Keadaan Giling Wesi

Satu persatu peziarah meninggalkan kediaman Pimpinan Padepokan Giling Wesi. Wangi dupa semerbak mengisi seluruh ruangan turut mengantarkan do'a untuk arwah menuju alam baka.

"Mengapa papan nisannya dilumuri darah?" bisik salah seorang peziarah.

"Ini adat Giling Wesi, menandakan mendiang meninggal karena dicelakai. Hutang nyawa bayar nyawa. Pelaku harus menebus perbuatannya dengan darah." Jawab temannya.

Belibis Putih yang baru tiba segera memberi penghormatan terakhir untuk sahabatnya. Matanya terlihat berkaca-kaca. Kesedihan yang juga menyelimuti setiap penjuru Padepokan.

"Paman Guru, Mari silahkan beristirahat." Jaka Pragola, putra mendiang Ki Anggada menyambut Belibis Putih yang baru keluar dari ruang penghormatan.

Jaka kemudian menuntun Belibis Putih menuju balai keluarga.

"Jaka Pragola putraku, takdir memang selalu mempermainkan manusia. Tidak perlu dilawan, proses menerima takdir hanya perlu dijalani dengan hati yang lapang. Tak usah iri jika ada orang lain yang bahagia disaat kamu berduka. Memang waktunya saja yang tidak tepat. Namun, jika tiba waktu untukmu, maka hal indah juga akan dirasakan. Iri itu akan membuatmu semakin sulit untuk keluar dari rasa duka. Bukankah ada hal lain yang perlu juga kamu lakukan di waktu-waktu ini? Sambil berdoa untuk orang yang sudah tiada maupun dirimu sendiri." Ucap Belibis Putih menasihati.

"Saya mohon bimbingan paman guru. Ayahanda telah dicelakai. Sebagai seorang anak, saya berkewajiban membalas budi baik ayahanda." Jawab Jaka Pragola.

Belibis Putih menarik nafas panjang. Dia memahami pemikiran Jaka Pragola.

"Baik ataupun buruk perbuatan semua akan mendapatkan ganjaran. Semua manusia sama, memiliki cinta dan dendam. Bila dendam menguasai, kebenaran harus jadi pokok utama."

Jaka Pragola mengangguk. Dia meminta Belibis Putih untuk tinggal di Padepokan Giling Wesi untuk beberapa waktu. Tanpa diminta sekalipun, Belibis Putih memang berniat menemukan pelaku.

°°

"Sudah satu pekan lebih aku berada disana, keadaan tidak membaik. Bahkan ketegangan semakin meruncing, Padepokan Walet Merah menilai Sekar Harum terlalu dipojokkan. Mereka siap mengangkat senjata kapan saja. Selain itu, ada satu kejadian lagi yang sulit aku pahami. Tapak Wulung dari padepokan Pring Wulung juga telah dicelakai, kabar yang mengejutkan ialah Pendekar Selatan dibunuh oleh diriku."

Mahesa terbelalak mendengar cerita gurunya.

"Apa?? Guru difitnah?? Apa mungkin pelakunya orang yang sama?"

"Entahlah, tapi yang jelas keadaan ini direncanakan oleh kelompok yang menginginkan pertikaian antar sahabat. Persahabatan antara Padepokan Rajawali dan Pring Wulung sekarang menjadi renggang. Permusuhan Pendekar Utara dan Selatan kembali berkobar."

Mahesa melihat wajah gurunya menua beberapa tahun. Beban fikiran menyebabkan Belibis Putih semakin letih. Sebagai Tokoh aliran putih yang disegani, dia berkewajiban ikut mengatasi kekacauan yang terjadi.

"Mahesa putraku, bukan aku menghapus kebahagiaan hari ulang tahunmu, akan tetapi aku harus segera pulang kepadepokan untuk mengabarkan hal ini pada para ketua lain. Dan mungkin aku akan kembali berangkat ke padepokan Giling Wesi." ucap Belibis Putih kemudian.

"Guru, saya tidak akan membiarkan orang yang telah memfitnah guru berkeliaran menghirup udara bebas. Saya pasti akan menyelidiki kasus ini."

Belibis putih tersenyum bangga. Mahesa memang murid yang sangat berbakti. Walaupun sebenarnya dia malu mengakui mahesa sebagai murid, karena ilmu Kanuragan yang Mahesa miliki bukan ilmu pemberiannya.

"Mahesa, aku tidak berniat melibatkan dirimu dalam masalah ini. Percayalah aku bisa mengatasi masalah ini." Belibis Putih tersenyum pada muridnya.

