Hari ini tepat hari pernikahan Arnon Marvion Gafin dan Melati Putri Hadi.
Jantung Arnon berdetak kencang. Tangannya mulai berkeringat dingin.
Pria itu merasa sangat gugup. Sama seperti saat dirinya menyatakan perasaannya pada Clara dulu.
"Bagaimana saudara Arnon? apa anda siap untuk memulai akad nikahnya?" tanya bapak penghulu.
"Iya, Pak! saya siap." Dengan wajah yang masih sedikit gugup.
"Baik, silahkan jabat tangan wali dari mempelai wanita," pinta penghulu tersebut.
"Saya nikahkan dan kawinkan engkau dengan putri saya Melati Putri Hadi binti Hadi Hermawan dengan seperangkat alat sholat dibayar tunai."
"Saya terima nikah dan kawinnya Melati Putri Hadi binti Hadi Hermawan dengan seperangkat alat sholat dibayar tunai."
"Bagaimana saksi sah?"
"Sah"
"Sah"
Saat semua saksi menjawab kata sah, penghulu kemudian membaca doa.
Mempelai wanita berada diatas tepatnya di lantai dua rumah Arnon. Melati tak hadir untuk menyaksikan proses ijab qobul, namun suara para saksi yang hadir terdengar olehnya.
"Aku sekarang sudah menikah, ma! meskipun suamiku tak mencintaiku, bahkan tak mengakui ... tidak apa-apa, asal dia bahagia dengan cintanya, aku sebagai istri hanya bisa menuruti semua perkataan suamiku mulai saat ini." Sambil meneteskan air matanya.
Setelah proses ijab qobul selesai, Susan memanggil Melati yang sudah terbalut kebaya putih. Gadis itu sudah di dandani dengan cantik oleh MUA ternama tanah air.
"Kau cantik sekali, Sayang!" ucap Susan yang masuk ke dalam kamar pengantin itu.
"Baru kali ini Mommy melihat kau tanpa kacamata! kau memang sangat cantik, tak salah Mommy menjodohkanmu dengan Arnon."
"Mommy jangan terlalu berlebihan." Dengan wajah sedikit malu.
"Ya sudah! Mommy keluar dulu ya? kau istirahat saja dulu, nanti malam kau harus menemui para tamu." Melangkah keluar dari kamar pengantin tersebut yang tak lain kamar Arnon.
Melati menatap kearah jendela. Ia melihat taman yang sangat indah di bawah sana.
"Indah sekali," gumamnya sambil tersenyum.
Ceklek
Suara pintu terbuka, spontan gadis itu menoleh ke arah sumber suara dan tatapan keduanya bertemu.
Satu kata yang Arnon ucapkan dalam hatinya "Cantik".
Arnon pangling dengan wanita yang ada di kamarnya.
"Siapa kau? kenapa kau berada di dalam kamarku?" tanya Arnon sambil melihat Melati dari atas ke bawah.
Kebaya yang sangat pas di badannya membuat lekuk tubuh gadis itu bagai seorang model, dengan kulit eksotisnya menambah kesan seksi padanya.
Tinggi Melati 168 cm, jadi tak salah jika kriteria model ada pada dirinya. Saat gadis itu sudah dipoles oleh riasan, sudah bisa di pastikan inner beautynya yang terpendam selama ini akan terlihat.
"Aku, Melati!"
"Aku tak yakin?" dengan raut wajah penuh curiga.
Gadis itu langsung mengambil kacamata tebalnya kemudian memakainya.
"Apa kau percaya sekarang?" tanya Melati yang kesal dengan suaminya itu.
"Kau berbeda sekali! tak seperti biasanya, terlihat aneh." Dengan suara gugup.
"Aku tahu! aku pasti jelek kan dengan dandanan seperti ini." Mengambil tisu basah kemudian menghapus makeup yang menempel di wajahnya dengan kasar.
"Hei, apa yang kau lakukan? kau bisa menyakiti wajahmu." Mengambil tisu dari tangan istrinya yang di pakai untuk membersihkan riasan yang menempel di wajahnya.
"Aku tak ingin membuat suamiku merasa tak senang melihat wajahku ini, jadi aku harus menghapusnya! mulai sekarang apa yang kau tak suka aku akan mengubahnya! kau adalah imamku mulai saat ini," ucap Melati dengan mantap.
Deg deg deg
Jantung Arnon berdetak kencang saat Melati menyebut kata "kau adalah imamku mulai saat ini".
"Benarkah kau akan menuruti semua perkataanku?" tanya Arnon ingin memastikan.
"Ya dan izinkan aku untuk menjadi istri sebagimana mestinya, seperti memasak, menyiapkan kebutuhanmu, jika sedang berada di depan teman-teman dan kekasihmu, kau tak perlu perduli padaku, tapi saat di depan keluargaku ... aku mohon tolong bersandiwaralah! agar papaku tak menghawatirkan aku."
"Baiklah! aku setuju," jawab Arnon.
