Menuju Pulau Tengkorak

"Saya adalah seorang pelayan rendah di padepokan bukit bayangan yang terletak di pulau Tengkorak. Sebuah pulau kecil diseberang sana. Guru saya bernama supakerti. Saat saya diselamatkan oleh Tuan Muda, Kebetulan saya sedang dalam misi. Saya ditugaskan untuk menyusup kedalam Padepokan Haur Koneng." Endang Kusuma Gandawati memperkenalkan asal- usulnya.

Padepokan bukit bayangan? Puspita rasanya pernah mendengar nama itu. Salah satu Padepokan aliran netral yang cenderung membela kelompok aliran hitam.

''Tuan Muda benar, dengan menyusup bersama wanita ini besar kemungkinan akan ada petunjuk mengenai orang yang telah memfitnah Guru.'' Batin Puspita.

Menyusul kematian pimpinan Padepokan Giling Wesi, Tapak Wulung dari padepokan Pring Wulung telah dicelakai. Saksi mata menyebutkan pelakunya adalah Belibis Putih. Atau lebih tepatnya orang yang menyamar sebagai Belibis Putih. Bisa jadi pelakunya berasal dari Bukit Bayangan atau dari pulau yang sama. Mereka harus menyelidiki hal ini.

"Seandainya nona tidak menganggap ini sebagai beban, kami bersedia berkunjung ke padepokan nona." Jawab Mahesa menyetujui.

Kusuma Gandawati tersenyum lebar. Dia merasa tenang bisa berjalan bersama seorang pendekar hebat seperti Elang Putih.

"Kalau kita berangkat sekarang, sore nanti kita akan tiba di pelabuhan Tanjung, dari pelabuhan Tanjung dibutuhkan waktu satu malam berlayar hingga sampai di pulau Tengkorak." Kusuma Gandawati menjelaskan rute perjalanan yang akan mereka tempuh.

"Baiklah, saya rasa akan lebih baik jika kita tidak membuang waktu dengan berlama-lama disini. Murid Padepokan Haur Koneng pasti terus bergerak mencari nona."

Kusuma Gandawati setuju pada Mahesa. Mereka segera berangkat dengan menunggang kuda.

Perjalanan terasa lebih cepat. Matahari baru sedikit condong kearah barat ketika kuda yang ditunggangi mahesa tiba dikota Taba Tanjung.

"Tuan muda kita telah sampai dikota Taba Tanjung, sekitar satu jam berkuda kearah selatan, disanalah pelabuhan Tanjung yang saya maksud." Ucap Kusuma Gandawati dari atas kudanya.

Mahesa menganggukkan kepala. Dia menoleh kearah Puspita yang berkuda dibelakangnya. Gadis itu masih terlihat segar. Karena itu Mahesa memutuskan untuk beristirahat ketika mereka telah sampai di pelabuhan Tanjung.

Puspita merasakan hal itu. Dia sadar Mahesa selalu memperhatikan keadaannya. Walaupun senang, Puspita merasa tidak enak. Menurutnya Mahesa terlalu berlebihan. Puspita adalah seorang pendekar wanita sekaligus ahli informasi dikeluarga Belibis Putih, melakukan perjalanan jauh bahkan bertaruh nyawa sudah sering dijalani. Apa Mahesa yang memandangnya sebagai seorang gadis lemah atau memang Mahesa sangat perduli pada dirinya? Ah, Puspita segera menepis jauh-jauh pikiran itu. Dia hanya seorang pelayan kecil tidak pantas menilai apapun atas majikannya.

°°

Memasuki area pelabuhan, Mahesa memperlambat langkah kudanya. Jalanan sangat ramai. Masing-masing sibuk dengan urusan mereka sendiri. Diantaranya banyak pula para pendekar yang sama sekali tidak Mahesa kenal.

Mahesa bisa melihat anggota Padepokan Haur Koneng tersebar menjadi beberapa kelompok. Mereka mengawasi setiap orang yang melintas. Jelas mereka sedang mengejar buronan, Pria kemarin malam yang gagal ditangkap. Namun sekarang pria itu sudah berubah menjadi seorang wanita cantik. Mana bisa ditemukan. Mahesa tersenyum geli.

"Nona,  bukankah anda sering melintas disini? Bisakah kita mampir di kedai yang masakannya enak?" tanya Mahesa.

''Ah, laki-laki selalu memikirkan perut. Mana tahu berhemat.'' pikir Puspita.

"Kalian tenang saja, aku yang akan traktir." Ucap mahesa seolah membaca pikiran Puspita.

Endang Kusuma Gandawati membawa mereka kesatu kedai yang sangat ramai pengunjung. Kedai Cahaya Tanjung.