"Tidak Guru, Saya akan sebisa mungkin membantu guru dengan cara saya. Mohon restu guru." 

"Jika itu keinginanmu, aku tidak bisa melarangnya. Lakukan hal yang tidak membahayakan dirimu. Aku tidak akan bisa memaafkan diriku jika terjadi hal yang tidak diinginkan terhadap muridku."

Mahesa tersenyum lega. Dia pasti membantu gurunya. Memfitnah guru, sama saja menginjak kepalanya. Tidak akan dia maafkan.

Setelah selesai menyantap mie, keduanya bergegas kembali ke padepokan. Mahesa tidak turut serta kala Belibis Putih melakukan pertemuan tertutup bersama ketua lain. Dia memilih berjalan menyusuri sungai.

°°

"Tolong ... Ular ... Tolong ... " 

Teriakan seorang wanita, terdengar dari arah air terjun.

Mahesa yang terbang mendekat mendadak berhenti. Dia melihat Galih terjatuh ditepi muara air terjun. Memang, ada seekor ular berbisa tidak jauh dari kakinya.

"Tuan muda Elang Putih, tolong saya ,,," teriak Galih saat melihat mahesa menghentikan langkah.

Mahesa memalingkan wajah, dia tahu pakaian Galih sengaja dibasahi untuk memanjakan mata mahesa.

"Nyonya Wakil Pimpinan, saya tahu anda seorang pendekar, saya harap Nyonya bisa atasi masalah Nyonya sendiri."

Galih mengumpat dalam hati.

Hati Mahesa seperti batu karang. Galih harus memutar otak mencari cara agar mahesa mau mendekat.

Mahesa berbalik badan, langkahnya terayun menjauh dari Galih.

Menyadari hal itu, Galih mengulurkan kakinya kearah ular. Dia menggerak-gerakkan kakinya memancing sang ular untuk menyerang. Usahanya berhasil. Dengan gerakan cepat sang ular mematuk paha Galih.

"Aaaaa ,,,," teriak Galih.

Mahesa menoleh, dia melihat kaki galih mengeluarkan darah. mahesa memutar pergelangan tangannya, energi berbentuk burung elang berwarna putih melesat tak terlihat mata. Seketika ular di kaki Galih terpelanting jauh lalu terbelah menjadi dua. mahesa terpaksa mendekat.

"Nyonya Wakil Pimpinan ,,, bertahanlah ..." Mahesa menotok urat nadi galih. Dengan memejamkan kedua matanya mahesa menyedot bisa ular yang mengalir di kaki galih.

Setelah bersih, mahesa menaburkan serbuk obat dan membalut lukanya. Tubuh Galih dibopong menuju pohon yang rindang. Galih tersenyum bahagia. Kebahagiaan yang selama ini sangat ia dambakan.

"Tuan Muda Elang Putih, terimakasih. Ternyata Tuan orangnya sangat perhatian. Saya akan selalu mengingat kebaikan tuan." Galih membelai wajah Mahesa.

Mahesa berdiri menjaukan tubuhnya dari jangkauan Galih.

"Sebagai murid Padepokan yang sangat menghormati Wakil Pimpinan, saya berkewajiban menyelamatkan nyawanya Nyonya, saya hanya tidak ingin melukai hati Wakil Pimpinan, mengingat istrinya meninggal hanya karena seekor ular kecil."

"Tuan muda, senja ini terasa sangat indah." Ucap Galih memindahkan percakapan.

"Senja terbentuk saat malam menghapus siang. Setiap hari pasti ada senja, namun tidak setiap senja berwarna keemasan dan setiap warna keemasan tidak selalu sama. Mengapa Nyonya Wakil Pimpinan mencari senja yang lain didalam senja keemasan yang indah?" tanya Mahesa.

"Bisa menikmati senja yang berbeda, menjadi idaman setiap insan. Terkadang, keluar dari satu senja yang indah, bisa membuat ketenangan."

Mahesa tersenyum kecut mendengar jawaban Galih.

"Saya berharap Nyonya Wakil Pimpinan tidak menyesal dikemudian hari. Ibarat domba yang melihat hijaunya rumput dari kejauhan, berusaha mendekat lalu terjebak dalam kandang singa. Saat itu penyesalan tidak berarti apa-apa."

Mendengar kalimat Mahesa, senyum di wajah Galih perlahan memudar. Ada sorot tidak senang terpancar dari matanya.

"Nyonya Wakil Pimpinan, benahi pakaian Anda. Lalu kembali ke padepokan. Saya tidak ingin timbul fitnah."

