Langit malam ini begitu cerah, banyak cahaya bintang yang saling bergemerlap. Dan di terangi pula dengan cahaya rembulan yang melengkepi malam malam ini. Namun terangnya malam ini adalah gelap bagi Agra dan Casandra.
"Kalian dimana sekarang? Ini sudah jam berapa, cepat kalian pulang sekarang juga." Ancam Briantara.
Ya, ternyata yang menelfon Agra dan Casandra secara bersamaan adalah Briantara, papa nya sendiri. Mereka bertiga saling berbicara melalui video call. Sehingga Agra dan Casandra tidak bisa lagi memberi jawaban untuk beralasan kepada papa nya.
"Baik, Pa!" Balas Agra dan Casandra bersamaan.
Setelah memberi jawaban tanpa alasan kepada Briantara, kini mereka pun saling menutup telfonnya. Agra dan Casandra pun segera pergi dari tempat yang menurut mereka begitu asik dan nikmat.
"Sorry gyus, aku harus balik sekarang. Lain waktu kita bisa kumpul bersama." Ujar Agra berpamitan kepada teman-temannya.
"Wah, tidak asik kamu Gra, masak iya kamu pulang lebih dulu daripada kita." Sahut Toni teman akran nya Agra.
"Sorry, aku tidak bisa memberi alasan apapun kepada kalian. Yang jelas aku akan segera pulang dan masalah membayar semua ini, aku yang akan membayarnya dan kalian tenang saja. Puaskan main kalian di sini. Aku pergi dulu!" Ucap Agra.
Agra begitu menyombongkan kekayaan kedua orang tuanya. Bahkan, dia sering kali menghambur-hamburkan uang hanya untuk bermain-main dengan teman-temannya dan terutama bersama kekasihnya.
Kini Agra melajukan mobil spotr nya dengan kecepatan sedang. Malam itu kebetulan perjalanan tidak terlalu ramai. Tidak banyak kendaraan yang berlalu lalang memenuhi jalan raya. Sehingga Agra dapat mengendarai mobil nya itu dengan santai.
****
"Sayang, ma'af ya sepertinya aku harus pulang duluan. Soalnya papa aku sudah menelfon dan memintaku untuk segera pulang. Besok kita ketemuan lagi ya sayang!" Kata Casandra kepada kekasihnya.
"Baiklah sayang! Oh iya, kamu hati-hati ya di jalan." Balas kekasih Casandra.
Di waktu yang bersamaan, Casandra pun juga mengikuti perintah papa nya. Di mana ia harus segera pulang ke rumah.
*****
"Kenapa sih, papa selalu bersifat keras kepada ku dan Casandra. Apa papa tidak pernah sayang sama aku dan Casandra? Sehingga sifat seperti itu sering muncul dalam diri papa." Gerutu Agra.
Agra terus menggerutu dalam setiap perjalanannya. Ia merasa kesal kepada sifat marah papa nya yang tidak pernah hilang saat berbicara kepada nya. Sehingga perdebatan yang tidak di inginkan malah terjadi.
Setelah hampir satu jam perjalanan akhirnya Agra sampai di rumahnya. Segeralah ia memakirkan mobil nya di bagian garasi. Di mana di sana ada banyak mobil yang sudah terparkir dengan rapi. Ya, sekitar ada lima mobil mewah milik keluarga Briantara.
"Haruskah aku masuk dan berhadapan dengan papa?" Tanya Agra dalam batin. Tapi ia menampilakn senyum sinis di bibirnya.
Tidak lama kemudian, datanglah Casandra dengan mobil mewah yang ia kendarai. Begitupun dengan Casandra, ia melakukan hal yang sama ketika sudah sampai di rumah. Memarkin mobil mewahnya di bagian garasi.
"Kenapa kak Agra masih di sini?" Tanya Casandra kepada Agra, kakaknya.
"Atau jangan-jangan kak Agra takut ya kena marah nya papa." Sahut Casandra lagi menerka.
"Bukan urusan kamu. Lebih baik, sekarang kita masuk dan menemui papa. Sebelum, papa melihat kita berdua yang masih berdiri di luar seperti ini." Ucap Agra mengelak.
Agra memberi jawaban yang berbanding balik dengan keraguannya. Dan pada akhirnya, mereka berdua harus tetap menemui papa nya.
"Pa-Ma, kami pulang." Ucap Agra bersamaan dengan Casandra.
"Ya sudah, lebih baik kalian mandi terlebih dahulu. Setelah itu, kalian bergabung dengan Mama dan Papa di sini. Dan kita makan malam bersama." Balas Alya, mama mereka.
Agra dan Casandra terdiam, hanya anggukan oelan yang mereka berikan untuk mengiyakan pinta mama nya itu. Dan mereka pun segera bergegas menuju kamar masing-masing untuk membersihkan seluruh tubuh mereka.
"Pa, Mama harap Papa tidak seharusnya selalu memperlihatkan sifat amarah Papa kepada mereka. Mereka juga perlu mendapatkan kasih sayang dari Papa." Tutur Alya kepada suaminya.
"Sudahlah Ma, Mama tidak perlu mengajarkan Papa tentang apa yang Papa lakukan kepada mereka." Ucap Briantara dengan ketus.
Alya terdiam tanpa ada kata lagi dan tanpa ada bantahan yang dia ajukan. Karena ia tidak mau kedua anaknya mendengar dan melihat pertengkaran yang seharusnya tidak mereka lihat.
****
"Sepertinya aku harus siap dengan pertanyaan-pertanyaan papa yang akan di ajukan nanti." Ungkap Agra dengan mengehembuskan nafas panjang.
