Mao Yu meregangkan tubuhnya. Suara gemeretak tulang terdengar nyaring. Duduk di tepi ranjang dia bergumam tentang sebuah mimpi yang aneh.
Dia melihat suatu tempat yang sungguh indah pemandangan kolosal dengan ular sangat besar meliuk-liuk.
Saat kabut turun terlihat bayang-bayang seseorang dalam kabut. Disusul kemudiam ledakan yang sangat besar yang menghancurkan segalanya. Membuat kaget dan terbangun.
“Sungguh mimpi yang aneh...”
“Akhir-akhir ini sering datang mimpi yang aneh-aneh. Ah, entahlah...”
Ya, pagi ini adalah pagi yang cerah, burung-burung berkicau riang gembira. Hari yang indah untuk memulai segala hal.
"Aku telah bersiap untuk hari ini, apa pun resiko di sepan nanti aku telah siap menghadapinya. Aku hanya punya tekad dan semangat"
Dia teringat neneknya, selama dia tinggal di pondok dia diasuh olehnya. Tiap kali Mao Yu menanyakan keberadaan ayah dan ibunya, neneknya selalu mengalihkan pembicaraan.
Makin bertambah umur dia memahami juga mungkin bukan hal baik baginya jika dia mengetahui.
Hingga di suatu malam badai petir tiga tahun lalu dia dibangunkan neneknya tepat tengah malam saat lelap tidur.
Masih ingat dengan jelas gambaran wajah neneknya sangat serius mengatakan beberapa hal.
Namun rasa kantuk Mao Yu mengalahkan segalanya, Yang hanya dia ingat nenek minta maaf akan pergi ke suatu tempat karena sebuah hal yang mendesak.
Setelah itu di pagi hari, Mao Yu mendapati dirinya sendirian hingga hari ini.
"Yoosshh..!!"
Hari ini adalah hari yang ia tentukan untuk bepergian ke desa Batu Arang. Berencana untuk bergabung dengan salah satu sekte di sana.
Kultivasinya nol besar. Tapi dia masih memiliki harapan jika tak ada satu pun yang menerimanya, setidaknya menjadi tukang sapu atau tukang masak juga tidak masalah.
Baginya itu adalah sebuah kesempatan. Setidaknya dengan tinggal di sebuah desa dia dapat menjangkau berbagai fasilitas di sana.
Seperti perpustakaan, pasar dan mudah mencari berbagai informasi untuk mengembangkan dirinya.
Sebuah ransel kecil telah terisi baju, beberapa buku dan makanan kering. Keranjang penuh herbal jamur juga telah siap.
Setelah mandi, dia bersiap menenteng ransel dan keranjang besar jamur.
Setelah mengunci rumahnya dia menyapa untuk berpamitan kepada penduduk di pemondokannya. Beberapa tua-tua.
“Kakak, jika kamu jadi yang terhebat. Jangan lupa untuk kembali.”
Gadis imut berusia sekitar delapan tahun menyapa dengan senyum lebar.
“Tentu Yang-er, itu sudah pasti”
Mao Yu mengacak-acak rambutnya. Gadis itu meronta dan tertawa lebar. Berontak dan lari.
“Kakak pastikan datang kembali dan lihat Yang-er..!!”
Dia berlari sambil berteriak hingga menemukan tempat tersembunyi di belakang sebuah rumah. Dia mulai terisak-isak menangis.
Tapi dia mencengkeram kuat leher mencegah suara tangis keluar. Wajahnya memerah dan air mata mulai deras meluap ke pipi bakpaonya.
“Tenang Yang-er kakak pasti kembali !” Mao Yu berteriak dengan lantang.
Beberapa waktu dia memandang pemondokannya. Hingga berbalik dan memulai langkah pertama.
Sebuah langkah yang akan menentukan masa depannya.
Beberapa tua-tua melihat kepergian Mao yu. Mereka menggumam semoga Mao Yu dapat dengan sukses mencapai tujuannya.
Mereka menyadari anak itu penuh keterbatasan. Namun apalah daya, seorang dengan darah muda memang harus berani berani membuat keputusan.
Menahan akan lebih membatasi potensi dirinya.
Biarkan burung-burung lepas dari sangkar. Biarkan menjelajah. Biarkan melihat luasnya dunia.
Namun dunia luar bukanlah dunia yang mudah. Hanya berharap dapat bertahan dan semoga memperoleh keberuntungan. Tua-tua sangat memahami hal ini.
Dari sinilah sebuah cerita akan dimulai.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 313 Episodes
Comments
Ibad Moulay
Entahlah...
2022-08-30
1
Bebas merdeka
okkk
2022-05-22
0
Bebas merdeka
lnjit
2022-05-22
0