upacara Kelulusan
46
Awal Mula: Kurt von Schwarz
47
Awal Mula: Leonard von Cale Rowen Vetra
48
Awal Mula: Calvin von Houten Vetra
49
Awal Mula: Dua Orang Penantang Kegelapan Dunia
50
Aku Kekurangan Tenaga Kerja!
51
Pengumuman Author : Perubahan Sudut Pandang
52
Terima Kasih, Nek!
53
Nasib Sial Calvin
54
Ayo Bangun!
55
Senjata untuk Celine

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!