Kekuatan dan Pelatihan

Tahun Suci 1297, Bulan Ketiga.

Altar Dewa, Gua Tersembunyi, Hutan Monster.

Apa yang aku butuhkan agar cerita ini berjalan sesuai apa yang aku inginkan?

Singkatnya, itu kekuatan.

Aku telah menuliskan adanya kekuatan setara dewa yang dinamakan "God Vessel" di volume 2 novelku yang kurencanakan agar protagonis menggunakannya di akhir novel. Namun, karena novelku hanya berakhir dalam 3 volume, maka kekuatan ini sia-sia tidak digunakan.

Yah, jika Protagonis tidak mendapatkan kekuatan yang luar biasa, mustahil dia dapat mendirikan suatu negara dimana semua ras hidup dalam damai.

Jadi, aku memanfaatkannya agar aku dapat menggerakkan cerita ini sesuai kehendakku.

Maafkan aku, Protagonis!

Setelah malam tiba, aku menyelinap keluar dari kastil dan menuju jauh ke selatan Hutan Monster dimana "God Vessel" berada.

Sekitar 200km, mungkin?

"God Vessel" berada di Altar Dewa di dalam gua tersembunyi yang tidak dapat ditemukan kecuali telah membaca literatur kuno. Karena aku merupakan penulis novel ini, tentu saja aku mengetahuinya.

Saat ini, di tanganku terdapat cairan merah "God Vessel" yang telah kusebutkan sebelumnya. Siapa yang menyangka bahwa itu berbentuk cair?

Yah, tidak masalah.

"Glup... glup..." ujarku menelannya.

Sesaat kemudian, dari dalam tubuhku merasakan kekuatan yang sangat luar biasa muncul.

"Ugh," lirihku kesakitan dengan terhuyung.

Begitukah?

Setelah itu, aku keluar dari kedalaman gua dengan berpegangan pada dinding gua dan menemukan langit malam yang sangat indah.

Namun, aku telah dikelilingi.

"Siapa?" tanyaku waspada.

Sesaat kemudian, banyak panah datang ke arahku.

"Sial! Non-elemental Magic: Acceleration!" ujarku kemudian berlari cepat menghindari panah yang terbang ke arahku.

Sial, tidak sempat!

Ayo coba tipe sihir yang kutulis di sampul belakang novelku!

"Probability Manipulation: Zero Damage!" ujarku merapal mantra.

"Argh!" ujarku saat terkena.

Hmm, tidak sakit. Tidak berdarah juga.

Kemudian, salah satu orang berjubah hitam berteriak, "Mengapa dia sudah dapat menguasai kekuatan God Vessel?!"

Aku mengambil belatiku dari sarungnya, lalu merapal, "Stealth: Night Walker, Stealth: Magic Cloak, Stealth: Eliminate Presence."

"Dimana dia?!" ujar salah satu orang berjubah hitam karena aku menghilang.

"Sial, kami adalah penjaga kuil! Mengapa kalian tidak dapat menjaganya dengan baik?!" teriak seorang berjubah hitam yang lain dengan kesal.

Hah?!

Penjaga kuil?!

Cih, aku tidak peduli.

"Stealth: Assassinate," lirihku merapal mantra.

Kemudian, aku mendekati seorang yang berjubah hitam dan memotong tengkuknya.

TRANG!

Eh, belatiku terpental?!

Belati ini telah disihir, kau tahu?!

"Disini!" ujar seorang gadis yang kupotong tengkuknya.

"Cih, Non-elemental Magic: Flash Step," ujarku merapal mantra dengan lirih lalu bergerak menjauh dari mereka dengan singkat dan bersembunyi di atas pepohonan.

Setelah aku melihat gadis yang jubahnya terpotong dengan jelas, bukankah dia demihuman naga?!

Tidak, sebut itu dragonoid.

Ya, manusia naga yang memiliki tanduk di kepalanya dan bertelinga kecil yang lancip seperti vampir.