Selepas berkata Elang Putih meninggalkan Galih yang masih pura-pura kesakitan.

°°

Diruang pertemuan, Belibis Putih mengumpulkan seluruh ketua dan pengurus penting Padepokan Rajawali.

"Keadaan Giling Wesi sangat gawat. Pertarungan hampir terjadi setiap hari. Hubungan Padepokan itu dengan walet merah semakin meruncing. Yang lebih memilukan Padepokan kita sekarang ikut terseret. Dua hari yang lalu, Tapak Wulung dari Selatan tewas dicelakai. Saksi mata menyebutkan bahwa aku pelakunya. Sepertinya ada pihak yang sangat menginginkan perpecahan antara Utara dan Selatan." Belibis putih menghentikan ucapannya.

Ketua lain yang hadir saling pandang. Bukan karena Belibis Putih adalah pimpinan mereka, akan tetapi Belibis Putih sangat dikenal sebagai pendekar yang baik, dalam menyelesaikan masalah lebih memilih jalan damai. Dunia persilatan tahu akan hal itu. Sulit diterima akal sehat jika Belibis Putih melakukan pembunuhan tanpa ada masalah besar.

"Menurut kabar, Pendekar pring Wulung tewas pada malam sepuluh bulan kedelapan. Sementara pada malam ketujuh bulan kedelapan aku sedang berada di padepokan Giling Wesi. Kalian tahu jarak Giling Wesi dan Pring Wulung memakan paling tidak lima hari perjalanan tanpa henti." 

"Lalu apa Padepokan Rajawali akan diam saja kakang ?" Tanya Braja Geni.

"Kita harus menyelidikinya ketua, saya Adi Guna akan pertaruhkan nyawa demi kebenaran." Ketua Adi guna mengangkat tangan.

"Ya benar, kita tidak boleh membiarkan nama Padepokan kita direndahkan."

"Akan ku pastikan keris ini akan mencabut nyawa pelaku." Suasana pertemuan menjadi panas. Sumpah serapah mendengung disana-sini.

"Baiklah ketua sekalian. Harap tenangkan diri kalian. Terimakasih atas rasa setia kawan yang kalian tunjukkan. Namun kita tidak bisa serta merta menyerang Padepokan Pring Wulung, tindakan itu malah akan mencoreng nama baik padepokan kita. Untuk membunuh tikus, tidak baik jika harus membakar rumah. Yang terpenting, kita harus memperkuat pertahanan kita. Selebihnya Aku akan membentuk tim khusus untuk menyelidiki kasus ini."

°°°

"Tuan Muda, Pimpinan telah kembali. Apa Tuan Muda tidak berniat menemuinya?" Suara Puspita Dewi membuyarkan lamunan Mahesa.

Dengan langkah sopan, Pelayan Cantik itu menghampiri Mahesa. Mahesa tersenyum sebelum menjawab. "Saya sudah bertemu dengan guru. Lagipula bukankah Saya tinggal bersama guru?"

"Maaf, Tuan Muda. Setelah menyelesaikan urusan dengan para ketua, Pimpinan akan kembali pergi. Beliau tidak bisa pergi begitu saja meninggalkan masalah diluar sana."

Mahesa menatap Puspita Dewi. "Kemana Anjani?" tanya Mahesa kemudian.

"Kak Anjani pergi bersama kakang Tapak Sancang, paling cepat lusa baru kembali. Adakah yang bisa saya perbuat Tuan Muda?"

"Kalau begitu tinggalkan saja pesan, besok kau pergi ikut saya. Saya tidak bisa berdiam diri melihat guru dalam masalah. Siapkan perbekalan, sebelum matahari terbit kita akan berangkat."

"Baik Tuan Muda."

Tanpa banyak bertanya, pelayan (abdi) setia Belibis Putih langsung melaksanakan perintah Mahesa.

Mahesa belum tahu darimana dia akan memulai, dengan bergabung ditengah Kekacauan, mungkin dia akan mendapatkan petunjuk.

