Di sebuah padang pasir luas tak berujung. Mao Yu mendapati dirinya berdiri seorang diri.
"Eh...Lukaku?”
Mao Yu teringat saat ini dirinya sedang sakit dan terluka. Lantas dia memeriksa luka-lukanya.
Dia melihat luka cambuk melintang namun dia tak merasakan rasa sakit. Rasa lapar yang mendera seharian juga menghilang. Saat ini merasa sangat bugar dan bertenaga.
Padang pasir tidak membawa cuaca terik dan panas. Mao Yu bahkan merasakan udara sangat sejuk dan segar sekali.
Mao Yu menoleh ke kanan dan ke kiri. Juga memutar tubuhnya ke belakang. Dia tak tahu di mana dan tak tahu harus ke mana. Di sini tidak ada arah.
Sebuah dengungan aneh sekaligus gempa terjadi. Gempa berlanjut hingga menjadi lebih kuat menggetarkan seluruh padang pasir. Membuat Mao Yu menjadi waspada.
****
JELEGURR...
Dari kejauhan terjadi ledakan besar menghamburkan pasir ke langit dengan hebat. Beberapa serpihan butir pasir sampai dan mengenai Mao Yu. Dia menepisnya dengan lengan baju.
Kura kura besar muncul dari tanah berpasir. Menjulang dengan ukuran yang tak bisa dinalar. Sebesar gunung dewata tak terbayangkan oleh siapa pun.
Aura kuat menyebar seiring kemunculannya. Cangkangnya hijau gelap memantulkan segala hal yang datang seolah logam divine tak tertembus. Bahkan cahaya pun tertolak.
Kulitnya berwarna hitam penuh dengan motif perak yang tak bisa didefinisikan itu apa. Penuh dengan rune divine yang berkilau dengan energi dan aura kemutlakan.
Kakinya memiliki cakar putih gading. Sangat panjang dan ujungnya runcing tajam.
Jika dibandingkan dengan sosok itu, Mao Yu hanya seperti debu di hadapannya.
Jika muncul di dunia dan mengamuk. Bisa dipastikan kiamat tiba.
Kura-Kura Tua besar membuka matanya, memandang Mao Yu. Menundukkan kepala hingga hampir menyentuh pasir. Mulutnya terbuka dan bersuara.
“Aku telah berkali-kali membuat kontak dengan Anda, Bangsawan Muda.”
Suara berat menggema hingga ke penjuru padang terdengar. Bahkan suara ini mampu menembus pikiran dan jiwa.
“Salam hormat dari hamba jelata yang tidak penting ini.”
“Ah, siapa kamu?” Mao Yu bertanya heran.
Mao Yu tidak kaget mendengar kura-kura raksasa yang bisa berbicara. Di lokasi ini dia tidak merasakan tekanan dan ketakutan sama sekali.
“Saya membawa misi untuk Anda Yang Mulia...” Suaranya bergema sekali lagi.
“Saya tidak paham. Bisa berikan penjelasan?” Mao Yu tidak memahami hal ini sama sekali. Dengan rasa penasaran dia bertanya.
“Saya berusaha mengundang Anda kemari, berkali-kali hingga saya berhasil kali ini. Tiap saya mengundang anda."
"Anda merasakan sakit kepala dan hilang kesadaran. Saat anda sakit keras atau mendapati tubuh anda lemah saya dapat membuat koneksi dengan jiwa anda."
"Tubuh sehat anda mendukung pertahanan jiwa anda”
“Oh, jadi sakit kepala itu dari kamu?” Mao Yu menggumam.“
"Oh ya pantas saja tubuhku saat ini babak belur maka aku bisa di sini. Eh, Oh, Di mana ini?” Mao Yu semakin penasaran.
“Ini adalah dunia ciptaanku. Sebuah dunia yang terpisah. Dunia yang hanya menjadi milikku saja. Di sini aku adalah satu-satunya penguasa mutlak.”
“Kenapa kamu sebut aku “Yang Mulia”? Apakah aku Reinkarnasi dari Majikanmu? Kamu dulunya peliharaanku kah?” Mao Yu berfikir hingga alisnya terajut sambil memegangi dagunya.
Swingg...
Angin bertiup lebih keras menerbangkan rambut Mao Yu.
“....”
Kura-KuraTua menjatuhkan rahangnya hingga ke tanah. Menyentuh batas sensitif disebut sebagai “peliharaan”.
Jika orang lain mungkin dia akan meniupnya hingga menjadi debu. Namun kali ini dia tidak berani sama sekali untuk melakukan hal tersebut.
“Ehm.. Lebih dari sekedar itu. Saya tidak berani Yang Mulia.” Kura-Kura Tua menangkan dirinya yang bergejolak.
“Lantas siapa aku?” Mao Yu mengajukan pertanyaan dengan rasa ingin tahu yang tinggi.
“Saya belum memiliki otoritas untuk mengatakan saat ini Yang Mulia."
"Namun jika saatnya tiba hamba pasti akan menyampaikannya. Namun saat ini saya dapat menyampaikan beberapa hal.”
