^^^| Sudut Pandang Celine von Terra |^^^
Tahun Suci 1297, Bulan Kedua.
Kamar Pribadi Celine, Kastil Duke Terra, Kota Newroa.
Ketika aku membuka mataku, aku melihat langit-langit yang tidak kukenal.
"Dimana..." ujarku pusing saat aku terbangun.
Kemudian, aku berusaha bangkit untuk duduk di tempat tidurku. Saat aku telah dapat melihat dengan jelas, aku menemukan diriku berada di kamar yang tidak kukenal.
"Ugh," lirihku kesakitan dengan memegangi kepalaku karena ingatan yang tiba-tiba memasuki pikiranku secara deras.
Ingatan siapa ini?
Krieet.
Pintu kamar kayuku terbuka secara perlahan dan seseorang pelayan wanita memasuki ruangan dengan berkata, "Permisi, Putri. Saya datang untu—"
BRAK!
Kemudian, pelayan itu menjatuhkan nampan yang berisi mangkuk air saat melihatku dan bergerak mendekatiku dengan cepat.
Mengapa kamu bersikap seperti itu?
Harap berhati-hati.
"Putri Celine!" teriak pelayan wanita saat mendekatiku dengan mata seolah akan menangis.
Hm? Celine?
Aku seperti pernah mendengarnya. Dimana?
Pelayan itu datang ke samping tempat tidurku dan memegang tanganku yang lemas sembari berkata dengan gelisah, "P—Putri, apakah Anda baik-baik saja? Apakah Anda merasa ada yang salah dengan kondisi Anda?"
"Um, tidak..." balasku lemas karena tubuhku yang kurang bugar.
"Baik, mohon maaf, Putri. Namun, saya akan memanggil Nyonya terlebih dahulu," ujar pelayan dan menundukkan kepala lalu pergi meninggalkan kamar dengan langkah cepat.
"Ugh," lirihku kesakitan saat pelayan itu pergi.
Jika aku mengingat ingatan yang masuk ke dalam kepalaku, pelayan itu merupakan pelayan pribadiku yang bernama Flora, bukan?
Aku mengingatnya karena dia selalu bersamaku semenjak kecil.
Ketika aku melihat kembali diriku, aku memiliki rambut panjang yang berwarna rami dan tubuhku kecil seperti anak berusia 8 tahun, mungkin?
Mari ingat kembali sebelum aku terbangun di tempat ini.
Aku merupakan mahasiswa yang sedang pulang ke rumahku karena sedang menjalani liburan. Saat aku menaiki kereta api, ingatanku berakhir disitu.
Apakah kereta api yang kunaiki mengalami kecelakaan?
Ini membuat perasaanku sedikit rumit.
Namun, bukankah dia menyebut namaku Celine?
Kemudian, pintu terbuka lalu Flora beserta ibuku menurut ingatan yang kudapat memasuki ruangan. Ibuku adalah seorang wanita cantik yang bernama Ellen.
Ibuku memiliki fitur tubuh yang ideal, rambut berwarna rami, mata coklat, serta menujukkan aura yang sangat keibuan.
"Celine!" ujar Ellen saat berlari menuju ke arahku dan memelukku diikuti oleh Flora.
"Um, ibu..." balasku lirih.
"Apakah kamu baik-baik saja?" tanya Ellen khawarir.
"Ah, i—iya..." balasku.
"Um, saat ini, kami berada dimana?" tanyaku bingung.
"Kami berada di kamarmu, Celine. Di dalam Kastil Duke Terra," balas Ellen dengan tersenyum lembut dan membelai rambutku.
Eh?!
"O—oh, iya..." balasku lirih.
"Apakah kamu masih merasakan sakit? Kamu telah tertidur selama lebih dari empat hari," ujar Ellen khawatir.
Lama sekali! Pantas saja tubuhku sangat lemah!
"Um, mengapa aku bisa tidur selama itu, Bu?" tanyaku memastikan.
"Um..." balas Ellen gelisah.
Mengapa ibu bersikap seperti itu?
"Tidak apa-apa, Bu. Aku harap aku dapat mendengarnya," timpalku dengan tersenyum untuk menenangkannya.
"Sebenarnya... kamu telah didorong oleh kakakmu sehingga jatuh dari tangga," balas Ellen lirih dengan meneteskan air mata.
"Um..." ujarku bingung.
"Maafkan ibu, Celine..." kata Ellen dengan menangis.
"Ah, um. Tidak apa-apa, Bu! Kupikir, ibu perlu beristirahat terlebih dahulu," balasku seolah meringankan suasana.
