Pengemis Tua

"Siapa kalian? Tolong jangan halangi kami, kami dalam urusan penting." Puspita Dewi menegur empat orang yang menghalangi laju kuda mereka.

Lelaki tua itu tersenyum, lalu memberi hormat. Dari pakaiannya dia nampak seperti seorang pengemis.

Mahesa menyipitkan matanya. Dia ingat, pengemis tua itu adalah orang gila yang beberapa hari lalu menemuinya di kedai pelabuhan Tanjung. Hanya saja sekarang merubah penampilan.

"Senang bisa bertemu lagi dengan Anda Tuan. Apa Anda sudah menemukan Mustika Lintang Kemukus yang anda sebut tempo hari?" sapa Mahesa ramah sambil membalas hormat Pengemis Tua.

Pengemis Tua tidak bisa menyembunyikan keterkejutannya. Wajahnya nampak memerah. Dia sangat yakin pada kemampuan penyamaran yang ia miliki. Namun dengan mudah, pemuda bertopeng perak ini mengenali. Ketiga temannya saling pandang heran.

Endang Kusuma Gandawati memperhatikan wajah pengemis Tua, butuh waktu baginya untuk memastikan kebenaran ucapan Mahesa. Luar biasa, baru beberapa jam dia menjelaskan perihal ilmu penyamaran, akan tetapi Mahesa berhasil menguasai lebih sempurna darinya. Seumur hidup, Endang yakin tidak akan mampu untuk menandingi kemampuan yang Mahesa miliki.

"Tuan Muda, anda benar-benar berilmu tinggi. Saya hampir tidak percaya Tuan Muda bisa mengenali saya. Hehehe ... Berkat bantuan para pendekar handal ini Mustika Lintang Kemukus bisa ditemukan. Sebagai bentuk hormat saya, Tuan Muda boleh menyimpan mustika sakti ini, anggap saja sebagai hadiah dari si pengemis tua ini." Jawab Pengemis Tua sambil mengeluarkan satu batu mustika indah dari dalam sakunya.

Mahesa tersenyum, Dia menggelengkan kepalanya. Menolak pemberian Pengemis Tua.

"Terimakasih atas kemurahan hati Tuan. Saya merasa tidak pantas menerima mustika bertuah itu, saya takut kemampuan yang saya miliki tidak cukup untuk menjaganya."

"Tuan Muda, mustika ini sangat berguna dalam dunia persilatan, banyak pendekar sakti tingkat tinggi rela mempertaruhkan nyawa demi mendapat Mustika Sakti Lintang Kemukus. Sedangkan Anda menolaknya, saya tidak bisa mengerti cara anda berpikir." Pengemis Tua menggaruk kepalanya. Tangannya masih terjulur hendak menyerahkan mustika pada Mahesa.

"Apa Tuan pernah mendengar seekor domba berhenti memakan rumput karena melihat daging lezat?" Mahesa balik bertanya.

Pengemis tua mengerutkan dahi. Dia mencerna perkataan mahesa.

"Jika saya menerima pemberian Tuan, berarti sama saja saya menyiramkan minyak pada baju dan tubuh saya. Sementara api ada dimana-mana. Tuan, saya tidak berniat bunuh diri. Bukankah Tuan sendiri berkata jika banyak pendekar sakti rela berkorban nyawa untuk mustika itu? Sia-sia jika saya memiliki namun tidak bisa menjaganya. Lebih baik, Tuan saja yang simpan Mustika Lintang Kemukus. Tuan lebih pandai melindunginya." Mahesa tetap menolak niat baik si Pengemis Tua.

Pengemis Tua menarik napas panjang. Dalam hatinya mengumpat kebodohan Mahesa. Tapi kemudian dia beralih pada Puspita Dewi.

"Bagaimana jika Nona saja yang menyimpan mustika ini. Meskipun Nona hanya seorang pelayan, saya yakin nona memiliki cukup kemampuan juga keberanian melebihi majikan Nona. Tolong terima pemberian saya. Saya jamin, Tuan Muda mu itu akan menyesal."

"Jika Tuan Muda saja tidak memiliki cukup keberanian, saya lebih dari itu. Bahkan sama sekali saya tidak punya keberanian." Jawab Puspita senada.

Endang Kusuma Gandawati menatap heran pada Pengemis Tua, sesungguhnya dia mengenali siapa sebenarnya Pengemis Tua itu, akan tetapi demi kebaikan bersama dia memilih bungkam.

Pengemis tua tertawa terbahak. Dia menimang mustika ditangannya.

