Legenda Raja Abadi

Legenda Raja Abadi

Dataran Akhir

Seorang lelaki tua kurus berdiri di tengah kabut. Pakaiannya putih, rambut dan jenggotnya yang tumbuh panjang juga memutih.

Tampak terlihat sangat lemah dan ringkih akibat berjuang dengan usia.

Di tangan kanannya ada bola mungil hitam yang sangat kontras warnanya dengan penampilannya. Bola itu hitam sangat pekat, seperti terus menghisap cahaya di sekelilingnya.

Bola itu dimainkan dengan jari-jarinya yang kurus kering dengan pelan dan asal. Sepertinya bola itu bisa jatuh kapan saja.

Namun bola itu sepertinya menempel erat pada jari tidak mau bergulir jatuh dari tangan lelaki tua itu.

Dia berdiri dengan tegap sangat kharismatik dan berwibawa terlihat seperti pendeta tao. Sesekali matanya terpejam cukup lama hingga membuka kembali.

Dia tetap dalam keadaan diam dengan kondisi mirip dengan meditasi pikiran.

Ketika matanya terbuka pandangannya mengembara ke kejauhan seperti melihat era demi era. Jauh di masa lalu, sekarang dan akan datang.

Padang berkabut, siapa pun tentu saja pasti tak akan bisa melihat ke arah kejauhan.

Namun dalam cekung dan keriput matanya, mata kecoklatan lelaki tua itu seperti telah melihat hal-hal tidak dapat dilihat oleh orang lain.

Diliputi oleh rasa keengganan, matanya tertutup sekali lagi, “Apakah ini adalah akhirnya”.

Bola hitam itu digenggamnya dengan erat dan kuat hingga urat-urat di tangan dan jemarinya bergeliat.

Dari belakang lelaki tua itu muncul bayangan seorang berjubah ungu cerah, kedatangannya membawa desir angin dingin yang kuat. Udara dingin datang seperti badai.

Namun lelaki tua itu tetap berdiri dan tidak terpengaruh oleh apa pun. Bahkan rambut dan jubahnya tidak bergerak satu inchi pun.

Getaran kehadiran sosok berjubah ungu cerah itu menghempaskan pepohonan dan semak-semak.

Bersama aura dingin, seketika itu juga lapisan es terbentuk menutupi kulit-kulit pohon dan dedaunan.

Beberapa saat kemudian angin mereda. Udara menjadi tenang kembali. Kabut berubah menjadi salju yang beterbangan. Dengan langkah pelan sosok berjubah ungu berjalan mendekati lelaki tua.

Lelaki tua itu tidak menghiraukan apa yang terjadi, dia tetap menutup kembali matanya.

***

Di sebuah dataran yang luas.

Seorang jenderal menghempaskan hammer besarnya ke tanah. Seketika tanah itu bergetar keras dan terjadi gempa. Dia memakai baju besi hitam berat. Badannya besar dan tegap.

Suara gemerincing baju besinya terdengar saat dia menggerakkan tubuhnya. Tangan kanannya meraih helm yang dipakainya lalu perlahan melepasnya.

Pertempuran yang baru saja berlangsung ini sangat panjang dan sangat menguras vitalitasnya.

Dia sengaja menggigit lidahnya untuk menolak rasa lelah dan payah. Dia terlihat bisa pingsan kapan saja.

Wajahnya penuh keringat dan darah. Dengan helm kelas tertinggi yang dipakai tentu saja pertahanannya tidak usah diragukan lagi.

Walau begitu pun pelipisnya masih berdarah. Bisa dibayangkan senjata apa yang dapat melukainya.

Sang jenderal itu menatap rekannya dan musuh-musuhnya yang telah mati, matanya terkunci pada dataran yang penuh lubang dan terkoyak. Di sana bergelimang dengan jutaan mayat terbentang.

Bendera-bendera perang terkoyak dan berserakan. Senjata-senjata dan harta-harta bergelimpangan berbalut darah.

