Di dunia ini para manusia berkultivasi dengan mengorganisir energi dari alam. Untuk diserap sesuai metode kultivasi yang dipraktikkan.
Tingkatan kultivasi dikenal secara luas di dunia ini dengan nama yang sama di seluruh penjuru benua hingga pelosok-pelosok daerah.
Ini merupakan warisan dari zaman nenek moyang yang jika dirunut tidak akan pernah bertemu asal muasalnya.
Sebuah peradaban yang jauh di masa lalu. Tidak terdefinisi dimulai pada zaman atau era apa. Tidak ada satu pun riwayat atau tulisan mengenai asal usulnya.
Tingkatan kultivasi memiliki 10 tingkatan disebut sebagai berikut :
Kasaya Perak
Kasaya Emas
Ranah Bumi
Ranah Pembabtisan Jiwa
Ranah Langit
Ranah Raja
Ranah Kaisar
Ranah Surga
Ranah Dewa
Ranah Abadi
Ranah Kasaya Perak hingga Ranah Langit memiliki lima tahapan atau sub level di dalamnya.
Terkesan sepele dan remeh. Namun perjuangan untuk menembus dari ranah ke tahapan berikutnya membutuhkan usaha yang kuat, sumber daya yang besar, dan juga faktor keberuntungan.
Sedangkan Ranah Raja ke atas hingga saat ini menjadi rahasia sekte-sekte atau klan-klan raksasa. Bukan menjadi konsumsi publik.
Sekilas jika terjadi percakapan di kedai-kedai orang membicarakan tentang ranah langit. Yakni tentang kultivator yang mendapatkan persetujuan dan berkah langit.
Mereka diberikan restu oleh langit untuk menerjang awan dan bermandi petir.
Sederhananya adalah kultivator itu mendapatkan kemampuan terbang. Ini terjadi pada tahap ranah langit.
Memiliki kemampuan terbang selalu menjadi mimpi tiap anak kecil. Setiap bayi yang lahir pasti menginginkan menjadi kultivator hebat dan bisa melesat ke angkasa.
Namun, ketika mereka beranjak dewasa. Mereka sadar ini bukan perkara mudah.
Tanpa tekad, privilage dan keberuntungan yg kuat. Bisa dipastikan mereka akan mulai mengubur impian.
***
Gerbang besar Kota Kekaisaran terdapat monumen tugu bertuliskan :
Kami Penghuni Sejati, Surga mengesahkan !
Mao Yu dan rombongan caravan memasuki gerbang kota. Melihat tulisan di monumen itu Mao Yu bergumam dan tersenyum.
"Menarik."
Mao Yu memejamkan matanya di kereta.
Pikirannya mengembara dari rune ke rune. Dia menghisap segala informasi rune-rune yang tak terhitung jumlahnya.
Konstitusi tubuhnya tidak memungkinkan dia berkultivasi layaknya manusia pada umumnya. Ras Jiwa memiliki konstitusi unik karena memiliki afinitas jiwa yang tinggi.
Salah satu rune bergerak-gerak menembakkan sinarnya ke dalam pikiran Mao Yu. Rune yang secara otomatis langsung menyublimkan mantranya saat koin tembaga dengan bekas tiga cakar bersemayam dalam dirinya.
Itu berisi sebuah metode kultivasi. Bernama "Metodanika Sembilan Jiwa".
Kultivasi berisi sembilan tingkatan. Saat berhadapan dengan Beruang Bulu Logam, Mao Yu masih menyentuh tahapan kulit dari metodanika pertama.
"Metodanika Sembilan Jiwa tahap pertama adalah Karapas Jiwa" Mao Yu bergumam
Mao Yu masih mengolah tahapan ini.
***
Suara langkah kuda dan gemeletak roda kalah telak oleh kebisingan hilir mudik orang-orang berlalu lalang.
Sebuah kota yang besar dan ramai. Makmur dengan segala kehidupan di dalamnya.
