Cinta Yang Rumit

Cinta Yang Rumit

Perkenalan

Seperti pagi biasanya, di mana seluruh keluarga Biantara melakukan sarapan pagi di meja makan secara bersama-sama.

Seluruh keluarga Biantara begitu menikmati sarapan pagi mereka. Dan peraturan dalam meja makan pun selalu diterapkan oleh pimpinan keluarga mereka, yang tak lain adalah pak Biantara.

"Agra, bagaimana dengan kuliah kamu? Bukan kah tahun ini kamu harusnya sudah lulus?" Tanya pak Briantara.

Setelah beberapa menit aktivitas sarapan telah usai, pak Briantara mengawali pembicaraannya dengan bertanya kepada putra sulungnya yaitu, Agra Briantara.

"E... Itu...!" Terhenti.

"Sudah lah Pa, jangan tanyakan itu kepada Agra. Papa kan tahu sendiri bagaimana keadaan negara kita saat ini. Semenjak virus itu melanda negeri Indonesia, semua tidak berjalan sesuai yang kita harapkan, termasuk juga pendidikan Agra." Sahut bu Alya Briantara dengan lembut.

Sebelum Agra menjawab peetanyaan papa nya dengan jelas, mama nya sudah lebih dulu membela nya. Ya, karena selama ini mama nya sendirilah yang selalu memanjakan kedua anaknya, terutama Agra.

"Sudah lah Ma, Papa juga tahu bagaimana keadaan negeri kita sekarang. Tapi, pemerintah juga memiliki peraturan dalam pendidikan. Sehingga Agra bisa lulus dan di wisuda pada tahun ini. Dan ingat pesan Papa, jangan pernah lagi Mama memanjakan Agra Karena, Agra harus bisa lebih mandiri dan menjadi diri nya sendiri." Tutur pak Briantara.

Lagi-lagi perselisihan antara pak Briantara dengan bu Alya terjadi. Dan itu membuat kedua anaknya semakin kesal, bahkan mereka merasa geram dengan tingkah laku kedua orang tua nya yang selalu berselisih pendapat yang berujung pertengkaran.

"Ah sudah lah Ma-Pa, kita baru saja loh makan bersama dan baik-baik saja. Tapi, ketika Mama dan Papa membahas tentang kak Agra, lagi-lagi berujung seperti ini. Casandra capek mendengarkan semua pertengkaran Mama dan Papa. Lebih baik Casandra sekarang pergi saja." Ujar Casandra dengan kesal.

Yah, itu adalah Casandra putri dari Briantara dan Alya. Di mana ia adalah adik dari Agra. Casandra selalu merasa kesal dengan pertengkaran kedua orang tua nya itu. Sehingga membuat Casandra lebih sering menghabiskan waktu nya di luar.

"Agra juga bosan dengan pertengkaran Mama dan Papa. Lebih baik sekarang Agra juga ikut keluar." Sahut Agra ketus.

Agra dan Casandra pun lebih memilih untuk menghabiskan waktu mereka di luar rumah daripadaenghabiskan waktu mereka di rumah mereka sendiri. Padahal kita semua tahu, setelah terjadi nya covid-19 datang dan singgah di negeri Indonesia tercinta kita ini anak-anak sekolah atau yang berpendidikan seperti kuliah, lebih sering dirumah.

"Agra... Casandra...!" Teriak Briantara dan Alya bersamaan.

Saat kedua orang tua mereka tengah memanggil mereka, namun mereka tidak menghiraukan panggilan kedua irang tua mereka itu. Malahan, mereka terus saja berjalan dan meninggalkan kedua orang tua mereka yang masih beetahan di meja makan.

"Lihat, itu karena Mama tidak bisa mendidik anak-anak dan mengajarkan sopan santun kepada orang tua. Sehingga ya seperti iti tadi. Dan itu terjadi karena Mama sering memanjakan mereka." Ucap Briantara dengan kasar.