Melihat keadaan seperti ini Sang Jenderal dan pasukannya harusnya akan sangat kaya raya oleh rampasan ini.

Tetapi benda-benda itu dibiarkan begitu saja seolah tak memiliki nilai apa pun.

Pedang Pembelah Bumi

Tombak Seribu Iblis

Zirah Skala Naga Ungu

Pil Reinkarnasi

Cincin Spasial dengan ruangan seukuran dunia

Dan masih banyak hingga ribuan jumlahnya. Semua barang-barang itu kelas surgawi, jika satu saja jatuh pada sebuah sekte pasti dalam waktu dekat akan menjadi sekte utama penguasa dunia.

Menjadikannya sebagai pengendali hidup mati sekte-sekte lainnya.

Belum lagi harta kelas tinggi di bawah kelas surgawi. Siapa pun pasti membuat tergila-gila hingga rela merebutnya walau pun dengan taruhan nyawa.

Suara langkah mendekati sang jenderal.

“Apakah akan berakhir hari ini?” Seseorang berpakaian hijau mendatangi jenderal itu sambil berkata. Dia memegang sebuah vas giok kecil dengan cahaya hijau yang berpendar redup.

“Aku harap demikian.” Jawabnya

“Telah kulepaskan semua yang aku punya dan sekarang aku dalam keadaan kering, kuberkahi dengan racunku mereka saat mengambil langkah mundur."

"Kuharap hal ini akan melemahkan mereka dan mengulur sedikit waktu. Setelah ini aku sudah tidak berguna lagi.” Dia berkata sambil menepuk pundak jenderal itu.

“Bahkan taring tua mu masih berguna, kau masih bisa menghujani mereka dengan gigimu dan memutuskan leher mereka satu per satu sebelum kepalamu lepas dari lehermu. Ha.. Ha.. Ha... “ Jendral itu tertawa terbahak-bahak.

Keduanya tertawa. Kemudian pria berpakaian hijau itu menatap ke arah gerbang. Tanah di depan gerbang meleleh berwarna kehijauan menjadi rawa-rawa menggelegak dengan kepulan asap gas racun.

Semua jasad mayat musnah menjadi abu. Menguap bersama gas racun. Hanya beberapa prajurit kuat yang bisa mempertahankan jasad tulangnya dari korosi racun yang kuat.

Untuk melintasi kembali tanah beracun ini musuh harus berupaya keras untuk mencari solusinya.

Tak bisa sekedar dilangkahi. Asap gas racun ini seolah punya kehidupan sendiri. Menyambar siapa pun yang mendekatinya, mengubahnya menjadi abu seketika.

Ini bukan racun biasa. Ini adalah racun surgawi yang dilepaskan oleh kultivator racun level surgawi. Dengan mengekstrak seluruh kultivasinya dan dibantu oleh senjata tertingginya, Myriad Death Vass.

Di atas gerbang akhir yang sebelumnya langit suram kini menjadi hitam pekat lagi saat awan gelap mulai berkumpul dengan kilatan-kilatan petir merah.

Suara gemuruh guntur saling sahut menyahut.

Keduanya kembali diam.

“Kita telah bertempur dalam serangan pamungkas ini selama hampir dua ribu tahun, hingga akhirnya sampai di titik ini. Segalanya menjadi terasa singkat”.

"Aku jadi ingat ketika pertama kali bertemu denganmu. Kau yang waktu itu ingusan dan bandel"

"Dan hei jangan lupa saat itu hingga hari ini kamu berutang setengah potong roti dariku dan kau belum membayarnya... "

Pria berjubah hijau berujar setelah beberapa saat.

“Yu Qing, semoga setelah kehidupan ini aku tidak akan pernah bertemu dengan dirimu lagi. Aku benci orang yang banyak bicara.”

“Ha Ha Haa....” Dia meresponnya dengan tawa yang terbahak-bahak hingga rahangnya seperti mau lepas.

Kembali hening.