"Tidak ada!" teriak seseorang yang lain.

"Kepala Desa, bagaimana?!" teriak seorang berjubah hitam lainnya.

"Tidak ada reaksi, kemampuan penyembunyian miliknya sangat tinggi," ujar Kepala Desa tenang.

"Sial!" teriak orang berjubah hitam yang lain.

Aku tidak dapat melawan mereka dengan jujur dan adil.

Ayo serang mereka dengan sihir skala besar lalu kabur!

"Catastrophe: Earthquake," ujarku merapal mantra dan kabur.

"Awas!" ujar Kepala Desa dan melompat tinggi.

GROORGH!

GROORGH!

Saat aku kabur, tanah mulai berguncang hebat dan hutan mulai longsor.

Aku lelah, mari tandai mereka untuk diwaspadai di masa depan.

...----------------...

^^^| Sudut Pandang Roxes von Artrez |^^^

Kantor Margrave Artrez, Kastil Artrez, Kota Athen.

Pagi Hari.

"Akhirnya!" ujarku puas karena telah menyelesaikan banyak dokumen persetujuan dan hal lainnya.

Aku telah begadang semalaman karena beberapa hari lalu, aku telah menghabiskan waktuku bersama Anna dan Vex mencari sumber daya sehingga pekerjaanku terbengkalai.

Aku kurang tidur...

T—tapi, aku ingin makan bersama istriku dan anakku!

Melihat anakku bersikap energik membuatku sangat gembira.

Dulu, Vex merupakan anak yang selalu diam dan tidak banyak berinteraksi dengan kami. Jadi, aku dan Anna berinisiatif untuk mendekatinya dan menghabiskan waktu bersamanya, namun ia selalu menolak ajakan kami.

Setelah dia pingsan karena kepalanya terbentur saat berlatih berpedang, entah mengapa sikapnya telah berubah.

Apakah mungkin dia dulu berusaha tidak mendekati kami karena dia tidak ingin menganggu pekerjaan kami?

Kuh, memikirkannya membuat hatiku sakit.

Namun, beberapa hari setelah dia terbangun, mengapa anakku dilaporkan melakukan pembantaian terhadap 54 orang anggota Lemon?!

Bagaimana dia dapat melakukan hal itu?!

Ketika aku mendatangi wanita yang telah diculik, dia mengatakan bahwa dia melihat lambang Artrez dengan jelas di bagian belakang jubah orang yang melakukan pembantaian.

Mengapa anakku menjadi barbar seperti itu?!

Bahkan, aku tidak dapat menemukan mereka sejak 2 tahun aku menetapkan mereka sebagai buronan.

Ak—aku merasa kalah...

Aku jadi mengingat masa laluku.

Margrave Artrez sebelumnya dan ayahku, Gido von Artrez, beserta ibuku telah meninggal saat kami berperang dengan Kekaisaran Dormus. Setelah mengetahui mereka menjadi korban perang, aku selalu berusaha membalas dendam pada mereka dengan melakukan pertempuran kecil di perbatasan.

Namun, setelah aku menikah dengan Anna dan melihat anakku lahir, apakah aku akan memberikan beban kepada anakku jika aku terus bersikap seperti ini?

Aku tidak ingin membuat anakku menanggung dendam yang tidak dipikulnya. Aku ingin anakku menjalani hidupnya sesuai dengan keinginannya karena aku tahu Anna tidak dapat melahirkan lagi.

Aku tidak tahu penyakit apa yang menimpanya. Dokter hanya berkata bahwa itu akibat beban perang dahulu ditambah dengan beban ketika mengandung Vex.

Kupikir, menjadi seorang ayah telah membuat sudut pandang dan pikiranku berubah.

Sebenarnya, Anna telah menyarankanku untuk mengambil istri kedua karena dia tidak dapat melahirkan lagi. Namun, dia berkata seperti itu dengan menangis.

