Kalut

Disa berjalan ke arah kamar Ndoro Putra. Dia hanya akan melihat, apakah Nyonya Mariska masih tidur di sana atau sudah bangun dan kembali ke kamarnya?

Setelah mengetuk, Disa segera masuk. Terlihat jika Nyonya Mariska sedang memeluk anaknya sambil bercerita.

Mereka berdua pun menatap ke arah Disa. "Sini Dis," ajak Nyonya Mariska, untuk ikut bergabung bersamanya.

"Sudah sore Nyonya. Apa saya boleh memandikan Ndoro Putra, nyonya?" ucap Disa.

Nyonya Mariska heran, kenapa Disa yang mengurus putranya. "Loh bukannya yang biasa ngurus Putra, si Mita?"

Disa lebih memilih berbohong untuk menjawab pertanyaan Nyonya Mariska. Dia tak ingin terlibat masalah, meskipun dia sendiri tak tau apa yang sebenarnya dilakukan oleh Mita.

"Iya Nyonya, tadi Mita minta tolong, soalnya dia mau bantu Bu Sum sama Mbak Fatmah nyiapin makan malam."

"Oh, ya sudah," ucap Nyonya Mariska lantas membujuk anaknya untuk segera membersihkan diri. "Putra mandi sama mbak Disa dulu, ya?"

Ndoro Putra hanya mengangguk menjawab permintaan ibunya itu, lantas bangkit dari ranjangnya dan mendekat ke arah Disa.

Disa lantas menuntun Ndoro Putra ke kamar mandi, semua kamar di sana di lengkapi kamar mandi di dalam.

Setelah melepaskan pakaian dan buang air kecil, Ndoro Putra pun masuk ke dalam bathtub. Disa memasukkan mainan ke dalam bak mandi, karena mainan itu terletak di atas meja wastafel.

Disa segera membersihkan kepala Ndoro Putra dengan mengeramasinya. Awalnya semua berjalan lancar, sampai selesai Disa membersihkan seluruh badan anak majikannya itu.

Setelah memakaikan handuk, Disa akan membuka penyumbat bathtub untuk membuang airnya. Namun, tiba-tiba dari dalam air ada yang mencekal tangannya.

Sontak Disa terkejut, dia lantas mencoba melepaskan diri hingga dia jatuh terjerembap ke belakang. Ndoro Putra menatapnya bingung.

Pakaiannya sedikit basah akibat usaha melepaskan diri dari cekalan entah apa itu, Disa pun tak tau. Napasnya tercekat, wajahnya pucat pasi.

Ndoro Putra bingung melihat wajah pucat sang pengasuh lantas bertanya, "Mba Disa kenapa?"

"Ng ... ngga papa Ndoro." Lantas bangkit dan mendekat ke arah bathtub lagi, dengan tangan gemetar dia mencoba memasukkan lagi tangannya untuk membuka sumbat itu.

Bersyukur karena tak terjadi apa-apa. Hingga Ndoro Putra yang menepuk bahunya, membuat Disa berjengit karena terkejut.

"Astaga, Ndoro," ucapnya sambil mengelus dada.

Ndoro Putra sudah merasa kedinginan, karena dia sudah menunggu Disa sejak tadi yang masih duduk di dekat bak mandinya.

"Ayo mbak, udah dingin ini," keluh Ndoro Putra,

Disa segera bangkit dan menggendong Ndoro Putra keluar dari kamar mandi.

Di sana Nyonya Mariska sedang duduk bersandar di kepala ranjang. Dia pun merentangkan tangan menyambut kehadiran Putranya yang sudah wangi.

Disa segera berjalan ke arah lemari pakaian, mengambil pakaian dan minyak gosok untuk menghangatkan tubuh Ndoro Putra.

Sedang Nyonya mudanya mengelap tubuh anaknya dengan sangat pelan, mungkin dia juga sudah mengeluarkan semua tenaganya.

Mariska memperhatikan Disa yang terlihat pucat saat keluar dari kamar mandi anaknya, sedangkan sebelum masuk ke sana Disa tampak baik-baik saja.