Sang Jenderal mendengus. Dalam pertempuran panjang ini, saudara, sahabat, orang tua, putra, guru dan murid telah gugur satu per satu.

Bahkan istri dan satu-satunya putranya pun juga telah gugur di medan perang ini. Hampir semuanya merasakan seperti apa yang dia rasakan.

Namun hingga saat ini di dataran besar ini seakan hati mereka telah mati dan rasa kehilangan adalah hambar seperti tidak terjadi apa-apa.

Mereka semua seperti tidak perlu meratapi dan menangisi yang gugur. Semuanya sudah memahami alur dari perang ini dan bagaimana perang ini akan berakhir.

Mereka yang terjun ke dalamnya akan berakhir dengan kematian yang pasti. Hanya saja dalam waktu cepat atau lambat, tidak ada pilihan lagi.

Sang Jenderal meraih bendera yang jatuh kemudian menancapkan dan menegakkan kembali.

Bendera dengan simbol banteng yang kondisinya compang camping. Faksi banteng, satu diantara tujuh faksi dari pihak manusia yang mendukung perang.

***

Ini adalah dataran besar di ujung dunia.

Disebut Dataran Akhir. Dataran yang berseberangan langsung dengan gerbang Bangsa Yao.

Sejauh waktu berlalu pasukan besar ini telah berhasil memukul mundur musuhnya hingga ke kondisi ini.

Sejak seluruh dunia bersatu melawan pasukan Bangsa Yao. Semua sekte dan negara di dunia melupakan dan mengesampingkan permusuhannya.

Semua bersatu padu dalam tujuh panji besar menentang dan melawan pasukan Bangsa Yao.

Bangsa Yao masuk ke dunia Kabut Awan dan mengacaukan segalanya. Sifat dan keserakahan mereka telah menjadikan dunia mereka kering dan gersang.

Mereka perlu mencari dunia baru untuk ditambang segala-galanya hingga kering dan mencari dunia baru. Lalu menoleh dunia lain lagi untuk sasaran berikutnya.

Mereka tidak punya pilihan lagi. Mau tidak mau Bangsa Yao harus memangsa Dunia kabut Awan.

Karena dari dunia mereka sebelumnya hanya ada satu portal yang hanya mengarah ke Dunia Kabut Awan.

Mereka harus mati-matian masuk dan menguasai Dunia Kabut Awan baru kemudian bisa meloncat ke dunia lainnya.

Api hitam keluar dari Gerbang Akhir. Merayap membakar dan mulai mengeringkan kolam-kolam hijau racun. Racun di udara mendesis terbakar.

“Pemimpin Besar Bangsa Yao. Raja Abadi Yao Hu muncul” Yu Qing menyipitkan matanya.

Sosok gelap berwarna hitam muncul dari gerbang, ukurannya besar. Dia bertaring dan kepalanya memiliki delapan tanduk.

Dia menarik nafas hingga dadanya yang berotot mengembang besar kemudian menghembuskannya berupa api hitam ke arah kolam-kolam racun.

Itu adalah Api Gelap Abadi. Api yang dapat membakar segalanya.

“Raja Abadi Yao Hu telah terpancing keluar.” Yu Qing bergumam.

Bamm ...

Bamm ...

Bamm ...

Laskar Gagak menembakkan meriam artileri mereka ke arah Raja Abadi Yao Hu.

Meriam-meriam besar dengan formasi penguatan tertinggi ditembakkan bertubi-tubi. Suara ledakan sahut menyahut bergema. Ini adalah meriam-meriam dengan tembakan Bijih Es Abadi.

Laskar gagak telah mengantisipasi Raja Abadi Yao Hu mengeluarkan Api Gelap Abadinya.

Es ini juga bukan es biasa. Ini adalah Bijih Es Abadi. Laskar gagak memiliki 21 bijih dan menembakkannya sepuluh serangan secara langsung.

Gerbang Akhir sekarang membeku total. Bahkan ribuan prajurit kuat Bangsa Yao langsung membeku dan mati. Sebagian lagi langsung hancur menjadi serpihan kecil.