Ubin jalanan terbuat dari batu hitam tua. Bangunan-bangunan menjulang tinggi dengan mengisyaratkan arsitektur kuno.
Tata kota ini mengikuti pakem dari zaman kuno, yang keasliannya dipertahankan hingga sekarang.
Jalanan padat ramai. Penjual menjajakan dagangan di kiri dan kanan. Riuh pengunjung turut meramaikan dengan tarikan suara tawar menawar barang.
Setelah cukup mengitari jalanan, Kereta berhenti pada sisi terluar bagian timur kota. Cukup sepi setelah memasuki beberapa gang kecil.
Dengan sebuah gerbang sederhana bertuliskan "Paviliun Keluarga Shen"
***
Pelayan menyambut kedatangan karavan. Kesibukan bongkar muat berbagai barang dari kereta dimulai dengan segera.
"Yu-er, pelayan akan mengantarkanmu ke ruanganmu. Setelah urusan bongkar muatan selesai aku akan menemuimu." Shen Mubai berkata kepada Mao Yu.
Mao Yu membalasnya dengan mengangguk.
Tak berapa lama kemudian Mao Yu tiba di suatu kamar yang cukup luas. Dengan fasilitas yang sangat memadai. Termasuk kamar mandi dalam.
"Ah, waktunya mandi.. " Mao Yu merasa tubuhnya kotor. Dalam perjalanan meskipun dia sering mandi. Dia masih kurang merasa bersih. Akhirnya menimbulkan ketidaknyamanan.
Keluar dari kamar mandi Mao Yu mendapati di atas tempat tidur terdapat setelan hitam.
"Wah, pas sekali... Aku suka warna hitam. Akhirnya aku dapat baju baru nih... Wkwkwk...." Mao Yu berpose di depan cermin besar, mengibas-ngibaskan pakaiannya.
Hati Mao Yu cukup gembira oleh hal yang sederhana ini. Mendapatkan baju baru, kualitas kain bagus dan yang paling penting. Berwarna hitam.
Ini salah satu cita-cita Mao Yu saat di pemondokannya saat nantinya dia berpetualang. Akhirnya terwujud.
Dia cengingisan sendiri di atas tempat tidurnya.
***
Tok.. Tok...
Pintu kamar diketuk dari luar.
"Ya Paman Mubai, Masuklah !" Mao Yu berseru dari dalam.
"Paman, duduklah !" Mao Yu mempersilahkan Shen Mubai duduk.
"Yu-er ini kamar terbaik dari rumah kami, semoga kamu nyaman. Dan semua pelayan kuperintahkan agar melayanimu dengan baik." Shen Mubai berkata dengan sungguh sungguh.
Setelah Mao Yu menuangkan teh ke dalam cangkir untuk mereka berdua. Aroma wangi melayang-layang di dalam ruangan.
Setelah mereka menyesap, otot dan pikiran serasa kendur dan rileks. Mao Yu mulai membuka bahasan.
"Paman Mubai, Aliran energimu diracun oleh sejenis racun es hingga membekukan dantianmu. Dan dantianmu dipukul dengan keras setelahnya. Hingga pecah dan tercerai berai seperti pecahan kaca." Mao Yu berkata dengan santai sambil menyesap tehnya.
Shen Mubai bergetar, merasakan amarahnya sesaat meluap dengan hebat. Wajahnya memerah dengan segera. Namun kebijaksanaan hatinya segera mampu meredam emosi.
Namun sudut matanya masih mengembara jauh menggali ingatannya. Tentang seseorang yang menyebabkan semua ini.
"Benar sekali Yu-er... Inilah yang terjadi padaku. Kultivasiku semula berada di ranah kasaya emas tahap ketiga hancur hingga sekarang aku bertahan di ranah kasaya perak tahap kedua." Shen Mubai berkata dengan serius.
"Aku tak bisa berkultivasi lagi. Tiap kali aku mengedarkan energi. Perutku seperti dihujani panah berapi." Shen Mubai melanjutkan cerita tentang kondisi dirinya.