Jadi, aku tetap tidak akan menduakannya meskipun bangsawan yang memiliki lebih dari 2 istri sah dan beberapa selir itu adalah hal yang biasa.

Nah, aku juga sangat mencintai Anna.

"Selamat pagi. Selamat karena telah berhasil menyelesaikan pekerjaan, Tuan. Pekerjaan hari ini telah menunggu Anda," ujar seseorang yang berdiri di sampingku.

"Sejak kapan?!" ujarku terkejut dan menoleh ke samping.

"Hohoho, sejak tadi, Tuan," balas orang itu.

Yang berbicara kepadaku adalah kepala pelayanku, Robert Douglas. Kakek ini telah membantu sejak zaman ayahku menjadi Margrave aktif.

"A—aku ingin melihat anakku!" teriakku kesal.

"Hm? Tidak mungkin, Tuan," balas Robert cepat.

"Ku! Tidak apa-apa!" teriakku lalu melompati meja di hadapanku dan berlari keluar.

"Saya akan menangkap Anda bila Anda tidak kembali setelah sarapan, Tuan," balas Robert tersenyum saat aku berlari keluar.

Kuh!

Aku pernah bersembunyi di salah satu sudut kastil saat aku kelelahan mengerjakan laporan dan dokumen. Namun, tetap saja Robert berhasil menemukanku.

Ada apa dengan dia?!

Sihir apa yang kau miliki?!

Kastil ini sangat luas, kau tahu?!

Saat aku berlari, terdengar suara yang membuatku canggung ketika aku bersenang-senang dengan Anna kemarin.

"Ayah, mengapa berlarian di lorong?" tanya Vex heran.

Ku!

Sial!

"T—tidak, y—yah, ayah sedang berolahraga, hahaha!" ujarku gelisah dengan tertawa paksa.

Sosok diriku yang keren dan penyayang di depan anakku telah hancur...

Dan kalian para ksatria, jangan menatapku dengan dingin!

Aku tuanmu!

"Ooh, iya..." balas Vex lesu.

Hm?

Anakku terlihat sangat tampan setelah mandi, bukan?

Tapi, mengapa kamu lesu seperti itu?

J—jangan katakan?!

Apakah kamu melakukan hal itu sendirian di kamar mandi karena terinspirasi oleh kami?!

"M—mengapa kamu terlihat lesu, Vex?" tanyaku canggung.

"T—tidak apa-apa, ayah! M—mari sarapan bersama!" ujar Vex gelisah.

Eh?! Mengapa kamu gelisah?!

Apakah itu benar?!

Ak—aku telah menjadi ayah yang buruk...

"Baik..." ujarku menyesal lalu pergi bersama dengan Vex ke ruang makan.

Setelah kami menuju ruang makan, terlihat Anna yang telah duduk di meja dan menunggu kami datang.

"Selamat pagi, bagaimana kabarmu, Vex?" tanya Anna tersenyum.

"Ah, baik, Bu," ujar Vex lesu.

"Mengapa kamu lesu seperti itu?" tanya Anna khawatir.

"T—tidak apa-apa, Bu! Mari lekas memakan sarapannya!" ujar Vex gelisah dengan keras.

Setelah kami duduk, pelayan datang dan menyajikan sarapan kepada kami, lalu kami mulai memakannya bersama.

Saat kami sedang menyantap sarapan, aku berkata lirih kepada Anna yang duduk di sampingku agar tidak didengar oleh Vex, "Sayang."

"Apa itu?" balas Anna lirih.

"Kau tahu, Vex telah terlihat lesu semenjak keluar dari kamar mandi. Apakah dia melakukan hal itu secara mandiri?" timpalku lirih.

"A—apa yang ingin kamu katakan, Sayang?!" balas Anna gelisah cepat dengan lirih.

"T—tapi, bukankah dia melihat kami melakukan hal itu?!" timpalku lirih gelisah.