Tubuh Raja Abadi Yao Hu sebagian tertutup es. Serangan itu hampir tidak berdampak padanya. Dia hanya menjadi sebal dan akhirnya meraung keras.

Para prajurit dengan kultivasi yang tidak cukup seketika telinga mereka berdarah dan memekik kesakitan.

Raja Abadi Yao Hu mengabaikan es yang ditembakkan Laskar Gagak. Dia tetap menarik nafas panjang dan melepaskan apinya. Dia tahu prioritasnya.

Dia fokus pada pemusnahan racun Yu Qing meskipun kali ini pembakarannya menjadi sangat lambat akibat pembekuan area dari Bijih Es Abadi.

Tentu saja laskar gagak menembakkannya tidak untuk Raja Abadi Yao Hu. Mereka tahu melakukan itu padanya seperti melempar ranting kering pada batu karang.

Mereka menembakkannya ke Gerbang Akhir untuk memperlambat laju pembakaran racun oleh Api Gelap Abadi.

Walaupun bonusnya menghancurkan beberapa ribu pasukan kuat Bangsa Yao. hasil yang masih terbilang sangat layak.

“Tak semudah itu.” Sosok berjubah ungu muncul dari langit menodongkan pedang tipis dan meneriaki Raja Abadi Yao Hu.

Raja Abadi Yao Hu menghentikan nafas apinya lalu menyipitkan matanya memandang gadis berjubah ungu di langit.

"Fairy Bing"

