Ketidaksesuaian

^^^| Sudut Pandang Celine von Terra |^^^

Tahun Suci 1299, Bulan Kelima.

Tempat Pembersihan, Kastil Duke Terra, Kota Newroa.

Splash.

Splash.

Setelah bilas, lalu angkat dan lebarkan kainnya, kemudian sampirkan ke tiang gantungan.

Baik, sudah selesai!

Syukurlah.

"Nona, silakan beristirahat terlebih dahulu," ujar seorang pelayan wanita paruh baya yang sedang mencuci pakaian bersamaku dengan khawatir.

Hm? Sebenarnya, aku masih cukup kuat. Yah, itu karena aku telah menghabiskan masa mahasiswaku dulu dengan mandiri.

"Tidak apa-apa, aku masih cukup kuat," balasku dengan tersenyum.

"T—tapi..." timpal pelayan itu dengan sedih.

"Jika terus bersikap seperti itu kepadaku, kamu akan menarik perhatian Tuan Muda, Lina," balasku riang.

"Baik, mohon maafkan saya, Nona," sesal Lina bersedih.

Sudah sekitar 2 tahun semenjak aku menjalani kehidupan sebagai Celine von Terra, putri dari selir Duke Terra. Ketika aku menjalaninya, Celine selalu diganggu dan diperlakukan kejam oleh para saudaranya yang lahir dari istri sah.

Celine diperintahkan untuk melakukan tugas-tugas seorang pelayan, diperlakukan dengan dingin, dan bahkan aku pernah dilemparkan kotoran oleh saudara laki-laki tertua keduaku.

Nah, tidak mungkin seorang anak berumur 10 tahun akan tahan dengan perlakuan ini.

Tidak, kukira mentalku juga sedikit berubah menjadi seorang anak kecil semenjak merasuki Celine. Sejujurnya, aku telah menangis beberapa kali ketika diperlakukan dengan kejam seperti ini.

Apakah mungkin Celine sangat mencintai pangeran karena dia telah membebaskannya dari perlakuan ini meskipun Celine tidak dicintai olehnya?

Nah, bukankah hidup Celine, tidak, hidupku sangat menyedihkan?

Aku menjadi ingin memukul kepala penulisnya dengan keras.

Kemudian, Flora memasuki ruangan dan mendatangiku saat aku sedang menjemur baju, lalu berkata dengan ekspresi sulit, "Nona..."

"Ya, ada apa, Flora?" tanyaku dengan senyum saat menyampirkan kain.

"Sebenarnya... Duke telah memanggil Anda, Nona," ujar Flora sedikit sedih.

Begitukah?

Sudah dimulai, bukan?

Aku hanya mengingat bahwa bagian Celine berbicara dengan ayahnya ketika dia berada di dalam kantornya.

"Saya akan melanjutkan pekerjaan Anda, Nona," ujar Lina sedikit sedih.

"Baik, terima kasih, Lina. Flora, mohon bimbing aku," ujarku menerima takdir.

"Silakan ikuti saya," balas Flora dengan ekspresi sulit lalu berbalik dan mulai berjalan.

"Baik," balasku dengan mengikutinya.

Kemudian, Flora membimbingku menuju kantor Duke. Namun, saat dalam perjalanan,

"Kemana kau pergi?" tanya seorang laki-laki yang memiliki wajah dan fisik yang luar biasa serta memiliki rambut dan mata merah dengan kesal.

Dia adalah Lucius von Terra, kakak tertuaku yang telah lulus dari Akademi dan berumur 14 tahun. Yang lebih memperlakukanku dengan kasar adalah Ben von Terra, yang juga merupakan adik kandung dari Lucius.

Aku tidak tahu mengapa mereka sangat membenciku dan ibuku.

"Maaf, Tuan Muda. Saya telah dipanggil oleh Duke Terra," balasku dengan menundukkan kepala.

"Cih," ujar Lucius lalu pergi meninggalkanku bersama para pelayannya.

