Melati tengah bersiap-siap memasukkan beberapa barang yang dibutuhkan ke dalam ransel untuk besok berangkat berlibur ke Bali.
"Semua sudah beres, tinggal menunggu baju dari Mommy saja."
Melati keluar dari kamarnya. Saat melintasi kamar Arnon, gadis itu teringat sesuatu.
"Dia sudah menyiapkan pakaiannya atau belum ya?"
Ia berjalan menuju kamar suaminya.
Tok tok tok
Pintu kamar Arnon terbuka Pria itu menatap Melati dengan wajah datar.
"Ada apa?"
"Apa kau sudah menyiapkan pakaianmu untuk besok?" tanya istrinya dengan ramah.
"Belum."
"Singkat sekali dia menjawab! tidak bisa berbasa-basi kah kau, Arnon?"
"Biar aku membantumu menyiapkannya," tawar Melati.
"Tidak usah! aku bisa sendiri, kau pergi sana!" Arnon mengusir Melati terang-terangan.
"Apa kau masih ingat perjanjian kita? aku harus tetap melakukan kewajibanku sebagai istri termasuk menyiapkan keperluanmu, TUAN ARNON!" Sambil menekan kata di dua kata terakhir.
"Huh, terserah kau saja!" kembali masuk ke dalam kamarnya dengan pintu yang masih terbuka dan itu pertanda jika Arnon mengizinkan Melati masuk ke dalam.
Gadis itu tersenyum merekah karena ia bisa melaksanakan kewajibannya sebagai istri.
"Karena aku tak tahu seleramu seperti apa, kau yang memilih sendiri bajumu dan aku yang akan menatanya ke dalam koper." Sambil memperhatikan setiap sudut ruangan Arnon.
Pria itu mulai memilih baju yang akan ia kenakan selama berlibur ke Bali.
"Kamarmu memang bagus ya? padahal aku sudah 4 kali masuk kemari, tapi aku merasa terus ingin melihat kamar ini! desainnya tidak membosankan," puji Melati.
"Hahahaha! jangan dikira aku tak tahu dengan akal bulusmu itu, kau bukannya senang karena desain kamar ini, tapi kau ingin menggodaku bukan?" tersenyum sinis.
"Wahai Tuan Arnon yang Budiman! perkataanmu itu salah besar, aku tak mungkin ada pemikiran untuk menggodamu! kekasihmu saja bagai bidadari, apalah aku jika di bandingkan dengannya? aku sadar diri, kau tak mungkin jatuh cinta pada gadis berkacamata seperti diriku yang tak memiliki kemampuan apapun," jelas Melati.
"Bagusan jika kau sadar diri," celetuk Arnon yang membawa setumpuk pakaian kemudian meletakkan di atas ranjangnya.
Mata Melati hampir keluar melihat pakaian yang akan suaminya bawa.
"Kau ini ingin berlibur atau mau pindah rumah? kenapa baju yang kau bawa banyak sekali?" menatap Arnon heran.
"Aku ini artis! jadi di setiap penampilanku harus terlihat perfect di mata orang lain."
"Oh harus perfect ya? kenapa kau dirumah hanya memakai celana selutut dan kaos oblong begitu?"
"Karena tak akan ada orang yang protes dengan penampilanku jika dirumah."
"Ada," jawab Melati singkat.
"Siapa?" tanya suaminya.
"Aku yang akan protes! kau pikir aku ini apa? aku dan yang lain juga orang di rumah ini bukan patung."
"Huh, maksudku ...."
"Sudahlah aku tak ingin berdebat denganmu! aku akan memasukkan bajumu kedalam koper, ada dimana kopernya?" tanya Melati dengan mata gadis itu melihat ke berbagai arah mencari keberadaan koper suaminya.
"Ada di atas lemari baju."
Melati berjalan menuju walk in kloset. Ia mendongakkan kepalanya mencari koper yang Arnon maksud. Saat ia sudah menemukannya,ia berusaha melompat untuk menggapai koper tersebut, namun tangannya tak sampai.
Akhirnya ide muncul di kepalanya. Ia mengambil kursi yang ada di ruangan itu dan menaikinya agar bisa menggapai koper tersebut, namun tetap saja tak sampai karena lemari itu memang cukup tinggi.
"Arnon! apa kau bisa membantuku?" Melati berteriak memanggil suaminya.
