Pacaran Setelah Menikah
Kecelakaan 22 tahun yang lalu menewaskan ibu dari gadis cantik bernama Melati Putri Hadi.
Gadis itu saat ini tengah berumur 24 tahun.
Ibunya meninggal saat umur gadis itu menginjak 2 tahun.
Dia berasal dari keluarga kaya, namun ekonomi keluarganya hancur saat sang ayah menikah lagi dengan seorang wanita yang sudah memiliki anak satu.
Ibu tirinya itu selalu berfoya-foya dengan para teman sosialitanya. Sampai pada saat dimana keadaan perusahaan keluarga Hermawan mengalami penurunan. Ibu tirinya masih tetap berfoya-foya tanpa memikirkan nasib perusahaan suaminya.
Sampai pada akhirnya perusahaan ayahnya bangkrut dan semua aset yang di miliki keluarganya juga ikut di sita untuk membayar hutang, termasuk rumah, villa, hotel, dan mobil mewah.
Gadis yang biasa di sapa Melati itu masih bisa bersekolah sampai lulus perguruan tinggi jurusan ekonomi.
Ia bekerja paruh waktu untuk membiayai sekolahnya sendiri.
Ia bekerja sebagai pelayan toko, pelayan restoran, dan cafe.
Sebenarnya tanpa dirinya harus bekerja, sang ayah yang menjadi mandor sudah bisa mencukupi biaya kuliahnya.
Ayahnya memberikan uang kepada istri keduanya untuk mengelola kebutuhan kedua putrinya.
Namun ibu tirinya itu mengambil semua hak Melati untuk kebutuhan kuliah kakak tirinya dan ibu tirinya sendiri.
Melati tak pernah menuntut apapun dari mereka, Ia tak ingin ayahnya semakin terbebani dengan kelakuan kedua wanita jahat itu.
Kakak tirinya selalu iri padanya karena pria di kampus mereka lebih tertarik pada Melati dari pada kakak tirinya.
Karena sikap kakak tirinya yang selalu ingin lebih dari dirinya, gadis itu memutuskan untuk memakai kacamata super tebal agar laki-laki tak tertarik padanya dan dia aman dari tatapan sinis Agnez yang tak lain Kakak tiri Melati.
Sampai pada suatu hari dimana Agnez akan wisuda.
"Pa, besok aku wisuda, Papa bisa libur kan?" tanya nya pada Hadi yang tak lain adalah ayah tirinya.
"Iya sayang, besok Papa akan libur 1 hari untuk menghadiri acara wisudamu."
"Oke Pa, aku ke kamar dulu ya?" berjalan kearah kamarnya.
"Assalamualaikum Pa," ucap Melati pada sang ayah yang baru pulang dari tempat kerjanya.
"Kau baru pulang nak?"
"Iya pa, aku langsung ke kamar ya." Hendak melangkah ke arah kamarnya namun ia urungkan.
"Papa sudah makan belum? kalau belum aku masakkan nasi goreng ya?"
"Tidak perlu,Nak! kau pasti lelah, langsung ke kamar saja istirahat ya? Papa sudah makan tadi." Tersenyum ke arah putrinya.
"Oke Pa,aku ke kamar dulu." Berjalan ke kamarnya.
Jam menunjukkan pukul 7 malam, Hadi masih berada di depan TV menonton pertandingan sepakbola.
"Papa kenapa belum tidur? besok kan harus kerja?" tanya Melati.
"Besok Papa libur 1 hari untuk menghadiri acara wisuda Agnez, kau harus datang juga ya, Nak?" pintanya sambil tetap menatap layar TV.
"Aku besok harus bekerja Pa," tolaknya halus.
"Kau berhenti saja Mel, lagi pula kuliahmu sudah selesai kan? untuk apa bekerja lagi, uang jajan juga sudah tidak butuh, Papa masih sanggup menghidupi kalian semua."
"Aku sudah terlanjur nyaman dengan pekerjaan ini Pa, aku masih mau mengumpulkan uang dulu untuk modal usahku nanti," jelasnya pada sang ayah.
"Baiklah jika memang itu keinginanmu, Papa akan selalu mendukung."
Melati menghampiri ayahnya dan memeluknya erat.
"Terimakasih Pa, aku sayang Papa."
"Papa juga sayang Melati." Mencium puncak kepala putri kesayangannya.
Kuliah Melati memang terbilang sangat singkat, hanya butuh waktu 2 tahun saja, karena gadis itu termasuk gadis pintar di kampusnya.
Selain pintar ia juga ingin cepat menyelesaikan kuliahnya agar sang ayah tak banyak memikirkan masalah biaya kuliahnya, jadi dirinya memutuskan untuk kuliah cepat.
"Mama Anggi kemana Pa?" tanya Melati.