Mahesa dan Puspita saling pandang, di kejauhan mereka melihat beberapa orang ditandu. Sepertinya mereka baru terlibat pertarungan. Ya, mereka berjalan dari arah kapal yang belum lama bersandar. Jangan-jangan telah terjadi pertempuran di pulau Tengkorak. Yang paling mengejutkan, diantara banyak orang ada beberapa sosok yang Mahesa kenal. Meski dari jarak cukup jauh, bisa dikenali pedang yang mereka bawa menunjukkan mereka berasal dari Padepokan Rajawali.

"Darimana mereka?" bisik Mahesa pelan ke telinga Puspita, dia tidak ingin Kusuma Gandawati mendengar.

Puspita menggeleng, dia tidak memiliki informasi mengenai ini.

"Tuan muda, izinkan saya untuk menyelidiki." Jawaban Puspita.

Giliran Mahesa yang menggelengkan kepala. Andai kata tujuan mereka sama, tidak ada kata terlambat untuk pergi ke pulau Tengkorak. Mahesa meraih pundak Puspita menarik gadis itu segera memasuki kedai. Kusuma Gandawati yang sempat menoleh cuma tertawa kecil.

Di dalam kedai, banyak Pendekar yang membicarakan perihal Pusaka Legenda, Pedang Rembulan yang menjadi topik utama. Tidak sedikit juga yang membahas rentetan kekacauan yang belakangan menjadi momok mengerikan bagi setiap kelompok yang terlibat adu domba. Akankah beberapa tahun kedepan dunia tidak lagi ada kedamaian?

Suasana riuh rendah di dalam kedai mendadak sepi saat seorang lelaki tua masuk dan berteriak keras. Gaya bicaranya seperti orang tidak waras. Pelayan kedai dan beberapa orang pendekar berniat mengusir lelaki tua tersebut, tetapi setelah mendengar kalimat selanjutnya, mereka mengurungkan niatnya.

"Mustika Lintang kemukus !!! Mustika Lintang Kemukus telah muncul. Lintang Kemukus wetan melahirkan satu mustika sakti tanpa tanding. Di wetan (Timur) telah lahir mustika abadi pembawa perdamaian. Hahaha ...

Lintang Kemukus jangan sembunyi, tunjukkan dirimu dari balik karang. Ayo kawan-kawan kita tangkap bersama si Lintang bandel ini ... Aku bisa lihat dimana kamu sembunyi, kemarin malam memang gelap tapi jangan dikira aku tidak mengetahui kau datang secara diam-diam. hahaha ...."

Pendekar dan pengunjung lain membiarkan lelaki tua tersebut nyerocos mengenai Lintang Kemukus. 

Lintang Kemukus dipercayai sebagai pertanda kejadian dimasa depan. Biasanya lintang kemukus wetan merupakan pertanda tidak baik, yaitu akan munculnya bencana besar atau huru-hara dan kekacauan yang bakal terjadi sepanjang tahun.

"Tuan Pendekar, kau harus hentikan bencana dan huru-hara dimasa depan. Kau harus membantuku menangkap mustika Lintang kemukus. Bukankah Tuan tahu, jika Lintang kemukus muncul pasti akan ada bencana besar maka dari itu bantulah aku hentikan bencana." Lelaki tua mendekat dan menunjuk kearah Mahesa.

Mahesa merupakan satu-satunya pengunjung yang tidak tertarik mendengar cerita orang yang dianggapnya gila tersebut.

Saat Mahesa tidak bereaksi apapun, lelaki tua mengulurkan tangan hendak menyentuh Mahesa. Dengan cepat Mahesa menghalangi tangan itu dengan guci arak. Seolah menghadiahkan arak pada pria tua.

"Minumlah, arak ini sangat menyegarkan." Ucap Mahesa sambil senyum.

"Bocah gemblung, aku tidak minta arak. Aku mau menawarkan kerjasama, jika kau terima tawaran kerjasama ini, Lintang kemukus akan jadi milikmu. Buka pikiranmu!!!" bentak lelaki tua.

Puspita bangkit lalu menarik lelaki tua menjauh dari Mahesa.

"Jaga sikap Anda pak tua, Apa Anda tidak dengar Tuan Muda tidak tertarik dengan tawaran konyol itu. Sekarang pergilah! Cari orang lain." Wajah Puspita memperlihatkan ekspresi tidak senang.

Lelaki tua memandangi Puspita beberapa saat lalu terkekeh. "Hehehe ... Kau hanya seorang pelayan rendah, sebaiknya kau yang diam. Aku ada bisnis dengan Tuan Muda-mu. Aku yakin, setelah dia tahu apa yang ada di otak ku, dia akan setuju." Lalu lelaki tua kembali mengajak bicara Mahesa.

