Di sebuah rumah megah nan mewah, terparkir mobil sport Lamborghini berwarna merah.
Seorang pria turun dari tempat kemudi.
Pria tampan, gagah, tinggi, putih mulus tanpa cacat sedikitpun.
Ia berjalan kearah pintu rumah mewah itu.
Semua pelayan memberi hormat padanya.
Pria itu adalah Arnon Marvion Gafin. Seorang selebriti papan atas yang di kagumi oleh kaum hawa tanah air.
Selain bisa berakting, dia juga mulai merambah ke dunia tarik suara.
Selain sebagai selebritis papan atas, dia juga merupakan salah satu pewaris dari keluarga Gafin.
Umur Arnon saat ini sudah menginjak 28 tahun. Dia memiliki 2 orang adik perempuan kembar bernama Sasa dan Sisi.
Banyak wanita yang mendekatinya bahkan anak para rekan kerja perusahaan orang tuanya juga ingin menjodohkan putri mereka dengan Arnon, namun pria itu enggan menanggapinya karena ia telah memiliki tambatan hati sejak dirinya duduk di bangku kuliah.
Wanita beruntung itu adalah Clara Davidson.
Seorang pemain film luar negeri yang saat ini tengah melanjutkan studinya di London.
Gadis itu selain sebagai pemain film, dia juga seorang model papan atas di London jadi tak heran jika Arnon tergila-gila padanya.
"Apa anda ingin langsung makan siang Tuan muda?" tanya salah satu pelayan rumahnya.
"Tidak! aku ingin mandi dulu, mommy dimana?" tanya Arnon sambil melihat ke segala arah mencari keberadaan sang ibu.
"Nyonya ada di kamarnya Tuan muda."
"Baiklah! sampaikan pada mommy aku ingin makan siang dengannya." Berjalan menuju kamarnya.
Selang beberapa menit, Susan ibu dari Arnon keluar dari kamarnya.
"Maaf, Nyonya! tadi Tuan muda berpesan ingin makan siang dengan anda," jelas pelayanan itu.
"Kalau begitu kita masak makanan kesukaan Arnon ya, Mbak! semua bahan ada kan?" tanya Susan pada pelayan rumahnya itu.
"Ada, Nyonya! saya akan siapkan." Berjalan menuju dapur mempersiapkan bahan yang akan di masak oleh majikannya.
Di dalam kamarnya setelah selesai mandi, Arnon sibuk dengan ponselnya.Pria itu tengah asyik mengutak-atik sosial medianya.
"Penggemarku memang sangat banyak karena mereka aku bisa sampai mencapai puncak seperti sekarang ini," gumamnya sambil terus sibuk dengan ponselnya.
Sebenarnya Arnon orang yang sangat ramah dan baik pada penggemarnya, kecuali pada orang yang mencari masalah padanya. Dia tak akan memberi ampun sampai orang tersebut kalah dan takluk padanya.
Ponsel pria itu berbunyi.
"Halo, Honey!" Arnob menjawab telepon seseorang di seberang ponselnya.
"Honey! aku merindukanmu, maaf ya aku belakangan ini jarang menghubungimu, kau tahu sendiri bukan jika kuliahku sudah di semester akhir jadi aku tidak bisa bersantai saat ini, bahkan semua kontrak aku tolak! aku ingin segera menyelesaikan pendidikan S2 ku dan ingin segera bertemu denganmu," jelas perempuan di seberang telepon itu yang tak lain adalah Clara Davidson.
"Iya, Honey! tak apa-apa, aku paham dengan keadaanmu saat ini, kau istirahat saja dulu, aku tahu kau pasti sibuk kan?"
"Terimakasih, Arnon! kau memang kekasih yang sangat pengertian, bye!" Clara menutup panggilannya.
"Huh, cintaku memang sedang di uji dan aku pasti bisa melewati semuanya! sudah hampir empat tahun aku tak bertemu denganmu, Clara! aku harap kita secepatnya bisa bersama," gumam Arnon sambil melangkah keluar dari kamarnya menuju ruang makan.
Saat dirinya sudah sampai di lantai bawah, ia melihat masakan kesukaannya telah terhidang rapi dan terlihat sangat enak.
"Apa ini Mommy yang memasak?" tanya Arnon.
"Tentu, Sayang! anak Mommy ini kan jarang sekali bisa makan siang dirumah," jawab sang ibu.
"Wah,aku jadi lapar Mom! kita langsung makan ya." Menarik kursi dan duduk.
Makanan kesukaan Arnon memang terbilang cukup sederhana, tidak seperti orang kaya kebanyakan.
Di atas meja makan terhidang sayur asam, ayam goreng, sambal goreng, udang Krispy, dan telur mata sapi setengah matang.
"Kau mau yang mana, Sayang! biar Mommy ambilkan."
"Aku mau sayur asam dan ayam goreng Mom."
"Yang lainnya kau tidak mau atau sedang program diet?" ledek Susan pada putranya sambil mengambil sayur dan ayam goreng kemudian meletakkan di piring Arnon.
"Sebentar lagi, Mom! aku makan ini dulu, setelah itu aku akan makan yang lainnya, Mommy tenang saja, semua masakan Mommy pasti aku makan." Tersenyum ke arah Susan sambil melahap makanan yang ada di piringnya.
Susan tersenyum melihat masakan yang ia buat di lahap oleh sang putra karena Arnon memang bisa di bilang sangat jarang makan siang di rumah, bahkan sarapan dan makan malam pun jarang karena putranya itu sibuk di lokasi syuting.
Saat suasana di meja makan tengah hening, ponsel Susan berdenting tanda pemberitahuan di ponselnya.
