Mao Yu terbangun oleh guncangan-guncangan kecil yang menggoyang-goyangkan tubuhnya. Membuatnya kembali tersadar.
Ketika terbangun dia mengetahui sedang berada di dalam sebuah kereta barang.
Rasa sedikit perih kembali muncul pada bagian-bagian tubuhnya yang menderita siksaan cambuk.
Setelah sedikit susah payah duduk dan bersandar di tepi dia kembali melihat untuk memeriksa luka.
Dia mendapati seseorang telah merawat dengan mengolesi salep pada lukanya. Pantas saat dia bangun dia sedikit merasa dirinya lebih baik keadaannya.
"Apakah sudah terasa lebih baik?" Seorang pemuda lebih tua dari Mao Yu tiga tahun.
Bertubuh besar dan Berotot menyapa Mao Yu dari arah kemudi. Pemuda itu lantas melompat masuk ke dalam kereta. Duduk di samping Mao Yu.
"Perkenalkan, aku Shen Yangxuan. Jangan khawatir adik, sekarang kamu berada dalam rombongan dagang pamanku. Namamu siapa?"
Mao Yu penasaran. dia mendekati jendela dan mencondongkan kepala keluar. Dia melihat ke arah depan dan belakang.
Setelah menghitung dalam hati Kira-kira ada sekitar 10 kereta yang masing-masing kereta ditarik 2 ekor kuda.
"Hmm, Namaku Mao Yu, aku berasal dari pemondokan kecil di tepi sungai, hutan perbatasan." Jawabnya.
"Dimengerti, kami menemukanmu sedang pingsan di jalanan, pamanku memutuskan untuk membawamu."
"Kami adalah rombongan pedagang. Kami singgah dari kota satu ke kota lain. Terlalu bahaya jika tidak ada yang merawatmu."
"Ini masih di kawasan rimba raya. Kita tidak tahu akan ada bahaya apa jika kamu terlalu lama di sana."
"Kakak Shen, Kamu kah yang merawat luka-lukaku?" Mao Yu bertanya.
"Iya, aku juga yang memberikan salep padamu." Shen Yangxuan mengambil botol kecil dari sakunya kemudian diberikan pada Mao Yu.
"Sekarang kamu bisa mengolesi sendiri lukamu dengan salep ini. Kurasa ini manjur"
"Surga memberkati, terimakasih Kakak Shen atas bantuannya. Saya sangat bersyukur sekali ada yang memperhatikan saya..."
Setelah terdiam sebentar. Shen Yangxuan mengingat sesuatu dan mengutarakannya kepada Mao Yu.
"Oh iya, barang-barangmu ada di sudut kereta. Coba periksa apakah masih baik-baik saja?" Shen Yangxuan menunjukkan sudut bagian belakang kereta.
Sambil melihat Mao Yu memeriksa ransel kecil dan keranjang jamurnya. Shen Yangxuan berkata.
"Apa yang kamu rencanakan dengan herbal jamur mu? beberapa di dalamnya ada beberapa bahan yang langka."
"Kami adalah pedagang mungkin bisa jadi kesepakatan jual beli yang baik."
"Boleh." Mao Yu menjawab tanpa basa-basi.
Dengan mengubah herbal jamur menjadi uang itu akan mempermudah di perjalanan. Mengurangi beban muatan. Lebih menghemat tenaga.
"Baiklah kalau begitu. Biarkan paman menghitung nilainya nanti." Shen Yangxuan tersenyum lebar.
***
Kruyuukk.....
"Ah," Mao Yu meringkuk memegangi perutnya. Tatapannya yang polos dengan mata berkaca-kaca melihat ke arah Shen Yangxuan. Lapar sudah pada batasnya.
"Ahahahaha.... Adik Yu kamu ini lucu sekali. Aku mengerti, kamu sudah hampir satu hari satu malam tidak bangun. Sudah kusiapkan makanan saat kamu bangun." Shen Yangxuan mengeluarkan bungkusan besar roti dan daging panggang dalam ukuran jumbo.
"Makanlah..!"
Nyamm Nyamm Nyammm...
"Kakak Shen makanan ini enak sekali".
Wajar saja terasa nikmat. Mao Yu seminggu makan ransum kering dan buah-buahan saja.
Menikmati roti lembut dan daging panggang yang kaya bumbu rempah menyegarkan tubuhnya seperti kemarau tahunan menerima rahmat dari hujan lebat sehari.
'Makanlah perlahan, perutmu nanti kaget. Oya kemana tujuanmu?"
"Aku berencana ke desa Batu Arang, aku ingin mendaftar ke sekte di sana." Mao Yu menjawab sambil makan dengan suapan besar.
