The Dark Side Of Love
Seorang gadis berlari ketakutan dengan sesekali melihat kebelakang. Air matanya terus turun bagai hujan yang membasahi pipinya. Rambut panjangnya yang tergerai bergerak mengikuti langkah kakinya. Melewati semak belukar dan sesekali kaki mulusnya tergores rumput liar.
Raut wajahnya menampilkan bahwa saat ini dia benar benar ketakutan.
Terdengar suara teriakan pria dari arah belakang untuk menyuruhnya berhenti. Namun, gadis itu terus melangkahkan kaki telanjangnya, mengabaikan rasa perih di kakinya akibat menginjak kerikil di jalanan. Dan tanganya yang gemetar masih setia mencengram bajunya yang sedikit terbuka.
"Ibu" kata gadis itu di sela tangisnya. Ia begitu ketakutan.
Jasmine terus berlari dengan tubuh gemetar sembari menggelengkan kepalanya agar para bajingan itu mau berbelas kasih dan melepaskan dirinya pergi.
Ya Tuhan selamatkan aku...
Jasmine terus berdoa berharap tuhan mengirimkan seseorang untung menolongnya. Dia benar benar sudah tidak kuat.
"Jasmine.. Jasmine...mau lari kemana kau, huh?!"
Jasmine masih setia menggelengkan kepalanya kencang tanpa mau menoleh ke belakang sedikitpun. Ia kerahkan seluruh tenaganya untuk berlari sejauh mungkin, berlari menjauh dari manusia biadab itu.
Sempat terjatuh beberapa kali, namun tak menyurutkan niat Jasmine untuk bangkit berdiri dan terus berlari.
"Kenapa kau terus berlari Jasmine? Aku hanya ingin memberikan mu kenikmatan, jadi apa yang kau takutkan sayang?" Seru Andreas dengan intonasi suara sedikit meninggi.
Jasmine terus menyemangati dirinya untuk terus berlari hingga menemukan seseorang untuk menolongnya. Sesekali ia mengusap sudut matanya yang berair.
Bruk!
Jasmine menabrak tubuh seseorang ketika ia sudah keluar dari dalam hutan. Tubuhnya yang kehilangan keseimbangan membuatnya terhuyung kebelakang, beruntung seseorang menahan tubuhnya hingga tidak jadi menyentuh aspal.
Reflek tangannya mencengkram baju seseorang itu yang tengah mendekapnya.
Ragu-ragu Jasmine membuka matanya dan sedikit mendongak karena pria yang menahan tubuhnya itu terlalu tinggi.
Tampan, dan dingin. 2 kata itu yang mampu jasmine katakan untuk mengambarkan sosok itu. Dan ekspresi wajah itu benar benar tak bersahabat. Jasmine yang menyadari arah pandangan seseorang itu, langsung mencengkram bajunya dengan erat.
Seorang pria yang baru saja menyelamatkan Jasmine itu menoleh ke arah hutan dengan tatapan tajam seolah sedang mengamati sesuatu.
Dalam hati Jasmine sedikit ragu untuk meminta bantuan, laki laki itu hanya seorang diri, sedangkan bajingan itu bersama ketiga temannya.
"Wow wow wow..." Seru Andreas begitu melihat jasmine yang berada di pelukan seorang laki laki.
Sementara Jasmine sendiri menyembunyikan wajahnya di dada bidang pria asing itu, berharap pria yang wajahnya tidak bersahabat itu mau menolongnya.
Pria asing itu tak bergeming, ia hanya mengamati penampilan pria di depannya yang mengejar seorang gadis itu dengan tatapan yang sulit di artikan.
Sedikit rasa curiga melihat penampilan pria asing itu, nyaris terlihat sama dengan Andreas. Apa pria ini satu komplotan dengan para bajingan itu yang sejak tadi mengejarnya?
"Hiks hiks" jasmine tak dapat lagi menahan diri. Ia benar benar ketakutan, apakah nasibnya akan berakhir seperti ini?
Pria itu sama seperti Andreas, memiliki banyak tatto di tubuhnya. Dan, bagi orang dewasa, sex itu bukan hal tabu bukan? Terlebih lagi ini di negara bebas.
Andreas tersenyum meremeh menatap lawan-nya yang hanya satu orang saja. Dan dilihat dari penampilannya hanya bukan seperti orang yang tangguh.
"Tuan selamatkan aku. Aku mohon" Jasmine menarik ujung kaos yang di kenakan oleh pria itu, memohon belas kasih agar di selamatkan dari mantan kekasih yang tidak waras itu.
"Lepaskan dia" kata salah satu pria yang bertubuh kekar dengan tato menghiasi kedua lengan hingga lehernya.
"Dia wanitaku" tambahnya lagi.
Pria asing itu menoleh kesamping menatap jasmine, seolah bertanya dalam diam. Jasmine mengeleng dengan air mata yang masih setia turun.
"Gadis ini?" Evan bertanya dengan nada datar seraya melonggarkan sedikit pelukannya. Namun, jasmine masih setia mencengkram kaos pria itu.
"Ku mohon" pinta Jasmine dengan wajah memelas.
Menyadari sorot mata pria di depannya yang tidak biasa, lantas salah satu dari bajingan itu menarik tangan Andreas, seoalah memberi isyarat.