"Tuan Muda, ayahmu sungguh sangat menyayangimu, dia takut kau kelelahan jadi menyertakan dua pelayan yang sangat cantik. Untuk sekedar membantu kau berganti pakaian. Hehehe!!!" Lelaki tua kembali terkekeh hingga memegangi perutnya yang terasa sakit.

"Jaga mulut Anda pak tua !!! Jangan salahkan ...." Bentakan Puspita terhenti ketika tangan Mahesa meraih pundaknya.

Mahesa maju menghampiri lelaki tua lalu menyatukan kedua tangannya memberi hormat.

"Saya menganggap kata-kata Tuan sebagai pujian. Terimakasih juga atas tawaran yang Tuan berikan. Sungguh saya tidak bisa untuk menolaknya. Akan tetapi, saya tidak punya cukup kemampuan untuk bergabung bersama Tuan. Kemampuan ilmu beladiri saya sangat rendah. Tidak pantas bersanding dengan Tuan yang begitu hebat. Sekali lagi saya minta maaf. Mohon tuayn untuk sudi memberi saya muka."

Lelaki tua itu terbelalak. Kemudian dia tertawa lagi. "Hahahaha!! Tuan Muda, kau terlalu memuji. Apa kau yakin dengan keputusanmu barusan? Kau menolak bergabung denganku dan memilih kedua pelayanmu itu?"

"Saya banyak belajar dari mereka, mohon Tuan memaafkan jika kami ada kesalahan." Jawab Mahesa masih berbasa basi.

"Huh ,,, sayang sekali, kau membuang kesempatan emas. Apa kau tidak memikirkan hari dimana kau akan jadi terkenal ? Hari dimana semua orang memujamu? Bukan kedua pelayan itu saja." Lelaki tua menujuk kearah Puspita dan Endang Kusuma Gandawati.

Mahesa kembali tersenyum. "Tuan. Yang saya tahu, dunia itu cuma tiga hari. Pertama hari kemarin, adalah kenangan yang tak akan terulang. Lalu besok, yaitu hari yang masih misteri berisi harapan dan cita-cita. Dan yang terakhir adalah hari ini, waktu dimana kita melakukan hal yang akan dipertanggung jawabkan."

Lelaki tua terlihat menggaruk-garuk kepalanya yang tidak gatal. Dia merasa tidak akan bisa menaklukkan pemuda dihadapannya.

"Baiklah aku akan pergi. Biar kucari pemuda pemberani lain yang bersedia membantu menemukan Lintang Kemukus." Lelaki tua membalikkan badan lalu melangkah pergi.

"Terimakasih araknya Tuan Muda!!!" serunya setelah jauh.

Mahesa mengangguk seraya memberi hormat. Tingkahnya memancing puluhan pasang mata yang ada dikedai memandang tidak berkedip kearah pemuda bertopeng perak tersebut.

"Tuan muda, Anda memperlakukan orang gila dengan terlalu berlebihan."  Protes Puspita.

Mahesa hanya tersenyum, tangannya mempersilakan Puspita untuk kembali duduk.

Suasana kedai kembali ramai, sekarang mereka membicarakan kabar kemunculan mustika Lintang Kemukus yang baru didengar. Konon, lelaki tua tadi sangat misterius. Kemunculan dan kepergiannya seakan bagai angin.

Mahesa menggelengkan kepalanya, dia merasa aneh pada orang-orang dunia persilatan. Mengapa bisa mempercayai kabar burung yang belum tentu kebenarannya. apalagi yang menyebarkan adalah orang gila. Sangat lucu jika orang waras harus percaya pada orang gila.

°°

Matahari masih cukup tinggi saat kapal yang ditumpangi Mahesa mulai meninggalkan pelabuhan Tanjung.

Kapal yang cukup besar itu bermuatan penuh. Sepertinya Pulau Tengkorak sangat ramai dan tidak semengerikan namanya. Selain para pendekar, pedagang juga sangat banyak berniaga menuju pulau itu. Semoga saja, cuaca mendung tidak menyebabkan badai dalam pelayaran dimalam hari nanti.