"Kamu kenapa, Dis? Kok pucat gitu, sakit?"

"Ngga papa Nyonya," elak Disa mencoba tersenyum, menutupi rasa kalut yang menyertai dirinya. Disa masih berpikir positif, mungkin dirinya hanya merasa lelah. Ya, sementara hanya itu jawaban yang logis menurutnya.

"Ngga papa, gimana? Muka kamu itu pucat sekali," tukas mbak Mariska.

"Maaf Nyonya, mungkin cuma kelelahan saja, maaf bukan saya mengeluh," jujur Disa. Dia sebenarnya dilema mengatakan hal itu, takut Nyonya mudanya berpikir bahwa dia mengeluh dengan tugas-tugasnya.

"Seharusnya tugas merawat Putra memang Mita. Maaf, ya Dis? Jadi merepotkan kamu."

"Ngga papa Nyonya, cuma saya belum terbiasa saja, masih harus banyak belajar," ucap Disa yang tak enak hati.

Setelah mengurus Ndoro Putra, Disa lantas memapah Nyonya Mariska kembali ke kamarnya sendiri.

Saat baru keluar dari kamar, Tuan Irwan sudah kembali dari toko, dan dia segera mendekati Disa dan istrinya.

Tuan Irwan segera membopong istrinya itu, dan Disa menuntun Ndoro Putra. Setelah sampai di kamar, Nyonya Mariska diletakan dengan sangat hati-hati di ranjang, oleh suaminya itu.

Dari pengamatan Disa sepertinya Tuannya itu sangat menyayangi istrinya, tapi entahlah. Mungkin itu hanya kelihatan dari luar saja.

Tuan Irwan lantas menatap Disa. "Kamu mau memandikan Nyonya?"

"Iya Tuan."

Tuan Irwan lantas melirik jam di pergelangan tangannya. "Kenapa baru di mandikan sekarang? Ini udah sore."

"Tadi Disa mandi in Putra dulu, mas. Lagian aku kan baru saja mandi tadi siang, ngga mandi juga ngga papa," sela Nyonya Mariska membela Disa.

"Loh, ke mana Mita?" Sambil mengernyitkan dahinya, "biasanya dia yang jaga Putra."

"Mita lagi sibuk mengerjakan yang lainnya mungkin, jadi meminta tolong Disa," ucap Nyonya Mariska sama dengan jawaban Disa beberapa saat lalu.

Tuan Irwan lantas menggendong Ndoro Putra. "Ya udah, kamu mandi dulu. Aku ajak Putra main."

Disa segera melakukan tugasnya membersihkan Nyonya Mariska. Lagi-lagi Disa bergidik ngeri jika melihat bercak yang ada pada bagian dada majikannya itu. Namun, dia berusaha mengabaikannya.

Nyonya Mariska terlihat sudah tak sungkan lagi, dia seperti pasrah dengan apa yang di pikirkan Disa padanya.

Setelah melakukan tugasnya Disa pun pamit dan segera keluar dari sana.

Dia juga ingin segera membersihkan diri, ini sudah sangat petang. Saat Disa sampai di dapur, semua sibuk mempersiapkan makan malam.

Disa melihat Bu Sumarni, lantas mendekat. "Saya mandi dulu ya Bu?" ucapnya meminta izin, dia benar-benar butuh merelakskan dirinya.

"Ya sudah jangan lama-lama, nanti kamu harus menyuapi Nyonya muda buat makan malamnya," pesan Bu Sumarni.

"Iya bu." Disa segera pergi dari sana, menuju kamarnya untuk mengambil peralatan mandi dan baju ganti. Kamar mandi pembantu ada di ujung kamar mereka, untungnya kamar mandinya terbagi dua, toilet dan kamar mandi terpisah.

Jadi, saat sedang ingin buang air kecil atau besar tak harus mengganggu orang yang sedang mandi.

Disa segera menyirami tubuhnya, segar yang ia rasa. Ingin rasanya Disa merasakan berendam di bathtub seperti milik majikannya, pasti menyenangkan, khayalnya.

