Melati mulai membuka matanya perlahan, setelah kesadarannya kembali hal pertama yang ia ingat adalah Arnon.
Gadis itu langsung bangun dari tempat tidurnya menuju kamar Arnon yang berada di samping kamarnya.
Melati sangat cemas dengan kondisi suaminya, karena saat itu Arnon benar-benar dalam keadaan basah kuyup. Berbeda dengan dirinya yang di dekap oleh suaminya sehingga dingin yang menusuk kulitnya berganti dengan hangat tubuh pria itu.
Gadis itu sudah berada di depan pintu kamar Arnon. Ia bimbang antara harus masuk atau tidak. Ia takut jika Arnon marah saat melihat dirinya tiba-tiba datang ke kamarnya, namun di sisi lain ia juga ingin mengetuk pintu, tapi jika Arnon tidur pria itu akan terganggu. Melati ingin sekali melihat kondisi suaminya saat ini.
Waktu menunjukkan tepat jam 11 malam. Semua ruangan sudah sepi tanpa ada lalu lalang para pelayan atau kedua mertuanya. Yang jelas mereka semua sudah beristirahat tentunya.
"Lebih baik aku masuk saja, pasti dia sudah tidur."
Melati memberanikan diri membuka handel pintu kamar suaminya dan ternyata gadis itu beruntung, pintunya tidak di kunci.
Ia mengendap-endap masuk ke dalam kamar itu. Setelah sampai di dalam, ia dengan sangat hati-hati menutup pintunya agar tak membangunkan Arnon.
Ruangan itu gelap sekali tanpa ada cahaya lampu, hanya ada cahaya rembulan yang terpancar dari arah jendela kamar karena gorden kamar tersebut memang sengaja tak di tutup.
Melati perlahan mendekati suaminya dan menghidupkan lampu tidur yang berada di samping ranjang Arnon.
Klek
Lampu itupun hidup meski remang-remang, Melati dapat melihat wajah Arnon dengan jarak yang cukup dekat.
"Wajah yang sangat tampan," gumamnya sambil terus menatap wajah Arnon dari mulai mata hidung dan terakhir bibirnya. Saat ia menatap benda kenyal itu wajahnya langsung memerah. Ia teringat dengan ciuman mereka berdua saat hujan mengguyur keduanya.
"Mel! buang jauh-jauh pikiran aneh itu! dia sudah mencintai seseorang! kau dan dia boleh berstatus suami istri secara sah, tapi kenyataannya kalian hanya berteman saja dan untuk ciuman tadi ... itu hanya ke salah pahaman saja." Berusaha melupakan kejadian tadi.
Melati mengulurkan tangannya untuk menyingkirkan rambut halus Arnon yang berada di dahinya.
Saat gadis itu tak sengaja menyentuh kulit Arnon, ia terkejut karena suhu badan pria itu sangat panas.
Melati menyentuh dahi Arnon kembali untuk memastikan keadaan suaminya.
"Panas sekali? apa dia demam?" sambil terus menyentuh dahi Arnon.
Gadis itu kemudian keluar dari kamar Arnon menuju dapur untuk mengambil sesuatu.
Saat sudah berada di dapur, ia membuat air hangat untuk mengompres Arnon agar suhu badannya bisa cepat turun.
Setelah selesai ia menuangkan air hangat itu ke dalam baskom dan membawanya ke kamar suaminya.
Di dalam kamar ia mencari sapu tangan atau kain apa saja untuk mengompres.
Ia menemukan sebuah sapu tangan bertuliskan huruf "A❤️C".
tanpa pikir panjang Melati langsung mencelupkan sapu tangan itu ke dalam air hangat dan menempelkannya di dahi Arnon.
Cara itu terus ia lakukan sampai suhu badan suaminya perlahan turun dan waktu telah menunjukkan 03.45 pagi.
"Aku tidur saja, lagi pula suhu tubuhnya sudah mulai menurun."
Namun sebelum ia tidur, Melati masih mengganti sapu tangan yang menempel di dahi Arnon.
Saat hendak melepaskan sapu tangan yang ia pegang, tangan Arnon menahan tangannya.
Wajah Melati sudah mulai ketakutan karena ia berpikir Arnon pasti akan memarahinya.
Mata Arnon tetap tertutup rapat. Pria itu tetap tidur pulas, namun beberapa detik kemudian Arnon mengigau dengan tangan yang masih tetep memegang tangan istrinya.
"Jangan pergi."
Melati kembali menatap wajah suaminya. Ia sebenarnya ingin kembali ke kamarnya sendiri, namun melihat wajah Arnon yang nampak polos saat tertidur, gadis itu mengurungkan niatnya.
"Kau pasti sangat mencintai, Clara!" sambil menatap wajah Arnon.
Mata Melati sudah tak dapat menahan rasa kantuknya, ia duduk di lantai dan meletakkan kepalanya di atas kasur tepat di samping Arnon tidur.
Jarum jam telah menunjukkan 07.30 pagi.
Arnon mulai menggerakkan kepalanya. Pria itu sedikit demi sedikit membuka kelopak matanya karena sinar matahari tepat menyorot wajah tampan itu.
Tanpa sengaja tangan Arnon menyenggol sesuatu di sampingnya. Saat pria itu melihat ke arah samping, seorang gadis tengah tertidur pulas dengan tangan menopang kepalanya menggunakan kedua tangannya.