Terpopuler

Comments

Putra Fajar

Putra Fajar

jangan pernah berhenti

2022-03-21

2

Putra Fajar

Putra Fajar

semakin menarik cerita nya ada bumbu filosofi kehidupan di setiap chapter nya. penulis keren nih

2022-03-21

2

Putra Fajar

Putra Fajar

orang gila ini pasti pendekar yang tau kehebatan Mahesa walaupun ditutupi

2022-03-21

2

lihat semua
Episodes
1 Padepokan Rajawali
2 Teka-teki Pembunuh Misterius
3 Kado Spesial
4 Celurit Beracun
5 Tiga Serigala
6 Racun Jamur Upas
7 Pertandingan Pedang
8 Keadaan Giling Wesi
9 Malam Satu Bintang
10 Ilmu Manglih Rupa
11 Menuju Pulau Tengkorak
12 Pulau Tengkorak
13 Pendekar Topeng Perak
14 Sumur Batu
15 Pengemis Tua
16 Pertarungan di Sumur Batu
17 Hancurnya Gelang Tali Sukma
18 Hancurnya Gelang Tali Sukma ll
19 Ilmu Tapak Naga
20 Pertarungan di Sumur Batu ll
21 Racun Tengkorak
22 Tabib Wang Yun
23 Kabar
24 Janji
25 Rencana Penyamaran
26 Seorang Anak Kecil
27 Padepokan Inti Naga
28 Wanita Bercadar
29 Hilangnya Puspita Dewi
30 Hilangnya Puspita Dewi ll
31 Penjahat Gunung
32 Pheromone
33 Pheromone ll
34 Pheromone lll
35 Di Markas Penjahat Gunung
36 Serbuk Penghilang Tenaga
37 Pengobatan
38 Buah Apel Ungu
39 Racun Waktu
40 Kitab Sakti Driya
41 Kitab Sakti Driya ll
42 Gajah di Balik Batu
43 Bergabung
44 Kelompok Laskar Hitam
45 Ketua Baru
46 Pertemuan
47 Jadian
48 Pendekar Selatan dari Utara
49 Batu Mustika Naga
50 Kekuatan Baru
51 Saudara yang Terpisah
52 Perebutan Kitab Sakti Driya
53 Perebutan Kitab Sakti Driya ll
54 Taktik Selasih Wungu
55 Syarat Perdamaian
56 Jarak
57 Pertarungan Selasih Wungu
58 Kembali Bersama
59 Bayangan Ghoib
60 Pulang Kampung (end)
61 Di Tengah Laut 21+
62 Badai
63 Membeli Kuda
64 Pondok Penginapan
65 Markas Perampok
66 Misteri Pendekar Utara
67 Pasukan Kuda Hitam
68 Panah Bidadari
69 Panah Bidadari ll
70 Kemunculan Dewi Srikandi
71 Tuan Baru Panah Bidadari
72 Pertarungan di Depan Gua
73 Bertemu Teman Lama
74 Menyerang Pasukan Kuda Hitam
75 Hancurnya Pasukan Kuda Hitam
76 Dendam dan Benci
77 Rombongan Pedagang
78 Peramal Tua
79 Pertarungan di Restoran
80 Misi di balik Dendam
81 Permainan Racun
82 Kemampuan Panah Bidadari
83 Ruang Penyimpanan Harta
84 Mustika Kangguru
85 Aji Pengasihan Semar Putih
86 Mimpi 21+
87 Tabib Arjun
88 Putri Tirta Maya
89 Tanaman Obat
90 Penyakit Sang Permaisuri
91 Pangeran Selatan
92 Siang, di Penginapan
93 Pertemuan Para Pendekar
94 Di Tepi Danau Payau
95 Berjalan, Bergandengan
96 Tembok Tebing Kenangan
97 Tembok Tebing Kenangan ll
98 Dunia Ilusi
99 Biji Api Suci
100 Kunci Penyelaras
101 Perjalanan Galih Sindu
102 Teror Ular Berbisa
103 Kerajaan Siluman Ular
104 Kerajaan Siluman Ular ll
105 Pemuja Siluman Ular