"T—tidak mungkin..." ujar Anna lirih seolah tidak percaya.

"Jadi, ajarkanlah sihir dan tanyakan kebenarannya! Aku mohon!" ujarku lirih dengan memohon.

"Ba—baik, aku juga tidak ingin Vex tumbuh ke arah yang salah," balas Anna gelisah dengan lirih.

"Terima kasih, Sayang! Aku mencintaimu!" ujarku lirih dengan cepat.

"Baik, Sayang," balas Anna lirih.

Tolong, Anna!

Pastikan agar kami tidak gagal dalam mendidiknya!

...----------------...

Lapangan Latihan, Barak Penyihir Margrave Artrez, Tembok Bagian Dalam Bukit Kastil Artrez.

Ini aneh.

Tiba-tiba, ibuku mengajakku untuk berlatih sihir.

Ada apa dengannya?

Dan mengapa aku juga bergabung dengan pelatihan para penyihir?

"Mengapa ibu terlihat gelisah?" tanyaku heran.

"Um, tidak apa-apa, Vex! Ibu hanya bingung terhadap menu latihan yang akan ibu berikan!" teriak Anna gelisah.

"Be—begitu. Jika ibu merasa belum siap, besokpun saya tidak apa-apa," ujarku sedikit tersentak.

"Ti—tidak!" ujar Anna gelisah.

"E—eh?" ujarku kebingungan.

"Um, benar! Sebelum kami memulai pelatihan, apakah kamu merasa kelelahan setelah keluar dari kamar mandi?" tanya Anna sedikit gelisah.

Hah?!

J—jangan katakan, apakah ibuku mengetahui bila aku tadi malam menyelinap?!

"Ti—tidak, Bu!" ujarku gelisah dengan keras.

"Me—mengapa kamu gelisah, Vex?!" tanya Anna gelisah.

"Me—mengapa ibu juga?!" tanyaku balik dengan cepat.

"E—eh?! Ti—tidak, bukan!" balas Anna dengan wajah memerah.

Bagus, mari alihkan perhatiannya agar aku tidak diketahui bila tadi malam menyelinap.

"Na—namun, mengapa wajah ibu memerah?!" tanyaku gelisah dengan keras.

"Bu—bukan itu, Vex!" balas Anna gelisah.

"Apa yang sedang ibu pikirkan?!" timpalku gelisah.

"Ti—tidak ada!" balas Anna dengan keras.

"Um, Nyonya. Apa yang harus kami lakukan?" sela Mine dengan polos.

Bagus, Mine!

"E—ah, iya! Cobalah melatih kontrol mana kalian dan lakukan pelatihan seperti biasa!" ujar Anna dengan keras.

"Eehh," balas seorang penyihir wanita muda seolah malas.

"Bukankah kami sudah melakukan itu?" ujar seorang penyihir wanita lain malas.

"Kami ingin pelatihan sihir yang lainnya, Nyonya!" teriak seorang penyihir pria muda.

"Kuh, manja! Jika kalian ingin dipromosikan menjadi penyihir Tentara Barat, seharusnya kalian tidak mengeluh, sialan!" ujar Mine kesal.

Ti—tidak kusangka...

Bukankah dia selalu tenang?

"Si—siap, Bu!" ujar beberapa penyihir tersentak lalu mereka semua memulai pelatihan mereka.

"Terima kasih, saya akan memulai pelatihan terlebih dahulu," ujar Mine.

"O—oh, ya..." ujarku dan Anna bingung membalas.

"Mohon permisi," timpal Mine dengan memberi hormat lalu pergi.

Saat melihat Mine pergi, aku berkata kepada ibuku, "Bu, apakah Mine telah dipromosikan menjadi Penyihir Tentara Barat?"

"Belum, Vex. Belum..." ujar Anna dengan rumit.