Kemudian, kami sampai di sebuah ruangan yang memiliki 2 penjaga di pintu masuknya. Saat penjaga melihatku datang, salah satunya berkata, "Nona Celine telah datang, Tuan."

"Masuk," balas ayah dari dalam.

Kemudian, ksatria tersebut membuka pintu untukku dan aku memasukinya dengan meninggalkan Flora di luar ruangan yang memiliki mata berkaca-kaca.

Tidak apa-apa, kau tahu?

Setidaknya aku tidak akan mati.

Untuk saat ini...

Saat aku memasuki ruangan, terlihat ayah yang sedang duduk dengan meja yang penuh dengan perkamen di sampingnya. Saat melihatku, ayah berkata, "Tolong semuanya keluar dari ruangan ini."

"Ya, Tuan," balas semua pejabat di dalam ruangan serempak lalu bangkit dengan menundukkan kepala dan pergi.

Setelah melihat para pejabat pergi, ayah berkata, "Celine, aku akan menjadikanmu sebagai putri sah Keluarga Terra, apakah kau menginginkannya?"

Aku mengingat dialog ini karena telah membacanya dengan seksama. Jika tidak salah, saat itu Celine berkata...

"Apakah saya benar-benar dapat menerima kehormatan itu?" balasku dengan nada datar.

Yah, meskipun Celine saat itu mengatakannya dengan nada gemetar ketakutan.

"Ya, dengan syarat menjadi tunangan Yang Mulia Pangeran Pertama Kerajaan Vetra, tentu saja," balas ayah dengan tersenyum.

Nah, mari menolaknya.

Apakah ayah akan marah?

Jika aku menerimanya disini, aku akan menuju death flag secara perlahan namun pasti.

"Mohon maafkan saya, ayah. Namun, saya kira seorang anak selir seperti saya tidak akan dapat menerima kehormatan sebesar itu. Jika Duke Terra memberi proposal pertunangan kepada Yang Mulia dengan anak selir seperti saya, saya berpikir reputasi Keluarga Terra akan jatuh," balasku tenang.

"Begitukah?" balas ayahku dengan tersenyum.

Kemudian, terjadi keheningan singkat diantara kami.

Ayahku membuka mulutnya seolah mengalihkan suasana dengan mengatakan, "... ayah meminta maaf karena perlakuan yang kami berikan kepadamu sangat kejam" lalu menunduk dalam.

Hah?!

Me—mengapa?!

Bukankah ayah sangat membenciku dan bermaksud memanfaatkanku?!

"M—mohon angkat kepala Anda, ayah!" balasku gelisah dengan sedikit keras.

Kemudian, ayah mengangkat kepalanya dan aku melihat dia memiliki ekspresi sedih.

Mengapa?

Apakah selama ini aku salah paham terhadapnya?

Sejujurnya, aku juga hampir tidak pernah berinteraksi dengan ayah. Jadi, aku tidak mengetahui seperti apa dia kecuali melalui orang lain.

"Sebenarnya, sebentar lagi dunia akan semakin bergejolak. Saat itu, kemungkinan besar Kerajaan Vetra akan hancur," kata ayah yang mempertahankan ekspresi sedihnya.

Meskipun aku tahu dunia akan hancur, aku tidak mengira Kerajaan Vetra yang sangat kokoh ini akan hancur.

Apakah itu benar?

"Kudengar, karena kematian Kaisar yang sangat mendadak sebelum memilih penerusnya, ketiga pangeran kekaisaran saat ini semakin sengit dalam melancarkan persaingan perebutan tahta. Mungkin dalam tiga—tidak, dua tahun, para pangeran kekaisaran akan saling melancarkan aksi militernya untuk mendapatkan tahta," tambah ayah serius.

"Um, bukankah kami tidak berhubungan dengan kekaisaran, ayah?" tanyaku khawatir.