106 Perjanjian dengan Siluman Ular
107 Sesejuk Air Telaga 21+
108 Kedai Arak
109 Hilangnya Kubus Misteri
110 Rencana Selanjutnya
111 Mata-mata Aliran Sesat
112 Dua Setan Darah
113 Akhir Kisah Dua Setan Darah
114 Awan Misterius
115 Dewa Hujan
116 Lembah Perangkap
117 Perang dimulai
118 Pertarungan Belibis Putih
119 Kekuatan yang Berkurang
120 Pertempuran Padepokan Giling Wesi
121 Kekuatan Pendekar Selatan
122 Kemunculan Pedang Rembulan
123 Perang Usai
124 Luka Dewi Api
125 Pesta Kemenangan
126 Siluman Rubah
127 Pembawa Energi Negatif
128 Pembawa Energi Negatif ll
129 Menuju Hutan Kerinduan
130 Darah Perawan
131 Segel Pembawa Energi Negatif
132 Kepergian Kolo Ireng
133 Lenyapnya Siluman Rubah
134 Kampung Juru Sembuh
135 Mencari Tanaman Obat
136 Akibat Racun Waktu
137 Mata-mata
138 Rencana Besar Ketua Galih
139 Penyamaran Nyi Sugiwara
140 Nasib buruk Anjani
141 Penginapan Desa Lanting
142 Menuju Padepokan Kalajengking Hitam
143 Rencana yang Gagal
144 Masa Lalu Galih
145 Pendekar Bayangan Naga
146 Pendekar Bayangan Naga ll
147 Putri Senja
148 Di tengah Kemelut
149 Putri Senja ll
150 Jadi Rebutan
151 Pertarungan di Pintu Gerbang
152 Tawaran Dewi Api
153 Ratna Juita
154 Teror Ratna Juita
155 Keturunan Padepokan Inti Naga
156 Apa Dia Ayahku?
157 Pertarungan Terakhir Belibis Putih
158 Pertemuan dan Bencana
159 Raditya, Rengganis dan Hancurnya Gua Suci
160 Balada Cinta Elang Putih (End)
161 Bayu Samudera
162 Penyusup
163 Tanda Lahir?
164 Memulai Perjalanan Baru
165 Rahasia Bawah Laut
166 Perkelahian di Batas Desa
167 Rompak Tengkorak Merah
168 Ular Sisik Berlian
169 Kesepakatan Bisnis
170 Bertarung di Atas Air
171 Selendang Bidadari
172 Salah Paham
173 Serangan Mendadak
174 Perebutan Pusaka
175 Dejavu
176 Jejak di Gua Suci
177 Kemenangan
178 Prajurit Kerajaan Selatan
179 Teror Siluman
180 Padang Tabah
181 Ki Daya Edan
182 Kekuatan Tapak Naga
183 Musnahnya Siluman Pengacau
184 Rasa Kehilangan
185 Binatang Buas
186 Akar Masalah
187 Ingin Bertemu Raja
188 Rasa Itu Lagi
189 Telaga Biru
190 Organisasi Naga Emas
191 Bertolak dari Pesisir
192 Penyampai Pesan Istana Selatan
193 Pilihan yang Sulit
194 Bunga Cipta Rasa
195 Sekarang, Bukan yang Dulu
196 Kedai, Di Perjalanan
197 Penginapan Keluarga Raja
198 Kembalinya Pangeran Selatan
199 Tiga Pendekar Pengembara
200 Setan Jadi-jadian
201 Bertengkar Sepanjang Jalan
202 Keinginan Kecil
203 Markas Perampok
204 Markas Perampok ll
205 Sukma Dewa
206 Sukma Dewa ll
207 Sukma Dewa lll
208 Cahaya dari Langit
209 Pertemuan yang Tidak diinginkan
210 Permintaan Bekas Pacar
211 Ilmu Transparansi Mimpi
212 Memulai Transparansi Mimpi
213 Kembalinya Mahesa
214 Perjalanan Menuju Lembah