"Hahaha!!! Sia-sia aku bertaruh nyawa untuk menemukanmu. Ternyata kau sama sekali tidak berharga bahkan dimata seorang pelayan rendah sekalipun. Kau yang tidak berguna atau mereka yang terlalu naif? Hahaha!!! Aku tidak bisa mengerti."

"Tuan, kau memiliki tiga orang anak buah yang terus melayanimu. Saya yakin mereka lebih berhak daripada kami orang yang sama sekali tidak kau kenal." Mahesa menunjuk ketiga orang yang bersama Pengemis Tua. Ketiganya sejak tadi terus menatap benda yang ada ditangan si pengemis.

"Baiklah, jika kalian bersikeras menolak, saya akan menyimpannya kembali." Jawab Pengemis Tua tanpa mengindahkan kata-kata Mahesa.

Tanpa basa-basi keempatnya berjalan memasuki hutan.

Mahesa, Puspita dan Kusuma Gandawati saling pandang. Mereka terhenti cukup lama, sekarang suara pertempuran di sumur batu sudah mulai mereda.

"Saya curiga, Pengemis Tua tadi hanya memperlambat perjalanan kita Tuan Muda." Kata Puspita Dewi. Mahesa mengangguk sambil memandangi tempat hilangnya keempat orang yang menghadangnya tadi.

"Ayo kita lanjutkan perjalanan. Saya yakin kita belum terlambat." Ucap Mahesa sambil menggebrak kudanya. Mereka bertiga memacu kuda dengan kecepatan tinggi.

°°

Pertarungan di sumur batu berhenti. Singo Dempo mengatur napasnya yang semakin memburu. Sementara temannya tinggal empat orang lagi.

"Hahaha!!! Singo Dempo, kau semakin tua gerakan mu semakin lamban. Mungkin sudah takdir kau harus jadi budak setiaku." Kembali Setan Darah mengejek Singo Dempo.

Wajah Singo Dempo memerah menahan amarah.

Beberapa orang muncul dan bergabung dengan kelompok Setan Darah. Mereka berasal dari padepokan Bukit Bayangan. Supakerti, ada di sana.

"Supakerti! Apa kau datang untuk membunuh ku? Aku merasa sangat senang !!!" teriak Singo Dempo pada guru Endang Kusuma Gandawati yang baru datang.

Wajah Supakerti tidak terlihat baik. Dia segera membuang muka, menolak bertatap mata dengan Singo Dempo.

"Hei Singo Dempo, apa kau masih menolak bergabung dengan mereka?" Setan Darah kembali bertanya.

Sesungguhnya, dia memang tidak berniat mencelakai Singo Dempo. Setan Darah tidak bodoh. Dia tahu Ilmu tenaga dalam Singo Dempo sangat tinggi dan bisa diandalkan untuk keperluan Aliansi Bunga Suci. Dia hanya perlu memikirkan cara untuk membuat Singo Dempo tidak bunuh diri kala diikat oleh Gelang Tali Sukma.

"Supakerti, Supakerta, bujuk Singo Dempo agar bersedia bergabung dengan kita. Dengan demikian kau akan aku anggap berjasa dan peringanan hukuman atas murid mu akan aku pertimbangkan." Bisik Setan Darah pada supakerti. Supakerta adalah kakak sepupu supakerti. Mereka sama-sama mengajar di padepokan bukit bayangan.

"Ba**ngan ini selalu mengatas namakan orang lain untuk kepentingan pribadinya. Dasar penjahat busuk. Jika aku bebas nanti, aku pasti akan menuntut balas." Supakerti mendongkol dalam hati.

Endang Kusuma Gandawati adalah alasan utama mengapa dirinya harus tunduk dan menjadi budak setan darah. Jika tidak karena Endang, mungkin sudah lama dia mencelakai diri sendiri. Saat ini Endang Kusuma sedang dalam hukum, karena beberapa waktu yang lalu mencoba membocorkan rahasia Aliansi Bunga Suci.

Memandang Supakerti dan Supakerta, hingga akhirnya Paron Geni hanya menjatuhi Endang dengan hukum pengurangan 50% tenaga dalam dan mendapat tugas menyusup ke padepokan Haur Koneng guna mencuri kitab rahasia Padepokan tersebut.

"Apa yang kalian tunggu? Cepat lakukan perintahku !!!" bentak Setan Darah mendapati Supakerti hanya berdiri mematung.

Dengan terpaksa Supakerti maju beberapa langkah mendekati Singo Dempo yang sejak tadi menatapnya dengan penuh kebencian.

"Aku tidak menyangka kau masih punya muka untuk bicara denganku penghianat !!!" bentak Singo Dempo saat Supakerti mendekat.

