Tahun Suci 1299, Bulan Keenam.
Sarang Orc, Hutan Monster, 950 Kilometer Barat Wilayah Margrave Artrez.
Malam Hari.
"Stealth: Assassinate," ujarku merapal mantra pada belatiku dengan lirih.
"Aaarrgghhh!"
"Goaaaarrghh!"
"Rooaarggrhh!"
Aku berlari zig zag untuk menghindari para Orc dan menebas leher mereka dengan menggunakan belati.
Lalu, aku berlari menuju salah satu Orc dan meluncur di antara kakinya dengan menggores kakinya menggunakan belatiku.
"Aaarrgghh!" teriak Orc itu saat terjatuh ke sisi kakinya yang tergores dan mati.
Kemudian, aku melompat menuju Orc yang terbesar dan melemparkan belati di tangan kananku yang telah kusihir.
"Aaaaarrrghhh!" teriak Orc terbesar itu saat jatuh karena matanya yang tertusuk.
DOOOMM!
Saat ini, aku menggunakan jubah putihku yang telah kusihir dengan "Stealth: Magic Cloak" dan "Stealth: Eliminate Presence" agar ketika aku memakainya, aku dapat tersamarkan.
Sudah sekitar satu jam sejak aku memulai pembantaian di sarang Orc yang berada di kedalaman Hutan Monster. Saat ini, aku hanya melihat tanah yang penuh mayat Orc yang telah kupenggal dengan belati.
Mengapa aku melakukan ini?
Ya, karena ibuku yang sangat mengangguku dan terlalu khawatir terhadapku.
Ketika aku membantai para Orc itu, aku menyadari bahwa aktivasi sihir yang kuaktifkan sangat dipengaruhi oleh definisi saat aktivasinya.
Ketika aku merapal "Stealth: Assassinate" kepada belati yang kugunakan, meskipun aku hanya mengenai target di satu titik tubuhnya, target akan mati.
Baik, mari mencoba sihir lainnya.
Kemudian, aku mendekati salah satu Orc yang terkapar di dekatku dan merapal, "Water Magic: Absorp" dengan memikirkan semua cairan dalam mayat keluar dari tubuhnya.
Nah, tubuh makhluk hidup sebagian besar terdiri dari cairan seperti darah, zat sisa di dalam usus, semua kandungan kelenjar, air seni, dan berbagai hal lainnya.
Seketika, Orc yang menjadi target sihirku mengering menjadi seperti mumi dan muncul berbagai jenis cairan di sekitar tubuhnya.
"Uwaaaa!" teriakku ketakutan dan bersembunyi di balik mayat Orc lainnya.
Begitukah?
Jika kau memiliki mana yang berlimpah, kecocokan sihir, efisiensi mana, kontrol mana yang baik, serta memikirkan ide dengan seksama, sihir dapat diaktifkan dengan baik.
Apakah ibu tidak dapat mengaktifkan sihir yang kugunakan karena ibu tidak memiliki ide yang sama denganku?
Apakah aku harus memberi tahu teori ini kepada ibuku?
Tidak, dia akan semakin melarangku pergi keluar dan akan memperbanyak pelatihan serta pembelajaran sihir untukku.
Kuh...
Kukira, aku akan memberi tahu ini kepada orang yang benar-benar kupercayai dari lubuk hatiku yang terdalam.
Nah, mari kita mencobanya kepada makhluk hidup.
Aku melihat beberapa burung bangkai yang telah muncul meskipun ini masih tengah malam.
Apakah itu monster burung bangkai?
Aku merasakan mana yang memancar dari tubuhnya.
"Water Magic: Absorp," ujarku merapal mantra dan mengarahkannya ke salah satu monster burung bangkai yang hinggap di atas pepohonan.
"Kwaaakk...." ujar monster burung bangkai.
Seketika, burung itu mengering dan sekarat lalu terjatuh.
BRUK!
Ketika aku melihat mayatnya, itu benar-benar sekarat seperti mumi dengan matanya yang memohon pengampunan.
Nah, jangan khawatir.
Aku mengarahkan belatiku untuk memenggal kepalanya dan seketika dia mati terpenggal.
Namun, mengapa saat itu Dragonoid yang terkena belatiku tidak mati?
Apakah itu terkena logam atau penghalang?
