Dia Melati

Amarah yang tidak dapat terbendung lagi kini diluapkan oleh Briantara ketika putri nya, Casandra sudah sadarkan diri. Dan semua benda yang berada di kamar Casandra hampir saja jafi sasarannya.

"Akhirnya, kamu sadar juga. Dasar putri yang memalukan." Ujar Briantara.

Casandra yang baru sadarkan diri tidak mengerti dengan apa yang dikatakan oleh papa nya itu. Dan Alya, istri Briantara yang sedari tadi berada disamping Casandra, telah membuka suara untuk membela putri nya.

"Papa, tunggu lah sampai Casandra benar-benar pulih. Jangan lah seperti ini. Kita kan bisa membicarakannya dengan baik-baik." Bela Alya.

"Apa Ma, kata kamu minta sampai anak ini benar-benar pulih? Apa Mama tidak sadar, perbuatannya sangat memalukan keluarga. Dan mau di taruh mana muka Papa Ma?" Ungkap Briantara dengan amarah.

Casandra yang masih berusaha memulihkan tenaganya dan dengan rasa tidak tahu apa-apa, kini dia mengeluarkan air mata atas sikap papa nya yang betul-betul marah.

"Pa, jangan lah marah sama Mama. Sebenarnya ada apa dengan aku? Kenapa Papa marah sama aku? Apa salah aku, sehingga menurut Papa sudah membuat malu keluarga ini?" Tanya Casandra dengan menguatkan dirinya, karena tenaga yang berada di dalam dirinya masih belum pulih.

Casandra berusaha untuk menguatkan diri dan bertanya kepada papa nya tentang apa yang sudah terjadi. Karena setahu dia, dia sedang sakit dan jatuh pingsan. Setelah ia sadarkan diri, malah amarah yang dia dapatkan, bukan belai kasih dari kedua orang tuanya.

"Pantaskah kamu menanyakan apa yang sudah terjadi sebenarnya? Sedangkan kamu sendiri yang sudah berbuat. Dengan lelaki mana kamu melakukan itu? Dan siapa lelaki itu?" Tanya Briantara dengan amarah yang semaki menenjadi-jadi.

"Maksud Papa apa? Casandra tidak mengerti dengan apa yang Papa tanyakan." Jawab Casandra yang masih tidak mengerti.

"Jadi, kamu masih tidak mau menjawab pertanyaan Papa." Ujar Briantara.

Briantara benar tidak bisa membendung amarah nya yang sangat dalam. Seakan Briantara tengah dirasuki arwah yang bergentayangan, karena bola mata Briantara seakan ingin keluar. Dan wajah putih Briantara kini berubah menjadi memerah karena amarah.

Kini Briantara sudah bersiap melayangkan tamparan yang sedari tadi ia tahan. Tapi, hal itu tidak terjadi setelah Melati masuk ke dalam kamar Casandra.

"Jangan Pak! Jangan lakukan hal kasar terhadap putri bapak." Ujar Melati.

Melati berusaha menahan Briantara dengan berteriak kepada Briantara. Namun teriakan itu tetap teriakan yang sopan untuk menahan Briantara agar tidak melanjutkan layangan tamparan ke pipi Casandra.

"Kamu!" Ujar Briantara.

"Kenapa dia berani menahan amarah Papa? Apa dia tidak tahu siapa yang sedang dia hadapi saat ini?" Tanya Agra dalam batin.

Agra memang sedari tadi sudah berada di dalam kamar Casandra, namun dia tidak bisa berbuat apa-apa untuk membantu adik nya itu. Karena menurutnya, Casandra berbuat salah.

"Siapa gadis ini?" Tanya Alya dalam batin.

Alya oun masih bertanya-tenya tentang siapa gadis yang berada dihadapannya saat ini. Karena sebelumnya ia tidak pernah melihatnya berada di rumah besar nan mewah tempat ia tinggal.

"Jangan lakukan hal itu kepada putri Bapak. Meskipun putri Bapak sudah bersalah, setidaknya sebagai pemimpin keluarga Bapak bisa meredam amarah. Dan bertanya serta memberikan solusi yang baik nanti nya. Tidak dengan amarah yang sepwrti itu." Ucap Melati dengan lembut.