"Singo Dempo, saat kita mulai menjadi tua banyak hal yang lebih menuntut tanggung jawab. Aku bertahan hidup demi mereka, orang yang aku sayang." Kata Supakerti lirih.

Singo Dempo tersenyum sinis.

"Anggap saja aku percaya pada alasanmu. Sekarang kau tidak perlu menjelaskan apapun lagi."

Supakerti menghela napas. Terlalu sulit baginya untuk mengurai masalah ini.

"Kau berharap aku akan mengikuti jalan sesat mu?? Jangan mimpi Supakerti. Lupakan semua alasan yang akan kau sampaikan. Aku tidak berminat mendengarnya. Selama hidup, aku selalu berpegang teguh pada keadilan. Sekarang saat usiaku sudah tidak lama lagi, aku tidak akan mencoreng prinsip hidupku. Meskipun harus mati berkalang tanah, aku bangga mati sebagai kesatria penegak keadilan."

"Singo Dempo, kau ...." Supakerti tidak mampu meneruskan kalimatnya. Lidahnya tercekat, meski mulutnya terbuka suaranya tidak terdengar.

"K*parat ... Apa yang kalian diskusikan? Mengapa aku tidak mendengar apapun?" hardik Setan Darah yang terlihat gusar.

Supakerta diam seribu bahasa. Dia tidak tega melihat adiknya dicaci maki akan tetapi diapun tidak berdaya akibat gelang tali sukma yang melingkar ditangannya.

"Jika kalian masih tetap dalam diam, aku tidak segan menggunakan caraku !!!" Setan Darah yang mulai kehabisan kesabarannya berseru lantang.

"Lakukan Setan Darah !!! Jangan cuma bicara. Aku tidak akan bergeming !!! " Singo Dempo balas menantang.

"Bedebah tua !!! setelah kau merasakan, kau akan takut akan kematian. Bersiaplah !!!" Setan Darah mengumpulkan kekuatan tenaga dalamnya bersiap mengeluarkan ilmu tali sukma.

"Tunggu dulu !!! " Supakerti menghentikan Setan Darah.

Setan Darah yang terlanjur emosi menghentakkan tangannya kearah Supakerti. Seketika gelang tali sukma ditangan Supakerti menyala.

"Aaaaakkkhhh ... !!! " Supakerti menjerit keras. Tubuhnya terangkat keudara lalu terhempas jauh kebelakang. Semua yang menyaksikan terbelalak.

"Guru ...." Seorang gadis melompat dari atas kuda kemudian berlari menangkap tubuh Supakerti yang hampir membentur tanah.

Endang Kusuma Gandawati meneteskan air mata melihat penderitaan yang dialami gurunya. Tubuh Supakerti menjadi merah, nafasnya tidak teratur. Kesakitan yang luar biasa dialami Supakerti.

Dua orang berkuda lain yang bersama Kusuma Gandawati turut mendekat. Puspita Dewi meminumkan beberapa pil penyembuh pada Supakerti. Sementara Mahesa menekan nadi ditangan Supakerti, mengalirkan hawa murni membantu menstabilkan kondisi guru Endang Kusuma Gandawati.

Tentu saja tindakan mereka memancing perhatian semua pendekar yang ada disana.

Setan Darah menatap tak berkedip pada ketiganya. Yang dia kenal hanya Kusuma Gandawati, dia merupakan budak nya. Lalu siapa kedua temannya itu? Mengapa berani-beraninya menolong Supakerti?

''Ah, sepasang pendekar muda ini membuat masalah saja.'' Supakerta membatin. Dia khawatir Kusuma Gandawati akan terkena imbas atas perbuatan kedua pendekar itu. Mengobati didepan mukanya, sama saja mereka melemparkan kotoran kewajah Setan Darah, sejauh ini belum ada pendekar selatan yang berani melakukannya.

Lalu, siapa sepasang pendekar muda itu?