Arnon menyentuh sesuatu yang menempel di dahinya. Saat Arnon melihat benda itu, ternyata sapu tangan yang di berikan oleh Clara saat ulang tahunnya yang ke 22 tahun.
"Apa dia merawatku semalaman?"
Arnon menyentuh puncak kepala Melati. Ia melihat wajah yang sangat kelelahan karena gadis itu semalaman merawatnya.
"Apa kau sangat lelah? sampai aku sentuh kepalamu saja kau tak bangun." Mengusap kepala Melati.
Ceklek
Pintu kamar Arnon Tiba-tiba terbuka dan ternyata Susan yang masuk ke kamar itu.
Arnon meletakkan jari telunjuk tepat di bibirnya. Ia mengisyaratkan agar ibunya tidak bersuara karena istrinya sedang tidur.
Susan mengerti maksud Arnon. Ia mengacungkan jempolnya sambil tersenyum, kemudian keluar dari kamar putranya dengan hati yang sangat bahagia.
"Alhamdulillah," ucap Susan sambil berjalan menuju lantai bawah.
Arnon perlahan berusaha bangun dari ranjangnya dengan sangat hati-hati agar Melati tak terusik oleh pergerakan tubuhnya.
Ia menuju kamar mandi untuk membersihkan diri.
Di lantai bawah tepatnya di depan pintu rumah keluarga Gafin, Clara sedang berbincang dengan ibu Arnon.
"Mom! aku ingin menemui, Arnon! besok teman-teman kita dari kalangan atas akan mengadakan liburan ke Bali," ucap Clara.
"Arnon sedang tak enak badan, Clara! apa ...."
"Arnon tak enak badan? kenapa Mommy tak memberitahu dari tadi." Berjalan menuju kamar kekasihnya.
"Belum selesai bicara sudah main tinggal saja! dasar anak zaman sekarang." Sambil geleng-geleng kepala.
Clara berlari kecil menuju kamar Arnon. Saat berada di depan pintu kamar prianya, ia tanpa aba-aba langsung membuka pintu itu dan sontak mulut Clara ternganga.
Wanita itu langsung berjalan ke arah Melati dan membangunkannya secara paksa.
"Bangun! apa yang kau lakukan di kamar kekasihku? apa kau sengaja ingin mendekatinya!" sambil terus menggoncang tubuh Melati secara kasar.
Gadis itu terlonjak karena goncangan hebat yang dilakukan Clara pada tubuhnya.
"Ayo bangun! sedang apa kau disini?" tanya Clara sinis.
"Clara ... Arnon dimana?" tanya balik Melati yang cemas akan keadaan suaminya.
"Apa kau tuli! aku tanya kau sedang apa disini dan untuk apa kau mencari Arnon? asal kau tahu ya! kau itu hanya istri sementara ingat itu," sarkas Clara.
"Clara! cukup," bentak Arnon yang baru keluar dari kamar mandi.
"Honey." Memeluk Arnon yang sudah berpakaian lengkap.
"Kenapa kau sudah ribut pagi-pagi sih?"
"Aku datang kemari ingin mengajakmu berlibur besok bersama teman-teman kita ke Bali."
"Aku masih tak enak badan! kau saja yang berangkat."melepaskan pelukan Clara dari tubuhnya.
Arnon berjalan ke arah istrinya.
"Apa karena dia? apa kau sudah tidur dengannya?" tanya Clara penuh emosi.
"Clara ini tak seperti yang kau pikirkan, tadi malam Arnon demam dan aku hanya merawatnya! kami berdua tidak melakukan apa-apa! jika kau tak percaya kau boleh cek CCTV ruangan ini," jelas Melati yang tak ingin Clara salah paham pada Arnon.
"Baiklah, aku percaya! lagi pula dia tak mungkin jatuh cinta padamu." tersenyum mengejek.
Suasana hening seketika. Melati dan Arnon bergulat dengan pemikirannya sendiri.
"Kau benar, Clara! dia tak mungkin tertarik padaku dan kau lebih segalanya dariku," gumam Melati
"Kenapa aku ikut merasa sedih melihat wajahnya yang tertunduk kebawah seperti itu," pikir Arnon.
"Bagaimana, Honey? besok kita pergi ya?"
"Aku akan pergi jika Melati juga pergi! aku tak ingin ada berita tak enak mengenai diriku," ucap Arnon pada Clara.
"Huh! baiklah aku setuju! tapi kau ingat saat disana kau hanya boleh berdua denganku bukan dengan dia."
Clara langsung keluar dari kamar Arnon tanpa berpamitan.
"Kau tenang saja! kita sekarang teman bukan? jadi aku akan membantumu bicara pada, Mommy!" tersenyum pada suaminya kemudian pergi dari kamar Arnon.
Pria itu merasa tidak senang dengan perkataan istrinya, namun ia berusaha tak memikirkan hal itu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 291 Episodes
Comments
dite
itu clara gak jadi kelarin kuliahnya? kok ngendon mulu di indo 😅
2022-06-27
0
Noer Anisa Noerma
jadi ikutan miris hatiku ini
2022-06-12
0
༄༅⃟𝐐 ˙❥YanG💋 👉🏻H14T
i2 namanya lain di hati lain di hati 😔😔
2022-03-04
0