"Kamu tidak tahu apa-apa. Jadi kamu tidak perlu memberi tahu kepadaku tentang apa yang harus aku lakukan. Dan kamu baru saja datang ke rumah ini. Jadi, kamu tidak perlu ikut campur dengan urusan keluarga saya. Yang perlu kamu kerjakan saat ini hanyalah bersih-bersih dan ala kadarnya di rumah ini. Bukan ikut campur seperti itu." Ujar Briantara dengan geram.

"Ma'af sebelumnya jika saya sudah berani ikut campur dengan urusan keluarga Bapak. Tapi setahu saya hal yang kasar dilarang oleh agam islam." Ujar Melati dengan penuh keberanian.

Seakan Melati tidak pernah memiliki rasa takut saat menghadapi sifat amarah Briantara. Dan ia terus menjawab dalam setiap perkataan Briantara, namun dalam setiap jawaban Melati tetap dengan sopan dan lemah lembut.

"Tahu apa kamu tentang agama? Lalu, bagaimana jika anak saya hamil di luar nikah? Bukan kah itu hal yang sangat memalukan?" Tanya Briantara yang seakan menantang ucapan Melati.

Semua orang pun terkejut atas pertanyaan yang diberikan Briantara kepada Melati. Bwgitupun dengan Casandra, dia begitu syok saat dia mengetahui bahwa tengah mengandung. Dan seakan tidak percaya dengan apa yang dikatakan papa nya itu.

"Saya tahu, perbuatan zina adalah hal yang dilarang oleh agama islam. Dan perbuatan zina sangatlah dilarang oleh Allah SWT. Dan perbuatan zina adalah perbuatan dosa. Namun kita sebagai manusia tidak diijinkan untuk marah ataupun mengucilkan. Karena perbuatan yang sudah dilakukan sang pelaku akan ia tanggung sendiri di akhirat nanti. Bukan lah manusia yang pantas menghukum sang pelaku, tapi Allah SWT yang akan menghukum sang pelaku. Bukan kah itu yang seharusnya diluruskan?" Jawab Melati dengan tegas.

Briantara pun tercenganga dengan jawaban yang diberikan Melati. Bahkan kini dia hanya terdiam dan tidak bisa berkata apa-apa lagi. Namun, sedikit rasa marah masih terpendam di dalam hatinya.

"Siapa gadis ini sebenarnya? Kenapa dia bisa seberani itu kepada papa?" Agra bertanya-tanya kembali di dalam batinnya.

Begitupun dengan Alya, dia semakin penasaran dengan gadis yang berdiri dihadapannya itu. Entah apa yang sudah dia perbuat sehingga suaminya tidak lah berkata-kata lagi. Padahal, ia sendiri tidak bisa meredam amarah suaminya yang meluap sedari tadi.

"Ma'af nak, siapa kamu sebenarnya? Kenapa kamu selalu menjawab pertanyaan suami saya. Apakah kamu tidak merasa takut terhadap beliau?" Tanya Alya penasaran.

Alya tidak mampu menahan rasa oenasaran yang ada di dalam dirinya. Sehingga pertanyaan itu pun terlontar dari mulutnya. Dengan nada yang lemah lembut, dia ucapkan dan ajukan.

"Ma'af Bu, saya tidak tahu harus memanggil anda-anda semua dengan sebutan apa, jadi ma'af jika saya kurang sopan. Dan nama saya adalah Melati. Untuk pertanyaan apakah saya takut atau tidak terhadap Bapak yang saat ini berdiri di hadapan saya, saya akan menjawab bahwa saya tidak merasa takut. Selama itu bukan lah Allah SWT, Tuhanku." Jawab Melati dengan lantang.

Seluruh keluarga Briantara pun terkejut dengan jawaban Melati. Dia begitu berani dan lantang mengucapkan akan hal itu kepada mereka semua dan tetutama kepada Briantara yang masih berdiri dihadapan mereka semua.

"Kamu pikir, siapa kamu sebenarnya? Kenapa kamu tidak takut dengan saya?" Tanya Briantara dengan nada yang begitu dingin.