Terpopuler

Comments

Endang Tjaturini

Endang Tjaturini

knp jg namanya endang kan aku JD ngga bisa TDR gelangku JD kulepas nih 😁🤭

2023-06-05

1

Thomas Andreas

Thomas Andreas

pertarungan

2022-04-23

0

Thomas Andreas

Thomas Andreas

singo dempo prinsipnya kuat

2022-04-22

0

lihat semua
Episodes
1 Padepokan Rajawali
2 Teka-teki Pembunuh Misterius
3 Kado Spesial
4 Celurit Beracun
5 Tiga Serigala
6 Racun Jamur Upas
7 Pertandingan Pedang
8 Keadaan Giling Wesi
9 Malam Satu Bintang
10 Ilmu Manglih Rupa
11 Menuju Pulau Tengkorak
12 Pulau Tengkorak
13 Pendekar Topeng Perak
14 Sumur Batu
15 Pengemis Tua
16 Pertarungan di Sumur Batu
17 Hancurnya Gelang Tali Sukma
18 Hancurnya Gelang Tali Sukma ll
19 Ilmu Tapak Naga
20 Pertarungan di Sumur Batu ll
21 Racun Tengkorak
22 Tabib Wang Yun
23 Kabar
24 Janji
25 Rencana Penyamaran
26 Seorang Anak Kecil
27 Padepokan Inti Naga
28 Wanita Bercadar
29 Hilangnya Puspita Dewi
30 Hilangnya Puspita Dewi ll
31 Penjahat Gunung
32 Pheromone
33 Pheromone ll
34 Pheromone lll
35 Di Markas Penjahat Gunung
36 Serbuk Penghilang Tenaga
37 Pengobatan
38 Buah Apel Ungu
39 Racun Waktu
40 Kitab Sakti Driya
41 Kitab Sakti Driya ll
42 Gajah di Balik Batu
43 Bergabung
44 Kelompok Laskar Hitam
45 Ketua Baru
46 Pertemuan
47 Jadian
48 Pendekar Selatan dari Utara
49 Batu Mustika Naga
50 Kekuatan Baru
51 Saudara yang Terpisah
52 Perebutan Kitab Sakti Driya
53 Perebutan Kitab Sakti Driya ll
54 Taktik Selasih Wungu
55 Syarat Perdamaian
56 Jarak
57 Pertarungan Selasih Wungu
58 Kembali Bersama
59 Bayangan Ghoib
60 Pulang Kampung (end)
61 Di Tengah Laut 21+
62 Badai
63 Membeli Kuda
64 Pondok Penginapan
65 Markas Perampok
66 Misteri Pendekar Utara
67 Pasukan Kuda Hitam
68 Panah Bidadari
69 Panah Bidadari ll
70 Kemunculan Dewi Srikandi
71 Tuan Baru Panah Bidadari
72 Pertarungan di Depan Gua
73 Bertemu Teman Lama
74 Menyerang Pasukan Kuda Hitam
75 Hancurnya Pasukan Kuda Hitam
76 Dendam dan Benci
77 Rombongan Pedagang
78 Peramal Tua
79 Pertarungan di Restoran
80 Misi di balik Dendam
81 Permainan Racun
82 Kemampuan Panah Bidadari
83 Ruang Penyimpanan Harta
84 Mustika Kangguru
85 Aji Pengasihan Semar Putih
86 Mimpi 21+
87 Tabib Arjun
88 Putri Tirta Maya
89 Tanaman Obat
90 Penyakit Sang Permaisuri
91 Pangeran Selatan
92 Siang, di Penginapan
93 Pertemuan Para Pendekar
94 Di Tepi Danau Payau
95 Berjalan, Bergandengan
96 Tembok Tebing Kenangan
97 Tembok Tebing Kenangan ll
98 Dunia Ilusi
99 Biji Api Suci
100 Kunci Penyelaras
101 Perjalanan Galih Sindu
102 Teror Ular Berbisa
103 Kerajaan Siluman Ular
104 Kerajaan Siluman Ular ll
105 Pemuja Siluman Ular
106 Perjanjian dengan Siluman Ular