Tanpa mendengar ucapan dari istri nya, Briantara pun pergi begitu saja meninggalkan Alya dan tanoa berpamitan pula. Sedangkan Alya, ia masih berdiri mematung di meja makan.

*****

"Ah... Kenapa sih Papa selalu saja menekan aku untuk segera lulus kuliah di tahun ini? Mana lagi mengancam aku pula jika tidak bisa lulus di tahun ini." Gerutu Agra.

Agra menggerutu karena merasa kesal dengan permintaan papa nya itu. Bahkan, ia juga diancam oleh papa nya jika tidak bisa lulus pada tahun ini.

Sebenarnya, Agra dan papa nya memiliki sifat yang sama yaitu, keras kepala. Namun, Agra tidak lah sekeras papa nya. Karena Agra masih memiliki sifat lemah lembut. Apalagi dengan orang yang ia sayangi dan cintai.

Agra Briantara adalah nama lengkapnya. Yang memiliki poster tubuh yang begitu gagah, tinggi sekitar 195cm, memiliki ketampanan yang pas dan berkulit putih. Sehingga terlihat begitu perfek. Ditambah lagi, ia dilahirkan dari keluarga yang sangat terpandang. Itu lah kelebihan yang ia miliki.

Sedangkan adiknya, Casandra Briantara. Ia juga tidak kalah menariknya dengan kakak lelakinya itu. Casandra terlihat begitu cantik dengan rambut sebahu, berhidung mancung, berkulit putih dan tinggi semampai.

****

"Kring... Kring...!" Suara ponsel berdering.

Ponsel milik Agra oun tengah berdering, menandakan bahwa ada panggilan masuk ke nomor ponselnya. Dan seketika Agra meraih ponselnya yang berada di saku celananya.

"Halo, ada apa kamu menelfonku?" Tanya Agra dengan nada acuh.

"Yaelah, juga baru saja telfon sudah segitunya." Jawab orang dari sebrang.

"Sudah lah, jangan terlalu banyak bicara. Lebih baik kamu sekarang bicara jujur saja dengan tujuan kamu menelfonku." Kata Agra dengan nada yang sama.

"Ok baik lah, aku menelfon kamu cuma mau ketemu sama kamu dan kita keluar bersama sekaligus menghabiskan waktu bersama kita hari ini dengan yang lain pula. Bagaiman?" Ajak seseorang dari sebrang.

"Baik lah, katakan di mana kita bisa bertemu." Balas Agra mengiyakan.

Akhirnya perasaan suntup dan kecewa bahkan kekesalannya terhadap papa nya itu, Agra kini tergiur dan mengiyakan ajakan temannya itu untuk saling bertemu.

Sering kali Agra menghabiskan waktunya bersama dengan teman-temannya se-kampus. Namun, mereka tidak lah anak-anak yang liar. Dan Agra tidak pernah melakukan hal senonoh di waktu amarah nya memuncak.

Kini Agra melajukan mobil sport mewahnya dengan kecepatan sedang. Karena Agra masih mentaati peraturan lalu lintas. Itu pun ia lakukan demi diri nya juga, agar ia tidak terlibat dengan sebuah kecelakaan lalu lintas.

Agra kini berusia sekitar 22tahun. Sedangkan Casandra, ia masih berumur 18tahun. Di mana jarak kelahiran mereka kurang lebih sekitar empat tahun.

Setelah menemouh perjalanan sekitar satu jam lebih lima belas menit, Agra pun sampai di tempat tujuannya. Di mana ia sudah berjanjian untuk berkumpul dengan teman-temannya tadi.

Biarpun sering menghabiskan waktu di luar, Agra selalu mentaati protokol kesehatan. Di mana ia selalu menggunakan masker kemana pun ia pergi.

****

"Sayang, aku mau dong dibeliin sepatu baru. Kan kamu tahu sendiri kalau aku akan segera tanding futsal. Mana sepatu aku sudah rusak loh!" Ucap seorang lelaki dengan sebuah rayuannya.