Saat sudah selesai dengan ritual membersihkan diri, Disa pun segera bergabung dengan teman-temannya. Wangi harum dari masakan di dapur membuat cacing-cacing di perutnya memberontak. Ingin segera di isi. Tetapi Dia ingat bahwa, harus mementingkan majikannya dulu sebelum dirinya.

Disa lantas mengambil nampan yang sudah di persiapkan Bu Sumarni, untuk makan malam Nyonya Mariska sebelum beliau menghidangkannya di meja makan. Disa hanya menambahkan buah beserta air minum dan obat-obatannya saja.

Saat Disa sampai di kamar majikannya, terlihat jika Nyonya Mariska sedang membaca sebuah buku. Dia menyapa Disa dengan tersenyum, lalu meletakkan kembali bukunya di bantal yang berada di sampingnya, sebab nakas akan digunakan Disa untuk meletakan nampan makanannya.

Disa menyuapi Nyonya Mariska diselingi obrolan ringan tentang masa lalu mereka di kampung, canda tawa menghiasi wajah majikannya.

Mariska merasa senang atas kehadiran Disa di kehidupannya, yang menurutnya sial itu.

Sedang dalam hati kecilnya, Disa berharap jika Majikannya itu segera membaik entah dari apa pun penyakit yang dideritanya.

Karena, Disa sendiri memang tak tau penyakit apa yang dialami oleh Nyonya Mariska.

Disa lantas keluar setelah pamit dan di izinkan oleh majikannya itu. Mungkin juga majikannya tak tega karena dari tadi mendengar perut Disa yang berbunyi minta segera di isi. Sebenarnya Disa sangat malu, tetapi itu di luar kontrol kemampuannya.

.

.

.

Bersambung ....

Terpopuler

Comments

A B U

A B U

next.

2024-04-23

1

eMakPetiR

eMakPetiR

semua nebaknya Marisa nyusuin tuyul...
yg benar... entahlah,,

2022-07-02

1

Nanda Afriany

Nanda Afriany

waduh serem bingit nyusui tuyul...😱😱

2022-06-26

0

lihat semua
Episodes
1 Prolog
2 Rumah Majikan
3 Hari Pertama Kerja
4 Mariska
5 Ndoro Putra
6 Hak Suami
7 Membersihkan Diri
8 Perkenalan Diri
9 Kalut
10 Obrolan Malam
11 Berbelanja
12 Malam Jum'at Part 1
13 Malam Jum'at Part 2
14 Sesajen
15 Sungkem
16 Gazebo
17 POV Mariska
18 Rencana
19 Perpisahan
20 Amung
21 Ilmu Gaib
22 Tanda Pengikut
23 Pertarungan
24 Halusinasi atau Nyata
25 Pamit
26 Menyembuhkan Diri
27 Tempat Kerja
28 Rumah Kontrakan
29 Malam Mencekam
30 Rencana Mariska
31 Setan??
32 Di Hantui
33 Kembalinya Bu Sumarni
34 Peramal
35 Rumah Hantu.
36 Terungkap Kebenaran
37 Risau
38 Nona Wulan
39 Kehilangan
40 Berita mengejutkan
41 Lamaran
42 Acara lamaran
43 Putus Asa
44 Pesan misterius.
45 Perewangan Bu Sumarni
46 Kembalinya Nona Wulan
47 Keangkuhan Mita
48 Siraman
49 Janji Suci
50 Gagal
51 Pasca Pernikahan
52 Kebahagiaan Mita
53 Sungkem Pertama
54 Penerus Perjanjian
55 Penangkal
56 Ruwatan
57 Mutih
58 Misi pencarian Wiwit
59 Sulit dijangkau
60 Derita Wulan
61 Pengumuman
62 Kecurigaan
63 Asa Binasa
64 Penyatuan
65 Rasa Sakit Dua Sisi, Satu Waktu & Dua Dimensi
66 Perasaan Keluarga
67 Arti Sebuah Penyesalan
68 Tuhan?
69 Berita Duka
70 Tekad Kuat
71 Tugas Ayah Telah Usai
72 Pencarian Kedua Part 1
73 Pencarian Kedua Part 2
74 Peramal dan Wiwit
75 Akhir Pencarian
76 Menyembuhkan Luka Dalam
77 Petuah Ki Wiryo
78 Isi Petuah
79 Naluri Alamiah
80 Misteri Mulai Terungkap
81 Terungkapnya Misteri
82 Kubah
83 Kelemahan Bu Sumarni
84 Turun Gunung
85 Keluarga Disa
86 Batu Sudojiwo
87 Menuju Penobatan
88 Para Penjaga
89 Ide Gila
90 Murka Sumarni
91 Lawan Dan Kawan
92 Perang Bayanaka
93 Berakhirnya Perjanjian
94 Semoga Tercapai ... Amien
95 Tongkat Iblis Pencabut Nyawa
96 Akhirnya Lenyap
97 Hancurnya Kekuasaan
98 Akhir Cerita, Awal Kisah Baru
99 Extra Part
100 Epilog
101 Kesan dan Pesan Author
102 'The Soul (Seed of Life)'
Episodes