107 Sesejuk Air Telaga 21+
108 Kedai Arak
109 Hilangnya Kubus Misteri
110 Rencana Selanjutnya
111 Mata-mata Aliran Sesat
112 Dua Setan Darah
113 Akhir Kisah Dua Setan Darah
114 Awan Misterius
115 Dewa Hujan
116 Lembah Perangkap
117 Perang dimulai
118 Pertarungan Belibis Putih
119 Kekuatan yang Berkurang
120 Pertempuran Padepokan Giling Wesi
121 Kekuatan Pendekar Selatan
122 Kemunculan Pedang Rembulan
123 Perang Usai
124 Luka Dewi Api
125 Pesta Kemenangan
126 Siluman Rubah
127 Pembawa Energi Negatif
128 Pembawa Energi Negatif ll
129 Menuju Hutan Kerinduan
130 Darah Perawan
131 Segel Pembawa Energi Negatif
132 Kepergian Kolo Ireng
133 Lenyapnya Siluman Rubah
134 Kampung Juru Sembuh
135 Mencari Tanaman Obat
136 Akibat Racun Waktu
137 Mata-mata
138 Rencana Besar Ketua Galih
139 Penyamaran Nyi Sugiwara
140 Nasib buruk Anjani
141 Penginapan Desa Lanting
142 Menuju Padepokan Kalajengking Hitam
143 Rencana yang Gagal
144 Masa Lalu Galih
145 Pendekar Bayangan Naga
146 Pendekar Bayangan Naga ll
147 Putri Senja
148 Di tengah Kemelut
149 Putri Senja ll
150 Jadi Rebutan
151 Pertarungan di Pintu Gerbang
152 Tawaran Dewi Api
153 Ratna Juita
154 Teror Ratna Juita
155 Keturunan Padepokan Inti Naga
156 Apa Dia Ayahku?
157 Pertarungan Terakhir Belibis Putih
158 Pertemuan dan Bencana
159 Raditya, Rengganis dan Hancurnya Gua Suci
160 Balada Cinta Elang Putih (End)
161 Bayu Samudera
162 Penyusup
163 Tanda Lahir?
164 Memulai Perjalanan Baru
165 Rahasia Bawah Laut
166 Perkelahian di Batas Desa
167 Rompak Tengkorak Merah
168 Ular Sisik Berlian
169 Kesepakatan Bisnis
170 Bertarung di Atas Air
171 Selendang Bidadari
172 Salah Paham
173 Serangan Mendadak
174 Perebutan Pusaka
175 Dejavu
176 Jejak di Gua Suci
177 Kemenangan
178 Prajurit Kerajaan Selatan
179 Teror Siluman
180 Padang Tabah
181 Ki Daya Edan
182 Kekuatan Tapak Naga
183 Musnahnya Siluman Pengacau
184 Rasa Kehilangan
185 Binatang Buas
186 Akar Masalah
187 Ingin Bertemu Raja
188 Rasa Itu Lagi
189 Telaga Biru
190 Organisasi Naga Emas
191 Bertolak dari Pesisir
192 Penyampai Pesan Istana Selatan
193 Pilihan yang Sulit
194 Bunga Cipta Rasa
195 Sekarang, Bukan yang Dulu
196 Kedai, Di Perjalanan
197 Penginapan Keluarga Raja
198 Kembalinya Pangeran Selatan
199 Tiga Pendekar Pengembara
200 Setan Jadi-jadian
201 Bertengkar Sepanjang Jalan
202 Keinginan Kecil
203 Markas Perampok
204 Markas Perampok ll
205 Sukma Dewa
206 Sukma Dewa ll
207 Sukma Dewa lll
208 Cahaya dari Langit
209 Pertemuan yang Tidak diinginkan
210 Permintaan Bekas Pacar
211 Ilmu Transparansi Mimpi
212 Memulai Transparansi Mimpi
213 Kembalinya Mahesa
214 Perjalanan Menuju Lembah