"Ah, sayang sekali. Kami telah menyimpang dari arah tujuanmu. Sekarang ini kami menuju kota kekaisaran."
"Aku juga akan mendaftar ke salah satu sekte di sana. Hmm, bagaimana kalau kamu mengubah tujuanmu ke kota kekaisaran. Kita mendaftar bersama-sama di sana." Shen Yangxuan memberi saran.
Setelah berfikir beberapa waktu Mao Yu menjawab.
"Boleh juga."
Kota kekaisaran sepertinya tidak buruk. Kota yang jauh lebih ramai dari tujuan semula. Kesempatan dan fasilitas jauh lebih unggul di sana.
"Kakak Shen, Kenapa kamu baik sekali?"
"Hahaha, entahlah... Jika aku berbuat jahat mungkin aku punya alasan. Namun berbuat baik sepertinya tidak membutuhkan alasan." Shen Yangxuan terbahak-bahak hingga tangannya menepuk-nepuk pahanya.
"Oke Adik Yu beristirahatlah, pulihkan kondisimu! Kita akan sampai di ibukota sekitar 2 malam lagi."
Mao Yu mengangguk. Shen Yangxuan juga mengangguk dengan senyum lebar. Meninggalkan Mao Yu kembali ke kemudi.
Mao Yu juga tersenyum, menyelesaikan makannya dengan meneguk air. Dalam hati dia memantapkan dirinya.
Mulai hari ini dia tidak akan melupakan apa yang dia tetapkan. Siapa yang menyakitinya dia akan mengingat pelakunya dengan baik, wajib dibalas berikut bunga-nya.
Begitu juga siapa pun yang baik padanya dia akan memberikan kebaikan berlipat juga padanya.
***
Mao Yu duduk bersila memfokuskan pikirannya. Dia melihat koin tembaga melayang-layang di sana. Koin usang seperti tak terawat dengan tiga goresan cakaran berwarna hitam.
Mao Yu fokus pada salah satu goresan pertama yang terletak di sebelah paling kiri.
Dia mengamati lebih dalam bekas cakaran. ternyata pembentuk luka goresan ini adalah titik titik hitam dengan sedikit pendar-pendar berwarna perak.
Berputar-putar dan bergerak-gerak terjalin satu sama lain. Dia lebih fokus lagi pada titik titik itu.
Ternyata itu adalah rune yang saling berputar-putar. Di sana ada jutaan rune terpadu berkumpul.
Dalam sebuah "Tzzzzzt". Mao Yu tersedot oleh salah satu dari jutaan rune dengan karakter yang tidak diketahui.
Mao Yu melihat sebuah batu nisan berwarna kelabu besar menjulang langit. Karena ditulis dalam bahasa aneh dia tidak memahaminya.
Mao Yu menyentuhnya. Kemudian sebuah informasi tercetak dalam memorinya.
***
"Kitab Suci Jiwa"
Ketika Sang Pencipta menciptakan semesta,
Dimulai dari ketiadaan disabdakan menjadi sebuah inti materi,
Inti materi diputar hingga menciptakan kekacauan besar,
Dari Kekacauan tercipta hukum gelap dan terang. Hukum dasar untuk segala kebalikan,
Dengan sebuah Sentakan Agung,
Ledakan besar tercipta membentuk ruang dan waktu,
Inti materi diperintahkan meledak. Terjadilah ledakan akbar,
Tersebar debu di segala penjuru,
Hukum dasar dari keberadaan diciptakan,
Gesekan debu satu sama lain melahirkan berbagai elemen,
Tanah, Api, Air, Kayu dan Metal,
Dijalin dalam satu kehendak melahirkan fisik dari dunia,
Menghadirkan berbagai bentuk dan perwujudan,
Sebuah kehendak berupa berkah dan rahmat diturunkan,
Pemberian Jiwa adalah anugerah yang agung,
Memberikan kehidupan bagi yang dikehendaki,
Meramaikan kefanaan. Inilah Hukum Kehidupanan.
....
....
....
***
Mao Yu perlahan mulai membuka matanya. Jika kita bisa merasakan akan ada sesuatu hal yang berbeda.
Tatapan matanya saat ini tak lagi sama seperti sebelumnya. Sekarang sangat mendalam.
Jika ada yang berani menatap, pasti akan tersedot dan menghilang menuju kehampaan. Kesan mampu menghisap dan menenggelamkan segala macam hal.
Beberapa detik kemudian berlalu. Tatapannya berangsur normal seperti sedia kala.
Senyum tipis tergambar jelas di wajahnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 313 Episodes
Comments
Kang Comen
mana elemen petir tak ada nih ???
2022-12-26
0
Ibad Moulay
Kitab Suci Jiwa
2022-08-30
1
Bebas merdeka
dalam mantap
2022-05-23
0