Gazebo

Setelah selesai, Disa pun mengikuti Yanti untuk membersihkan sisa sajen di gazebo.

Sedang yang lainnya sedang memasak untuk sarapan majikan mereka.

Disa berjalan dengan dada yang berdegup kencang, sekelebat ingatannya kembali ke kejadian tadi malam, tapi tidak sepenuhnya ia ingat.

Gambaran terakhir yang ia ingat hanya seluruh keluarga majikannya melihat ke arahnya, dan pandangan Disa mendadak kabur, dia merasa kepalanya malam tadi sangat berat, dan dia pun merasa tak sadarkan diri, tapi menurut Yanti tak seperti itu kejadiannya, lalu apa ia hanya bermimpi?

Mereka berjalan menuju gazebo dalam hening, Yanti tak mengajaknya berbincang seperti biasa, dia hanya diam.

Sedang Disa pun mendadak tak memiliki semangat untuk bertanya banyak hal padanya.

Yanti berhenti sekitar 5 meter dari gazebo, dan berbalik ke arah Disa. "Dis— tahan ya? Baunya memang tak sedap, biarpun kita sudah pakai penutup hidung."

Yanti memang memberikan kain panjang seperti slayer, katanya itu untuk menutup hidung, ia pun membawa ember beserta disinfektan dan kain lap.

Disa yang sebenarnya sudah mencium bau yang tak sedap sedari tadi pun mengangguk dan mulai mengenakan kain untuk menutup hidungnya.

Dan benar saja saat sudah dekat baunya sangat busuk, untung dia belum sarapan jika tidak semua isi perutnya pasti keluar semua.

Di nampan ada cawan semalam, ada sisa cairan berwarna hitam disana, ada ayam panggang utuh yang nampak sudah busuk, itu sangat mustahil, bukankah makanan akan busuk jika sudah berhari-hari? Tapi ini, semua makanan di sana sudah berbelatung, baunya sangat busuk.

Yanti mulai memasukan semua sisa makanan itu ke kantung plastik hitam dan mengikatnya. Dia menaruhnya di bawah.

Sedang Disa memasukan kelopak bunga mawar yang nampak menghitam. Yanti sudah memberi tahu untuk memisahkan sisa makanan dan bunga sendiri-sendiri.

Jadi Disa yang memunguti kelopak bunga itu, sebenarnya Disa merasa hawa tak enak di sana, dia seperti di awasi tapi oleh siapa?

Disa tak habis fikir apa iya makanan dan bunga-bungaan ini benar-benar bisa busuk hanya dalam waktu semalam? Apa benar para penghuni gazebo ini memakan sari pati dari sajen ini?

Deg ....

Saat pemikirkan perkataannya tadi sekelebat ingatan datang, Dia merasa melihat sesosok mahluk ada di sini tadi malam.

Dan benar saja, pundak Disa mendadak berat, kepalanya mendadak pusing.

Yanti yang melihat Disa nampak pucat pun mendekat, dia memegang tangan Disa dan menyuruh Disa berdoa dalam hati.

Disa pun menarik nafasnya perlahan, dan mengembuskannya secara perlahan, dia berusaha menenangkan dirinya, setelahnya dia berdoa dalam hati, dan benar perlahan-lahan tubuhnya kembali ke keadaan normal.

Yanti menggeleng, dan meletakan telunjuknya sendiri di depan bibirnya, lalu melanjutkan pekerjaannya, membuka kain merah yang ada di tiang.

Yanti seperti mengingatkan Disa untuk tak berbicara apapun, dan Disa pun mengikuti saja isyarat Yanti.

Dia pun mengikat plastik yang berisi bunga itu dan menaruhnya di bawah, sama seperti sesajen makanan tadi.

Ia pun mulai membuka kain yang ada di tiang gazebo, saat akan membuka ikatan terakhir Disa merasakan sesuatu menggores jarinya seperti serpihan kayu, tapi bukankah ini adalah kayu tua, nampak sudah sangat licin, tak mungkinkan permukaannya tak rata.

"Aw," ucapnya.

Yanti pun menoleh ke arahnya, dan benar saja luka yang cukup panjang, Disa melihat ke arah ikatan terakhir ada darahnya disana, tapi saat Yanti mendekat dan ikut melihat kearahnya darah itu sudah tak ada.

Yanti pun bergegas membuka ikatan terakhir dari tiang itu, dan langsung melipatnya.

"Kamu obati aja lukamu, bawa kain ini lalu rendam, biar nanti Bu Sum yang melanjutkan," perintahnya.

"Tapi Yan— kita belum selesai bersihin gazebo," tolak Disa.

"Udah tinggal di pel aja, aku sendirian juga bisa kok, dah sana kamu balik." Yanti pun segera mendorong Disa menjauh.

Disa pun berjalan sambil sesekali menengok, nampak Yanti mencengkram lap di tangannya. "Apa dia takut? tapi kenapa dia malah nyuruh aku balik?" gumam Disa dalam hati.

Sekali lagi Disa menoleh, Yanti sudah berada di gazebo, dan sedang mengepel lantainya.