215 Jalan untuk Siluman Lily
216 Amarah Citra Genjing
217 Pertempuran Menjelang Malam
218 Pertempuran Menjelang Malam ll
219 Hilangnya Citra Ningrum
220 Amukan Dewi Cahaya Langit
221 Puspita yang Malang
222 Teknik Pernapasan Kura-kura
223 Permintaan Sukma Dewa
224 Api di Lembah Cahaya Surga
225 Pembebasan Citra Ningrum
226 Pembebasan Citra Ningrum ll
227 Energi Fatamorgana
228 Energi Fatamorgana ll
229 Terpedaya oleh Dunia
230 Titik Lemah Energi Fatamorgana
231 Teman Lebih Baik
232 Mustika Kecubung Biru
233 Mustika Kecubung Biru ll
234 Pusaka yang Hilang
235 Serangan Kelompok Aliran Sesat
236 Rencana Penyerangan
237 Serangan Mendadak
238 Akhir Kisah Pendekar Fatamorgana
239 Kabar Aliansi Bunga Suci
240 Termakan Hasutan
241 Kemenangan Tak Terduga
242 Perjalanan Menuju Pulau Tengkorak
243 Pertarungan Terakhir Gandring Calaka
244 Akhir Kisah Gandring Calaka
245 Makam Gandring Calaka
246 Di Lembah Tengkorak
247 Waktu Bersama Keluarga
248 Menyerang Markas Aliansi Bunga Suci
249 Hancurnya Aliansi Bunga Suci
250 Lembah Belerang
251 Siluman Gonggo
252 Siluman Gonggo ll
253 Siluman Gonggo lll
254 Luka Dewi Api
255 Luka Dewi Api ll
256 Pencuri
257 Pencuri ll
258 Tanah Kelahiran
259 Keris Megalamat
260 Keris Megalamat ll
261 Tiga Penjahat
262 Pertarungan Galih
263 Kepergian Galih
264 Padepokan Jati Asih
265 Keputusan Sulit
266 Rencana Cahaya Langit
267 Siluman Kelelawar
268 Tabib Muda
269 Mengobati Putri
270 Tuduhan Tak Beralasan
271 Ratu Kegelapan
272 Terhanyut
273 Sejenak Beralih
274 Lima Pilar Geledek
275 Hancurnya Lima Pilar Geledek
276 Perjalanan Menuju Padepokan Api Suci
277 Perjalanan Menuju Padepokan Api Suci ll
278 Perjalanan Menuju Padepokan Api Suci lll
279 Perjalanan Menuju Padepokan Api Suci lV
280 Perjalanan Menuju Padepokan Api Suci V
281 Perjalanan Menuju Padepokan Api Suci Vl
282 Perjalanan Menuju Padepokan Api Suci Vll (end)
283 Dewa Sejagat
284 Boneka Beruang
285 Kedai Baru
286 Kedok Kelompok Pengemis
287 Gerbang Pintu Hitam
288 Gerbang Pintu Hitam ll
289 Dewa Sejagat vs Gadis Pembaca Pikiran
290 Pertarungan Tiga Pendekar
291 Pertarungan Tiga Pendekar ll
292 Melanjutkan Perjalanan
293 Negeri Para Wanita
294 'Menantu' Yang Baik
295 Gunung Berapi
296 Pembebasan Gunung Berapi
297 Siluman Buaya Putih
298 Gelang Naga Biru
299 Makan Malam
300 Mak Comblang 'Jempolan'
301 Gerbang Pintu Hitam Kedua
302 Wujud Kekuatan Hitam
303 Pasukan Bayangan
304 Pasukan Bayangan ll
305 Darah Gadis Perawan
306 Darah Gadis Perawan ll
307 Tubuh Baru Cahaya Langit
308 Kepergian Cahaya Langit
309 Serangan Perguruan Gunung Saba
310 Hancurnya Perguruan Gunung Saba
311 Keikhlasan Hati (end)
312 Terima Kasih
Episodes