Terpopuler

Comments

Doli radabilaready

Doli radabilaready

ceritanya mbulet😘😘😘😘😘😘

2022-12-31

1

Teddy

Teddy

,,

2022-10-11

1

Teddy

Teddy

,

2022-10-11

1

lihat semua
Episodes
1 Padepokan Rajawali
2 Teka-teki Pembunuh Misterius
3 Kado Spesial
4 Celurit Beracun
5 Tiga Serigala
6 Racun Jamur Upas
7 Pertandingan Pedang
8 Keadaan Giling Wesi
9 Malam Satu Bintang
10 Ilmu Manglih Rupa
11 Menuju Pulau Tengkorak
12 Pulau Tengkorak
13 Pendekar Topeng Perak
14 Sumur Batu
15 Pengemis Tua
16 Pertarungan di Sumur Batu
17 Hancurnya Gelang Tali Sukma
18 Hancurnya Gelang Tali Sukma ll
19 Ilmu Tapak Naga
20 Pertarungan di Sumur Batu ll
21 Racun Tengkorak
22 Tabib Wang Yun
23 Kabar
24 Janji
25 Rencana Penyamaran
26 Seorang Anak Kecil
27 Padepokan Inti Naga
28 Wanita Bercadar
29 Hilangnya Puspita Dewi
30 Hilangnya Puspita Dewi ll
31 Penjahat Gunung
32 Pheromone
33 Pheromone ll
34 Pheromone lll
35 Di Markas Penjahat Gunung
36 Serbuk Penghilang Tenaga
37 Pengobatan
38 Buah Apel Ungu
39 Racun Waktu
40 Kitab Sakti Driya
41 Kitab Sakti Driya ll
42 Gajah di Balik Batu
43 Bergabung
44 Kelompok Laskar Hitam
45 Ketua Baru
46 Pertemuan
47 Jadian
48 Pendekar Selatan dari Utara
49 Batu Mustika Naga
50 Kekuatan Baru
51 Saudara yang Terpisah
52 Perebutan Kitab Sakti Driya
53 Perebutan Kitab Sakti Driya ll
54 Taktik Selasih Wungu
55 Syarat Perdamaian
56 Jarak
57 Pertarungan Selasih Wungu
58 Kembali Bersama
59 Bayangan Ghoib
60 Pulang Kampung (end)
61 Di Tengah Laut 21+
62 Badai
63 Membeli Kuda
64 Pondok Penginapan
65 Markas Perampok
66 Misteri Pendekar Utara
67 Pasukan Kuda Hitam
68 Panah Bidadari
69 Panah Bidadari ll
70 Kemunculan Dewi Srikandi
71 Tuan Baru Panah Bidadari
72 Pertarungan di Depan Gua
73 Bertemu Teman Lama
74 Menyerang Pasukan Kuda Hitam
75 Hancurnya Pasukan Kuda Hitam
76 Dendam dan Benci
77 Rombongan Pedagang
78 Peramal Tua
79 Pertarungan di Restoran
80 Misi di balik Dendam
81 Permainan Racun
82 Kemampuan Panah Bidadari
83 Ruang Penyimpanan Harta
84 Mustika Kangguru
85 Aji Pengasihan Semar Putih
86 Mimpi 21+
87 Tabib Arjun
88 Putri Tirta Maya
89 Tanaman Obat
90 Penyakit Sang Permaisuri
91 Pangeran Selatan
92 Siang, di Penginapan
93 Pertemuan Para Pendekar
94 Di Tepi Danau Payau
95 Berjalan, Bergandengan
96 Tembok Tebing Kenangan
97 Tembok Tebing Kenangan ll
98 Dunia Ilusi
99 Biji Api Suci
100 Kunci Penyelaras
101 Perjalanan Galih Sindu
102 Teror Ular Berbisa
103 Kerajaan Siluman Ular
104 Kerajaan Siluman Ular ll
105 Pemuja Siluman Ular
106 Perjanjian dengan Siluman Ular
107 Sesejuk Air Telaga 21+
108 Kedai Arak
109 Hilangnya Kubus Misteri