215 Jalan untuk Siluman Lily
216 Amarah Citra Genjing
217 Pertempuran Menjelang Malam
218 Pertempuran Menjelang Malam ll
219 Hilangnya Citra Ningrum
220 Amukan Dewi Cahaya Langit
221 Puspita yang Malang
222 Teknik Pernapasan Kura-kura
223 Permintaan Sukma Dewa
224 Api di Lembah Cahaya Surga
225 Pembebasan Citra Ningrum
226 Pembebasan Citra Ningrum ll
227 Energi Fatamorgana
228 Energi Fatamorgana ll
229 Terpedaya oleh Dunia
230 Titik Lemah Energi Fatamorgana
231 Teman Lebih Baik
232 Mustika Kecubung Biru
233 Mustika Kecubung Biru ll
234 Pusaka yang Hilang
235 Serangan Kelompok Aliran Sesat
236 Rencana Penyerangan
237 Serangan Mendadak
238 Akhir Kisah Pendekar Fatamorgana
239 Kabar Aliansi Bunga Suci
240 Termakan Hasutan
241 Kemenangan Tak Terduga
242 Perjalanan Menuju Pulau Tengkorak
243 Pertarungan Terakhir Gandring Calaka
244 Akhir Kisah Gandring Calaka
245 Makam Gandring Calaka
246 Di Lembah Tengkorak
247 Waktu Bersama Keluarga
248 Menyerang Markas Aliansi Bunga Suci
249 Hancurnya Aliansi Bunga Suci
250 Lembah Belerang
251 Siluman Gonggo
252 Siluman Gonggo ll
253 Siluman Gonggo lll
254 Luka Dewi Api
255 Luka Dewi Api ll
256 Pencuri
257 Pencuri ll
258 Tanah Kelahiran
259 Keris Megalamat
260 Keris Megalamat ll
261 Tiga Penjahat
262 Pertarungan Galih
263 Kepergian Galih
264 Padepokan Jati Asih
265 Keputusan Sulit
266 Rencana Cahaya Langit
267 Siluman Kelelawar
268 Tabib Muda
269 Mengobati Putri
270 Tuduhan Tak Beralasan
271 Ratu Kegelapan
272 Terhanyut
273 Sejenak Beralih
274 Lima Pilar Geledek
275 Hancurnya Lima Pilar Geledek
276 Perjalanan Menuju Padepokan Api Suci
277 Perjalanan Menuju Padepokan Api Suci ll
278 Perjalanan Menuju Padepokan Api Suci lll
279 Perjalanan Menuju Padepokan Api Suci lV
280 Perjalanan Menuju Padepokan Api Suci V
281 Perjalanan Menuju Padepokan Api Suci Vl
282 Perjalanan Menuju Padepokan Api Suci Vll (end)
283 Dewa Sejagat
284 Boneka Beruang
285 Kedai Baru
286 Kedok Kelompok Pengemis
287 Gerbang Pintu Hitam
288 Gerbang Pintu Hitam ll
289 Dewa Sejagat vs Gadis Pembaca Pikiran
290 Pertarungan Tiga Pendekar
291 Pertarungan Tiga Pendekar ll
292 Melanjutkan Perjalanan
293 Negeri Para Wanita
294 'Menantu' Yang Baik
295 Gunung Berapi
296 Pembebasan Gunung Berapi
297 Siluman Buaya Putih
298 Gelang Naga Biru
299 Makan Malam
300 Mak Comblang 'Jempolan'
301 Gerbang Pintu Hitam Kedua
302 Wujud Kekuatan Hitam
303 Pasukan Bayangan
304 Pasukan Bayangan ll
305 Darah Gadis Perawan
306 Darah Gadis Perawan ll
307 Tubuh Baru Cahaya Langit
308 Kepergian Cahaya Langit
309 Serangan Perguruan Gunung Saba
310 Hancurnya Perguruan Gunung Saba
311 Keikhlasan Hati (end)
312 Terima Kasih
Episodes