Updated 102 Episodes

1
Prolog
2
Rumah Majikan
3
Hari Pertama Kerja
4
Mariska
5
Ndoro Putra
6
Hak Suami
7
Membersihkan Diri
8
Perkenalan Diri
9
Kalut
10
Obrolan Malam
11
Berbelanja
12
Malam Jum'at Part 1
13
Malam Jum'at Part 2
14
Sesajen
15
Sungkem
16
Gazebo
17
POV Mariska
18
Rencana
19
Perpisahan
20
Amung
21
Ilmu Gaib
22
Tanda Pengikut
23
Pertarungan
24
Halusinasi atau Nyata
25
Pamit
26
Menyembuhkan Diri
27
Tempat Kerja
28
Rumah Kontrakan
29
Malam Mencekam
30
Rencana Mariska
31
Setan??
32
Di Hantui
33
Kembalinya Bu Sumarni
34
Peramal
35
Rumah Hantu.
36
Terungkap Kebenaran
37
Risau
38
Nona Wulan
39
Kehilangan
40
Berita mengejutkan
41
Lamaran
42
Acara lamaran
43
Putus Asa
44
Pesan misterius.
45
Perewangan Bu Sumarni
46
Kembalinya Nona Wulan
47
Keangkuhan Mita
48
Siraman
49
Janji Suci
50
Gagal
51
Pasca Pernikahan
52
Kebahagiaan Mita
53
Sungkem Pertama
54
Penerus Perjanjian
55
Penangkal
56
Ruwatan
57
Mutih
58
Misi pencarian Wiwit
59
Sulit dijangkau
60
Derita Wulan
61
Pengumuman
62
Kecurigaan
63
Asa Binasa
64
Penyatuan
65
Rasa Sakit Dua Sisi, Satu Waktu & Dua Dimensi
66
Perasaan Keluarga
67
Arti Sebuah Penyesalan
68
Tuhan?
69
Berita Duka
70
Tekad Kuat
71
Tugas Ayah Telah Usai
72
Pencarian Kedua Part 1
73
Pencarian Kedua Part 2
74
Peramal dan Wiwit
75
Akhir Pencarian
76
Menyembuhkan Luka Dalam
77
Petuah Ki Wiryo
78
Isi Petuah
79
Naluri Alamiah
80
Misteri Mulai Terungkap
81
Terungkapnya Misteri
82
Kubah
83
Kelemahan Bu Sumarni
84
Turun Gunung
85
Keluarga Disa
86
Batu Sudojiwo
87
Menuju Penobatan
88
Para Penjaga
89
Ide Gila
90
Murka Sumarni
91
Lawan Dan Kawan
92
Perang Bayanaka
93
Berakhirnya Perjanjian
94
Semoga Tercapai ... Amien
95
Tongkat Iblis Pencabut Nyawa
96
Akhirnya Lenyap
97
Hancurnya Kekuasaan
98
Akhir Cerita, Awal Kisah Baru
99
Extra Part
100
Epilog
101
Kesan dan Pesan Author
102
'The Soul (Seed of Life)'

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!