Updated 312 Episodes

1
Padepokan Rajawali
2
Teka-teki Pembunuh Misterius
3
Kado Spesial
4
Celurit Beracun
5
Tiga Serigala
6
Racun Jamur Upas
7
Pertandingan Pedang
8
Keadaan Giling Wesi
9
Malam Satu Bintang
10
Ilmu Manglih Rupa
11
Menuju Pulau Tengkorak
12
Pulau Tengkorak
13
Pendekar Topeng Perak
14
Sumur Batu
15
Pengemis Tua
16
Pertarungan di Sumur Batu
17
Hancurnya Gelang Tali Sukma
18
Hancurnya Gelang Tali Sukma ll
19
Ilmu Tapak Naga
20
Pertarungan di Sumur Batu ll
21
Racun Tengkorak
22
Tabib Wang Yun
23
Kabar
24
Janji
25
Rencana Penyamaran
26
Seorang Anak Kecil
27
Padepokan Inti Naga
28
Wanita Bercadar
29
Hilangnya Puspita Dewi
30
Hilangnya Puspita Dewi ll
31
Penjahat Gunung
32
Pheromone
33
Pheromone ll
34
Pheromone lll
35
Di Markas Penjahat Gunung
36
Serbuk Penghilang Tenaga
37
Pengobatan
38
Buah Apel Ungu
39
Racun Waktu
40
Kitab Sakti Driya
41
Kitab Sakti Driya ll
42
Gajah di Balik Batu
43
Bergabung
44
Kelompok Laskar Hitam
45
Ketua Baru
46
Pertemuan
47
Jadian
48
Pendekar Selatan dari Utara
49
Batu Mustika Naga
50
Kekuatan Baru
51
Saudara yang Terpisah
52
Perebutan Kitab Sakti Driya
53
Perebutan Kitab Sakti Driya ll
54
Taktik Selasih Wungu
55
Syarat Perdamaian
56
Jarak
57
Pertarungan Selasih Wungu
58
Kembali Bersama
59
Bayangan Ghoib
60
Pulang Kampung (end)
61
Di Tengah Laut 21+
62
Badai
63
Membeli Kuda
64
Pondok Penginapan
65
Markas Perampok
66
Misteri Pendekar Utara
67
Pasukan Kuda Hitam
68
Panah Bidadari
69
Panah Bidadari ll
70
Kemunculan Dewi Srikandi
71
Tuan Baru Panah Bidadari
72
Pertarungan di Depan Gua
73
Bertemu Teman Lama
74
Menyerang Pasukan Kuda Hitam
75
Hancurnya Pasukan Kuda Hitam
76
Dendam dan Benci
77
Rombongan Pedagang
78
Peramal Tua
79
Pertarungan di Restoran
80
Misi di balik Dendam
81
Permainan Racun
82
Kemampuan Panah Bidadari
83
Ruang Penyimpanan Harta
84
Mustika Kangguru
85
Aji Pengasihan Semar Putih
86
Mimpi 21+
87
Tabib Arjun
88
Putri Tirta Maya
89
Tanaman Obat
90
Penyakit Sang Permaisuri
91
Pangeran Selatan
92
Siang, di Penginapan
93
Pertemuan Para Pendekar
94
Di Tepi Danau Payau
95
Berjalan, Bergandengan
96
Tembok Tebing Kenangan
97
Tembok Tebing Kenangan ll
98
Dunia Ilusi
99
Biji Api Suci
100
Kunci Penyelaras
101
Perjalanan Galih Sindu
102
Teror Ular Berbisa
103
Kerajaan Siluman Ular
104
Kerajaan Siluman Ular ll
105
Pemuja Siluman Ular
106
Perjanjian dengan Siluman Ular
107
Sesejuk Air Telaga 21+
108
Kedai Arak
109
Hilangnya Kubus Misteri
110
Rencana Selanjutnya
111
Mata-mata Aliran Sesat
112
Dua Setan Darah
113
Akhir Kisah Dua Setan Darah
114
Awan Misterius
115
Dewa Hujan
116
Lembah Perangkap
117
Perang dimulai
118
Pertarungan Belibis Putih
119
Kekuatan yang Berkurang
120
Pertempuran Padepokan Giling Wesi
121
Kekuatan Pendekar Selatan
122
Kemunculan Pedang Rembulan
123
Perang Usai
124
Luka Dewi Api
125
Pesta Kemenangan
126
Siluman Rubah
127
Pembawa Energi Negatif
128
Pembawa Energi Negatif ll
129
Menuju Hutan Kerinduan
130
Darah Perawan
131
Segel Pembawa Energi Negatif
132
Kepergian Kolo Ireng
133
Lenyapnya Siluman Rubah
134
Kampung Juru Sembuh
135
Mencari Tanaman Obat
136
Akibat Racun Waktu
137
Mata-mata
138
Rencana Besar Ketua Galih
139
Penyamaran Nyi Sugiwara
140
Nasib buruk Anjani
141
Penginapan Desa Lanting
142
Menuju Padepokan Kalajengking Hitam
143
Rencana yang Gagal
144
Masa Lalu Galih
145
Pendekar Bayangan Naga
146
Pendekar Bayangan Naga ll
147
Putri Senja
148
Di tengah Kemelut
149
Putri Senja ll
150
Jadi Rebutan
151
Pertarungan di Pintu Gerbang
152
Tawaran Dewi Api
153
Ratna Juita
154
Teror Ratna Juita
155
Keturunan Padepokan Inti Naga
156
Apa Dia Ayahku?
157
Pertarungan Terakhir Belibis Putih
158
Pertemuan dan Bencana
159
Raditya, Rengganis dan Hancurnya Gua Suci
160
Balada Cinta Elang Putih (End)
161
Bayu Samudera
162
Penyusup
163
Tanda Lahir?
164
Memulai Perjalanan Baru
165
Rahasia Bawah Laut
166
