Dua mempelai sudah berada di ruang pesta pernikahan.
Kedua orang tua Arnon sibuk berbincang dengan para rekan bisnisnya.
Sedangkan Sasa dan Sisi menemani para putri pengusaha yang hadir di pernikahan kakaknya.
"Beruntung sekali gadis itu bisa bersanding dengan pria tampan seperti Arnon," ucap salah satu putri dari rekan bisnis ayah Arnon.
"Ya kau benar, Nona! kakak ipar memang sangat beruntung bisa menikah dengan, Kak Arnon! mereka sangat serasi," ucap Sasa sambil memandang kedua mempelai yang tengah sibuk menerima ucapan selamat dari para tamu.
"Bagaimana nasib Clara model papan atas itu jika dia tahu kekasihnya sudah menjadi milik orang lain?" tanya gadis berambut pendek lainnya.
"Kita juga tidak tahu masalah itu dan jangan sampai perkataan anda membawa kehancuran bagi perusahaan keluarga anda, Nona! kalian tau kan jika kak Arnon pasti akan mengupas tuntas jika berhubungan dengan Clara," jelas Sisi yang sudah muak karena mereka lagi-lagi membahas Clara Davidson.
Para gadis pun menegang mendengar ucapan Sisi yang secara tidak langsung memberikan peringatan pada mereka.
Melati melihat sekeliling ruangan itu, namun orangtuanya tak kunjung ia temukan.
Semua tamu sudah datang, namun keluarga Melati masih belum terlihat.
"Papa kemana? kenapa belum datang juga," gumamnya dalam hati.
Saat semua orang tengah asik menikmati pesta, keluarga gadis itu akhirnya datang dan mereka langsung menghampiri Melati.
"Maaf ya, Nak! kami terlambat! ban mobil Papa bocor." Dengan raut wajah merasa bersalah.
"Tidak apa-apa, Pa! aku mengerti." Tersenyum ke arah ayahnya.
Agnez dan Anggi masih sibuk dengan penampilan mereka, sampai kakak tiri Melati itu tak sadar siapa suami adik tirinya.
Agnez melihat ke arah Melati yang sudah tampil sangat cantik bagai putri negeri dongeng.
"Kenapa dia cantik sekali? heh, tapi aku juga cantik, bahkan lebih cantik darimu," gumamnya dalam hati yang menyemangati dirinya sendiri.
Saat Agnez hendak menjabat tangan Melati, mata Agnez terpaku pada sosok di samping adik tirinya itu.
"Kau Arnon Marvion Gafin kan?" tanya Agnez dengan wajah kebingungan.
"Iya benar."
"Wah, aku penggemarmu, kau sangat cocok sekali dengan, Clara! dia sangat cantik! apa kau datang kemari untuk menghadiri pernikahan adikku?" tanya Agnez yang tak fokus dengan texudo yang dikenakan oleh Arnon karena dirinya terfokus pada wajah tampan idolanya.
" ... " belum sempat Arnon menjawab tiba-tiba suasana menjadi hening.
Pria itu melihat ke arah sekelilingnya. Ia bingung apa yang membuat suasana hening seketika.
Saat Arnon menatap ke arah pintu masuk, ia melihat semua tamu se akan memberikan jalan pada seseorang yang datang. Tamu tersebut masih belum terlihat, namun saat jaraknya semakin dekat, Arnon bisa menangkap sebuah bayangan wanita yang sangat ia cintai dengan balutan gaun merah yang sangat seksi dan cantik tentunya.
Semua mata tertuju pada gadis itu yang tak lain adalah Clara.
Agnez yang awalnya heran dengan sikap Arnon yang diam tanpa suara, kemudian ia mengikuti arah tatapan idolanya itu. Ia melihat Clara berjalan ke arahnya, akhirnya ia menghampiri Clara dan membawanya kehadapan Arnon dan Melati. Semua orang terkejut dengan apa yang dilakukan Agnez, pasalnya gadis yang dibawa oleh Agnez adalah kekasih Arnon sebelum pria itu menikahi istrinya.
Sebuah tangan menggenggam gaunnya erat. Ia takut sesuatu hal yang buruk akan terjadi. Dia berharap kakak tirinya itu tak melakukan hal yang bisa mempermalukan keluarganya.
"Nona Clara ini kekasihmu bukan? dia juga datang ke acara ini, kalian pasangan yang sangat serasi sekali." Mendekatkan Arnon dan Clara.
Lagi-lagi suasana hening tanpa ada yang berani membuka suara. Tatapan semua tamu juga tertuju pada Agnez yang bertingkah bodoh.
"Mel! kemana, suamimu? kenapa dia tak hadir saat pernikahan kalian?" tanya Agnez tanpa rasa ragu.
Kakak tiri Melati itu mengedarkan pandangannya pada sekeliling ruangan tersebut. Ia mencari keberadaan suami adik tirinya, namun dirinya merasa heran kenapa semua orang diam dan mereka menatapnya dengan tatapan tak dapat ia pahami.
"Arnon Marvion Gafin adalah suami adikmu," ucap Hadi yang geram dengan kelakuan Agnez dan ucapannya membuat anak Agnez ternganga.