Melati melangkah ke kamar mandi untuk berendam, karena saat ini pikiran gadis itu sedang kacau.
"Aku harus tetap menjadi istri yang baik! dia boleh tak menganggapku ada, tapi aku akan selalu memenuhi tugasku sebagai istrinya, sebagai tanda baktiku pada suami." Sambil menutup matanya untuk menenangkan pikirannya.
Arnon melepaskan jas yang ia pakai, namun setelan kemeja dan celana tetap menempel di tubuhnya.
Pria itu berbaring di tempat tidur. Ia mulai mengutak-atik ponselnya, saat ingin melihat foto Clara, tiba-tiba ada suara ketukan pintu dari luar.
Tok tok tok
Pria itu berjalan ke arah pintu kamarnya dan menarik handel pintu tersebut.
"Honey!" sambil memeluk Arnon erat.
"Hei, Honey jangan begitu! tak enak jika dilihat orang." Sambil melepaskan pelukan kekasihnya.
"Kau kenapa Arnon? apa karena kau sudah menikah dengan perempuan itu?" tanya Clara dengan tatapan penuh emosi.
"Bukan begitu, Honey! kita bisa bersama layaknya sepasang kekasih, tapi pada saat hanya ada orang terdekat kita yang sudah tahu kebenaran pernikahanku dan Melati," jelas Arnon yang tak ingin Clara salah paham padanya.
"Kau benar, Honey! kita harus menjaga nama baik masing-masing, karena tuntutan dari profesi ini." Kembali memeluk Arnon.
"Kau kembalilah sekarang! tampilah secantik mungkin malam ini untukku," bisiknya pada Clara.
"Baiklah, Honey! aku akan menampilkan yang terbaik untukmu malam ini." Tersenyum manja pada Arnon kemudian pergi meninggalkan kamar kekasihnya.
Pria itu menutup pintu kamarnya dan alangkah terkejutnya saat dirinya berbalik sudah mendapati Melati berada di belakangnya.
"Astaga! apa yang kau lakukan di belakangku?" sungut Arnon yang merasa kesal karena gadis yang berstatus istrinya itu sudah membuatnya terkejut.
"Menurutmu apa yang aku lakukan, HONEY!" Menekankan kata Honey.
"Apa yang kau katakan tadi? apa kau sekarang sudah mulai jatuh cinta padaku?" dengan tatapan meledek.
"Tidak! aku hanya menirukan panggilan kesayanganmu dan kekasihmu itu."
"Kau tak boleh memanggilku seperti itu! hanya Clara yang boleh."
"Lebih berhak istrimu atau kekasihmu?" tanya Melati yang ingin menggoda suaminya itu.
"Tentu saja, Clara! karena aku mencintainya," jawab Arnon lantang.
"Aku tahu kau sangat mencintainya, aku hanya ingin mengujimu saja." Sambil berjalan keluar menuju ruang makeup.
Melati sebetulnya gadis yang humoris, namun karena tuntutan suatu kebutuhan, dirinya harus bekerja keras agar dapat mengumpulkan uang, akhirnya gadis itu tak ada waktu hanya untuk sekedar bercanda bersama temannya. Dia lebih sering bercanda bersama ayahnya, karena hanya Hadi orang yang sangat dekat dengannya.
Acara pesta telah dimulai. Mempelai wanita dan pria keluar dari arah yang berlawanan untuk menyambut para tamu.
Gadis itu memakai gaun pengantin berwarna putih yang menjuntai panjang ke belakang. Rambut yang di style ala princess negeri dongeng, ditambah hiasan mahkota di kepalanya, membuat dirinya menjadi pusat perhatian semua orang.
Kulit eksotis, bulu mata lentik, hidung mancung, serta lesung pipi yang senantiasa menghiasi senyumnya. Semua itu perpaduan yang pas untuk kata "sempurna".
Tinggi badan yang ideal membuat penampilan istri dari Arnon itu semakin mempesona.
Tak jauh beda dengan sang suami, pria itu juga menjadi pusat perhatian semua tamu. Dengan setelan tuxedo berwarna senada dengan sang istri.
Saat tatapan keduanya bertemu, Arnon benar-benar dibuat tak berkedip oleh kecantikan Melati.
Mereka berdua memang berada di ruangan yang berbeda saat bersiap menyambut tamu, jadi Arnon tak tahu sama sekali wajah Melati sebelumnya.
"Sempurna"
Satu kata itu yang keluar dalam benaknya saat Arnon melihat kecantikan sang istri.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 291 Episodes
Comments
dite
langsung kedengeran suara andra dan tulang punggungnya menyanyi sbg backsound
#eh
2022-06-27
0
Noer Anisa Noerma
bentar lgi kau bucin arnon
2022-06-12
0
༄༅⃟𝐐✿𝓨𝓪𝓷𝓽𝓲 ✿¹
SEMPURNA 🙈🙈🙈
2022-03-03
0