110 Rencana Selanjutnya
111 Mata-mata Aliran Sesat
112 Dua Setan Darah
113 Akhir Kisah Dua Setan Darah
114 Awan Misterius
115 Dewa Hujan
116 Lembah Perangkap
117 Perang dimulai
118 Pertarungan Belibis Putih
119 Kekuatan yang Berkurang
120 Pertempuran Padepokan Giling Wesi
121 Kekuatan Pendekar Selatan
122 Kemunculan Pedang Rembulan
123 Perang Usai
124 Luka Dewi Api
125 Pesta Kemenangan
126 Siluman Rubah
127 Pembawa Energi Negatif
128 Pembawa Energi Negatif ll
129 Menuju Hutan Kerinduan
130 Darah Perawan
131 Segel Pembawa Energi Negatif
132 Kepergian Kolo Ireng
133 Lenyapnya Siluman Rubah
134 Kampung Juru Sembuh
135 Mencari Tanaman Obat
136 Akibat Racun Waktu
137 Mata-mata
138 Rencana Besar Ketua Galih
139 Penyamaran Nyi Sugiwara
140 Nasib buruk Anjani
141 Penginapan Desa Lanting
142 Menuju Padepokan Kalajengking Hitam
143 Rencana yang Gagal
144 Masa Lalu Galih
145 Pendekar Bayangan Naga
146 Pendekar Bayangan Naga ll
147 Putri Senja
148 Di tengah Kemelut
149 Putri Senja ll
150 Jadi Rebutan
151 Pertarungan di Pintu Gerbang
152 Tawaran Dewi Api
153 Ratna Juita
154 Teror Ratna Juita
155 Keturunan Padepokan Inti Naga
156 Apa Dia Ayahku?
157 Pertarungan Terakhir Belibis Putih
158 Pertemuan dan Bencana
159 Raditya, Rengganis dan Hancurnya Gua Suci
160 Balada Cinta Elang Putih (End)
161 Bayu Samudera
162 Penyusup
163 Tanda Lahir?
164 Memulai Perjalanan Baru
165 Rahasia Bawah Laut
166 Perkelahian di Batas Desa
167 Rompak Tengkorak Merah
168 Ular Sisik Berlian
169 Kesepakatan Bisnis
170 Bertarung di Atas Air
171 Selendang Bidadari
172 Salah Paham
173 Serangan Mendadak
174 Perebutan Pusaka
175 Dejavu
176 Jejak di Gua Suci
177 Kemenangan
178 Prajurit Kerajaan Selatan
179 Teror Siluman
180 Padang Tabah
181 Ki Daya Edan
182 Kekuatan Tapak Naga
183 Musnahnya Siluman Pengacau
184 Rasa Kehilangan
185 Binatang Buas
186 Akar Masalah
187 Ingin Bertemu Raja
188 Rasa Itu Lagi
189 Telaga Biru
190 Organisasi Naga Emas
191 Bertolak dari Pesisir
192 Penyampai Pesan Istana Selatan
193 Pilihan yang Sulit
194 Bunga Cipta Rasa
195 Sekarang, Bukan yang Dulu
196 Kedai, Di Perjalanan
197 Penginapan Keluarga Raja
198 Kembalinya Pangeran Selatan
199 Tiga Pendekar Pengembara
200 Setan Jadi-jadian
201 Bertengkar Sepanjang Jalan
202 Keinginan Kecil
203 Markas Perampok
204 Markas Perampok ll
205 Sukma Dewa
206 Sukma Dewa ll
207 Sukma Dewa lll
208 Cahaya dari Langit
209 Pertemuan yang Tidak diinginkan
210 Permintaan Bekas Pacar
211 Ilmu Transparansi Mimpi
212 Memulai Transparansi Mimpi
213 Kembalinya Mahesa
214 Perjalanan Menuju Lembah
215 Jalan untuk Siluman Lily
216 Amarah Citra Genjing
