Pesugihan

Pesugihan

Prolog

Dalam gulita malam, serta temaram sinar purnama yang tampak bulat sempurna. Terdengar rintihan pilu seorang wanita yang akan melahirkan. Ditemani desau dedaunan, suara jangkrik dan burung hantu yang bertengger di ranting pohon saga. Menambah suasana pada waktu itu terasa sangat mencekam.

Rumah yang didominasi kayu dan dinding anyaman bambu, saksi bisu akan terlahirnya jabang bayi dari keluarga biasa.

Di depannya ada seseorang seperti dukun bayi yang akan membantu sang wanita melahirkan, ditemani lelaki paruh baya yang terlihat tengah menyemangati. Di sebelahnya lagi ada seorang ibu-ibu sudah berumur, kemungkinan dia adalah orang tua dari wanita yang akan melahirkan itu.

Terlihat jika wanita itu sangat kepayahan saat akan melahirkan. Namun, hal yang membuat aneh, tiba-tiba rumah di mana tempat bayi itu dilahirkan, terlihat banyak makhluk mengerikan. Beterbangan dan bertengger di atap, berkerumun mengintip di jendela, bahkan ada yang berusaha masuk.

Ketika sang jabang bayi terlahir pun, dia dalam keadaan tidak menangis sama sekali, dan itu membuat semua orang yang ada di sana panik, mereka berusaha membuat bayi yang masih merah itu menangis, dengan menepuk-nepuk tubuhnya.

Benar-benar pemandangan yang sangat mengerikan, mungkin siapa pun yang menyaksikan akan menelan kasar salivanya saat melihat bayi yang baru dilahirkan dan tanpa dosa, ternyata sudah di dekati makhluk-makhluk menyeramkan seperti itu.

.

.

.

Jika hidup berpikir hanya harta yang akan bisa membuat bahagia, maka berbagai cara akan ditempuh untuk mendapatkannya, walau dengan cara menggadaikan keimanan.

Ini adalah kisah mistis yang masih kental di negara kita, tentang pesugihan, walau banyak macamnya.

Kisah Ini hanya cerita fiktif belaka, mohon bijak dalam membaca.

.

.

.

~®~

Bab 1. Pergi Merantau

Dia adalah Disa Pratiwi, gadis desa biasa yang kini telah berumur 23 tahun. Terlahir dari keluarga sederhana dengan mata pencahariannya sebagai petani. Ayahnya bernama Agus Pramudya dan ibu Nuning Sulastri, dia memiliki seorang adik laki-laki bernama Bagas Prasetyo.

Karena bencana alam banjir melanda desanya dan memorak-porandakan padi mereka yang belum siap panen, Disa memutuskan untuk merantau ke kota untuk mengumpulkan modal agar kedua orang tuanya bisa bercocok tanam kembali.

.

.

.

Malam menjelang, suasana perpisahan seakan terasa begitu berat, terutama bagi Nuning. Seorang ibu yang baru pertama kali akan di tinggal pergi merantau anak gadisnya.

"Apa kamu sudah yakin, Nduk? Kita bisa pinjam bank kalo hanya untuk modal beli bibit," bujuk ibu kepada anak gadisnya itu.

"Hutang bank ‘kan harus di cicil tiap bulannya Bu ... dari mana untuk mencicilnya? Kalo kita saja harus menunggu hasil panen agar bisa mendapatkan uang."

Sang ibu pun menghela napas, yang di katakan anaknya itu memang ada benarnya, tapi untuk melepasnya merantau di kota, dirinya masih belum rela.

"Lagian kan, aku ndak luntang lantung, Bu. Aku kan sudah tau majikanku siapa." Disa mencoba menenangkan ibunya.

"Ya sudah, tapi Ibu pesen, jangan lupa selalu kabari kami, ya?" pintanya sambil mengusap rambut panjang anak gadisnya yang esok pagi akan pergi merantau itu.

Disa dan ibunya pun keluar dari kamar setelah membantu mengepak pakaian yang akan anaknya bawa itu.

Mereka duduk di ruang TV, di sana sudah ada bapak beserta adiknya.

Bercengkerama untuk terakhir kalinya, karena esok Disa akan meninggalkan mereka pergi merantau ke kota.

Disa mengadu nasib sebagai pelayan toko, dia sudah tau siapa majikannya. Majikannya itu bernama Mariska, dia adalah kakak kelas Disa dulu dan juga tetangga bibinya.