Terpopuler

Comments

Derajat

Derajat

coba dulu

2023-10-12

0

Kang Comen

Kang Comen

9999

2022-12-26

0

Ibad Moulay

Ibad Moulay

Daratan Akhir

2022-08-29

1

lihat semua
Episodes
1 Dataran Akhir
2 Fairy Bing
3 Pencari Jamur Kayu
4 Home Sweet Home
5 Mimpi
6 Keberangkatan
7 Tuan Muda Ketiga
8 Kura Kura
9 Caravan
10 Shen Mubai
11 Terlalu Antusias
12 Kamu Siapa ?
13 Memasuki Ibukota Kekaisaran
14 Teratai
15 Shopping Time
16 Yuhuu.. Aku Dapat Pelayan
17 Night Lily
18 Insiden
19 Histeris
20 Alkemis
21 Pil Berkhasiat
22 Rencana
23 Pengintaian
24 Tawanan
25 Pelayan Tempur
26 Pembakar Naga
27 Xin Feng
28 Petunjuk
29 Ada Penyusup
30 Ganas
31 Kunjungan
32 Mumi
33 Bebas
34 Jadilah Imut
35 Air Mancur
36 Aku Ibunya
37 Trophy
38 Tamu
39 Suvenir
40 Cenayang
41 Jalan Pintas
42 Pohon
43 Akhirnya Keluar
44 Properti
45 Fang Yi
46 Ambil Semuanya
47 Situasi
48 Hantu
49 Pengusiran
50 Ibadah
51 Karunia
52 Minta Salep
53 Hore ! Aku Dapat Dua
54 Melempar
55 Alim
56 Buru-buru
57 Bibi Peri
58 Malam Sunyi
59 Ballista
60 Meledek
61 Upacara
62 Kertasku Banyak
63 Ultimatum
64 Pohon Willow
65 Hari Damai
66 Daun
67 Hanya Ranting
68 Pekerjaan Rumahan
69 Brifing
70 Menari
71 Biksu Kuil
72 Lonceng
73 Pedang Bambu
74 Berlatih Keras
75 Seperti Biasa, Lelang
76 Agen Rosok
77 Penawaran
78 Fotokopi
79 Wang Xuemin
80 Membuat Musuh
81 Portal
82 Prahara
83 Ultimate Canon
84 Hujan
85 Setelah Badai
86 Garis
87 Ayo Ikut
88 Bully
89 Status
90 Persiapan Masuk Makam
91 Kabut
92 Tenang, Hanya Gatal Biasa
93 Istana Putih
94 Jade Memori
95 Seperangkat
96 Biji Kenari-kah?
97 Leluhur Yang Lain
98 Kejutan
99 Ziarah
100 Keindahan
101 Pupuk
102 Show Time
103 Uji Coba
104 Terungkap
105 Pertama Tetaplah Pertama
106 Delegasi Tugas
107 Terracota
108 Zen Li
109 Catnip
110 Penindasan
111 Mati Atau Menjadi Tamu
112 Menyapu
113 Garam Perak
114 Barbekyu
115 Strike !
116 Menjual Garam
117 Kamu Lagi
118 Onsen
119 Mandat Agung
120 Butterfly
121 Kesiapan Klan Wang
122 Parade
123 Panen
124 Garamnya Asin
125 Kereta Tiba
126 Temanku
127 Undangan Reuni
128 Pakar
129 Lantai
130 Peregangan
131 Sibuk
132 Bikin Kaget
133 Castle Black
134 Oriole
135 Nona Bu
136 Pasukan Wang Di Sekte Gunung
137 Immortal Myriad Mountain
138 Guru
139 Umpan
140 Wei Lan
141 Kenapa Begitu Serius?
142 Murid Pakar
143 Tampar Dan Jarum