217 Pertempuran Menjelang Malam
218 Pertempuran Menjelang Malam ll
219 Hilangnya Citra Ningrum
220 Amukan Dewi Cahaya Langit
221 Puspita yang Malang
222 Teknik Pernapasan Kura-kura
223 Permintaan Sukma Dewa
224 Api di Lembah Cahaya Surga
225 Pembebasan Citra Ningrum
226 Pembebasan Citra Ningrum ll
227 Energi Fatamorgana
228 Energi Fatamorgana ll
229 Terpedaya oleh Dunia
230 Titik Lemah Energi Fatamorgana
231 Teman Lebih Baik
232 Mustika Kecubung Biru
233 Mustika Kecubung Biru ll
234 Pusaka yang Hilang
235 Serangan Kelompok Aliran Sesat
236 Rencana Penyerangan
237 Serangan Mendadak
238 Akhir Kisah Pendekar Fatamorgana
239 Kabar Aliansi Bunga Suci
240 Termakan Hasutan
241 Kemenangan Tak Terduga
242 Perjalanan Menuju Pulau Tengkorak
243 Pertarungan Terakhir Gandring Calaka
244 Akhir Kisah Gandring Calaka
245 Makam Gandring Calaka
246 Di Lembah Tengkorak
247 Waktu Bersama Keluarga
248 Menyerang Markas Aliansi Bunga Suci
249 Hancurnya Aliansi Bunga Suci
250 Lembah Belerang
251 Siluman Gonggo
252 Siluman Gonggo ll
253 Siluman Gonggo lll
254 Luka Dewi Api
255 Luka Dewi Api ll
256 Pencuri
257 Pencuri ll
258 Tanah Kelahiran
259 Keris Megalamat
260 Keris Megalamat ll
261 Tiga Penjahat
262 Pertarungan Galih
263 Kepergian Galih
264 Padepokan Jati Asih
265 Keputusan Sulit
266 Rencana Cahaya Langit
267 Siluman Kelelawar
268 Tabib Muda
269 Mengobati Putri
270 Tuduhan Tak Beralasan
271 Ratu Kegelapan
272 Terhanyut
273 Sejenak Beralih
274 Lima Pilar Geledek
275 Hancurnya Lima Pilar Geledek
276 Perjalanan Menuju Padepokan Api Suci
277 Perjalanan Menuju Padepokan Api Suci ll
278 Perjalanan Menuju Padepokan Api Suci lll
279 Perjalanan Menuju Padepokan Api Suci lV
280 Perjalanan Menuju Padepokan Api Suci V
281 Perjalanan Menuju Padepokan Api Suci Vl
282 Perjalanan Menuju Padepokan Api Suci Vll (end)
283 Dewa Sejagat
284 Boneka Beruang
285 Kedai Baru
286 Kedok Kelompok Pengemis
287 Gerbang Pintu Hitam
288 Gerbang Pintu Hitam ll
289 Dewa Sejagat vs Gadis Pembaca Pikiran
290 Pertarungan Tiga Pendekar
291 Pertarungan Tiga Pendekar ll
292 Melanjutkan Perjalanan
293 Negeri Para Wanita
294 'Menantu' Yang Baik
295 Gunung Berapi
296 Pembebasan Gunung Berapi
297 Siluman Buaya Putih
298 Gelang Naga Biru
299 Makan Malam
300 Mak Comblang 'Jempolan'
301 Gerbang Pintu Hitam Kedua
302 Wujud Kekuatan Hitam
303 Pasukan Bayangan
304 Pasukan Bayangan ll
305 Darah Gadis Perawan
306 Darah Gadis Perawan ll
307 Tubuh Baru Cahaya Langit
308 Kepergian Cahaya Langit
309 Serangan Perguruan Gunung Saba
310 Hancurnya Perguruan Gunung Saba
311 Keikhlasan Hati (end)
312 Terima Kasih
Episodes