"Papa jangan bercanda! mana mungkin? dia sudah memiliki kekasih yang sangat cantik, bahkan lebih dari Melati."
Melati benar-benar merasa seperti butiran debu mendengar semua ucapan Agnez. Ia rasanya ingin berlari sejauh mungkin. Ia memang tak pantas untuk bersanding dengan Arnon.
Arnon melihat ke arah istrinya. Pria itu tak sengaja melihat ke arah gaun yang di genggam erat oleh Melati.
Arnon perlahan mendekat ke arah istrinya. Ia meraih tangan Melati dan menggenggamnya erat.
"Dia memang benar istriku, Kakak Ipar!" jelas Arnon yang membuat semua orang terkejut dengan perkataan pria itu.
Pria itu mengatakan di depan semua orang termasuk di hadapan Clara wanita yang sangat ia cintai.
Orangtua Arnon tersenyum bahagia dengan apa yang dilakukan oleh anaknya itu.
Berbeda jauh dengan Melati, gadis itu menatap Arnon dengan wajah terheran-heran. Ia berpikir bagaimana mungkin Arnon bisa melakukan semua ini di hadapan para tamu dan juga kekasihnya.
Lain halnya dengan Clara yang merasa dirinya tak dihargai oleh Arnon. Ia berpikir sikap kekasihnya itu terlalu berlebihan.
"Kami minta maaf untuk para tamu sekalian! mari kita lanjutkan pestanya," ucap Sandi yang tak ingin masalah ini semakin panjang.
Semua tamu akhirnya melanjutkan pesta tersebut.
Keluarga Melati juga berbaur dengan keluarga Arnon.
Melati dan Arnon duduk di tempat mempelai yang telah disediakan.
"Kau jangan besar kepala dulu! tadi aku menolongmu karena aku tak ingin membahayakan repotasiku dan keluarga! yang terpenting reputasi, Clara! aku tak ingin dia di sebut perusak rumah tangga orang jika aku tak membelamu di hadapan kakak tirimu itu." Tatapan Arnon masih tertutup pada tamu yang hadir.
"Sudah aku duga! dia tak mungkin simpati padaku, yang ada di benaknya hanya kekasihnya, sabarlah, Melati! beginilah nasib pernikahanmu yang tak mungkin bahagia bersamanya karena ia tak pernah mencintaimu."
"Sudahlah aku tak perduli! semoga aku dapat bertahan menjalani hubungan ini, meskipun tak ada rasa di antara kami berdua, tapi aku berharap ini pernikahan yang pertama dan terakhir dalam hidupku," gumamnya lagi dalam hatinya.
"Iya aku tahu! kau tak perlu menjelaskan sampai ke akarnya seperti itu." Menatap ke arah suaminya dengan tatapan kesal.
Tepat jam 10 malam, pesta pernikahan Arnon dan Melati telah berakhir. Semua tamu sudah kembali ke kediaman mereka masing-masing.
Namun tidak dengan Clara, wanita itu menghampiri Arnon yang sedang berjalan menuju kamar pengantinnya.
"Honey! tunggu sebentar," teriak Clara pada kekasihnya.
"Clara? kenapa kau masih belum pulang?"
"Ada sesuatu yang ingin aku bicarakan padamu." Sambil memberikan sebuah amplop coklat pada Arnon.
"Apa ini?" membuka amplop tersebut dan melihat isinya.
"Itu surat perjanjian kau dan istri sementaramu itu," jelas Clara pada Arnon.
"Kau sudah mempersiapkan semuanya? kapan kau membuat ini, Honey?"
"Kemarin! karena aku tak mau kau berlama-lama menjadi suaminya, apalagi sampai jatuh cinta padanya,aku tak rela, Honey!" Memeluk Arnon erat.
"Hei, Honey! kau tak perlu khawatir dengan itu! aku tak mungkin jatuh cinta padanya, hubungan kita sudah bertahun-tahun, aku lebih nyaman denganmu dari pada dengannya! lagi pula dia orang baru dalam hidupku, jadi kau tenang saja." Mengusap puncak kepala Clara.
"Kau harus janji dengan ucapanmu ya?" mempererat pelukannya pada Arnon.
"Iya aku janji." Sambil mencium puncak kepala Clara.
Tanpa mereka sadari, Melati ternyata berada di depan pintu kamarnya dan mendengar ucapan mereka berdua.
Gadis itu memutuskan kembali ke dalam kamarnya lagi. Ia yang awalnya ingin mengambil air karena haus dan akhirnya ia urungkan karena tak ingin berpapasan dengan mereka, ia juga tak ingin di sangka seorang yang suka menguping pembicaraan orang lain.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 291 Episodes
Comments
alvika cahyawati
kasihan melati tp ngk apa2 melati nanti tunggu sj nanti jg indah pd waktunya.
2022-10-03
1
Noer Anisa Noerma
sabar dabar
2022-06-12
0
༄༅⃟𝐐 ˙❥YanG💋 👉🏻H14T
Sabarrrrrrr..... 😔😔😔
2022-03-03
0