Setelah melakukan rutinitas di kamar mandi, Agra pun berjalan menuruni tangga dan disusul oleh Casandra. Lagi dan lagi, keluarga Briantara melakukan aktifitas malam bersama dengan sepi dan sunyi saat berada di ruang makan.
Makan malam kali ini sedikit berbeda. Cuma ada bebwrapa makanan sederhana yang telah disajikan oleh pembantu mereka. Sehingga Casandra pun mengambil suara untuk bertanya.
"Kenapa makanannya cuma ini Ma?" Tanya Casandra.
"Iya Ma, kenapa cuma ada sayur bening sama ikan saja?" Sahut Agra menimpali.
Alya hanya diam saat anak-anaknya bertanya. Dan yang menjawab pertanyaan Agra dan Casandra adalah papa nya, Briantara.
"Memangnya kenapa jika makanan nya hanya seperti ini? Bukan kah kalian juga tahu kita harus siap makan dengan makanan sederhana seperti ini. Karena penghasilan perusahaan semakin lama semakin rendah akibat adanya lockdown. Jadi, kalian terima saja dan makan lah. Setelah itu, Papa akan berbicara kepada kalian berdua." Jawab Briantara tegas.
Dalam hati Agra dan Casandra telah memberontak atas sikap papa nya yang berlebihan terhadap mereka. Namun mereka tidak bisa melakukan apapun, karena jika mereka mengeluarkan kata-kata yang menimbulkan pertengkaran, pasti akan berujung tentang ancaman yang pernah di keluarkan dari Papa nya itu.
Setelah beberapa menit kemudian, akhirnya acara dalam ruang makan pun telah usai. Kini saatnya Agra dan Casandra untuk mempersiapkan diri dalam menghadapi pertanyaan paoa nya.
Kini ruang keluarga telah di isi oleh Briantara, Agra, Casandra dan Alya. Suasana dalam ruang keluarga Briantara tidak seperti ruang keluarga orang biasanya. Karena hanya ada suasana ketegangan dalam ruang keluarga milik keluarga Briantara.
"Sekarang Papa akan bertanya kepada kalian masing-masing. Dan kalian harus bisa menjawab jujur pertanyaan-pertanyaan Papa nanti." Ujar Briantara kepada kedua anaknya.
Tatapan tajam telah terlukis dalam wajah Briantara. Seakan siap menerkam mangsanya. Tatapan tajam pertama di tujukan kepada putra nya. Karena menurut Briantara, putra nya lah yang harus bisa diajarkan jiwa kepemimpinan dalam diri Agra.
"Agra, darimana saja kamu hari ini? Sampai-sampai kamu lupa waktu untuk pulang ke rumah." Tanya Briantara dengan tegas.
Karena tidak ada alasan untuk menjawab pertanyaan papa nya, Agra pun menjawab dengan kejujurannya.
"Agra berkumpul dengan teman-teman. Karena Agra merasa jenuh di rumah setiap hari." Jawab Agra.
"Mau sampai kapan kamu akan melakukan hal itu? Bukan kah Papa sudah sering bilang untuk tetap di rumah dan jaga jarak. Jika sesuatu terjadi kepada kamu, Papa tidak akan membantu kamu apapun itu." Tutur Briantara.
"Tapi Pa, masa iya Agra harus seharian terus menerus berada di dalam rumah. Agra juga memiliki sifat jenuh Pa." Bantah Agra.
Akhirnya kata-kata yang tidak seharusnya Agra ucapkan malah terlontar dari mulutnya. Sehingga membuat Briantara ingin memberikan hukuman kepada Agra.
"Dan kamu Casandra, darimana saja kamu seharian ini? Sehingga kamu lupa akan waktu. Mau jadi apa kamu jika anak perempuan suka keluyuran. Dan Papa yakin, pasti kamu keluar bersama lelaki tidak jelas itu kan!" Ujar Briantara.
"Pa, lelaki itu punya nama. Dan dia juga jelas kok." Jawab Casandra membantah.
Hal yang sama telah dilakukan oleh Casandra. Lagi dan lagi, itu membuat Briantara marah dengan jawaban berontak dari kedua putra putrinya. Sehingga Briantara memutuskan untuk melakukan hal yang tepat sebagai hukuman kedua putra putri nya itu.
"Baiklah, kalau begitu Papa akan memutuskan satu hal kepada kalian. Mulai sekarang, atm dan fasilitas lainnya Papa akan sita. Agar kalian tidak bisa keluar dan masuk rumah ini sesuka kalian." Putus Briantara.
"Tapi Pa, itu tidak adil buat kita." Berontak Agra bersamaan dengan Casandra.
"Itu sudah menjadi keputusan Papa. Dan jangan sampai kalian merengek-rengek bagaikan anak kecil kepada Mama kalian. Karena ini sudah menjadi keputusan bulat Papa." Ucap tegas Briantara.
Rasa kesal dan marah lagi-lagi dirasakan oleh Agra dan Casandra. Karena mereka tidak terima dengan hukuman yang sudah diputuskan oleh papa nya itu. Tapi, mereka tidak bisa berbuat apa-apa lagi dan pada akhirnya mereka memberikan kunci mobil yang ditarik oleh papa nya. Dan yang tersisa hanyalah sebuah ponsel.
Malam kian semakin melarut. Di mana jam sudah menunjukkan tepat pukul 01.00 malam. Kini semua penghuni rumah mewah nan megah itu sudah beristirahat di masing-masing kamar mereka. Dan rumah mewah nan megah itu kini nampak sunyi dan sepi, karena mereka sudah berada dalam pulau kapuk.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 92 Episodes
Comments