Updated 312 Episodes

1
Padepokan Rajawali
2
Teka-teki Pembunuh Misterius
3
Kado Spesial
4
Celurit Beracun
5
Tiga Serigala
6
Racun Jamur Upas
7
Pertandingan Pedang
8
Keadaan Giling Wesi
9
Malam Satu Bintang
10
Ilmu Manglih Rupa
11
Menuju Pulau Tengkorak
12
Pulau Tengkorak
13
Pendekar Topeng Perak
14
Sumur Batu
15
Pengemis Tua
16
Pertarungan di Sumur Batu
17
Hancurnya Gelang Tali Sukma
18
Hancurnya Gelang Tali Sukma ll
19
Ilmu Tapak Naga
20
Pertarungan di Sumur Batu ll
21
Racun Tengkorak
22
Tabib Wang Yun
23
Kabar
24
Janji
25
Rencana Penyamaran
26
Seorang Anak Kecil
27
Padepokan Inti Naga
28
Wanita Bercadar
29
Hilangnya Puspita Dewi
30
Hilangnya Puspita Dewi ll
31
Penjahat Gunung
32
Pheromone
33
Pheromone ll
34
Pheromone lll
35
Di Markas Penjahat Gunung
36
Serbuk Penghilang Tenaga
37
Pengobatan
38
Buah Apel Ungu
39
Racun Waktu
40
Kitab Sakti Driya
41
Kitab Sakti Driya ll
42
Gajah di Balik Batu
43
Bergabung
44
Kelompok Laskar Hitam
45
Ketua Baru
46
Pertemuan
47
Jadian
48
Pendekar Selatan dari Utara
49
Batu Mustika Naga
50
Kekuatan Baru
51
Saudara yang Terpisah
52
Perebutan Kitab Sakti Driya
53
Perebutan Kitab Sakti Driya ll
54
Taktik Selasih Wungu
55
Syarat Perdamaian
56
Jarak
57
Pertarungan Selasih Wungu
58
Kembali Bersama
59
Bayangan Ghoib
60
Pulang Kampung (end)
61
Di Tengah Laut 21+
62
Badai
63
Membeli Kuda
64
Pondok Penginapan
65
Markas Perampok
66
Misteri Pendekar Utara
67
Pasukan Kuda Hitam
68
Panah Bidadari
69
Panah Bidadari ll
70
Kemunculan Dewi Srikandi
71
Tuan Baru Panah Bidadari
72
Pertarungan di Depan Gua
73
Bertemu Teman Lama
74
Menyerang Pasukan Kuda Hitam
75
Hancurnya Pasukan Kuda Hitam
76
Dendam dan Benci
77
Rombongan Pedagang
78
Peramal Tua
79
Pertarungan di Restoran
80
Misi di balik Dendam
81
Permainan Racun
82
Kemampuan Panah Bidadari
83
Ruang Penyimpanan Harta
84
Mustika Kangguru
85
Aji Pengasihan Semar Putih
86
Mimpi 21+
87
Tabib Arjun
88
Putri Tirta Maya
89
Tanaman Obat
90
Penyakit Sang Permaisuri
91
Pangeran Selatan
92
Siang, di Penginapan
93
Pertemuan Para Pendekar
94
Di Tepi Danau Payau
95
Berjalan, Bergandengan
96
Tembok Tebing Kenangan
97
Tembok Tebing Kenangan ll
98
Dunia Ilusi
99
Biji Api Suci
100
Kunci Penyelaras
101
Perjalanan Galih Sindu
102
Teror Ular Berbisa
103
Kerajaan Siluman Ular
104
Kerajaan Siluman Ular ll
105
Pemuja Siluman Ular
106
Perjanjian dengan Siluman Ular
107
Sesejuk Air Telaga 21+
108
Kedai Arak
109
Hilangnya Kubus Misteri
110
Rencana Selanjutnya
111
Mata-mata Aliran Sesat
112
Dua Setan Darah
113
Akhir Kisah Dua Setan Darah
114
Awan Misterius
115
Dewa Hujan
116
Lembah Perangkap
117
Perang dimulai
118
Pertarungan Belibis Putih
119
Kekuatan yang Berkurang
120
Pertempuran Padepokan Giling Wesi
121
Kekuatan Pendekar Selatan
122
Kemunculan Pedang Rembulan
123
Perang Usai
124
Luka Dewi Api
125
Pesta Kemenangan
126
Siluman Rubah
127
Pembawa Energi Negatif
128
Pembawa Energi Negatif ll
129
Menuju Hutan Kerinduan
130
Darah Perawan
131
Segel Pembawa Energi Negatif
132
Kepergian Kolo Ireng
133
Lenyapnya Siluman Rubah
134
Kampung Juru Sembuh
135
Mencari Tanaman Obat
136
Akibat Racun Waktu
137
Mata-mata
138
Rencana Besar Ketua Galih
139
Penyamaran Nyi Sugiwara
140
Nasib buruk Anjani
141
Penginapan Desa Lanting
142
Menuju Padepokan Kalajengking Hitam
143
Rencana yang Gagal
144
Masa Lalu Galih
145
Pendekar Bayangan Naga
146
Pendekar Bayangan Naga ll
147
Putri Senja
148
Di tengah Kemelut
149
Putri Senja ll
150
Jadi Rebutan
151
Pertarungan di Pintu Gerbang
152
Tawaran Dewi Api
153
Ratna Juita
154
Teror Ratna Juita
155
Keturunan Padepokan Inti Naga
156
Apa Dia Ayahku?
157
Pertarungan Terakhir Belibis Putih
158
Pertemuan dan Bencana
159
Raditya, Rengganis dan Hancurnya Gua Suci
160
Balada Cinta Elang Putih (End)
161
Bayu Samudera
162
Penyusup
163
Tanda Lahir?
164
Memulai Perjalanan Baru
165
Rahasia Bawah Laut
166