"Mama ada di atas sudah tidur, kau tidur juga sana!" pinta Hadi pada putrinya
"Tapi Papa jangan terlalu malam ya tidurnya, besok kan harus ke acara wisuda Kak Agnez."
"Iya,Sayang! kau tidur dulu sana."
"Siap Bos, selamat malam Pa." Melangkah menuju kamarnya.
"Selamat malam Putri kesayangan Papa." Sambil tersenyum menatap punggung anak perempuannya.
Keesokan harinya, Melati bangun jam 4 pagi untuk mempersiapkan sarapan untuk keluarganya.
"Nak kau sudah bangun?" tanya Hadi pada putrinya.
"Iya Pa, hari ini aku shift pagi! jadi harus tepat waktu, apalagi aku kan pegawai lama jadi harus memberi contoh pada juniorku."
"Bagus,Sayang! Papa bangga padamu." Mengusap kepala Melati dengan lembut.
"Ada apa sih pagi-pagi sudah ribut," ucap Anggi yang tak lain ibu tiri Melati.
"Maaf Ma, aku masak lebih pagi dari biasanya karena aku ada shift pagi hari ini," jelasnya.
"Huh,mengganggu saja kau ini! lebih baik aku kembali ke atas lagi." Hendak melangkah namun suara Hadi mulai terdengar di telinganya.
"Ma! jangan bicara begitu pada Melati, dia hanya ingin membuat sarapan untuk kita."
"Terserah Mama dong Pa, Mama masih mengantuk mau tidur." Melangkah ke kamarnya kembali.
"Maafkan Mama Anggi ya, Nak! dia sudah tua jadi gampang marah," ucap Hadi menenangkan putrinya.
"Iya Pa tidak apa-apa kok, Papa siap-siap dulu saja, nanti kalau sudah selesai aku panggil ya?"
"Iya, Nak!" melangkah kearah kamarnya.
Melati melanjutkan masaknya dan menghidangkan di meja makan.
Di kamarnya Hadi masih memikirkan sikap Anggi pada putrinya.
Pada awal nya Anggi memang tak menampakkan ketidak sukaannya pada Melati di depan Hadi, namun saat perusahaan Hermawan bangkrut, Anggi mulai menunjukkan rasa tak sukanya pada anak tirinya itu.
Hadi hanya bisa pasrah dengan perubahan sikap istri keduanya.Ia berpikir mungkin itu pengaruh dari keadaan ekonomi keluarganya yang berubah drastis.
"Semoga suatu saat kau bisa berubah Ma, dia anak yang baik," gumam Hadi.
Hadi, Anggi, dan Agnez menuju meja makan dengan penampilan rapi.
"Pa, Ma, Kak ayo sarapan dulu! aku langsung berangkat kerja ya Pa." Mencium tangan sang ayah kemudian beralih ke tangan ibu tirinya.
"kau tak sarapan dulu, Nak?" tanya Hadi.
"aku sudah sarapan tadi Pa, aku langsung berangkat ya." Melangkah keluar dari rumahnya.
"ayo cepat makan, nanti kita terlambat," ucap Anggi sambil mengoles roti dengan selai coklat.
"Mama tidak sarapan Nasi?" tanya Hadi sambil mengambil nasi goreng dan meletakkan ke piringnya.
"Tidak Pa, aku takut kekenyangan."
"Iya Pa, kita tidak sarapan nasi hari ini! kita harus menjaga penampilan! iya kan, Ma?" tanya Agnez pada ibunya.
"Harus dong sayang, jangan sampai penampilan kita memalukan."
"Terserah kalian saja! ayo cepat habiskan sarapannya sebelum terlambat." Hadi memakan nasi gorengnya dengan lahap.
Setelah sarapan selesai, mereka langsung berangkat menuju tempat acara wisuda Agnez.
Di dalam mobil, ibu dan anak itu nampak heboh melihat kearah kaca masing-masing.
"Ma kita harus menjaga penampilan ya? aku tak ingin penampilanku memalukan," ucap Agnez sambil menambah bedak di wajahnya.
"Iya sayang kau tenang saja, Mama tidak akan membuatmu malu! kita harus tetap tampil cantik." Sambil menambah riasan matanya.
Hadi hanya bisa diam melihat dua wanita yang sedang sibuk dengan penampilan mereka.
Dirinya lebih memilih untuk fokus menyetir demi keselamatan bersama.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 291 Episodes
Comments
Belekek Dlpnnam
menyimak
2024-04-05
0
vvin_da
aku tau sih emang bisa misal ambil kuliah disaat libur untuk mempersingkat waktu dan cepat wisuda
tapi ya nggak 2 tahun juga
2023-02-16
0
Misaki Vvibu
sekarang saya paham tentang 'kredibilitas riset dalam menulis cerita'. Sedikit saran, lain kali perbanyaak lagi risetnya yaaa
2022-07-17
1