Susan sibuk membuat gaun yang akan dikenakan oleh Melati saat pesta pernikahannya.
Susan adalah seorang desainer ternama di tanah air, bahkan namanya juga terkenal di kancah internasional.
Keluarga Arnon memang terkenal kaya raya. Ayahnya seorang pemilik perusahaan terbesar di tanah air, bahkan saat ini sudah merambah ke luar Negeri. Ibunya seorang desainer ternama tanah air.
Tak heran jika popularitas Arnon langsung meningkat. Selain wajah tampan yang menjadi daya tarik para kaum hawa, pria itu juga terlahir dari keluarga yang sangat berpengaruh.
Banyak para pengusaha kelas atas yang ingin menjodohkan putrinya dengan Arnon, namun saat menyelidiki terlebih dahulu latar belakang asmaranya, mereka lebih memilih mundur karena putra keluarga Gafin itu sudah menjalin asmara dengan model ternama yang saat ini tengah berada di London untuk melanjutkan studinya.
Mereka merasa jika putrinya masih kurang pantas untuk bersanding dengan seorang Arnon Marvion Gafin, karena gadis yang saat ini menjalin hubungan dengan pria itu adalah wanita cantik yang sudah tak bisa diragukan lagi paras yang ia miliki.
Di rumah Melati, gadis itu tengah memasukkan barang-barang yang akan ia bawa kerumah calon suaminya.
"Kau sedang apa, Mel?" tanya Hadi yang masuk ke dalam kamar putrinya.
"Aku sedang membereskan pakaian yang akan aku bawa ke rumah Mommy, Pa!" Sambil terus sibuk memasukkan baju-bajunya ke dalam koper yang berukuran sedang.
"Kau harus patuh pada mertuamu ya? mereka sekarang sudah menjadi orang tuamu juga."
"Iya, Pa! aku tahu dan aku pasti akan patuh pada kedua mertuaku." Tersenyum ke arah ayahnya.
"Dan jangan lupa, kau juga harus patuh pada suamimu, Nak!"
"Iya, Pa! aku pasti patuh pada, Suamiku."
"Kalau kau sudah selesai, kita sarapan! Papa tunggu di meja makan." Berjalan keluar dari kamar putrinya.
Melati kembali melanjutkan menata semua barang-barangnya. Tak terkecuali alat make up yang seadanya hanya cream siang dan malam, bedak padat, hand and body lotion, parfum, lip balm dan liptint, namun jarang ia pakai karena dirinya lebih suka memakai lip balm yang tidak terlalu mencolok.
"Huh, akhirnya sudah semua! aku langsung ke meja makan saja." Berjalan keluar dari kamarnya menuju meja makan.
Disana sudah ada Anggi, Agnez, dan Hadi yang mulai mengambil makanannya masing-masing.
"Ayo, Mel! sarapan dulu," pinta sang ayah.
Melati duduk tepat di samping sang ayah. Ia mulai mengambil makanan yang tersaji di meja makan.
"Mel! sehari sebelum hari pernikahanmu, kau sudah harus pulang kesana, ini permintaan mertuamu, Susan tadi menghubungi Papa." Sambil melanjutkan makannya.
"Iya, Pa!"
"Jadi Melati akan pulang kesana ya, Pa?" tanya Agnez yang berlagak tak tahu apa-apa.
"Iya, Nak! adikmu akan ikut suaminya setelah mereka menikah."
"Cih, siapa yang kau sebut adik? aku tak pernah merasa punya adik seperti dia," umpat Agnez dalam hati.
"Dan mertua Melati juga akan membelikan keluarga kita rumah, iya kan, Mel!" ucap Anggi dengan wajah tersenyum namun dipaksakan.
"Iya, Ma!"
"Kenapa yang ada di pikiran Mama Anggi hanya harta saja, semoga kelak dia tak menyusahkan hidupku," gumamnya dalam hati.
"Sudah, Ma! jangan membahas hal itu terus-menerus, kita sedang sarapan! ayo cepat habiskan sarapan kalian," tegur Hadi pada istrinya yang terkesan tak tahu malu, karena Anggi hanya membahas masalah rumah saja saat sedang berkumpul bersama Melati.
Satu hari menjelang pernikahan Arnon dan Melati.