"Ah, ya. Jika begitu, cobalah merapal sihirmu yang telah kamu pelajari. Ibu ingin melihatnya," tambah Anna seolah mengubah suasana.

"Um, ya. Fire Magic: Fireball," ujarku merapal mantera tingkat dasar.

Cukup kecil, bukan?

Dari tanganku muncul sebuah bola api dan aku mengarahkannya ke tanah.

BOOM!

G—gila...

Bukankah itu hanya bola api kecil?!

Mengapa tanahnya meledak dan berlubang dengan diameter sekitar 12 meter?!

Apakah ini karena aku meminum God Vessel itu?!

"Gila..." ujar beberapa penyihir yang melihat.

"Luar biasa..." ujar beberapa penyihir lainnya.

"V—Vex, apakah kamu mengkompresi sihirmu?!" tanya Anna gelisah.

"Eh, tidak... kok?" balasku bingung.

Kemudian, ibuku memegang tanganku lalu berkata, "Cobalah lagi, Vex."

"Ah, iya, Bu. Fire Magic: Fireball," ujarku merapal mantera dan mengarahkannya ke tempat yang sama.

BOOM!

"Monster..." ujar seorang pria penyihir.

"Ah, begitu. Kekuatan sihirmu sangat besar, Vex!" ujar Anna bangga dan memelukku.

"I—ibu, kami sedang dilihat oleh banyak orang!" ujarku malu dan menjauhkannya.

"E—eh," kata Anna seolah bersedih.

Setelah itu, ibu kembali bersikap seperti biasa seolah tidak ada yang terjadi, lalu berkata dengan bangga, "Jika kamu melatih kontrol mana milikmu dan mengkompresi output sihirmu, itu akan menghasilkan dampak yang luar biasa, Vex!"

"Ah, iya..." balasku bingung.

"Nah, ibu akan menyerahkan beberapa buku mantera yang dapat kamu pelajari secara instan. Jadi, cobalah berlatih dengan giat, oke?!" kata Anna bersemangat.

"Baik, Bu," balasku.

Nah, aku harus berlatih untuk menjadi kuat.

Ya, aku juga harus waspada dengan para dragonoid itu.

Baik, mari berlatih!

...----------------...

Catatan :

Penulis tanpa sadar mengubah sifat dan tingkah laku Vex dari seorang "yes-man" menjadi seseorang yang barbar.

Ksatria adalah kasta sosial bawahan bangsawan, tentara adalah prajurit militer yang terdiri dari banyak unsur seperti ksatria, penyihir, pemanah, dan beberapa unsur lainnya.

...----------------...

Terpopuler

Comments

Yvng

Yvng

PENULISANNYA KEK ORG GAGU

AUTHORNYA ORG GAGU KAH?