Perkelahian di Batas Desa
167
Rompak Tengkorak Merah
168
Ular Sisik Berlian
169
Kesepakatan Bisnis
170
Bertarung di Atas Air
171
Selendang Bidadari
172
Salah Paham
173
Serangan Mendadak
174
Perebutan Pusaka
175
Dejavu
176
Jejak di Gua Suci
177
Kemenangan
178
Prajurit Kerajaan Selatan
179
Teror Siluman
180
Padang Tabah
181
Ki Daya Edan
182
Kekuatan Tapak Naga
183
Musnahnya Siluman Pengacau
184
Rasa Kehilangan
185
Binatang Buas
186
Akar Masalah
187
Ingin Bertemu Raja
188
Rasa Itu Lagi
189
Telaga Biru
190
Organisasi Naga Emas
191
Bertolak dari Pesisir
192
Penyampai Pesan Istana Selatan
193
Pilihan yang Sulit
194
Bunga Cipta Rasa
195
Sekarang, Bukan yang Dulu
196
Kedai, Di Perjalanan
197
Penginapan Keluarga Raja
198
Kembalinya Pangeran Selatan
199
Tiga Pendekar Pengembara
200
Setan Jadi-jadian
201
Bertengkar Sepanjang Jalan
202
Keinginan Kecil
203
Markas Perampok
204
Markas Perampok ll
205
Sukma Dewa
206
Sukma Dewa ll
207
Sukma Dewa lll
208
Cahaya dari Langit
209
Pertemuan yang Tidak diinginkan
210
Permintaan Bekas Pacar
211
Ilmu Transparansi Mimpi
212
Memulai Transparansi Mimpi
213
Kembalinya Mahesa
214
Perjalanan Menuju Lembah
215
Jalan untuk Siluman Lily
216
Amarah Citra Genjing
217
Pertempuran Menjelang Malam
218
Pertempuran Menjelang Malam ll
219
Hilangnya Citra Ningrum
220
Amukan Dewi Cahaya Langit
221
Puspita yang Malang
222
Teknik Pernapasan Kura-kura
223
Permintaan Sukma Dewa
224
Api di Lembah Cahaya Surga
225
Pembebasan Citra Ningrum
226
Pembebasan Citra Ningrum ll
227
Energi Fatamorgana
228
Energi Fatamorgana ll
229
Terpedaya oleh Dunia
230
Titik Lemah Energi Fatamorgana
231
Teman Lebih Baik
232
Mustika Kecubung Biru
233
Mustika Kecubung Biru ll
234
Pusaka yang Hilang
235
Serangan Kelompok Aliran Sesat
236
Rencana Penyerangan
237
Serangan Mendadak
238
Akhir Kisah Pendekar Fatamorgana
239
Kabar Aliansi Bunga Suci
240
Termakan Hasutan
241
Kemenangan Tak Terduga
242
Perjalanan Menuju Pulau Tengkorak
243
Pertarungan Terakhir Gandring Calaka
244
Akhir Kisah Gandring Calaka
245
Makam Gandring Calaka
246
Di Lembah Tengkorak
247
Waktu Bersama Keluarga
248
Menyerang Markas Aliansi Bunga Suci
249
Hancurnya Aliansi Bunga Suci
250
Lembah Belerang
251
Siluman Gonggo
252
Siluman Gonggo ll
253
Siluman Gonggo lll
254
Luka Dewi Api
255
Luka Dewi Api ll
256
Pencuri
257
Pencuri ll
258
Tanah Kelahiran
259
Keris Megalamat
260
Keris Megalamat ll
261
Tiga Penjahat
262
Pertarungan Galih
263
Kepergian Galih
264
Padepokan Jati Asih
265
Keputusan Sulit
266
Rencana Cahaya Langit
267
Siluman Kelelawar
268
Tabib Muda
269
Mengobati Putri
270
Tuduhan Tak Beralasan
271
Ratu Kegelapan
272
Terhanyut
273
Sejenak Beralih
274
Lima Pilar Geledek
275
Hancurnya Lima Pilar Geledek
276
Perjalanan Menuju Padepokan Api Suci
277
Perjalanan Menuju Padepokan Api Suci ll
278
Perjalanan Menuju Padepokan Api Suci lll
279
Perjalanan Menuju Padepokan Api Suci lV
280
Perjalanan Menuju Padepokan Api Suci V
281
Perjalanan Menuju Padepokan Api Suci Vl
282
Perjalanan Menuju Padepokan Api Suci Vll (end)
283
Dewa Sejagat
284
Boneka Beruang
285
Kedai Baru
286
Kedok Kelompok Pengemis
287
Gerbang Pintu Hitam
288
Gerbang Pintu Hitam ll
289
Dewa Sejagat vs Gadis Pembaca Pikiran
290
Pertarungan Tiga Pendekar
291
Pertarungan Tiga Pendekar ll
292
Melanjutkan Perjalanan
293
Negeri Para Wanita
294
'Menantu' Yang Baik
295
Gunung Berapi
296
Pembebasan Gunung Berapi
297
Siluman Buaya Putih
298
Gelang Naga Biru
299
Makan Malam
300
Mak Comblang 'Jempolan'
301
Gerbang Pintu Hitam Kedua
302
Wujud Kekuatan Hitam
303
Pasukan Bayangan
304
Pasukan Bayangan ll
305
Darah Gadis Perawan
306
Darah Gadis Perawan ll
307
Tubuh Baru Cahaya Langit
308
Kepergian Cahaya Langit
309
Serangan Perguruan Gunung Saba
310
Hancurnya Perguruan Gunung Saba
311
Keikhlasan Hati (end)
312
Terima Kasih

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!