"Baiklah sayang, apa sih yang tidak buat kamu." Balas Casandra dengan lemah lembut.

Ya, lelaki yang sedang bersama Casandra saat ini adalah kekasihnya. Di mana mereka satu sekolah bahkan satu kelas.

"Terimakasih sayangku, aku mencintai kamu." Rayu Bayu.

Casandra cukup membalas ucapan terimakasih Bayu dengan senyuman yang begitu tulus. Casandra begitu mencintai Bayu. Sehingga apaoun yang di minta oleh Bayu, selalu saja di iyakan oleh Casandra.

****

Kini sudah hampir menjelang senja. Di mana itu menandakan bahwa hari semakin sore. Namun, Agra dan Casandra masih belum pulang juga.

Kedua kakak beradik itu masih menikmati waktu diluarnya. Sampai-sampai mereka lupa untuk pulang dengan tepat waktu. Dan itu seringkali dilakukan oleh mereka.

Saat masih menikmati kebersamaan dengan teman-temannya, tiba-tiba ponsel Agra berdering. Dan dengan waktu yang sama, Casandra pun juga mendapatkan sebuah telfon. Entahlah, siapa yang menelfon mereka. Apakah yang menelfon mereka adalah orang yang sama atau berbada.

Terpopuler

Comments

Andi Jaya

Andi Jaya

slam knal

2021-07-14

1

lihat semua
Episodes
1 Perkenalan
2 Hukuman
3 Masalah Baru
4 Awal Pertemuan
5 Dia Melati
6 Penyelesaian masalah
7 Pencarian
8 Kembalinya Melati
9 Pernikahan Terpaksa
10 Malam Pertama
11 Aroma Pagi Itu
12 Pertengkaran Hebat
13 Tempat Tinggal Baru
14 Begadang
15 Siapa Lelaki Itu?
16 Terciduk
17 Kecelakaan
18 Perjanjian
19 Sandiwara
20 Kegelisahan Melati
21 Kekhawatiran Agra
22 Perdebatan kecil
23 Kemarahan Tanpa Alasan
24 Selembar Kertas
25 Terpesona
26 Hari Penuh Sandiwara
27 Pesan Singkat Yang Menegangkan
28 Ketulusan Melati
29 Ketenangan Jiwa
30 Malam Penuh Kehangatan
31 Rumah Sakit
32 Terbongkarnya Rahasia
33 Perasaan Bimbang
34 Balas Dendam Bunga
35 Hujan Deras Dipagi Itu
36 Keputusan Briantara
37 Sikap Aneh Agra
38 Kehadiran Malik
39 Perasaan Itu?
40 Pengakuan Bunga
41 Di atas Ranjang
42 Tragedi Di pagi Hari
43 Keputusan Melati
44 Setajam Pisau
45 Pilihan Yang Sulit
46 Terbongkarnya Sebuah Kejahatan
47 Tak Mau Kehilangan
48 Ancaman Untuk Briantara
49 Perasaan Yang Sama
50 Ikatan Cinta
51 Kekuatan Cinta
52 Bak Bidadari
53 Keputusan Agra
54 Damai Bersama mu
55 Kejahilan Dipagi Itu
56 Pertemuan Yang Menyakitkan
57 Menyelesaikan Masalah
58 Kejutan Untuk Melati
59 Kepercayaan Briantara
60 Bertatap Muka
61 Kesedihan Malik
62 Orang Tak Dikenal
63 Terombang-ambing
64 Malam Ke Dua
65 Pertemuan Empat Mata
66 Tatapan Sepasang Mata Tajam
67 Kekhawatiran Melati
68 Penuh Teka-Teki
69 Kenyataan Yang Menyakitkan
70 Sepasang Mata Yang Bertemu
71 Salah Paham
72 Tuduhan Yang Keji
73 Senyuman Yang Hangat
74 Air Mata Kesedihan
75 Melepas Cinta Yang tak Seharusnya
76 Bertemu Kembali
77 Tentang Aku, Kamu Dan Dia
78 Sikap Aneh Melati
79 Cinta Agra yang Dalam
80 Selembar Kertas
81 Kebahagiaan di Pagi Itu.
82 Cinta yang Diuji
83 Sebuah Kompromi
84 Pernikahan Bersyarat
85 Meminta Sebuah Restu
86 Terungkapnya Sebuah Rahasia
87 Menerima dengan Segenap Jiwa
88 Gedung Tua
89 Sebuah Pengorbanan
90 Kehilangan
91 Tambatan Hati
92 Terimakasih
Episodes