144 Hanyalah Tendangan
145 Fajar
146 Kondisi Para Penyerang
147 Pintu Hajat
148 Tiga? Siapakah mereka?
149 Garam Bumbu Ikan
150 Tamu Di Atas Kapal
151 Hobiku Berenang
152 Jaksa Bu
153 Suara Seruling Di Tengah Pertempuran
154 Pertempuran Klan Wang (1) Pertempuran Penerus
155 Pertempuran Klan Wang (2) Senjata Pamungkas
156 Pertempuran Klan Wang (3) Sekutu
157 Duel Emperor
158 Sepasang Matahari
159 Souvenir Lei Teng
160 Langkah Berikutnya
161 Ngesup Yuk
162 She Laode
163 Peti Mati
164 Surga ?
165 Pikiran
166 Dupa Lavender
167 Angin
168 Akhiri
169 Mata
170 Kesurupan
171 Patriark Sekte Api Phoenix
172 Penghadangan
173 Tujuan
174 Burung Api
175 Debut
176 Area Terluar
177 Kepala Alkemis
178 Memasuki Area Suci
179 Benteng Cabang
180 Langka
181 Wan Hanma
182 Kunjungan Tragis Orang Cheng
183 Sup
184 Kelahiran Naga
185 Penyusup Lagi?
186 Aku Lho Asistenmu
187 Asisten Pengajar
188 Semburkan Api
189 Inferno
190 Kemajuan Benteng Cabang
191 Asisten Ning
192 Randezvous
193 Lubang Cacing? Portal?
194 Asisten Ning : Aku Tidak Paham
195 Pertarungan Di Dalam Gua
196 Pupus
197 Memetik Jamur ?
198 Penutupan Tambang Klan Mo
199 Interogasi
200 Percakapan Di Kedai Tua
201 Konfrontasi Di Depan Hidung Klan Cheng
202 Pedang Sementara Disarungkan
203 Gerakan Sekte Pedang Bumi
204 Rahasia Sekte Pedang Bumi
205 Pemicu Dinyalakan
206 Di Atas Menara Tinggi
207 Ambil Alih
208 Pedang Berat
209 Sebuah Kerikil Setetes Embun Dan Seuntai Rumput
210 Tua Long
211 Kidung
212 Dunia Kelima
213 Bangsa Pohon
214 Gerbang Kayu Raksasa
215 Syarat Mudah
216 Misi Orang Lei
217 Bapa
218 Kisah Setia Dari Masa Lalu
219 Kesetiaan
220 Rencana Menuju Dunia Keenam
221 Buah Violet Merganenda
222 Ular Sanca Ungu
223 Harus Menerobos Untuk Bisa Turun
224 Fenomena Terobosan
225 Berhasil, Alam Dewa
226 Misteri Tebing Area Hutan Terlarang
227 Shangguan Bersaudara
228 Shangguan Yan Dengan Mangsanya
229 Kemalangan Shangguan Yan
230 Qin Huang
231 Tentang Qin Huang
232 Akhir Shangguan Yu
233 Komandan Chou
234 Pembersihan
235 Penginapan Kota Perdagangan
236 Menampar Di Siang Bolong
237 Kios Herbal Gang Pinus
238 Buah Buahan
239 Welcome Drink
240 Rumput Skandha Hitam 12.000 Tahun
241 Hanya Omon Omon
242 Chao Ji
243 Transaksi
244 Siapa Yang Mendapatkan Tiket Emas?
245 Hancurkan Kios Gang Pinus
246 Musim Dingin Telah Tiba
Episodes