Disa tau jika Yanti juga merasa ketakutan, terlihat dari beberapa isyarat yang dia berikan seperti menyuruhnya tak berbicara, dan bergerak dengan sangat cepat, seolah-olah tempat itu pun membuatnya tak nyaman.

Tapi kenapa dia tak pernah mengatakan apa pun tentang kejadian aneh di rumah majikannya ini, ada apa sebenarnya, apa mereka semua menyembunyikan sesuatu?

Tapi Disa yakin Yanti pun sama seperti dirinya hanya merasakan kejadian janggal, tapi tak boleh banyak bertanya.

Disa pun sampai di dapur dan segera meletakan kain itu di dalam bak, dan mendekat kearah Bu Sumarni dan Mbak Fatmah.

"Bu saya minta obat luka ada?" tanya Disa sambil memperlihatkan jarinya.

"Kamu kenapa bisa sampai luka kaya gitu?" tanya Bu Sumarni heran.

Sedang Mbak Fatmah berjalan ke rak dapur bagian atas dan mengambil kotak putih bertuliskan P3K.

"Tadi waktu buka ikatan kain teakhir kaya kesayat gitu Bu," jawab Disa.

Bu Sumarni langsung melihat ke arah gazebo, dan pandangannya kembali ke Disa. "Yanti sendirian bersihin gazebo?" tanyanya kembali.

"Iya bu, saya di suruh mengobati luka dan membawa kainnya," jawab Disa meringis merasakan perih di jarinya saat Mbak Fatmah meneteskan anti septik ke jarinya, dan memplesternya.

"Ya sudah kamu rendam kain itu dengan air kendi yang ada di di luar," perintah Bu Sumarni.

Disa pun mengangguk dan mengambil kembali kain merah itu, dan akan merendamnya di dalam gentong tanah liat yang di taruh dekat area menjemur.

Saat Disa mengangkatnya kembali, Disa mencium kain ini berbau anyir, padahal tadi saat Disa membawanya tadi tak tercium bau apapun.

Bulu di tengkuknya tiba-tiba merinding, lagi dan lagi Disa merasa ada sesosok mahluk memperhatikannya dari jauh, jika Disa melihat dari sudut matanya sosoknya terlihat walau tampak samar, tapi jika dia menoleh tak ada siapapun di sana.

Kendi untuk merendam kain pun berisi bunga-bungaan. Sepertinya semua yang berhubungan dengan gazebo itu adalah barang-barang spesial.

Saat Disa kembali sudah ada Yanti yang duduk di meja makan dengan wajah pucatnya.

Disa tak tau apa yang terjadi dengan temannya itu, apa ada hal aneh yang dia alami juga? Gumamnya dalam hati.

"Kamu kenapa Yan, pucet gitu?" tanya Disa yang ikut duduk di depannya.

"Takut aja, orang aku sendirian di sana," jawabnya.

Mbak Fatmah pun terkekeh mendengar obrolan mereka, lalu memberikan kedua temannya itu teh hangat.

"Udah minum nih, ngga ada apa-apa, jangan lupa selalu berdo'a aja," ucapnya.

"Makasih Mbak," jawab mereka kompak.

"Yuk Dis mandi, ganti baju," ajak Yanti seraya bangkit dari duduknya.

Dia pun menurutinya, dan memang sehabis dari sana sebaiknya ganti pakaian, Disa takut ketempelan. Kata orang- orang di kampungnya seperti itu, jika kita sehabis dari kuburan atau tempat yang dianggap wingit lebih baik membersihkan diri dan berganti pakaian.

.

.

.

Bersambung ....

Terpopuler

Comments

A B U

A B U

next

2024-04-24

1

Irmha febyollah

Irmha febyollah

sifat pemeran utamanya jangan di tiru. terlalu kepo, bisa menghancurkan diri sendiri.

2024-03-02

0

Dariyanto Anto

Dariyanto Anto

hadeh... pemeran utamanya kayak org tolol. terlalu polos dan kayak org gk punya akal untuk berfikir wkwkwkw.