Tak beberapa lama akhirnya Arnon datang.
"Kenapa kau selalu berteriak padaku! tak bisa kau memelankan suaramu?" sambil mendongakkan kepalanya menatap sang istri.
"Sekarang bukan waktunya untuk menceramahiku, kau yang ambil koper itu! tanganku tak sampai."
"Dasar gadis kerdil! begini saja tidak bisa! kau makan apa sih sampai tinggi badanmu itu pendek," sungut Arnon.
"Ya makan nasi lah! apa kau kira aku makan batu? yang ada aku tersedak langsung tewas," jawab Melati kesal.
"Awas! kau turun dulu," pinta Arnon.
Melati turun dari kursi itu kemudian berganti Arnon yang naik, namun alangkah mengejutkannya, tinggi pria itu sudah 180 cm, tapi masih belum bisa menggapai koper yang berada di atas lemari.
"Hahahaha! kau jangan mengataiku kerdil, kau juga jadi ikut menjadi pendek kan?" tawa gadis itu kembali pecah.
"Sudah kau jangan tertawa! kau naik ke atas kursi ini juga! nanti aku akan mengangkatmu," pinta Arnon kesal.
"Apa kursi ini kuat menahan berat badan kita berdua?" tanya Melati ragu.
"Sudah jangan banyak bicara, cepat naik kau cerewet sekali ya!"
Malati merengut kesal, ia langsung naik keatas kursi itu. Karena takut jatuh ia berpegang pada lengan Arnon.
"Astaga! yang aku sentuh ini lengan atau balok kayu sih? kenapa keras sekali."
Tubuh Arnon memang berotot, karena pria itu rajin berolahraga, jadi tak heran saat Melati menyentuh lengannya terasa keras.
"Kenapa wajahmu jadi gugup begitu?" tanya Arnon.
"Tidak apa-apa! ayo cepat angkat aku ke atas."
Untuk mengangkat tubuh istrinya Arnon tak butuh tenaga besar, satu kali angkat saja gadis itu sudah lebih tinggi darinya.
Saat Melati mencoba menggapai koper itu, lagi-lagi tak sampai meskipun Arnon telah mengangkatnya.
"Hei, kenapa kau lama sekali! cepat ambil kopernya." Menatap ke arah Melati.
"Tunggu sebentar! kau diam saja tak usah banyak bicara bisa tidak? lemarinya tinggi sekali." Masih terus mencoba mengambil koper tersebut.
"Kau jangan bergerak terus, nanti kita bisa jatuh," ucap Melati kesal.
"Apa kau pikir gampang mengangkat badanmu yang berat ini! ayo cepat ambil! jika terlalu lama kursi ini bisa patah." Arnon sekuat tenaga menyeimbangkan dirinya karena Melati terus bergerak untuk mengambil koper itu.
Tiba-tiba kursi itu sedikit tak seimbang dan ....
Bruaaakkk
Melati dan Arnon jatuh dengan posisi Arnon di bawah dan Melati menindih tubuh suaminya.
"Awwww!" rintih keduanya.
Mereka berdua sama-sama meringis kesakitan.Yang paling sial di sini adalah Arnon karena pria itu tepat mengenai lantai sementara istrinya masih aman jatuh tepat di atas tubuhnya.
"Ini semua gara-gara kau gadis aneh."
"Apa tidak terbalik? ini semua gara-gara kau, jika kau tak menyuruhku mengambil koper itu aku tak akan jatuh." Menatap Arnon tajam.
"Cepat menyingkirlah dari tubuhku! jangan berlama-lama, nanti kau ketagihan ingin selalu seperti ini."
"Aku juga tak mau seperti ini." Hendak bangun dari atas tubuh suaminya namun Arnon menahan tubuh Melati yang hendak beranjak bangun.
Brukkk
Sebuah kotak berukuran kecil hampir mengenai tubuh Melati. Arnon spontan mendekap tubuh itu dan berguling ke samping agar tak mengenai istrinya.
Posisi mereka saat ini tengah berpelukan, Arnon berada di atas dan Melati di bawahnya.
"Apa kau baik-baik saja?" tanya Arnon cemas.
"I-iya aku baik-baik saja, kau bagaimana?" menatap mata suaminya.
Mata mereka saling bertemu, Arnon bisa melihat wajah yang sangat membuatnya ingin selalu melihat lagi dan lagi dari dekat.