Updated 92 Episodes

1
Perkenalan
2
Hukuman
3
Masalah Baru
4
Awal Pertemuan
5
Dia Melati
6
Penyelesaian masalah
7
Pencarian
8
Kembalinya Melati
9
Pernikahan Terpaksa
10
Malam Pertama
11
Aroma Pagi Itu
12
Pertengkaran Hebat
13
Tempat Tinggal Baru
14
Begadang
15
Siapa Lelaki Itu?
16
Terciduk
17
Kecelakaan
18
Perjanjian
19
Sandiwara
20
Kegelisahan Melati
21
Kekhawatiran Agra
22
Perdebatan kecil
23
Kemarahan Tanpa Alasan
24
Selembar Kertas
25
Terpesona
26
Hari Penuh Sandiwara
27
Pesan Singkat Yang Menegangkan
28
Ketulusan Melati
29
Ketenangan Jiwa
30
Malam Penuh Kehangatan
31
Rumah Sakit
32
Terbongkarnya Rahasia
33
Perasaan Bimbang
34
Balas Dendam Bunga
35
Hujan Deras Dipagi Itu
36
Keputusan Briantara
37
Sikap Aneh Agra
38
Kehadiran Malik
39
Perasaan Itu?
40
Pengakuan Bunga
41
Di atas Ranjang
42
Tragedi Di pagi Hari
43
Keputusan Melati
44
Setajam Pisau
45
Pilihan Yang Sulit
46
Terbongkarnya Sebuah Kejahatan
47
Tak Mau Kehilangan
48
Ancaman Untuk Briantara
49
Perasaan Yang Sama
50
Ikatan Cinta
51
Kekuatan Cinta
52
Bak Bidadari
53
Keputusan Agra
54
Damai Bersama mu
55
Kejahilan Dipagi Itu
56
Pertemuan Yang Menyakitkan
57
Menyelesaikan Masalah
58
Kejutan Untuk Melati
59
Kepercayaan Briantara
60
Bertatap Muka
61
Kesedihan Malik
62
Orang Tak Dikenal
63
Terombang-ambing
64
Malam Ke Dua
65
Pertemuan Empat Mata
66
Tatapan Sepasang Mata Tajam
67
Kekhawatiran Melati
68
Penuh Teka-Teki
69
Kenyataan Yang Menyakitkan
70
Sepasang Mata Yang Bertemu
71
Salah Paham
72
Tuduhan Yang Keji
73
Senyuman Yang Hangat
74
Air Mata Kesedihan
75
Melepas Cinta Yang tak Seharusnya
76
Bertemu Kembali
77
Tentang Aku, Kamu Dan Dia
78
Sikap Aneh Melati
79
Cinta Agra yang Dalam
80
Selembar Kertas
81
Kebahagiaan di Pagi Itu.
82
Cinta yang Diuji
83
Sebuah Kompromi
84
Pernikahan Bersyarat
85
Meminta Sebuah Restu
86
Terungkapnya Sebuah Rahasia
87
Menerima dengan Segenap Jiwa
88
Gedung Tua
89
Sebuah Pengorbanan
90
Kehilangan
91
Tambatan Hati
92
Terimakasih

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!