Perkelahian di Batas Desa
167
Rompak Tengkorak Merah
168
Ular Sisik Berlian
169
Kesepakatan Bisnis
170
Bertarung di Atas Air
171
Selendang Bidadari
172
Salah Paham
173
Serangan Mendadak
174
Perebutan Pusaka
175
Dejavu
176
Jejak di Gua Suci
177
Kemenangan
178
Prajurit Kerajaan Selatan
179
Teror Siluman
180
Padang Tabah
181
Ki Daya Edan
182
Kekuatan Tapak Naga
183
Musnahnya Siluman Pengacau
184
Rasa Kehilangan
185
Binatang Buas
186
Akar Masalah
187
Ingin Bertemu Raja
188
Rasa Itu Lagi
189
Telaga Biru
190
Organisasi Naga Emas
191
Bertolak dari Pesisir
192
Penyampai Pesan Istana Selatan
193
Pilihan yang Sulit
194
Bunga Cipta Rasa
195
Sekarang, Bukan yang Dulu
196
Kedai, Di Perjalanan
197
Penginapan Keluarga Raja
198
Kembalinya Pangeran Selatan
199
Tiga Pendekar Pengembara
200
Setan Jadi-jadian
201
Bertengkar Sepanjang Jalan
202
Keinginan Kecil
203
Markas Perampok
204
Markas Perampok ll
205
Sukma Dewa
206
Sukma Dewa ll
207
Sukma Dewa lll
208
Cahaya dari Langit
209
Pertemuan yang Tidak diinginkan
210
Permintaan Bekas Pacar
211
Ilmu Transparansi Mimpi
212
Memulai Transparansi Mimpi
213
Kembalinya Mahesa
214
Perjalanan Menuju Lembah
215
Jalan untuk Siluman Lily
216
Amarah Citra Genjing
217
Pertempuran Menjelang Malam
218
Pertempuran Menjelang Malam ll
219
Hilangnya Citra Ningrum
220
Amukan Dewi Cahaya Langit
221
Puspita yang Malang
222
Teknik Pernapasan Kura-kura
223
Permintaan Sukma Dewa
224
Api di Lembah Cahaya Surga
225
Pembebasan Citra Ningrum
226
Pembebasan Citra Ningrum ll
227
Energi Fatamorgana
228
Energi Fatamorgana ll
229
Terpedaya oleh Dunia
230
Titik Lemah Energi Fatamorgana
231
Teman Lebih Baik
232
Mustika Kecubung Biru
233
Mustika Kecubung Biru ll
234
Pusaka yang Hilang
235
Serangan Kelompok Aliran Sesat
236
Rencana Penyerangan
237
Serangan Mendadak
238
Akhir Kisah Pendekar Fatamorgana
239
Kabar Aliansi Bunga Suci
240
Termakan Hasutan
241
Kemenangan Tak Terduga
242
Perjalanan Menuju Pulau Tengkorak
243
Pertarungan Terakhir Gandring Calaka
244
Akhir Kisah Gandring Calaka
245
Makam Gandring Calaka
246
Di Lembah Tengkorak
247
Waktu Bersama Keluarga
248
Menyerang Markas Aliansi Bunga Suci
249
Hancurnya Aliansi Bunga Suci
250
Lembah Belerang
251
Siluman Gonggo
252
Siluman Gonggo ll
253
Siluman Gonggo lll
254
Luka Dewi Api
255
Luka Dewi Api ll
256
Pencuri
257
Pencuri ll
258
Tanah Kelahiran
259
Keris Megalamat
260
Keris Megalamat ll
261
Tiga Penjahat
262
Pertarungan Galih
263
Kepergian Galih
264
Padepokan Jati Asih
265
Keputusan Sulit
266
Rencana Cahaya Langit
267
Siluman Kelelawar
268
Tabib Muda
269
Mengobati Putri
270
Tuduhan Tak Beralasan
271
Ratu Kegelapan
272
Terhanyut
273
Sejenak Beralih
274
Lima Pilar Geledek
275
Hancurnya Lima Pilar Geledek
276
Perjalanan Menuju Padepokan Api Suci
277
Perjalanan Menuju Padepokan Api Suci ll
278
Perjalanan Menuju Padepokan Api Suci lll
279
Perjalanan Menuju Padepokan Api Suci lV
280
Perjalanan Menuju Padepokan Api Suci V
281
Perjalanan Menuju Padepokan Api Suci Vl
282
Perjalanan Menuju Padepokan Api Suci Vll (end)
283
Dewa Sejagat
284
Boneka Beruang
285
Kedai Baru
286
Kedok Kelompok Pengemis
287
Gerbang Pintu Hitam
288
Gerbang Pintu Hitam ll
289
Dewa Sejagat vs Gadis Pembaca Pikiran
290
Pertarungan Tiga Pendekar
291
Pertarungan Tiga Pendekar ll
292
Melanjutkan Perjalanan
293
Negeri Para Wanita
294
'Menantu' Yang Baik
295
Gunung Berapi
296
Pembebasan Gunung Berapi
297
Siluman Buaya Putih
298
Gelang Naga Biru
299
Makan Malam
300
Mak Comblang 'Jempolan'
301
Gerbang Pintu Hitam Kedua
302
Wujud Kekuatan Hitam
303
Pasukan Bayangan
304
Pasukan Bayangan ll
305
Darah Gadis Perawan
306
Darah Gadis Perawan ll
307
Tubuh Baru Cahaya Langit
308
Kepergian Cahaya Langit
309
Serangan Perguruan Gunung Saba
310
Hancurnya Perguruan Gunung Saba
311
Keikhlasan Hati (end)
312
Terima Kasih

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!