Ya, Disa mendapatkan pekerjaan itu dari bibinya, bibinya adalah ipar dari ayahnya. Saat Disa dan keluarganya sedang bingung bagaimana nasib mereka nanti, sang bibi memberi tahu jika tetangganya sedang membutuhkan pelayan untuk di kota, dan Disa pun setuju. Di samping keluarganya membutuhkan uang, Disa juga tau akan bekerja pada siapa.

Ke-esokkan harinya, Disa sudah masuk mobil Travel yang akan mengantarkannya ke rumah sang majikan, sang ibu sebenarnya masih berat melepas anak gadisnya itu, entah kenapa hatinya merasa tak tenang, walaupun dia tau siapa majikan anaknya itu, tapi tetap saja ada yang mengganjal di hatinya.

"Inget loh, Nduk. Jangan tinggalkan ibadahmu, sesibuk apa pun kamu, terus jangan lupa sering-sering kabari kami," pinta sang Ibu.

"Iya Bu. Doakan Disa selamat sampai di sana, ya Bu?" pamit Disa.

Mobil pun berangkat meninggalkan kampung halaman Disa. Desa yang sangat berat untuk ditinggalkan, selain suasananya yang sangat asri, sebagian besar tanahnya masih dipergunakan sebagai persawahan yang sangat terbentang luas. Sejauh mata memandang.

Perjalanan yang ditempuh akan cukup panjang, istirahat siang pun harus mereka lakukan. Mobil berhenti di tempat peristirahatan. Disa duduk di bangku pengunjung dan hanya memesan teh hangat, karena dia sudah membawa bekal makanan dari rumah.

Saat sedang memakan makanannya, ada seorang wanita yang izin untuk duduk bersamanya. Disa tau dia salah satu penumpang yang sama dengan dirinya, sehingga tanpa pikir panjang Disa pun mempersilahkan orang tersebut duduk di hadapannya.

Seorang wanita paruh baya, mungkin seumur dengan bibinya. Wanita itu pun memakan bekal bawaannya dari rumah, sama seperti Disa. Setelah selesai, mereka pun merapikan kembali bekal mereka dan berbincang-bincang.

Wanita itu lantas bertanya kepada Disa. "Kamu mau ke mana, toh Nduk?"

"Saya mau ke kota xxx Bu."

"Namaku Retno." Wanita itu memperkenalkan diri, Disa pun balas memperkenalkan dirinya. 

"Mau kerja apa di sana?"

"Jadi pelayan toko, Bu."

"Oh ... siapa toh majikanmu?"

"Saya kerja sama keluarga Pak Arya Winangun Bu."

Retno heran karena sepengetahuannya keluarga yang di katakan Disa, tak ada yang merantau. "Setau saya keluarga Pak Arya ngga ada yang merantau—"

Namun Retno mengingat jika putri dari keluarga Arya Winangun ada yang di kota. "Eh, ada juga anaknya yang di boyong mertuanya sih, merantau di kota xxx." 

"Iya Bu saya ikut putri beliau mbak Mariska."

"Oalah ... kamu itu berarti kerja sama keluarga Pak Hanubi. Hemmm ... kamu hati-hati ya Nduk kerja di sana. Kalo memang niatmu kerja, ya kerja saja. Tak perlu mengurusi masalah majikanmu," nasihat Retno.

Dia merasa sedikit tersinggung dengan nasihat Retno. 'Memang kapan aku ikut campur urusan orang,' pikirnya. 

Mereka pun kembali ke dalam mobil karena perjalanan akan segera di lanjutkan.

Di perjalanan, Disa pun tertidur karena saat melintasi jalan bebas hambatan mobil macet tak dapat bergerak.

"Ada kecelakaan." Sang sopir memberi tahu.

Saat Disa baru memejamkan mata dia di kagetkan suara ketukan di jendela mobilnya. Disa pun menoleh, ternyata hanya seorang peminta-minta, pikir Disa.

Seorang lelaki tua dengan tampilan agak kumuh dengan jaket hijaunya, berambut putih dan berjanggut putih, dengan wajah yang pucat.

Disa lantas membuka kaca mobil hendak memberi uang untuk kakek-kakek itu. Saat ia akan menutup jendelanya kembali, Kakek tua itu berpesan agar selalu berhati-hati, Disa berpikir tak ada yang aneh dari pesan si Kakek.