"N—namun, ibu masih ingin bersama denganmu," balas Ellen sedih.
Guh.
"B—baik," ujarku kalah.
Setelah itu, ibu duduk di sampingku dan hanya membelai kepalaku saat aku membaringkan kepalaku di pangkuannya. Kami ditemani oleh Flora yang berdiri di samping kami dan menatap kami dengan tatapan hangat.
Seingatku, aku pernah membaca novel kakak laki-lakiku ketika dia mengunjungi asramaku di dekat universitas. Dia membawa 3 volume dari seri novel "World Fantasy."
Karena waktu luangku, aku menghabiskan waktu dengan membaca novel kakakku. Saat aku membacanya, entah mengapa aku menjadi sangat tertarik dan berakhir membaca keseluruhan dari 3 volume.
Saat itu, diceritakan bahwa Celine, yang merupakan tunangan pangeran, memiliki pelayan pribadi bernama Flora. Celine juga menjalani hidup yang menyakitkan karena dia diasingkan oleh keluarganya sebab dia merupakan anak dari selir Duke Terra.
Namun, Celine tetap mendapatkan kasih sayang dari ibunya.
Karena tidak memiliki seorang putri dari istri sah, Duke Terra bermaksud untuk memanfaatkan Celine, seorang putri dari selirnya.
Keluarga Terra mengangkatnya menjadi putri sah dan membuatnya menjadi tunangan pangeran. Setelah itu, perlakuan yang diterima oleh Celine secara berangsur-angsur membaik.
Namun saat berada di Akademi, Celine sangat cemburu kepada pangeran karena dia didekati oleh beberapa wanita. Salah satunya adalah wanita yang berasal dari golongan rakyat jelata.
Meskipun dia hanya dapat menggunakan sihir suci, mengapa kamu mendekati Pangeran?
Itu terjadi karena Pangeran sebenarnya tidak mencintai Celine. Saat itu, Pangeran dan Celine juga hanya memiliki interaksi yang sangat sedikit.
Namun, mengapa Celine sangat menyukainya?!
Aku tidak memahaminya!
Jika dipikirkan kembali, bukankah setelah raja terbunuh, Duke Terra saat itu menghasut pangeran untuk memulai peperangan dengan negara lain dengan tujuan untuk menguasai kerajaan ini sehingga menyebabkan pangeran melarikan diri?!
Meskipun Celine belum mati, jika aku bereinkarnasi menjadi dia, bukankah aku akan memasuki Death Flag?!
Apa yang harus aku lakukan?!
Jika aku memikirkannya, aku tidak dapat menghentikan pembunuhan raja apapun yang terjadi!
Bahkan, tidak ada yang akan mempercayaiku saat aku mengatakan itu karena aku adalah anak kecil dan seorang wanita!
Kuh, jika aku dapat bertemu penulisnya, aku akan memukul kepalanya!
...----------------...
^^^| Sudut Pandang Renne |^^^
Tahun Suci 1297, Bulan Kedua.
Distrik Kelas Bawah, Kota Lomb, Wilayah Baron Zerkis.
"Aduh!" ujarku saat terjatuh karena tertimpa buah yang jatuh dari pohon.
Tiba-tiba, aku mendapatkan ingatan orang lain yang masuk ke dalam kepalaku dengan deras.
"Apakah kamu tidak apa-apa, Renne?" tanya seorang gadis muda berambut oranye ikal bernama Ina yang sedang bermain denganku.
"Ayo, berdiri!" ujar seorang anak lelaki berambut hitam pendek bernama Toru yang sedang bermain denganku lalu mengulurkan tangannya kepadaku.
"Um..." ujarku kebingungan dan mengambil ulurannya untuk berdiri.
Aku mengingat bahwa aku memiliki kehidupan sebelumnya. Aku adalah seorang gadis yang masih bersekolah di sekolah menengah dan meninggal karena terjebak dalam kebakaran.
Aku mengingat rasa sakit karena kekurangan oksigen dan panasnya api saat aku terjebak di dalamnya.
Jika melihat diriku saat ini, aku adalah seorang gadis muda yang berumur sekitar 8 tahun yang memiliki penampilan lusuh dengan rambut merah muda panjang.
"Apakah kamu masih pusing? Ayo sudahi dan kembali ke panti asuhan terlebih dahulu," ajak Ina khawatir.
"Um, maafkan aku..." ujarku yang masih bingung.
Setelah itu, kami kembali menuju ke panti asuhan Kota Lomb yang telah mengasuh kami semenjak kecil. Panti asuhan ini dekat dengan lokasi kami bermain dan terlihat sangat lusuh bila dilihat dari luar.