2021-05-01

1

anggita

anggita

God Vessel.,🔥

2021-04-07

2

baru komen

baru komen

makin barbar makin mantab

2021-04-06

7

lihat semua
Episodes
1 Aku Bereinkarnasi Menjadi Karakter Novelku Sendiri?!
2 Agar Mencapai Tujuan
3 Salah Perhitungan
4 Aku Tidak Mengira Akan Menjadi Seperti Ini!
5 Ayo Kita Mencari Uang!
6 Pembalasan dan Perekrutan
7 Kekuatan dan Pelatihan
8 Kemajuan Perusahaan
9 Penyesalan
10 Serangan dalam Diam
11 Ketidaksesuaian
12 Guild Petualang
13 Quest Pertama
14 Kemampuan
15 Proyek Raksasa
16 Mengusir Kebosanan
17 Keadaan
18 Konflik
19 Ayo Berlatih!
20 Ayo Beternak!
21 Ujian Masuk
22 Aku Benar-Benar Panik!
23 Hari Pertama Akademi
24 Kelompok Figuran
25 Kekhawatiran Celine
26 Tanggung Jawab Sebagai Penulis Novel
27 Pertarungan Penentuan
28 Senjata yang Harus Disegel, atau Tidak?
29 Kehidupan Akademi
30 Pergerakan Kekaisaran
31 Bawahan Elit
32 Pergantian Posisi
33 Situasi Ibukota Kerajaan Vetra, Coastal
34 Sebelum Ujian Akhir
35 Ayo Mendaftar Menjadi Tentara Raja Iblis Agung!
36 Keadaan Tentara Para Raja Iblis
37 Ujian Akhir Tahun Pertama
38 Kota Athen, Aku Kembali!
39 Pengumuman Author untuk Pembaca Baru
40 Berikan Pedangnya!
41 Apakah Dia Juga Merupakan Dalang Sepertiku?!
42 Makelar Informasi: Ayo Culik!
43 Makelar Informasi: Beri Tahu Aku!
44 Maaf, Mungkin Kami Tidak Akan Bertemu Lagi
45 Upacara Kelulusan
46 Awal Mula: Kurt von Schwarz
47 Awal Mula: Leonard von Cale Rowen Vetra
48 Awal Mula: Calvin von Houten Vetra
49 Awal Mula: Dua Orang Penantang Kegelapan Dunia
50 Aku Kekurangan Tenaga Kerja!
51 Pengumuman Author : Perubahan Sudut Pandang
52 Terima Kasih, Nek!
53 Nasib Sial Calvin
54 Ayo Bangun!
55 Senjata untuk Celine
Episodes

Updated 55 Episodes

1
Aku Bereinkarnasi Menjadi Karakter Novelku Sendiri?!
2
Agar Mencapai Tujuan
3
Salah Perhitungan
4
Aku Tidak Mengira Akan Menjadi Seperti Ini!
5
Ayo Kita Mencari Uang!
6
Pembalasan dan Perekrutan
7
Kekuatan dan Pelatihan
8
Kemajuan Perusahaan
9
Penyesalan
10
Serangan dalam Diam
11
Ketidaksesuaian
12
Guild Petualang
13
Quest Pertama
14
Kemampuan
15
Proyek Raksasa
16
Mengusir Kebosanan
17
Keadaan
18
Konflik
19
Ayo Berlatih!
20
Ayo Beternak!
21
Ujian Masuk
22
Aku Benar-Benar Panik!
23
Hari Pertama Akademi
24
Kelompok Figuran
25
Kekhawatiran Celine
26
Tanggung Jawab Sebagai Penulis Novel
27
Pertarungan Penentuan
28
Senjata yang Harus Disegel, atau Tidak?
29
Kehidupan Akademi
30
Pergerakan Kekaisaran
31
Bawahan Elit
32
Pergantian Posisi
33
Situasi Ibukota Kerajaan Vetra, Coastal
34
Sebelum Ujian Akhir
35
Ayo Mendaftar Menjadi Tentara Raja Iblis Agung!
36
Keadaan Tentara Para Raja Iblis
37
Ujian Akhir Tahun Pertama
38
Kota Athen, Aku Kembali!
39
Pengumuman Author untuk Pembaca Baru
40
Berikan Pedangnya!
41
Apakah Dia Juga Merupakan Dalang Sepertiku?!
42
Makelar Informasi: Ayo Culik!
43
Makelar Informasi: Beri Tahu Aku!
44
Maaf, Mungkin Kami Tidak Akan Bertemu Lagi
45
Upacara Kelulusan
46
Awal Mula: Kurt von Schwarz
47
Awal Mula: Leonard von Cale Rowen Vetra
48
Awal Mula: Calvin von Houten Vetra
49
Awal Mula: Dua Orang Penantang Kegelapan Dunia
50
Aku Kekurangan Tenaga Kerja!
51
Pengumuman Author : Perubahan Sudut Pandang
52
Terima Kasih, Nek!
53
Nasib Sial Calvin
54
Ayo Bangun!
55
Senjata untuk Celine

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!