Setelah Melati selesai membersihkan diri, ia menuju dapur mencari makanan karena perutnya sudah lapar.
"Ada yang bisa saya bantu, Nona?" tanya kepala pelayan Mirna.
"Aku lapar! apa masih ada makanan untukku ... dan juga suamiku?"
"Anda ingin apa, Nona! kami akan memasaknya."
"Apa saja yang penting aku tidak kelaparan." dengan senyum merekah.
"Baik, Nona! akan saya laksanakan."
Kepala pelayan Mirna langsung mengisyaratkan para pelayan lain agar segera memasak makanan untuk Melati dan Arnon.
Setelah menunggu sekitar 30 menit semua hidang telah tersaji di atas meja makan.
"Nona! semua masakan sudah ada di meja makan," ucap Mirna pada Melati yang tengah berada di ruang TV.
"Baik! aku akan memanggil Arnon dulu." berjalan menuju kamar suaminya.
Tok tok tok
"Keluarlah! ayo kita makan dulu, kau pasti lapar kan?" Melati berteriak dari luar kamar suaminya.
Pintu terbuka, Arnon menatap nya dengan tatapan datar.
"Ayo makan dulu."
"Aku tidak nafsu makan," jawab Arnon sekenanya.
"Terserah kau saja kalau begitu! jika kau tak ingin aku bantu untuk bicara dengan Mommy ya silahkan." Melangkah menuju ruang makan
"Dasar gadis menyebalkan," umpat Arnon sambil berteriak pada istrinya.
Melati tersenyum dengan kelakuan suaminya. Ia sangat bahagia melihat Arnon frustasi seperti itu.
Keduanya sudah berada di meja makan.Kepala pelayan Mirna juga berada tak jauh dari mereka berdua.
Arnon hendak mengambil beberapa makanan, namun Melati melarangnya.
"Eiitttssss ... tunggu dulu! biar aku saja yang mengambilkannya untukmu." Sambil tersenyum penuh kemenangan.
"Biar aku saja! aku bisa mengambilnya sendiri, aku ini hanya sakit demam bukan stroke yang tak bisa apa-apa." Dengan raut wajah kesal.
"Tapi sama saja kau sakit bukan? jadi kau hanya boleh makan sayur bayam dan telur mata sapi saja! makanan yang lain kau tak boleh memakannya karena pedas dan itu tak baik untuk orang sakit."
"Hei aku ini bukan sakit parah kenapa kau ...."
"Jika kau masih banyak bicara aku tak akan membantumu," ancam Melati.
"Aku juga tak ingin pergi."
"Apa kau tak kasihan dengan kekasihmu itu?" dengan tatapan meledek.
"Huh, hidupku menjadi berantakan saat ada kau gadis aneh," ucap Arnon sambil memakan makanannya.
"Terserah kau mau mengataiku apa! hari ini aku menjadi orang baik karena tak ingin berdebat dengan orang sakit." Sambil melahap makanannya.
Kepala pelayan Mirna tersenyum mendengar dua pasangan muda itu berdebat bagai kucing dan tikus yang saling serang.
Setelah selesai makan, Arnon langsung menuju kamarnya.
"Jangan lupa sebentar lagi kita ke butik Mommy oke!" teriak Melati.
"Berisik," jawab Arnon.
"Hahahaha! dasar pria aneh! aku suka melihatmu saat frustasi seperti itu." Diiringi gelak tawanya.
Melati dan Arnon tengah berada di dalam mobil menuju butik Susan.
Di dalam mobil tak ada perbincangan apapun. Mereka berdua hanya diam seperti orang tak mengenal satu sama lain.
Setelah sampai di butik yang sangat besar itu, Melati turun dari mobil Arnon.
Gadis itu nampak sangat kagum dengan butik milik mertuanya. Ia mengingat sang ibu yang juga berkuliah di jurusan desainer namun harus mengelola perusahaan ayahnya.
"Kenapa kau diam saja? kau tak ingin masuk?" tanya Arnon pada istrinya.
"Oh iya." Berjalan masuk ke dalam butik tersebut.
Mereka berdua menjadi pusat perhatian para pengunjung. Pria yang tampan dan gadis biasa saja dengan kacamata tebalnya.
Semua pengunjung nampak berbisik satu sama lain. Ada yang mendukung hubungan mereka, namun ada pula yang menentang mereka. Terutama para fans Clara.