Tidak, aku benar-benar melihat belatiku menyentuh lehernya.
Apakah bahan dari belati ini yang hanya merupakan baja biasa?
Jika aku memikirkannya kembali, bagaimana jika aku memodifikasi pedang orichalcum yang kuambil dan memodifikasinya menjadi belati?
Tapi, aku tidak tahu bagaimana cara menempanya.
Yah, pikirkan nanti.
Kemudian, aku mendekati mayat Orc terbesar yang memiliki tanduk dan memiliki tubuh yang berwarna ungu.
Jika tidak salah, ini adalah subspesies Orc King, bukan?
Nah, jika aku melawan naga, belati sihirku mungkin akan terpental dan aku harus melarikan diri.
Kemudian, aku membongkar mayatnya dan mengambil batu sihirnya.
Ini terlihat seperti kristal yang dapat kamu temukan saat menambang, namun memiliki warna biru tua.
Hmm, cukup besar. Diameternya mungkin sekitar 50cm?
Yah, meskipun itu tidak benar-benar berbentuk seperti bola.
Nah, ayo jalankan rencananya.
"Change: Magic Circuit – Vex," ujarku merapal mantra agar sirkuit magis yang ada di dalam batu sihir ini yang sebelumnya milik Orc, tergantikan oleh sirkuit magisku.
Setelah itu, aku merapal, "Space-time Magic: Subdimensional Space" di batu sihir Orc agar batu sihir itu terhubung dengan ruang subdimensi yang baru saja kubentuk.
Nah, selesai.
Aku telah menimpa sirkuit sihirku ke dalam batu sihir ini karena memiliki tujuan tertentu.
"Space-time Magic: Zero Range," ujarku merapal mantra lalu aku berpindah ke ujung pandanganku.
Setelah melakukannya berkali-kali, aku tiba di tempat dengan konsentrasi magis tertinggi di hutan—tidak, dunia ini.
Ya, Dragon Vein.
Singkatnya, jika suatu makhluk hidup terpapar konsentrasi magis yang tinggi dan tidak dapat menanggungnya, dia akan berubah menjadi monster.
Itu yang dikatakan oleh ibuku, bukan aku, oke?!
Kemudian, aku memandang retakan yang mengeluarkan banyak residu magis.
Apakah itu adalah pintu masuk Dragon Vein?
Yah, terserah.
Aku melemparkan batu sihir yang telah kumodifikasi itu ke dalam retakan lalu batu sihir tersebut masuk ke dalamnya.
Bagus!
"Nah, sekarang. Space-time Magic: Subdimensional Space, Connect!" ujarku riang.
Seketika, aku merasakan manaku yang terus bertambah hingga mencapai batas tubuhku dan aku memutuskan koneksinya.
Hmm, ayo kita mencobanya. Lagipula, aku telah meminum God Vessel.
"Catastrophe: Typhoon!" ujarku merapal mantra lalu angin mulai berputar secara cepat dan membentuk suatu topan yang menghancurkan sekelilingnya.
Bagus, aku berhasil!
Kemudian, aku membuka kembali koneksinya dan mencoba sihir dengan skala lebih besar.
"Catastrophe: Nuclear Explosion!" ujarku merapal mantra lalu terlihat titik-titik putih di langit.
Nah, mari kabur. Aku cukup puas setelah bermain kembang api dan meniup terompet.
Tapi sebelum itu,
"Seal Magic: Limited Area," ujarku merapal mantra agar membatasi dampak nuklir dalam area sebesar 10km persegi.
Nah, ayo pulang.
"Space-time Magic: Warp Gate," ujarku merapal mantra dengan membayangkan lubang sebuah kertas yang dilipat dan dilubangi yang menjadikan kertas tersebut memiliki 2 lubang.
Aku memasukinya dan tiba di kamarku. Kemudian, aku menutup Warp Gate dan melihat jendela yang dipenuhi langit malam.
Setelah beberapa saat,
BOOOMMMM!
DOOOOMMM!
Wow, ledakan nuklir memang terlihat luar biasa, bukan?
Dampak ledakannya berbentuk seperti jamur.
Drrtt.
Drrtt.
Drrrtt.
Hmm, kacanya bergetar dan terkena serpihan debu yang terbang menuju kemari.