"Itu benar karena kami telah dilindungi oleh Margrave Artrez yang memiliki kekuatan militer terbesar di kerajaan. Namun tetap saja, mengetahui kabar bila Putri Kerajaan Beastman Rohrez telah diculik serta iblis semakin gencar melakukan penyerangan membuat masa depan menjadi penuh bahaya. Aku juga tidak mengetahui bagaimana para Elf akan bergerak..." balas ayah dengan ekspresi rumit.

"Um..." timpalku kebingungan membalasnya.

"Sebenarnya, meskipun aku mengetahui konsekuensi dengan membuatmu menjadi tunangan pangeran, aku tetaplah membuatmu menjadi tunangannya agar kamu tetap aman dalam masa bergejolak seperti itu. Namun, bila kamu menginginkan hal itu, kurasa tidak apa-apa," ujar ayah seolah menyesal.

Jika begitu, bukankah selama ini aku selalu berprasangka buruk terhadap ayah?

"Namun, aku tetap akan mengirimmu untuk belajar di Akademi," tambah ayah dengan ekspresi seolah tidak menerima penolakan.

"Mengapa?" timpalku penasaran.

"Sebenarnya, di wilayah ini sudah tidak menjamin keamananmu lagi. Aku juga tidak ingin melihatmu dan Ellen mengalami hal buruk di kastil ini. Juga, carilah pelindung... tidak, seorang tunangan," ujar ayah seolah tidak menerima penolakan.

"Na—namun..." balasku gelisah.

"Ini demi keamananmu sendiri, Celine," timpal ayah dengan ekspresi serius.

"Baik, ayah..." kataku menyerah.

"Kudengar, Pewaris Margrave Artrez memiliki perusahaan yang naik daun menjadi raksasa dalam beberapa tahun ini. Jika kamu tidak keberatan, curilah perhatiannya," balas ayah serius.

"Um, mengapa tidak mengirimkan proposal pertunangan padanya?" ujarku penasaran.

Kemudian, ayah hanya tersenyum masam lalu berkata, "Tidak mungkin mengirimkan proposal pertunangan pada mereka, Celine. Kami adalah keluarga dengan pengaruh politik yang sangat besar, sedangkan Keluarga Artrez memiliki kekuatan militer yang sangat besar. Apakah kamu hendak mengambil alih kekuasaan di kerajaan ini?"

"M—maafkan saya," sesalku dengan panik dan buru-buru menunduk.

"Um, tidak apa-apa, Celine. Lagipula, kamu belum memiliki pengetahuan tentang bangsawan. Jadi, persiapkan dirimu untuk memasuki Akademi. Dan juga, aku akan mengirim Ellen menuju Wilayah Artrez agar kalian aman," balas ayah dengan senyum pahit.

"Baik, ayah," ujarku menanggapi.

"Maafkan ayah jika ketika berada di Akademi, kamu mungkin akan mengalami beberapa pengalaman pahit. Namun tetap saja, cobalah menahannya sebentar," kata ayahku menyesal.

"Ti—tidak apa-apa, ayah!" balasku gugup.

Tapi, jika raja terbunuh lebih cepat, bukankah itu berarti keadaan kerajaan ini semakin gawat?

"Ada apa, Celine?" tanya ayah khawatir karena melihat ekspresiku yang sulit.

"Tidak apa-apa, ayah!" balasku panik.

"Katakan saja," ujar ayah tersenyum.

"Um... misalkan jika... raja terbunuh, apa yang akan ayah lakukan?" tanyaku gelisah.

Ayah hanya tersenyum, lalu berkata, "Tentu saja, aku akan melindungi kerajaan ini."

Begitu.

Jadi, selama ini aku telah salah paham terhadapnya.

Maafkan aku...

"Jadi, dalam beberapa saat lagi, mungkin adalah terakhir kalinya kami dapat bertemu," tambah ayah yang memiliki ekspresi sedih.

"Eh?! Me—mengapa?!" ujarku terkejut.