Updated 312 Episodes

1
Padepokan Rajawali
2
Teka-teki Pembunuh Misterius
3
Kado Spesial
4
Celurit Beracun
5
Tiga Serigala
6
Racun Jamur Upas
7
Pertandingan Pedang
8
Keadaan Giling Wesi
9
Malam Satu Bintang
10
Ilmu Manglih Rupa
11
Menuju Pulau Tengkorak
12
Pulau Tengkorak
13
Pendekar Topeng Perak
14
Sumur Batu
15
Pengemis Tua
16
Pertarungan di Sumur Batu
17
Hancurnya Gelang Tali Sukma
18
Hancurnya Gelang Tali Sukma ll
19
Ilmu Tapak Naga
20
Pertarungan di Sumur Batu ll
21
Racun Tengkorak
22
Tabib Wang Yun
23
Kabar
24
Janji
25
Rencana Penyamaran
26
Seorang Anak Kecil
27
Padepokan Inti Naga
28
Wanita Bercadar
29
Hilangnya Puspita Dewi
30
Hilangnya Puspita Dewi ll
31
Penjahat Gunung
32
Pheromone
33
Pheromone ll
34
Pheromone lll
35
Di Markas Penjahat Gunung
36
Serbuk Penghilang Tenaga
37
Pengobatan
38
Buah Apel Ungu
39
Racun Waktu
40
Kitab Sakti Driya
41
Kitab Sakti Driya ll
42
Gajah di Balik Batu
43
Bergabung
44
Kelompok Laskar Hitam
45
Ketua Baru
46
Pertemuan
47
Jadian
48
Pendekar Selatan dari Utara
49
Batu Mustika Naga
50
Kekuatan Baru
51
Saudara yang Terpisah
52
Perebutan Kitab Sakti Driya
53
Perebutan Kitab Sakti Driya ll
54
Taktik Selasih Wungu
55
Syarat Perdamaian
56
Jarak
57
Pertarungan Selasih Wungu
58
Kembali Bersama
59
Bayangan Ghoib
60
Pulang Kampung (end)
61
Di Tengah Laut 21+
62
Badai
63
Membeli Kuda
64
Pondok Penginapan
65
Markas Perampok
66
Misteri Pendekar Utara
67
Pasukan Kuda Hitam
68
Panah Bidadari
69
Panah Bidadari ll
70
Kemunculan Dewi Srikandi
71
Tuan Baru Panah Bidadari
72
Pertarungan di Depan Gua
73
Bertemu Teman Lama
74
Menyerang Pasukan Kuda Hitam
75
Hancurnya Pasukan Kuda Hitam
76
Dendam dan Benci
77
Rombongan Pedagang
78
Peramal Tua
79
Pertarungan di Restoran
80
Misi di balik Dendam
81
Permainan Racun
82
Kemampuan Panah Bidadari
83
Ruang Penyimpanan Harta
84
Mustika Kangguru
85
Aji Pengasihan Semar Putih
86
Mimpi 21+
87
Tabib Arjun
88
Putri Tirta Maya
89
Tanaman Obat
90
Penyakit Sang Permaisuri
91
Pangeran Selatan
92
Siang, di Penginapan
93
Pertemuan Para Pendekar
94
Di Tepi Danau Payau
95
Berjalan, Bergandengan
96
Tembok Tebing Kenangan
97
Tembok Tebing Kenangan ll
98
Dunia Ilusi
99
Biji Api Suci
100
Kunci Penyelaras
101
Perjalanan Galih Sindu
102
Teror Ular Berbisa
103
Kerajaan Siluman Ular
104
Kerajaan Siluman Ular ll
105
Pemuja Siluman Ular
106
Perjanjian dengan Siluman Ular
107
Sesejuk Air Telaga 21+
108
Kedai Arak
109
Hilangnya Kubus Misteri
110
Rencana Selanjutnya
111
Mata-mata Aliran Sesat
112
Dua Setan Darah
113
Akhir Kisah Dua Setan Darah
114
Awan Misterius
115
Dewa Hujan
116
Lembah Perangkap
117
Perang dimulai
118
Pertarungan Belibis Putih
119
Kekuatan yang Berkurang
120
Pertempuran Padepokan Giling Wesi
121
Kekuatan Pendekar Selatan
122
Kemunculan Pedang Rembulan
123
Perang Usai
124
Luka Dewi Api
125
Pesta Kemenangan
126
Siluman Rubah
127
Pembawa Energi Negatif
128
Pembawa Energi Negatif ll
129
Menuju Hutan Kerinduan
130
Darah Perawan
131
Segel Pembawa Energi Negatif
132
Kepergian Kolo Ireng
133
Lenyapnya Siluman Rubah
134
Kampung Juru Sembuh
135
Mencari Tanaman Obat
136
Akibat Racun Waktu
137
Mata-mata
138
Rencana Besar Ketua Galih
139
Penyamaran Nyi Sugiwara
140
Nasib buruk Anjani
141
Penginapan Desa Lanting
142
Menuju Padepokan Kalajengking Hitam
143
Rencana yang Gagal
144
Masa Lalu Galih
145
Pendekar Bayangan Naga
146
Pendekar Bayangan Naga ll
147
Putri Senja
148
Di tengah Kemelut
149
Putri Senja ll
150
Jadi Rebutan
151
Pertarungan di Pintu Gerbang
152
Tawaran Dewi Api
153
Ratna Juita
154
Teror Ratna Juita
155
Keturunan Padepokan Inti Naga
156
Apa Dia Ayahku?
157
Pertarungan Terakhir Belibis Putih
158
Pertemuan dan Bencana
159
Raditya, Rengganis dan Hancurnya Gua Suci
160
Balada Cinta Elang Putih (End)
161
Bayu Samudera
162
Penyusup
163
Tanda Lahir?
164
Memulai Perjalanan Baru
165
Rahasia Bawah Laut
166