Bukankah kastil ini dan tempat itu berjarak sekitar 1200km?
Sangat hebat.
Kemudian, aku berjalan menuju tempat tidurku dan berbaring.
Nah, selamat malam.
Ayo tidur.
...----------------...
^^^| Sudut Pandang Roxes von Artrez |^^^
Tahun Suci 1299, Bulan Keenam.
Kamar Tidur Roxes, Kastil Artrez, Kota Athen.
Malam Hari.
Aku terbangun karena mendengar suara ledakan besar yang sangat keras. Setelah itu, aku melihat keadaan diluar melalui jendela kastil yang berada di kamarku.
Apa itu?
Apakah itu kelahiran monster malapetaka yang baru?!
Aku baru mengetahuinya!
Bukankah itu berarti monster yang lebih mengerikan daripada naga telah hadir?!
"Sa—Sayang, a—apa itu?" tanya Anna gemetar ketakutan.
"Ti—tidak apa-apa, aku akan melindungimu!" balasku gelisah dengan memeluknya.
"Sayang! Vex! Apakah dia baik-baik saja?!" teriak Anna gelisah.
Setelah Anna mengatakan itu, dengan sigap kami menggebrak pintu kamar kami dan berlari menuju kamar Vex.
Setelah mendekati kamarnya, kami melihat bahwa pintu kamar Vex terbuka.
Eh?!
Kemudian, kami memasukinya dan menemukan Scilla yang sedang berjaga di dalam kamar serta Vex yang tengah tertidur.
Mengapa anakku tidak terganggu oleh suara itu?
Anakku sangat hebat, bukan?
Namun, aku lega karena telah melihat bahwa satu-satunya anakku dan Anna baik-baik saja.
Kemudian, aku mengganti nadaku menjadi seorang Margrave dan berkata, "Anna, aku akan memimpin pasukan untuk melihat keadaan. Pimpin tentara untuk pertahanan kastil dan kota!"
"Ya, Pak!" balas Anna serius.
"Baik, aku pergi terlebih dahulu. Jaga dirimu," ujarku dan mengecup dahinya.
"Hati-hati, Sayang," ujar Anna khawatir.
"Ya, terima kasih," balasku tersenyum dan berlari pergi.
Setelah mencapai pintu utama kastil, aku melihat Etole yang menarik kendali Hourzen, kuda putih kesayanganku.
"Tuan, hati-hati. Serahkan kota pada saya," balas Etole serius.
"Ya, terima kasih," ujarku saat menaiki kudaku.
Aku menunggangi kudaku dengan kecepatan penuh dan tiba di Barak Ksatria yang telah ramai akan tentara yang sedang melakukan persiapan.
Setelah itu, aku mendatangi komandan yang berada di salah satu sudut halaman barak dan berkata, "Kerahkan 5000 tentara untuk pertahanan kastil, 10.000 untuk pertahanan kota, dan 30.000 akan dikerahkan menuju tembok terluar Athen untuk pertahanan! 100.000 sisanya akan memeriksa hutan terluar!" ujarku memerintah.
"Ya, Pak!" balas beberapa komandan dan memberi hormat.
"Biarkan tentara yang bertugas tetap melakukan tugasnya dan tetap berada di daerah masing-masing, masalah ini akan ditangani oleh tentara pusat! Lalu, berkumpul di luar tembok saat matahari terbit!" tambahku memerintah.
"Ya, Pak!" balas beberapa komandan tentara.
Tapi, ledakan apa itu?
Ketika aku melihatnya, aku rasa ledakan itu terjadi di tempat yang sangat jauh.
Namun, mengapa itu memiliki dampak seperti itu?
Aku juga memiliki perasaan aneh seperti sesuatu yang tidak berada pada tempatnya.
Tapi, apa itu?
Aku tidak mengerti.
...----------------...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 55 Episodes
Comments
White
malah maen nuklir dia kan jadi ngerusuh suaranya
2021-05-23
1
Alter-Ruu
coba jangan ngeledakin nuklir sembarangan kim jong un aja ngeledakin nuklir gak sembarangan lu siapa ngeledakin nuklir dengan daya ledak sebesar itu di dalam hutan?
2021-05-17
1
ㅤ
bjirr buat onar mulu...
2021-04-13
9