"Akhirnya dengan kerusakan dantianku ini energi akumulasi terus menyebar seperti tong bocor oleh lubang jarum."
"Saat ini kultivasiku hampir turun setengah langkah lagi menuju ranah kasaya perak tahap pertama." Shen Mubai berkata dengan prihatin. Dia menghela nafas.
Setelah Mao Yu menyelesaikan secangkir tehnya.
"Paman, aku punya solusi untuk kondisimu saat ini. Tapi ada sebuah syarat." Mao Yu menatap tajam Shen Mubai.
Perasaan sama dirasakan kembali oleh Shen Mubai saat mereka berada di tepi sungai pada malam hari waktu itu.
Seluruh tubuhnya menggigil. Sesuatu dalam dirinya bergetar hebat.
Shen Mubai mencengkeram kuat tangannya. bibirnya terkatup erat. Menahan sesuatu dari dalam tubuhnya seakan meledak.
"Paman Mubai.... " Mao Yu berkata dengan lembut.
Suara Mao Yu seakan berkah bagi Shen Mubai. Rasa gejolak jiwanya perlahan mereda. Shen Mubai bisa mengambil nafas dalam dalam. Bisa merasakan angin dingin segar membasuh dadanya.
"Paman Mubai, jadilah pengikutku !" Sebuah kata dengan polos dan spontan terucap dari bibir Mao Yu. Dia sedikit canggung mengatakan hal ini karena mulanya sangat tidak percaya diri.
Dia sepanjang waktu memikirkan bagaimana cara mengucapkan kata ini. Bahkan saat mandi dia berendam diri berjam-jam hanya untuk mengulang-ulang kata ini.
Untuk mengajak Shen Mubai menjadi "pendukungnya".
"Ah.. " Suhu dingin merayap mulai dari dahi ke seluruh kepala Mao Yu kemudian ke seluruh tubuhnya. Bahkan di sela sela jari kakinya.
Butir butir keringat sebesar jagung menetes dari pelipis kiri dan kanannya seperti sedang berlomba cepat cepatan turun ke lantai.
Sungguh sial kata yang kuucapkan salah. Harusnya "Paman, maukah kamu menjadi pendukungku?" Mao Yu linglung.
Kata "pengikut" mengisyaratkan sebagai hamba sahaya yang siap rela melakukan apa saja sesuai perintah. Termasuk menelan ribu jarum beracun, berjalan di lautan api bahkan melompat ke mulut singa.
Sedang kata "pendukung" memiliki makna seseorang yang menjadi pembimbing atau memberi masukan. Intinya memberikan arahan-arahan yang berguna untuk langkah dia ke depannya.
Sungguh kata terucap tak bisa ditarik kembali. Mao Yu merasakan seluruh dada berikut organ di dalamnya longsor.
Salah Ucap.
***
Shen Mubai membelalakkan mata. Dia spontan berdiri. Bajunya dikibaskan dengan jubahnya berkibar.
Mau Yu yang sedang duduk di lantai merasa dirinya makin ciut memandang ke atas melihat Shen Mubai yang tubuhnya seakan makin membesar hingga sebesar sebuah gunung.
Gunung berapi yang siap meledak memuntahkan kemarahan lava panas.
Mambuat Mao Yu makin tak bisa lagi berkata-kata. Shen Mubai begitu tegap badannya, berukuran besar dan berotot kekar. Sangat kharismatik dan berwibawa.
Tanpa angin tanpa hujan. Dalam sepersekian waktu petir menyambar. Shen Mubai langsung ambruk bersujud kepada Mao Yu.
"Hamba adalah pelayanmu, Tuan Muda." Shen Mubai berkata dengan penuh khusyuk.
Mao Yu "Eh.... ? ? ?"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 313 Episodes
Comments
Ibad Moulay
Menarik
2022-08-31
1
Bebas merdeka
okkk
2022-05-23
0
Bebas merdeka
asyikkk
2022-05-23
0