Updated 246 Episodes

1
Dataran Akhir
2
Fairy Bing
3
Pencari Jamur Kayu
4
Home Sweet Home
5
Mimpi
6
Keberangkatan
7
Tuan Muda Ketiga
8
Kura Kura
9
Caravan
10
Shen Mubai
11
Terlalu Antusias
12
Kamu Siapa ?
13
Memasuki Ibukota Kekaisaran
14
Teratai
15
Shopping Time
16
Yuhuu.. Aku Dapat Pelayan
17
Night Lily
18
Insiden
19
Histeris
20
Alkemis
21
Pil Berkhasiat
22
Rencana
23
Pengintaian
24
Tawanan
25
Pelayan Tempur
26
Pembakar Naga
27
Xin Feng
28
Petunjuk
29
Ada Penyusup
30
Ganas
31
Kunjungan
32
Mumi
33
Bebas
34
Jadilah Imut
35
Air Mancur
36
Aku Ibunya
37
Trophy
38
Tamu
39
Suvenir
40
Cenayang
41
Jalan Pintas
42
Pohon
43
Akhirnya Keluar
44
Properti
45
Fang Yi
46
Ambil Semuanya
47
Situasi
48
Hantu
49
Pengusiran
50
Ibadah
51
Karunia
52
Minta Salep
53
Hore ! Aku Dapat Dua
54
Melempar
55
Alim
56
Buru-buru
57
Bibi Peri
58
Malam Sunyi
59
Ballista
60
Meledek
61
Upacara
62
Kertasku Banyak
63
Ultimatum
64
Pohon Willow
65
Hari Damai
66
Daun
67
Hanya Ranting
68
Pekerjaan Rumahan
69
Brifing
70
Menari
71
Biksu Kuil
72
Lonceng
73
Pedang Bambu
74
Berlatih Keras
75
Seperti Biasa, Lelang
76
Agen Rosok
77
Penawaran
78
Fotokopi
79
Wang Xuemin
80
Membuat Musuh
81
Portal
82
Prahara
83
Ultimate Canon
84
Hujan
85
Setelah Badai
86
Garis
87
Ayo Ikut
88
Bully
89
Status
90
Persiapan Masuk Makam
91
Kabut
92
Tenang, Hanya Gatal Biasa
93
Istana Putih
94
Jade Memori
95
Seperangkat
96
Biji Kenari-kah?
97
Leluhur Yang Lain
98
Kejutan
99
Ziarah
100
Keindahan
101
Pupuk
102
Show Time
103
Uji Coba
104
Terungkap
105
Pertama Tetaplah Pertama
106
Delegasi Tugas
107
Terracota
108
Zen Li
109
Catnip
110
Penindasan
111
Mati Atau Menjadi Tamu
112
Menyapu
113
Garam Perak
114
Barbekyu
115
Strike !
116
Menjual Garam
117
Kamu Lagi
118
Onsen
119
Mandat Agung
120
Butterfly
121
Kesiapan Klan Wang
122
Parade
123
Panen
124
Garamnya Asin
125
Kereta Tiba
126
Temanku
127
Undangan Reuni
128
Pakar
129
Lantai
130
Peregangan
131
Sibuk
132
Bikin Kaget
133
Castle Black
134
Oriole
135
Nona Bu
136
Pasukan Wang Di Sekte Gunung
137
Immortal Myriad Mountain
138
Guru
139
Umpan
140
Wei Lan
141
Kenapa Begitu Serius?
142
Murid Pakar
143
Tampar Dan Jarum
144
Hanyalah Tendangan
145
Fajar
146
Kondisi Para Penyerang
147
Pintu Hajat
148
Tiga? Siapakah mereka?
149
Garam Bumbu Ikan
150
Tamu Di Atas Kapal
151
Hobiku Berenang
152
Jaksa Bu
153
Suara Seruling Di Tengah Pertempuran
154
Pertempuran Klan Wang (1) Pertempuran Penerus
155
Pertempuran Klan Wang (2) Senjata Pamungkas
156
Pertempuran Klan Wang (3) Sekutu
157
Duel Emperor
158
Sepasang Matahari
159
Souvenir Lei Teng
160
Langkah Berikutnya
161
Ngesup Yuk
162
She Laode
163
Peti Mati
164
Surga ?
165
Pikiran
166
Dupa Lavender
167
Angin
168
Akhiri
169
Mata
170
Kesurupan
171
Patriark Sekte Api Phoenix
172
Penghadangan
173
Tujuan
174
Burung Api
175
Debut
176
Area Terluar
177
Kepala Alkemis
178
Memasuki Area Suci
179
Benteng Cabang
180
Langka
181
Wan Hanma
182
Kunjungan Tragis Orang Cheng
183
Sup
184
Kelahiran Naga
185
Penyusup Lagi?
186
Aku Lho Asistenmu
187
Asisten Pengajar
188
Semburkan Api
189
Inferno
190
Kemajuan Benteng Cabang
191
Asisten Ning
192
Randezvous
193
Lubang Cacing? Portal?
194
Asisten Ning : Aku Tidak Paham
195
Pertarungan Di Dalam Gua
196
Pupus
197
Memetik Jamur ?
198
Penutupan Tambang Klan Mo
199
Interogasi
200
Percakapan Di Kedai Tua
201
Konfrontasi Di Depan Hidung Klan Cheng
202
Pedang Sementara Disarungkan
203
Gerakan Sekte Pedang Bumi
204
Rahasia Sekte Pedang Bumi
205
Pemicu Dinyalakan
206
Di Atas Menara Tinggi
207
Ambil Alih
208
Pedang Berat
209
Sebuah Kerikil Setetes Embun Dan Seuntai Rumput
210
Tua Long
211
Kidung
212
Dunia Kelima
213
Bangsa Pohon
214
Gerbang Kayu Raksasa
215
Syarat Mudah
216
Misi Orang Lei
217
Bapa
218
Kisah Setia Dari Masa Lalu
219
Kesetiaan
220
Rencana Menuju Dunia Keenam
221
Buah Violet Merganenda
222
Ular Sanca Ungu
223
Harus Menerobos Untuk Bisa Turun
224
Fenomena Terobosan
225
Berhasil, Alam Dewa
226
Misteri Tebing Area Hutan Terlarang
227
Shangguan Bersaudara
228
Shangguan Yan Dengan Mangsanya
229
Kemalangan Shangguan Yan
230
Qin Huang
231
Tentang Qin Huang
232
Akhir Shangguan Yu
233
Komandan Chou
234
Pembersihan
235
Penginapan Kota Perdagangan
236
Menampar Di Siang Bolong
237
Kios Herbal Gang Pinus
238
Buah Buahan
239
Welcome Drink
240
Rumput Skandha Hitam 12.000 Tahun
241
Hanya Omon Omon
242
Chao Ji
243
Transaksi
244
Siapa Yang Mendapatkan Tiket Emas?
245
Hancurkan Kios Gang Pinus
246
Musim Dingin Telah Tiba

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!