Semua media tanah air sedang heboh dengan kabar pernikahan artis tampan tersebut. Bagaimana tidak, pria yang selama ini tengah menjalin kasih dengan model cantik luar negeri, tiba-tiba akan menikah dengan gadis yang masih dirahasiakan oleh keluarga Gafin.
Memang kabar pernikahan Arnon sangat tertutup dan tak ada media yang tahu kabar tersebut.
Namun setelah kemarin tepat 2 hari menjelang pernikahan, undangan mulai di sebar, karena jika undangan itu di sebar sebelumnya, keluarga Gafin khawatir jika Melati akan menjadi buruan para awak media.
Para wartawan tengah mengepung kediaman keluarga Gafin untuk meminta konfirmasi tentang pernikahan itu.
Di dalam kamarnya, pria yang saat ini tengah menjadi topik utama di setiap berita di televisi tengah menatap para wartawan yang membanjiri kediamannya.
"Apa mereka tak lelah ya berdiri disana sepanjang hari, hanya demi berita tak penting ini." Sambil menikmati secangkir teh di tangannya.
Mungkin menurut Arnon pernikahan ini tak penting, tapi menurut para awak media, berita ini harus mereka buru karena pernikahan putra dari orang berpengaruh di dalam Negeri pasti akan mendapatkan rating tertinggi jika mereka berhasil mewawancarai salah satu dari keluarga itu.
"Mom! mereka itu sedang apa sih?" tanya Sasa pada ibunya yang tengah membantu merangkai bunga.
"Mereka itu ingin menanyakan kebenaran tentang pernikahan kakakmu! benar atau hanya sekedar gosip belaka."
"Kenapa di buat pusing ya, Mom! tinggal tunggu tanggal pernikahannya saja beres kan?"
"Iya itu menurutmu, Nak! tapi menurut para wartawan, berita ini bisa menaikkan rating stasiun televisi mereka."
"Terserah mereka saja! aku tak ingin ikut pusing melihat lautan kamera yang mereka gotong kemana-mana." Melanjutkan merangkai bunga.
Saat Susan sedang asyik memilih beberapa bunga untuk dirangkai, Sisi kembaran dari Sasa datang.
"Mom! besok kami ikut kerumah kakak ipar ya?" sambil mengedip-ngedipkan kedua kelopak matanya.
"Kau tak perlu ikut, Sayang! besok biar Mommy dan Papi yang menjemput Kak Melati ya? kau tunggu dirumah saja."
"Baiklah! aku mengalah saja." Dengan wajah cemberut.
"Kau bantu Mommy saja merangkai bunga, lihat kakakmu Sasa, dia sudah mahir."
"Tidak, Mom! aku mau latihan boxing saja."
"Sisi! kapan kau bisa lebih sedikit feminim, Sayang?"
"Kapan-kapan, Mom!" Sambil berlari menuju ruang latihan tinju.
Sasa dan Sisi memang kembar, namun kepribadian keduanya sangat berbeda jauh.
Sasa sangat feminim, sedangkan Sisi lebih ke arah tomboy, namun masih memakai baju wanita pada umumnya.
Sasa hobi memasak, sedangkan Sisi lebih suka hal yang menantang seperti berlatih tinju dan karate.
Ponsel Arnon yang berada di atas nakas berbunyi. Di sana tertulis nama "My Clara", namun pria itu tak mengangkatnya karena ia sedang berada di kamar mandi.
"Arnon kau kemana? apa kau sengaja menghindar dariku." Dengan wajah yang mulai terbakar emosi.
Gadis itu masih terus memaksa menelepon kekasihnya yang saat ini tengah menjadi topik hangat di media.
"Kenapa tidak di angkat sih! awas saja kau berani menghianatiku." Sambil meremas ponselnya.
Clara terus mencoba menelepon Arnon berkali-kali, namun pria itu tak kunjung menjawab panggilannya.
Karena sudah merasa kesal, model cantik itu melempar ponselnya ke ranjang dengan kasar.
"Apa yang sebenarnya sedang kau lakukan sampai mengabaikan panggilanku," cetus Clara yang mulai frustrasi memikirkan Arnon.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 291 Episodes
Comments
Ita Sinta
bakal ada perang dunia nih
2022-11-02
1
Noer Anisa Noerma
tambah seruuuuuu author
2022-06-12
0
Sumiati Sangkar
josoh arnon di tangan author
2021-12-16
0