Tak jauh beda dengan Melati, gadis itu juga tengah menikmati wajah tampan suaminya.
Mereka berdua seakan terhipnotis oleh wajah pasangannya. Dengan posisi yang begitu intim tak bisa di pungkiri jika gelenyar aneh pasti ada pada keduanya.
Alunan musik romantis terdengar seakan membuat mereka hanyut dalam suasana masing-masing. Arnon perlahan mendekatkan wajahnya ke wajah Melati. Hidung mereka mulai saling menyentuh dan mata keduanya mulai saling terpejam.
Nafas hangat Melati yang menerpa wajah Arnon membuat tubuh pria itu memanas, Arnon juga tak mengerti kenapa saat bersama istrinya ia merasakan hal itu.
Mata Arnon terbuka menatap wajah Melati yang masih tertutup rapat.
Arnon tersenyum melihat itu semua. Keusilan pun mulai melintas di otaknya.
"Hei apa yang kau lakukan? kenapa menutup mata seperti itu? apa kau berharap aku akan menciummu," ledek Arnon.
Sontak Melati membuka matanya lebar-lebar.
"T-tidak! aku tak mungkin berpikir begitu, lagi pula kau tak mungkin bernafsu padaku dan bukan hanya kau saja, semua lelaki juga tak akan mau menyentuh gadis jelek berkacamata tebal sepertiku." Mengalihkan pandangannya pada objek lain.
Arnon membuka kacamata yang di pakai oleh istrinya. Ia ingin membuktikan perkataan gadis itu, apa benar istrinya itu jelek.
Wajah Melati terpampang begitu jelas di hadapan Arnon. Wajah yang begitu manis menurutnya, yang membuat dirinya tak pernah bosan memandang wajah indah yang Tuhan ciptakan.
"Hei apa yang kau ...."
"Diam! aku ingin membuktikan apa kau jelek atau tidak dan ternyata saat kacamata itu tak ada di wajahmu ... kau tak terlalu buruk."
"Kau terlihat manis sampai aku ingin menggitmu."
Tatapan Arnon terkunci pada bibir kenyal Melati, entah kenapa saat ia melihat benda kenyal itu, ia ingin sekali memakannya sampai habis.
Pria itu mendekatkan bibirnya ke arah bibir istrinya, namun Melati menahan wajah suaminya.
"Kau sadar apa yang kau lakukan?" tanya Melati.
"Hemm."
"Apa kau tahu aku ini siapa?" tanya nya lagi memastikan.
"Hemm."
"Namaku siapa?" memastikan lagi.
"Melati," jawab Arnon.
"Dan kau harus dihukum karena cerewet sekali."
Tanpa pikir panjang pria itu langsung mendaratkan bibirnya di bibir Melati.
"Apa aku boleh melakukan lebih dari ini?" gumam Arnon.
Atmosfer semakin memanas, Arnon ingin sekali memakan habis benda kenyal itu, sedangkan Melati masih membuka matanya lebar-lebar.
Pria itu mulai menggerakkan bibir atas dan bawahnya, menurutnya bibir Melati sangat manis sekali.
Melati mulai memejamkan mata menikmati permainan yang di lakukan suaminya. Tangan yang awalnya berada di lengan Arnon, kini perlahan naik ke atas melingkar indah di leher aktor tampan itu.
Pria itu juga menelusuri punggung istrinya. Bibir mereka masih tetap menyatu bahkan lebih menempel dari ciuman sebelumnya saat di tengah guyuran hujan.
Setelah cukup lama saling menikmati benda kenyal masing-masing, Arnon melepaskan pangutannya. Ia tak ingin bertindak lebih jauh lagi.
Kening keduanya masih menyatu dengan mata tertutup dan nafas yang masih sama-sama naik turun.
"Maafkan aku," ucap Arnon masih dengan mata tertutup.
Pria itu kemudian bangun dan berjalan menuju kamar mandi.
Melati diam mematung sambil menyentuh bibirnya.
"Apa yang telah aku lakukan." Bangun dan berlari menuju kamarnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 291 Episodes
Comments
Noer Anisa Noerma
tambah semangat bacanya
2022-06-12
0
Ayu Ismani
😂
2022-04-29
0
༄༅⃟𝐐 ˙❥YanG💋 👉🏻H14T
apa yg aku lakukan... ya ciuman sm Tuan Arnon 😂😂
2022-03-04
0