Hingga mobil kembali berjalan, ia melihat terus kaca spion  memperhatikan si kakek. Disa melihat kakek tua itu masih melihat ke arahnya, dan tiba-tiba kakek itu menghilang.

Disa yang panik segera bangkit berdiri dan melihat ke arah belakang sambil memegang jok mobil, memastikan jika penglihatannya salah.

Retno yang duduk di belakangnya bertanya, "Ada apa toh Ndok, kok kaya bingung gitu?"

"Bu, liat ngga tadi kakek-kakek yang ngetuk jendela mobil? yang saya kasih uang Bu, saya kira peminta-minta, pas saya lihat dari spion hilang Bu!" ucap Disa dengan nada waswas.

Penumpang lain tertawa mendengar perkataan Disa, mereka menganggap jika Disa hanya mengigau saja. 

Retno juga bingung dengan ucapan gadis di depannya ini. "Kamu ada-ada aja Nduk, kamu mimpi, ya? Dari tadi ngga ada yang ngetuk, kamu juga ngga buka kaca, loh! Udah duduk lagi, baca doa jika hendak tidur, Nduk," nasehatnya.

Disa pun kembali duduk, dia yakin dia tidak bermimpi, tapi tak ada yang mempercayainya, jadi Disa memutuskan mungkin ia hanya berhalusinasi saja. Mungkin dia bosan sudah terlalu lama berada di dalam mobil.

Karena memang, dia tak pernah berada di mobil selama ini. Disa kembali memandang ke arah samping jendela mobilnya, saat mobilnya melintasi area kecelakaan. Disa bisa melihat satu mobil remuk menghantam trotoar jalan, di depannya ada mobil ambulans yang sedang mengangkat para jenazah.

Nahasnya, Disa melihat para perawat yang sedang mengangkat salah satu korban ke dalam mobil ambulans itu, dan apa yang Disa lihat membuatnya seketika membeku.

Ya, Disa melihat kakek yang tadi mengetuk jendela kaca mobilnya, sedang di tandu masuk ke dalam mobil ambulans. Disa tak tau kakek itu masih hidup atau tidak. Disa gemetaran, tubuhnya bergetar hebat, orang yang duduk di sampingnya bahkan sampai mengguncang tubuhnya berusaha menenangkannya.

Firasatnya tiba-tiba memburuk, dia berpikir apa akan terjadi sesuatu dengan dirinya, dia ingin pulang, tak tau kenapa perasaannya menjadi kacau.

.

.

.

Bersambung ....

Terpopuler

Comments

Ali B.U

Ali B.U

hadir

2024-04-21

1

Ummu Sakha Khalifatul Ulum

Ummu Sakha Khalifatul Ulum

lanjut

2023-08-19

0

Belitung Pantai

Belitung Pantai

ka

2023-07-10

0

lihat semua
Episodes
1 Prolog
2 Rumah Majikan
3 Hari Pertama Kerja
4 Mariska
5 Ndoro Putra
6 Hak Suami
7 Membersihkan Diri
8 Perkenalan Diri
9 Kalut
10 Obrolan Malam
11 Berbelanja
12 Malam Jum'at Part 1
13 Malam Jum'at Part 2
14 Sesajen
15 Sungkem
16 Gazebo
17 POV Mariska
18 Rencana
19 Perpisahan
20 Amung
21 Ilmu Gaib
22 Tanda Pengikut
23 Pertarungan
24 Halusinasi atau Nyata
25 Pamit
26 Menyembuhkan Diri
27 Tempat Kerja
28 Rumah Kontrakan
29 Malam Mencekam
30 Rencana Mariska
31 Setan??
32 Di Hantui
33 Kembalinya Bu Sumarni
34 Peramal
35 Rumah Hantu.
36 Terungkap Kebenaran
37 Risau
38 Nona Wulan
39 Kehilangan
40 Berita mengejutkan
41 Lamaran
42 Acara lamaran
43 Putus Asa
44 Pesan misterius.
45 Perewangan Bu Sumarni
46 Kembalinya Nona Wulan
47 Keangkuhan Mita
48 Siraman
49 Janji Suci
50 Gagal
51 Pasca Pernikahan
52 Kebahagiaan Mita
53 Sungkem Pertama
54 Penerus Perjanjian
55 Penangkal
56 Ruwatan
57 Mutih
58 Misi pencarian Wiwit
59 Sulit dijangkau
60 Derita Wulan
61 Pengumuman
62 Kecurigaan
63 Asa Binasa
64 Penyatuan
65 Rasa Sakit Dua Sisi, Satu Waktu & Dua Dimensi
66 Perasaan Keluarga
67 Arti Sebuah Penyesalan
68 Tuhan?
69 Berita Duka
70 Tekad Kuat
71 Tugas Ayah Telah Usai
72 Pencarian Kedua Part 1
73 Pencarian Kedua Part 2
74 Peramal dan Wiwit
75 Akhir Pencarian
76 Menyembuhkan Luka Dalam
77 Petuah Ki Wiryo
78 Isi Petuah
79 Naluri Alamiah
80 Misteri Mulai Terungkap
81 Terungkapnya Misteri
82 Kubah
83 Kelemahan Bu Sumarni
84 Turun Gunung
85 Keluarga Disa
86 Batu Sudojiwo
87 Menuju Penobatan
88 Para Penjaga
89 Ide Gila
90 Murka Sumarni
91 Lawan Dan Kawan
92 Perang Bayanaka
93 Berakhirnya Perjanjian
94 Semoga Tercapai ... Amien
95 Tongkat Iblis Pencabut Nyawa
96 Akhirnya Lenyap
97 Hancurnya Kekuasaan
98 Akhir Cerita, Awal Kisah Baru
99 Extra Part
100 Epilog
101 Kesan dan Pesan Author
102 'The Soul (Seed of Life)'
Episodes