2023-03-02

0

lihat semua
Episodes
1 Prolog
2 Rumah Majikan
3 Hari Pertama Kerja
4 Mariska
5 Ndoro Putra
6 Hak Suami
7 Membersihkan Diri
8 Perkenalan Diri
9 Kalut
10 Obrolan Malam
11 Berbelanja
12 Malam Jum'at Part 1
13 Malam Jum'at Part 2
14 Sesajen
15 Sungkem
16 Gazebo
17 POV Mariska
18 Rencana
19 Perpisahan
20 Amung
21 Ilmu Gaib
22 Tanda Pengikut
23 Pertarungan
24 Halusinasi atau Nyata
25 Pamit
26 Menyembuhkan Diri
27 Tempat Kerja
28 Rumah Kontrakan
29 Malam Mencekam
30 Rencana Mariska
31 Setan??
32 Di Hantui
33 Kembalinya Bu Sumarni
34 Peramal
35 Rumah Hantu.
36 Terungkap Kebenaran
37 Risau
38 Nona Wulan
39 Kehilangan
40 Berita mengejutkan
41 Lamaran
42 Acara lamaran
43 Putus Asa
44 Pesan misterius.
45 Perewangan Bu Sumarni
46 Kembalinya Nona Wulan
47 Keangkuhan Mita
48 Siraman
49 Janji Suci
50 Gagal
51 Pasca Pernikahan
52 Kebahagiaan Mita
53 Sungkem Pertama
54 Penerus Perjanjian
55 Penangkal
56 Ruwatan
57 Mutih
58 Misi pencarian Wiwit
59 Sulit dijangkau
60 Derita Wulan
61 Pengumuman
62 Kecurigaan
63 Asa Binasa
64 Penyatuan
65 Rasa Sakit Dua Sisi, Satu Waktu & Dua Dimensi
66 Perasaan Keluarga
67 Arti Sebuah Penyesalan
68 Tuhan?
69 Berita Duka
70 Tekad Kuat
71 Tugas Ayah Telah Usai
72 Pencarian Kedua Part 1
73 Pencarian Kedua Part 2
74 Peramal dan Wiwit
75 Akhir Pencarian
76 Menyembuhkan Luka Dalam
77 Petuah Ki Wiryo
78 Isi Petuah
79 Naluri Alamiah
80 Misteri Mulai Terungkap
81 Terungkapnya Misteri
82 Kubah
83 Kelemahan Bu Sumarni
84 Turun Gunung
85 Keluarga Disa
86 Batu Sudojiwo
87 Menuju Penobatan
88 Para Penjaga
89 Ide Gila
90 Murka Sumarni
91 Lawan Dan Kawan
92 Perang Bayanaka
93 Berakhirnya Perjanjian
94 Semoga Tercapai ... Amien
95 Tongkat Iblis Pencabut Nyawa
96 Akhirnya Lenyap
97 Hancurnya Kekuasaan
98 Akhir Cerita, Awal Kisah Baru
99 Extra Part
100 Epilog
101 Kesan dan Pesan Author
102 'The Soul (Seed of Life)'
Episodes

Updated 102 Episodes

1
Prolog
2
Rumah Majikan
3
Hari Pertama Kerja
4
Mariska
5
Ndoro Putra
6
Hak Suami
7
Membersihkan Diri
8
Perkenalan Diri
9
Kalut
10
Obrolan Malam
11
Berbelanja
12
Malam Jum'at Part 1
13
Malam Jum'at Part 2
14
Sesajen
15
Sungkem
16
Gazebo
17
POV Mariska
18
Rencana
19
Perpisahan
20
Amung
21
Ilmu Gaib
22
Tanda Pengikut
23
Pertarungan
24
Halusinasi atau Nyata
25
Pamit
26
Menyembuhkan Diri
27
Tempat Kerja
28
Rumah Kontrakan
29
Malam Mencekam
30
Rencana Mariska
31
Setan??
32
Di Hantui
33
Kembalinya Bu Sumarni
34
Peramal
35
Rumah Hantu.
36
Terungkap Kebenaran
37
Risau
38
Nona Wulan
39
Kehilangan
40
Berita mengejutkan
41
Lamaran
42
Acara lamaran
43
Putus Asa
44
Pesan misterius.
45
Perewangan Bu Sumarni
46
Kembalinya Nona Wulan
47
Keangkuhan Mita
48
Siraman
49
Janji Suci
50
Gagal
51
Pasca Pernikahan
52
Kebahagiaan Mita
53
Sungkem Pertama
54
Penerus Perjanjian
55
Penangkal
56
Ruwatan
57
Mutih
58
Misi pencarian Wiwit
59
Sulit dijangkau
60
Derita Wulan
61
Pengumuman
62
Kecurigaan
63
Asa Binasa
64
Penyatuan
65
Rasa Sakit Dua Sisi, Satu Waktu & Dua Dimensi
66
Perasaan Keluarga
67
Arti Sebuah Penyesalan
68
Tuhan?
69
Berita Duka
70
Tekad Kuat
71
Tugas Ayah Telah Usai
72
Pencarian Kedua Part 1
73
Pencarian Kedua Part 2
74
Peramal dan Wiwit
75
Akhir Pencarian
76
Menyembuhkan Luka Dalam
77
Petuah Ki Wiryo
78
Isi Petuah
79
Naluri Alamiah
80
Misteri Mulai Terungkap
81
Terungkapnya Misteri
82
Kubah
83
Kelemahan Bu Sumarni
84
Turun Gunung
85
Keluarga Disa
86
Batu Sudojiwo
87
Menuju Penobatan
88
Para Penjaga
89
Ide Gila
90
Murka Sumarni
91
Lawan Dan Kawan
92
Perang Bayanaka
93
Berakhirnya Perjanjian
94
Semoga Tercapai ... Amien
95
Tongkat Iblis Pencabut Nyawa
96
Akhirnya Lenyap
97
Hancurnya Kekuasaan
98
Akhir Cerita, Awal Kisah Baru
99
Extra Part
100
Epilog
101
Kesan dan Pesan Author
102
'The Soul (Seed of Life)'

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!