Perkelahian di Batas Desa
167
Rompak Tengkorak Merah
168
Ular Sisik Berlian
169
Kesepakatan Bisnis
170
Bertarung di Atas Air
171
Selendang Bidadari
172
Salah Paham
173
Serangan Mendadak
174
Perebutan Pusaka
175
Dejavu
176
Jejak di Gua Suci
177
Kemenangan
178
Prajurit Kerajaan Selatan
179
Teror Siluman
180
Padang Tabah
181
Ki Daya Edan
182
Kekuatan Tapak Naga
183
Musnahnya Siluman Pengacau
184
Rasa Kehilangan
185
Binatang Buas
186
Akar Masalah
187
Ingin Bertemu Raja
188
Rasa Itu Lagi
189
Telaga Biru
190
Organisasi Naga Emas
191
Bertolak dari Pesisir
192
Penyampai Pesan Istana Selatan
193
Pilihan yang Sulit
194
Bunga Cipta Rasa
195
Sekarang, Bukan yang Dulu
196
Kedai, Di Perjalanan
197
Penginapan Keluarga Raja
198
Kembalinya Pangeran Selatan
199
Tiga Pendekar Pengembara
200
Setan Jadi-jadian
201
Bertengkar Sepanjang Jalan
202
Keinginan Kecil
203
Markas Perampok
204
Markas Perampok ll
205
Sukma Dewa
206
Sukma Dewa ll
207
Sukma Dewa lll
208
Cahaya dari Langit
209
Pertemuan yang Tidak diinginkan
210
Permintaan Bekas Pacar
211
Ilmu Transparansi Mimpi
212
Memulai Transparansi Mimpi
213
Kembalinya Mahesa
214
Perjalanan Menuju Lembah
215
Jalan untuk Siluman Lily
216
Amarah Citra Genjing
217
Pertempuran Menjelang Malam
218
Pertempuran Menjelang Malam ll
219
Hilangnya Citra Ningrum
220
Amukan Dewi Cahaya Langit
221
Puspita yang Malang
222
Teknik Pernapasan Kura-kura
223
Permintaan Sukma Dewa
224
Api di Lembah Cahaya Surga
225
Pembebasan Citra Ningrum
226
Pembebasan Citra Ningrum ll
227
Energi Fatamorgana
228
Energi Fatamorgana ll
229
Terpedaya oleh Dunia
230
Titik Lemah Energi Fatamorgana
231
Teman Lebih Baik
232
Mustika Kecubung Biru
233
Mustika Kecubung Biru ll
234
Pusaka yang Hilang
235
Serangan Kelompok Aliran Sesat
236
Rencana Penyerangan
237
Serangan Mendadak
238
Akhir Kisah Pendekar Fatamorgana
239
Kabar Aliansi Bunga Suci
240
Termakan Hasutan
241
Kemenangan Tak Terduga
242
Perjalanan Menuju Pulau Tengkorak
243
Pertarungan Terakhir Gandring Calaka
244
Akhir Kisah Gandring Calaka
245
Makam Gandring Calaka
246
Di Lembah Tengkorak
247
Waktu Bersama Keluarga
248
Menyerang Markas Aliansi Bunga Suci
249
Hancurnya Aliansi Bunga Suci
250
Lembah Belerang
251
Siluman Gonggo
252
Siluman Gonggo ll
253
Siluman Gonggo lll
254
Luka Dewi Api
255
Luka Dewi Api ll
256
Pencuri
257
Pencuri ll
258
Tanah Kelahiran
259
Keris Megalamat
260
Keris Megalamat ll
261
Tiga Penjahat
262
Pertarungan Galih
263
Kepergian Galih
264
Padepokan Jati Asih
265
Keputusan Sulit
266
Rencana Cahaya Langit
267
Siluman Kelelawar
268
Tabib Muda
269
Mengobati Putri
270
Tuduhan Tak Beralasan
271
Ratu Kegelapan
272
Terhanyut
273
Sejenak Beralih
274
Lima Pilar Geledek
275
Hancurnya Lima Pilar Geledek
276
Perjalanan Menuju Padepokan Api Suci
277
Perjalanan Menuju Padepokan Api Suci ll
278
Perjalanan Menuju Padepokan Api Suci lll
279
Perjalanan Menuju Padepokan Api Suci lV
280
Perjalanan Menuju Padepokan Api Suci V
281
Perjalanan Menuju Padepokan Api Suci Vl
282
Perjalanan Menuju Padepokan Api Suci Vll (end)
283
Dewa Sejagat
284
Boneka Beruang
285
Kedai Baru
286
Kedok Kelompok Pengemis
287
Gerbang Pintu Hitam
288
Gerbang Pintu Hitam ll
289
Dewa Sejagat vs Gadis Pembaca Pikiran
290
Pertarungan Tiga Pendekar
291
Pertarungan Tiga Pendekar ll
292
Melanjutkan Perjalanan
293
Negeri Para Wanita
294
'Menantu' Yang Baik
295
Gunung Berapi
296
Pembebasan Gunung Berapi
297
Siluman Buaya Putih
298
Gelang Naga Biru
299
Makan Malam
300
Mak Comblang 'Jempolan'
301
Gerbang Pintu Hitam Kedua
302
Wujud Kekuatan Hitam
303
Pasukan Bayangan
304
Pasukan Bayangan ll
305
Darah Gadis Perawan
306
Darah Gadis Perawan ll
307
Tubuh Baru Cahaya Langit
308
Kepergian Cahaya Langit
309
Serangan Perguruan Gunung Saba
310
Hancurnya Perguruan Gunung Saba
311
Keikhlasan Hati (end)
312
Terima Kasih

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!