Updated 102 Episodes

1
Prolog
2
Rumah Majikan
3
Hari Pertama Kerja
4
Mariska
5
Ndoro Putra
6
Hak Suami
7
Membersihkan Diri
8
Perkenalan Diri
9
Kalut
10
Obrolan Malam
11
Berbelanja
12
Malam Jum'at Part 1
13
Malam Jum'at Part 2
14
Sesajen
15
Sungkem
16
Gazebo
17
POV Mariska
18
Rencana
19
Perpisahan
20
Amung
21
Ilmu Gaib
22
Tanda Pengikut
23
Pertarungan
24
Halusinasi atau Nyata
25
Pamit
26
Menyembuhkan Diri
27
Tempat Kerja
28
Rumah Kontrakan
29
Malam Mencekam
30
Rencana Mariska
31
Setan??
32
Di Hantui
33
Kembalinya Bu Sumarni
34
Peramal
35
Rumah Hantu.
36
Terungkap Kebenaran
37
Risau
38
Nona Wulan
39
Kehilangan
40
Berita mengejutkan
41
Lamaran
42
Acara lamaran
43
Putus Asa
44
Pesan misterius.
45
Perewangan Bu Sumarni
46
Kembalinya Nona Wulan
47
Keangkuhan Mita
48
Siraman
49
Janji Suci
50
Gagal
51
Pasca Pernikahan
52
Kebahagiaan Mita
53
Sungkem Pertama
54
Penerus Perjanjian
55
Penangkal
56
Ruwatan
57
Mutih
58
Misi pencarian Wiwit
59
Sulit dijangkau
60
Derita Wulan
61
Pengumuman
62
Kecurigaan
63
Asa Binasa
64
Penyatuan
65
Rasa Sakit Dua Sisi, Satu Waktu & Dua Dimensi
66
Perasaan Keluarga
67
Arti Sebuah Penyesalan
68
Tuhan?
69
Berita Duka
70
Tekad Kuat
71
Tugas Ayah Telah Usai
72
Pencarian Kedua Part 1
73
Pencarian Kedua Part 2
74
Peramal dan Wiwit
75
Akhir Pencarian
76
Menyembuhkan Luka Dalam
77
Petuah Ki Wiryo
78
Isi Petuah
79
Naluri Alamiah
80
Misteri Mulai Terungkap
81
Terungkapnya Misteri
82
Kubah
83
Kelemahan Bu Sumarni
84
Turun Gunung
85
Keluarga Disa
86
Batu Sudojiwo
87
Menuju Penobatan
88
Para Penjaga
89
Ide Gila
90
Murka Sumarni
91
Lawan Dan Kawan
92
Perang Bayanaka
93
Berakhirnya Perjanjian
94
Semoga Tercapai ... Amien
95
Tongkat Iblis Pencabut Nyawa
96
Akhirnya Lenyap
97
Hancurnya Kekuasaan
98
Akhir Cerita, Awal Kisah Baru
99
Extra Part
100
Epilog
101
Kesan dan Pesan Author
102
'The Soul (Seed of Life)'

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!