"Nah, carilah kebahagiaanmu sendiri. Jangan sampai terseret oleh perselisihan politik. Aku hanya menginginkan putriku satu-satunya tumbuh dengan bahagia," balas ayah menyesal.

"Um..." ujarku bingung.

"Jadi, maafkan ayah karena tidak dapat menjadi orang tua yang baik untukmu," balas ayah dengan senyum sedih.

"Sa—saya juga meminta maaf karena telah salah paham terhadap ayah!" timpalku panik dengan menyesal.

"Begitu, terima kasih, Celine. Mungkin dalam 3 tahun, kerajaan ini akan mengalami kekacauan. Jadi, harap temukan orang yang mencintaimu sebelum itu," ujar ayah sedih.

"Baik, ayah," balasku.

"Kamu boleh pergi," ujar ayah yang memiliki ekspresi sedih.

"Baik, ayah. Terima kasih," ujarku lalu menunduk dalam dan meninggalkan ruangan.

Nah, aku tidak menyangka ada beberapa hal yang tidak sesuai dengan novel yang telah kubaca.

Apakah ini karena aku telah bereinkarnasi sehingga dunia ini mengalami hal yang tidak sesuai dengan seharusnya?

Aku juga tidak menyangka ayahku sebenarnya sangat menyanyangiku.

Terima kasih...

Aku pasti akan menjaga diriku.

...----------------...

^^^| Sudut Pandang Renne |^^^

Tahun Suci 1299, Bulan Kelima.

Gereja Kota Lomb, Wilayah Baron Zerkis.

Sudah sekitar 2 tahun semenjak aku mendapatkan kembali ingatanku. Saat ini, aku sedang berada di Gereja Kota Lomb untuk mengukur kekuatan sihirku.

Sebenarnya, orang biasa juga dapat memiliki kekuatan sihir dengan beberapa elemen. Namun, kekuatan sihir mereka tidak dapat dibandingkan dengan seorang bangsawan.

Ketika aku mengetahui bahwa dunia ini memiliki sihir, aku menjadi sangat bersemangat dalam mempelajarinya.

Namun, aku mengurungkan niatku karena mungkin aku akan menarik perhatian bila memiliki kekuatan sihir. Aku tidak ingin mengalami masalah dalam kehidupan keduaku ini karena aku telah hidup bahagia bersama anak-anak panti asuhan lainnya.

Aku juga memiliki orang yang kusukai diantara temanku.

Y—yah, mari fokus untuk kegiatan saat ini.

"Renne, semoga berhasil!" kata Ina saat datang ke arahku dari ruang pemeriksaan.

"Benar, aku yakin kamu memiliki kekuatan sihir, Renne!" ujar Toru riang.

"Baik, terima kasih," ujarku lalu memasuki ruangan.

Saat aku memasukinya, aku melihat sebuah bola putih yang berada di atas sebuah meja dan seorang suster di dekatnya.

Kemudian, Suster itu memanggilku dan berkata dengan tersenyum, "Letakkan tanganmu di bola tersebut."

Ketika aku mendekat, Suster itu berkata seolah melupakan sesuatu, "Maaf, saya akan mengambil perkamen lainnya. Jadi, harap lakukan sendiri, boleh?"

"Baik," ujarku menanggapi.

"Terima kasih," balas Suster itu kemudian meninggalkan ruangan.

Aku meletakkan tanganku di atas bola putih tersebut dan muncul cahaya berwarna merah, kuning, putih, hijau, dan biru.

Eh, banyak sekali!

Dengan terburu-buru, aku melepaskan tanganku dari bola dan pergi menjauh.

Sesaat kemudian, Suster kembali memasuki ruangan dan bertanya, "Warna apa saja yang muncul?"

Apakah aku harus jujur?

Tapi, aku ingin menikmati kehidupanku yang kedua ini.

Maafkan aku, Suster!

"Um, hanya... merah dan biru," ujarku menanggapi.