Melati memang tak ingin membuka kacamata tebalnya sampai ia menemukan pria yang benar-benar mencintainya. Ia tahu jika pria zaman sekarang hanya melihat wanita dari segi tampilan luarnya saja tanpa melihat hatinya seperti apa.
Yang bagus di luar belum tentu baik di dalam dan yang jelek di luar belum tentu jelek hatinya. Itu yang selalu ada di benak Melati karena kata-kata tersebut merupakan wejangan terakhir dari sang ibu sebelum ia tutup usia, jadi Melati terus mengingat ucapannya.
"Sayang," sambut Susan pada kedua pasangan muda itu.
"Ayo keruangan, Mommy! biar kita enak berbincang." Merangkul pundak menantunya.
"Huh! aku ini anak, Mommy! kenapa dia yang menerima kasih sayangmu, Mom?" tanya Arnon yang cemburu pada istrinya karena mendapat perhatian dari sang ibu.
"Umurmu sudah berapa? kau bukan anak kecil lagi, jadi kau tak pantas merengek seperti bayi, Nak!"
Arnon hanya bisa memanyunkan bibirnya. Ia benar-benar merasa seperti anak pungut semenjak kehadiran Melati.
"Kau mau minum apa, Nak?" tanya Susan pada Melati.
"Terserah Mommy saja."
"Aku tak ditanya, Mom," celetuk Arnon.
"Mommy akan memesankan minuman yang sama seperti istrimu." Berjalan ke ruang belakang menyuruh pelayan membuat jus alpukat.
"Ada perlu apa kalian berdua datang ke butik, Mommy?"
"Bukan aku Mom, tapi dia!" Arnon menatap kearah Melati.
"Mmmmmm ... begini Mom? apa boleh aku dan Arnon pergi berlibur ke Bali?" tanya Melati dengan suara gugup.
"Apa dengan Clara juga?" tanya balik Susan penuh selidik.
"Iya Mom, tapi ...." ucapan Melati terpotong.
"Mommy ijinkan kalian berdua pergi." Dengan senyuman penuh kebahagiaan.
"Mommy punya rencana untuk kalian berdua, kebetulan sekali di sana juga ada, Clara! tunggu saja kejutan dari Mommy ya!" sambil tersenyum sendiri.
"Kalau begitu kami pulang dulu ya, Mom! aku ingin mempersiapkan baju untuk besok," ucap Melati.
"Tidak perlu, Nak! Mommy akan mengirimkan baju terbaik di butik Mommy dan kau tunggu saja dirumah ya, sayang?"
"Iya, Mom!"
Di kantor tempat Agnez bekerja tengah heboh oleh para karyawan yang sedang makan siang di kantin.
Agnez tak sengaja mendengar perbincangan mereka.
"Apa yang kalian lihat sampai heboh begitu?" tanya Agnez pada para karyawan itu.
"Ini Bu Agnez! kami sedang melihat topik terhangat hari ini." Sambil menunjukkan ponselnya pada sekretaris direktur tersebut.
"Ini kan Melati dengan suaminya? apanya yang bagus dari gadis ini," sinis Agnez.
"Mereka berdua hari ini berkunjung ke butik ternama milik, Nyonya Gafin! bagaimana tidak menjadi trending topik! koleksi baju disana terkenal sangat bagus bahkan sampai ke mancanegara."
"Iya kau benar! beruntung sekali istri Arnon itu ya," celetuk karyawan yang lain.
"Kurang ajar! kenapa hidup gadis jelek itu enak sekali, sementara aku harus bekerja baru bisa mendapatkan uang! sedangkan si Melati hanya makan tidur saja bisa dapat koleksi baju keluaran terbaru! benar-benar beruntung dia," umpat Agnez.
Semua karyawan memuji keberuntungan Melati, Agnez sudah tak tahan dengan pujian itu, ia memilih kembali ke ruangannya.
"Huh, aku harus mencari calon suami yang berpengaruh juga di negeri ini! aku tak boleh kalah dengan gadis jelek itu! andai saja Arnon punya saudara laki-laki ... sudah pasti aku dekati." Dengan wajah kesal.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 291 Episodes
Comments
Noer Anisa Noerma
buka kecamatan mu mel
2022-06-12
0
Taz
Apa ya rencana nyonya Gafin?
Hal apa yang menyebabkan nyonya Gafin tidak suka dengan Clara?
2021-10-27
0
29. Tisa Rianti
huu iri bilang bos🤣🤣
2021-09-28
0