“Tolong katakan...” Mao Yu semakin penasaran.
“Di era yang jauh. Disebut Era Para Dewa. Di Tanah Suci ada sebuah ras yang sangat adikuasa, diberkati sekaligus ditakuti. Itu adalah Ras Jiwa."
"Ras yang hidup terisolasi dan terpisah. Ras dengan penuh kekayaan dan sumber daya luar biasa."
"Hal ini mengundang keserakahan ras lain, sekte lain dan klan lain. Namun tak satupun mereka berani karena kuatnya Ras Jiwa.”
“Hingga pada suatu waktu mereka berkompromi. Mereka memutuskan bersatu untuk menaklukkan dan mengambil alih segala sumber daya.” Kura-Kura Tua melanjutkan.”
“Hari itu disebut Hari Bulan Darah. Mereka berfikir bahwa dengan persatuan gabungan seluruh kekuatan semesta mereka dapat mengalahkan Ras Jiwa. Namun yang terjadi adalah...” Kura-Kura Tua memejamkan mata diam merenung begitu lama.
Waktu cukup lama penuh keheningan, hingga suara angin dingin terdengar. Meniup pakaian dan rambut Mao Yu.
“Kehancuran Total, darah membanjiri Tanah Suci. Persatuan mengalami kekalahan total."
"Sebanyak 1.753 Sekte, 2.103 Klan dan 300 Ras yang terlibat mengalami kejatuhan dan kemunduran total. Namun hal yang sama juga terjadi pada Ras Jiwa.”
“Aku di bagian yang mana? Yang menyerang atau yang diserang?” Mao Yu melemparkan pertanyaan acak.
“Tentu Anda adalah bagian dari Ras Jiwa Yang Mulia.” Kura-Kura Tua menjawab dengan lantang, tegas dan bangga.
“ADOWHH....”
Kura-Kura Tua kaget terbelalak. Seolah-olah petir surgawi menyambar ekornya. Mulutnya menganga lebar hingga rahangnya jatuh ke tanah.
“Aku keceplosan.... GAWAT.”
Angin bertiup lebih keras lagi, cukup untuk menggoncangkan tubuh Mao Yu. Kura-Kura Tua terdiam cukup lama, ekornya bergerak-gerak.
Di tengah linglung Kura-Kura Tua, Mao Yu bertanya “Lalu sekarang aku harus bagaimana ini?
“Ah ya, Hamba akan menyampaikan apa yang seharusnya menjadi milik Yang Mulia, yang telah dititipkan dan dipercayakan pada Hamba.” Kura-Kura Tua tertegun.
Kura-Kura Tua mengangkat kakinya. Salah satu kuku cakarnya perlahan menuju Mao Yu. Hingga menempel pada dahi.
Mao Yu memejamkan mata. Cakar terasa sangat dingin hingga menembus pikiran dan jiwanya.
Kura-Kura Tua memendarkan cahaya perak. Seluruh dunia pasir meresonansi dengan memberikan getaran yang hebat.
Suara dering menyertai kemilau rune-rune di kulit Kura-Kura Tua.
Seketika silau melanda dunia pasir. Sebuah ilham divine telah ditransferkan kepada Mao Yu.
Mao Yu membuka mata. Rune-rune pada kulit Kura-Kura Tua telah menghilang. Dia kemudian memeriksa pikirannya.
Ternyata rune-rune itu membentuk sebuah koin tembaga dengan tiga goresan seperti dicakar. Melayang-layang berputar di sana.
“Yang Mulia, Tugasku utamaku telah selesai kutunaikan. Tugas keduaku adalah mengikuti Anda. Perintahkan kepada hamba."
"Hancurkan langit, langit akan runtuh. Keringkan laut, laut akan menjadi gurun. Bakar 13 dunia, dunia akan menjadi abu.”
Mao Yu tidak menanggapi perkataan Kura-Kura Tua. Dia penasaran dengan koin yang melayang-layang di pikirannya.
“Bagaimana cara menggunakan ini?” Mao Yu bertanya.
“Saat Yang Mulia berada di tubuh anda. Anda akan mengetahuinya.” Kura-Kura Tua menjawab.
“Oke kalau begitu kirim aku kembali ya...” Mao Yu membuat permintaan.
“Hamba akan mengantarkan Yang Mulia kembali” Kura-Kura Tua menyetujuinya.
**
Dengung dan getaran kembali hadir di padang pasir. Mao Yu bersinar terang hingga menjadi transparan.
Sebelum menjadi lebih transparan lagi dan menghilang. Mao Yu bergumam mengatakan sesuatu kepada Kura-Kura Tua.
“Eh ngomong-ngomong, kamu kan kura-kura kenapa tidak membuat duniamu adalah lautan penuh air? Kok malah gurun?”
Kura-Kura Tua “ ....... ? ? ? ........”
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 313 Episodes
Comments
Ibad Moulay
Ras Jiwa
2022-08-30
1
Ibad Moulay
Kura kura
2022-08-29
1
Bebas merdeka
.nt
2022-05-23
0