"Luar biasa! Meskipun itu cukup umum, seorang rakyat jelata yang memiliki kecocokan dengan 2 elemen itu sangat mengagumkan!" balas Suster itu terkagum.

"Um... elemen apakah itu?" tanyaku memastikan.

"Sebenarnya, kamu tetap dapat mempelajari sihir lainnya. Namun, afinitas yang berupa warna yang ditampilkan oleh bola ini menunjukkan kamu dapat mempelajari 2 elemen sihir itu dengan lebih baik. Merah untuk api, biru untuk air," balas Suster itu dengan mencatat di perkamen.

Apakah hijau untuk angin, dan kuning untuk tanah?

Tapi, apa itu putih?

"Apakah ada warna lainnya?" tanyaku penasaran.

"Jika tidak salah, ada putih untuk sihir suci dan hitam untuk sihir gelap," balas Suster itu seolah mengingat.

Ak—aku selamat karena tidak mengatakan kebenarannya!

Maafkan aku!

"Baik, terima kasih, Suster!" kataku riang.

"Ya, hati-hati saat perjalanan pulang!" balas Suster dengan riang.

Kemudian, aku melangkahkan kaki keluar dan bertemu dengan anak-anak panti asuhan lainnya.

"Afinitas apa yang kau punya, Renne?!" tanya Ina penasaran.

"Hanya api dan air," kataku tersenyum.

"Begitukah? Aku hanya memiliki angin," ujar Ina sedih.

"Bagaimana jika kami bergabung dengan Guild Petualang dengan Zack? Dia memiliki afinitas sihir api dan tanah dan juga ahli berpedang. Aku juga memiliki afinitas sihir air," balas Toru menyarankan.

Eh?!

Z—Zack?!

Ti—tidak, aku malu!

"Nah, kamu sangat mudah ditebak, bukan?" ujar Toru dengan tersenyum masam.

"Di—diamlah!" ujarku sebal karena malu.

"Ehehe, cepat nyatakan perasaanmu!" ujar Ina memaksa.

"Aku masih kecil!" balasku panik karena malu.

Setelah itu, Ina dan Toru hanya melihatku dengan ekspresi hangat.

Aku berharap kehidupan damai ini akan terus berlanjut.

...----------------...

Catatan :

Tanpa sengaja, aku telah mendapatkan suatu inspirasi yang sangat bagus. Jadi, agar tidak hilang, aku langsung menulis novel yang berjudul "Aku Telah Menjadi Virus?! Ayo Infeksi Seluruh Dunia!"

Tapi, update chapter novel tersebut hanya pada saat aku benar-benar niat saja.

...----------------...

Terpopuler

Comments

Alter-Ruu

Alter-Ruu

pantes aku survei cerita author satu ini dan karya berjudul "aku telah menjadi virus" dan karya lainnya banyak yang gak diterusin ternyata pas niat doang😂