"Oh, mengapa kalian sudah pulang?" tanya seorang wanita tua yang sedang menjahit di depan teras dengan tersenyum.
"Renne tertimpa buah yang jatuh dari pohon lalu kepalanya kesakitan," ujar Ina jujur.
"Ahahaha," tawa anak-anak yang lain.
"Hanya karena itu kamu kesakitan?" ejek seorang anak laki-laki.
"Sudahlah, kalian. Ayo kembali ke tugas-tugas kalian," ujar wanita tua itu lalu mereka semua pergi.
"Um, terima kasih, Nenek Selly," ujarku.
"Tidak apa-apa. Apakah kepalamu masih sakit? Jika begitu, beristirahatlah terlebih dahulu," ujar Selly dengan lembut.
"Um... baik. Terima kasih," ujarku lalu pergi dengan langkah cepat menuju kamar para gadis.
Setelah aku memasuki kamar, terlihat banyak tempat tidur lusuh tingkat berjejer di dalam ruangan. Tembok dan atap di dalam panti asuhan ini juga terlihat akan hancur.
Setelah itu, Ina memasuki kamar dan berkata, "Apakah kamu baik-baik saja?"
"Ah, i—iya," balasku gelisah.
"Um... jika kamu membutuhkanku, aku ada di teras untuk membantu Nenek Selly menjahit," ujar Ina khawatir.
"Terima kasih, Ina," balasku senang.
"Baik, beristirahatlah," ujar Ina dengan tersenyum lalu meninggalkan ruangan.
Kemudian, aku duduk untuk memilah-milah kembali ingatanku.
Di kehidupan yang keduaku ini, aku terlahir sebagai yatim piatu dan telah ditinggalkan oleh orang tuaku semenjak aku kecil. Aku mengetahui hal itu karena pengasuhku memberitahuku.
Namun, aku tidak terlalu bersedih karena aku memiliki teman-teman baik di panti asuhan ini dan selalu bergantian dalam merawat anak yang lebih muda. Kami juga berbagi tugas dalam bersih-bersih pakaian dan membersihkan bangunan dan halaman panti asuhan.
Aku sangat bersyukur bahwa aku dikelilingi oleh orang-orang yang baik meskipun kami hidup dalam kekurangan.
Jika aku mengingatnya, aku dikelilingi oleh orang tua yang selalu memarahiku dan memukuliku di dunia sebelumnya.
Ketika aku mendapatkan nilai jelek, ibuku akan memarahiku dan selalu mengejekku. Ayahku bahkan hanya pulang ketika mabuk dan selalu memukuliku.
Aku bahkan tidak dianggap oleh keluarga besarku karena aku difitnah merupakan anak selingkuhan ibuku dengan pria lain.
Ketika aku berada di sekolah, aku dijauhi dan dibully oleh beberapa anak di kelasku. Bahkan, aku tidak luput dari kemarahan para guruku.
Jika aku mengingatnya kembali, tanpa sadar aku telah meneteskan air mata.
Aku senang karena telah bebas dari kehidupan neraka itu.
Apakah karena ini, aku telah diberkahi dengan kehidupan yang kedua?
Jika begitu, aku sangat bersyukur menjalani kehidupanku yang kedua ini. Meskipun aku tidak memiliki apa-apa, namun aku sangat bahagia.
Jadi, aku akan mensyukuri hidupku yang kedua ini dengan menjalani hidupku dengan sebaik-baiknya.
...----------------...
Catatan :
Celine sangat berfokus dengan romansa karena dia hanya membaca 3 volume Novel "World Fantasy" yang baru terbit. Tiga volume awal tersebut sangat berfokus pada kehidupan akademi pemeran dan belum melakukan petualangan secara penuh walaupun terdapat banyak adegan aksi.
Celine berbicara kepada ibunya dengan tidak formal menggunakan "aku" karena belum memiliki sikap sebagai bangsawan. Sedangkan Vex, selalu mengatakan "saya" saat berbicara dengan orang tuanya.
Renne merupakan gadis yang dapat menggunakan sihir suci dan tidak pernah membaca Novel "World Fantasy."
...----------------...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 55 Episodes
Comments
EVIL GOD
si Celine itu adik nya mc?,
2021-08-07
0
Fixcy Xi
semoga mcnya ngga naif
2021-07-21
0
ichika
ini menurut yg ada di pikiran gue saat baca capter yg ini yaitu MC penulis novel nya dari dunia kita bumi sedang kan 2 cewe tadi yg renkarnasi itu adalah termasuk pemain yg ada di novel buatan si MC ini atau gimana.
2021-06-25
1