"Apa?" Andreas bertanya pada temanya.
"Sebaiknya kita pergi. Aura pria itu sangat mengerikan, dia... seperti memiliki sisi yang lain." Ujar teman Andreas dengan sedikit berbisik.
"Jika kau mau gadis ini. Majulah kesini"
Kata pria asing itu dengan santai. Ya, pria asing yang terlihat terlalu santai ialah Evan. Untuk Evan, melawan empat bjingan yang sok berani itu bukan hal sulit baginya.
Merasa akan terjadi sesuatu yang buruk, lantas Jasmine berpikir untuk melepaskan cengkramanya pada kaos pria asing itu dan mencoba untuk berlari. Tapi pergerakan Jasmine terhenti karena Evan semakin mengeratkan pelukanya.
"Sudahlah lebih baik kita pergi saja, lain kali kita pasti bisa mendapatka-nya." kata teman Andreas yang lain, dan tentu memancing kemarahan Evan.
"Menyingkir lah" titah Evan pada Jasmine, dan gadis itu langsung menurutinya.
Evan melangkahkan kakinya mendekat sembari mengeluarkan pisau lipat dari balik saku celananya, senyum menyeringai terukir jelas di sudut bibirnya.
"Sepertinya malam ini kita akan mencoba permainan baru." Nada suara itu membuat siapa saja yang mendengarnya bergidik ngeri.
Sementara Andreas sudah berancang-ancang untuk menyerang Evan lebih dulu dengan bermodalkan ilmu bela diri seadanya.
Andreas melayangkan tinjunya ke wajah Evan, dan di balas sayatan di pergelangan tangannya.
Andreas mengerang kesakitan, namun tak juga menyerah. Kembali Andreas melayangkan tinju dengan tangan kirinya dan di balas serupa.
Kini kedua pergelangan tangan Andreas mengucurkan darah segar yang cukup deras, jelas saja itu membuat ketiga temannya ketakutan dan langsung menarik Andreas untuk segera berlari.
"Cepat kita pergi dari sini." Seru ketiga teman Andreas.
Namun sayang, Evan tidak suka melepaskan mangsanya begitu saja dalam keadaan hidup. Evan kembali menarik Andreas dan menghujam kan pisau lipatnya ke tubuh Andreas tanpa aba aba.
"No!!" Jerit Andreas bersamaan dengan pisau Evan yang merobek mulut-nya hingga batas telinga.
Evan menghempaskan tubuh Andreas yang sudah tak bernyawa begitu saja. Beberapa tusukan bersarang di tubuh Andreas hingga bagian wajahnya rusak gak berbentuk. Sementara Ketiga teman Andreas yang sejak tadi hanya menonton tanpa bisa membantu, kini lari terbirit-birit melihat temannya tergeletak begitu saja dengan kondisi yang amat mengenaskan.
"Hei, kalian tidak ingin mencicipi ketajaman pisau ku ini huh?!" Seru Evan pada ketiga pria yang lari ketakutan dengan wajah pucat.
Senyum puas terlihat di wajah Evan, lalu kembali memasukan pisau lipatnya ke dalam saku celana. Membiarkan tubuh Andreas tergeletak di tepian hutan.
Evan berjalan menghampiri Jasmine yang berjongkok sambil menutup wajahnya di sisi kiri mobilnya.
Menyadari ada bayangan seseorang di depannya, sontak Jasmine mendongak. Kemudian bangkit berdiri begitu melihat pria tadi yang sudah menolongnya berdiri di hadapannya.
"Apa yang terjadi?" Tanya Evan datar, dengan mata yang menyoroti penampilan Jasmine yang sangat kacau. Pakaian gadis itu kotor, serta sedikit terkoyak.
"Me...mereka"
"Ah, Sudahlah. Dimana rumahmu? aku akan mengantarkamu" kata Evan sembari mengambil jaket dari dalam mobilnya, lalu memakaikan jaket itu untuk menutupi pakaian Jasmine. Sedikit merapikan jaket yang kebesaran di tubuh jasmine. Evan sadar ini bukanlah waktu yang tepat untuk menanyakan hal itu. Mengingat gadis ini begitu ketakutan.
"A-aku...aku.."
bruk!!
Tubuh jasmine limbung seketika, beruntung Evan dengan cepat menangkap tubuh mungil wanita itu. Jika tidak, sudah pasti kepala wanita itu membentur aspal.
"Huh, merepotkan saja!"
🍁🍁🍁
Aku rombak sedikit cerita tentang Evan ini, semoga suka.
Evan Leandro Matias
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 72 Episodes
Comments
Eci Rahmayati
baca yg ke 2 x nya dulu baca 2 taun yg lalu waktu pertama x mulai baca novel sampai sekrg JD suka novel berjendre mavia gara" cerita c Evan ini🤭🤭
2024-01-24
0
istrinya THV 🐻💜
balik baca lagi setelah 2 tahun d simpan, uda perna baca dlu cma pengen ngulang lagi soalnya uda lupa2 ingat sama alurnya 🤭🤭
2024-01-22
0
Dwisur
baca yg ke dua,, tapi SDH lupa2 ingat alurnya
2023-10-26
0