2021-05-17

2

Arim

Arim

👍

2021-04-10

0

lihat semua
Episodes
1 Aku Bereinkarnasi Menjadi Karakter Novelku Sendiri?!
2 Agar Mencapai Tujuan
3 Salah Perhitungan
4 Aku Tidak Mengira Akan Menjadi Seperti Ini!
5 Ayo Kita Mencari Uang!
6 Pembalasan dan Perekrutan
7 Kekuatan dan Pelatihan
8 Kemajuan Perusahaan
9 Penyesalan
10 Serangan dalam Diam
11 Ketidaksesuaian
12 Guild Petualang
13 Quest Pertama
14 Kemampuan
15 Proyek Raksasa
16 Mengusir Kebosanan
17 Keadaan
18 Konflik
19 Ayo Berlatih!
20 Ayo Beternak!
21 Ujian Masuk
22 Aku Benar-Benar Panik!
23 Hari Pertama Akademi
24 Kelompok Figuran
25 Kekhawatiran Celine
26 Tanggung Jawab Sebagai Penulis Novel
27 Pertarungan Penentuan
28 Senjata yang Harus Disegel, atau Tidak?
29 Kehidupan Akademi
30 Pergerakan Kekaisaran
31 Bawahan Elit
32 Pergantian Posisi
33 Situasi Ibukota Kerajaan Vetra, Coastal
34 Sebelum Ujian Akhir
35 Ayo Mendaftar Menjadi Tentara Raja Iblis Agung!
36 Keadaan Tentara Para Raja Iblis
37 Ujian Akhir Tahun Pertama
38 Kota Athen, Aku Kembali!
39 Pengumuman Author untuk Pembaca Baru
40 Berikan Pedangnya!
41 Apakah Dia Juga Merupakan Dalang Sepertiku?!
42 Makelar Informasi: Ayo Culik!
43 Makelar Informasi: Beri Tahu Aku!
44 Maaf, Mungkin Kami Tidak Akan Bertemu Lagi
45 Upacara Kelulusan
46 Awal Mula: Kurt von Schwarz
47 Awal Mula: Leonard von Cale Rowen Vetra
48 Awal Mula: Calvin von Houten Vetra
49 Awal Mula: Dua Orang Penantang Kegelapan Dunia
50 Aku Kekurangan Tenaga Kerja!
51 Pengumuman Author : Perubahan Sudut Pandang
52 Terima Kasih, Nek!
53 Nasib Sial Calvin
54 Ayo Bangun!
55 Senjata untuk Celine
Episodes

Updated 55 Episodes

1
Aku Bereinkarnasi Menjadi Karakter Novelku Sendiri?!
2
Agar Mencapai Tujuan
3
Salah Perhitungan
4
Aku Tidak Mengira Akan Menjadi Seperti Ini!
5
Ayo Kita Mencari Uang!
6
Pembalasan dan Perekrutan
7
Kekuatan dan Pelatihan
8
Kemajuan Perusahaan
9
Penyesalan
10
Serangan dalam Diam
11
Ketidaksesuaian
12
Guild Petualang
13
Quest Pertama
14
Kemampuan
15
Proyek Raksasa
16
Mengusir Kebosanan
17
Keadaan
18
Konflik
19
Ayo Berlatih!
20
Ayo Beternak!
21
Ujian Masuk
22
Aku Benar-Benar Panik!
23
Hari Pertama Akademi
24
Kelompok Figuran
25
Kekhawatiran Celine
26
Tanggung Jawab Sebagai Penulis Novel
27
Pertarungan Penentuan
28
Senjata yang Harus Disegel, atau Tidak?
29
Kehidupan Akademi
30
Pergerakan Kekaisaran
31
Bawahan Elit
32
Pergantian Posisi
33
Situasi Ibukota Kerajaan Vetra, Coastal
34
Sebelum Ujian Akhir
35
Ayo Mendaftar Menjadi Tentara Raja Iblis Agung!
36
Keadaan Tentara Para Raja Iblis
37
Ujian Akhir Tahun Pertama
38
Kota Athen, Aku Kembali!
39
Pengumuman Author untuk Pembaca Baru
40
Berikan Pedangnya!
41
Apakah Dia Juga Merupakan Dalang Sepertiku?!
42
Makelar Informasi: Ayo Culik!
43
Makelar Informasi: Beri Tahu Aku!
44
Maaf, Mungkin Kami Tidak Akan Bertemu Lagi
45
Upacara Kelulusan
46
Awal Mula: Kurt von Schwarz
47
Awal Mula: Leonard von Cale Rowen Vetra
48
Awal Mula: Calvin von Houten Vetra
49
Awal Mula: Dua Orang Penantang Kegelapan Dunia
50
Aku Kekurangan Tenaga Kerja!
51
Pengumuman Author : Perubahan Sudut Pandang
52
Terima Kasih, Nek!
53
Nasib Sial Calvin
54
Ayo Bangun!
55
Senjata untuk Celine

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!