Saat wanita paruh baya itu melihatnya. Kegiatan makan siangnya langsung terhenti.
"Mommy kenapa berhenti makan? apa terjadi sesuatu?" tanya Arnon cemas.
"Ah,tidak, Sayang! Mommy hanya ingin minum." Sambil mengambil segelas air putih dan meminumnya.
"Marry! besok sudah genap 22 tahun kau meninggal! aku pasti akan mewujudkan cita-cita kita dulu, kau harus bahagia disana ... aku akan menjaga anakmu," gumamnya dalam hati sambil menyendok makanan di piringnya.
Arnon terus menatap sang ibu yang nampak sedang memikirkan sesuatu.
"Ada apa dengan Mommy? kenapa setelah melihat ponselnya dia jadi melamun seperti itu?" tanya Arnon yang bergulat dengan pikirannya.
Setelah makan siang selesai, pelayan membawa semua piring dan gelas bekas makan tuannya.
Susan dan Arnon sudah berada di ruang keluarga.
"Adik-adik masih belum pulang Mom?"
"Belum, Sayang! mereka masih ada kelas sore ini jadi kemungkinan agak malam pulangnya."
"Oh,"
Tiba-tiba suara ponsel Arnon berbunyi.
"Ya, Pram! ada apa?" tanya Arnon pada pria bernama Pram yang tak lain adalah Asisten pribadinya.
"Nanti jam 3 sore ada jadwal pemotretan Tuan."
"Baiklah! aku akan kesana 1 jam lagi." Menutup panggilan dari Pram.
"Kau mau kemana Ar?" tanya Susan pada putranya.
"Aku ada jadwal pemotretan nanti jam tiga, Mom! tapi waktunya masih lama jadi aku masih bisa mengobrol dengan Mommy sekarang." Tersenyum ke arah ibunya.
"Bagus kalau begitu, jarang-jarang kan putra Mommy ini bisa mengobrol seperti sekarang."
"Iya, Mommy! mau bagaimana lagi, ini sudah menjadi pekerjaanku, aku sudah menyatu dengan dunia perfilman," jelas Arnon dengan raut wajah yang sangat meyakinkan.
"Iya Mommy tahu, Sayang! tapi kau suatu saat nanti harus meneruskan perusahaan kita, kau juga harus belajar mengelola perusahaan kita, Sayang!" Susan membujuk Arnon dengan lembut.
"Iya Mom aku tahu, tapi untuk sekarang ini aku masih nyaman dengan pekerjaanku menjadi publik figur."
"Baiklah! Mommy tak akan memaksa, Mommy hanya bisa berharap kau dapat membantu Papimu kelak," ucap Susan memberikan sedikit wejangan pada sang putra.
"Pasti, Mom! hanya tinggal menunggu waktu saja." Tersenyum kearah ibunya.
Saat melihat ke arah jam tangannya, Arnon langsung beranjak dari tempat duduknya.
"Mom! aku siap-siap dulu ya? aku mau berangkat sekarang supaya tidak telat." Sambil melangkah ke arah kamarnya.
"Semoga jalan yang kita ambil ini membawa kebahagiaan untuk anak-anak kita Marry," gumam Susan kemudian melangkah menuju kamarnya.
Saat berada di perjalanan menuju lokasi pemotretan, Arnon tiba-tiba menginjak pedal rem nya.
"Dia bisa menyebrang atau tidak sih!" Arnon keluar dari dalam mobilnya.
"He,i Nona! apa kau bisa menyebrang atau kau ingin mencari perhatian?" tanya Arnon dengan tatapan mata tajamnya.
"Maaf! tadi aku tidak melihat mobilmu yang menyalip," jelas gadis itu yang tak lain adalah Melati.
"Halah,kau pasti sedang bersandiwara kan? aku sudah paham dengan modus fans sepertimu," ucap Arnon yang tak percaya dengan penjelasan gadis itu.
"Maaf sebelumnya, memang kau siapa? kenapa aku harus menjadi fansmu? apa kau seorang selebriti?" tanya Melati dengan polosnya.
"Apa? Dia tidak tahu aku ini siapa? hah,dasar gadis bermata empat, pantas saja dia memakai kacamata tebal begitu, rupanya matanya terganggu," gumam Arnon dalam hati.
"Hei, Nona! kau bisa searching namaku ARNON MARVION GAFIN ." Menekankan namanya kata demi kata.
"Maaf! aku terlalu sibuk jadi tidak sempat untuk mencari hal-hal seperti itu! jika kau memang seorang selebriti aku minta maaf karena telah membuatmu dalam masalah, aku tidak apa-apa jadi kau tak perlu panik dan aku tak akan bilang pada orang-orang jika kau menabrakku." Melati membersihkan celananya yang sedikit kotor kemudian melangkah pergi meninggalkan Arnon yang masih keheranan.
Arnon langsung masuk kedalam mobilnya.
"Apa aku tidak salah dengar ucapan gadis bermata empat tadi? memang apa pekerjaannya sampai dia tak mengenaliku." Dengan raut wajah kesalnya.
Ini sebuah penghinaan untuk Arnon, selebriti papan atas sepertinya bisa tak dikenal oleh seorang gadis. Dirinya idaman semua kaum hawa, mana mungkin gadis tadi tak mengenalinya.
Arnon semakin menekan pedal gas nya dengan suasana hati kesal dan ingin mengumpat pada gadis itu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 291 Episodes
Comments
Noer Anisa Noerma
emang bang semua orang harus tau kamu itu terkenal
2022-06-12
0
Anj4r_cinta
melati suka gaya loe
2022-03-12
1
Sumiati Sangkar
lanjut aja
2021-12-16
0