"Saya hanya lah manusia yang diciptakan oleh Allah yang diberikan otak dan seisinya dalam tubuh saya. Yang dititipkan melalui kedua orang tua saya untuk merwka jaga, bukan untuk mereka sia-siakan bahkan dipukuli seperti apa yang sudah Bapak lakukan terhadap putri bapak. Ma'af jika perkataan saya sudah menyinggung kalian semua. Dan saya tidak akan ikut campur lagi dengan urusan keluarga ini. Asalkan Bapak tidak melakukan hal kasar terhadap putri Bapak. Dan masalah ini bisa dibicarakan secara kekeluargaan dan aku yakin pasti ada jalan keluarnya. Karena setahu saya, Allah tidak akan menguji para umat-Nya melebihi batas kemampuan umat-Nya. Permisi, Assalamu'alaikum!" Ujar Melati dengan tetap memberikan kesopanan.

Melati pun kini melangkahkan kaki nya keluar dari ruangan Casandra tanpa ada rasa bersalah atau oun takut. Dan sedangkan semua orang yang masih bertahan di ruangan itu hanya bisa tercenganga melihat dan mendengar jawaban dalam setiap pertanyaan Briantara. Begitu lantang tanpa ada rasa takut dalam diri Melati. Bahkan, Briantara pun hanya terdiam tanpa ada kata sedikit pun. Mungkin kah hati nya mampu diluluhkan oleh Melati?

Episodes
1 Perkenalan
2 Hukuman
3 Masalah Baru
4 Awal Pertemuan
5 Dia Melati
6 Penyelesaian masalah
7 Pencarian
8 Kembalinya Melati
9 Pernikahan Terpaksa
10 Malam Pertama
11 Aroma Pagi Itu
12 Pertengkaran Hebat
13 Tempat Tinggal Baru
14 Begadang
15 Siapa Lelaki Itu?
16 Terciduk
17 Kecelakaan
18 Perjanjian
19 Sandiwara
20 Kegelisahan Melati
21 Kekhawatiran Agra
22 Perdebatan kecil
23 Kemarahan Tanpa Alasan
24 Selembar Kertas
25 Terpesona
26 Hari Penuh Sandiwara
27 Pesan Singkat Yang Menegangkan
28 Ketulusan Melati
29 Ketenangan Jiwa
30 Malam Penuh Kehangatan
31 Rumah Sakit
32 Terbongkarnya Rahasia
33 Perasaan Bimbang
34 Balas Dendam Bunga
35 Hujan Deras Dipagi Itu
36 Keputusan Briantara
37 Sikap Aneh Agra
38 Kehadiran Malik
39 Perasaan Itu?
40 Pengakuan Bunga
41 Di atas Ranjang
42 Tragedi Di pagi Hari
43 Keputusan Melati
44 Setajam Pisau
45 Pilihan Yang Sulit
46 Terbongkarnya Sebuah Kejahatan
47 Tak Mau Kehilangan
48 Ancaman Untuk Briantara
49 Perasaan Yang Sama
50 Ikatan Cinta
51 Kekuatan Cinta
52 Bak Bidadari
53 Keputusan Agra
54 Damai Bersama mu
55 Kejahilan Dipagi Itu
56 Pertemuan Yang Menyakitkan
57 Menyelesaikan Masalah
58 Kejutan Untuk Melati
59 Kepercayaan Briantara
60 Bertatap Muka
61 Kesedihan Malik
62 Orang Tak Dikenal
63 Terombang-ambing
64 Malam Ke Dua
65 Pertemuan Empat Mata
66 Tatapan Sepasang Mata Tajam
67 Kekhawatiran Melati
68 Penuh Teka-Teki
69 Kenyataan Yang Menyakitkan
70 Sepasang Mata Yang Bertemu
71 Salah Paham
72 Tuduhan Yang Keji
73 Senyuman Yang Hangat
74 Air Mata Kesedihan
75 Melepas Cinta Yang tak Seharusnya
76 Bertemu Kembali
77 Tentang Aku, Kamu Dan Dia
78 Sikap Aneh Melati
79 Cinta Agra yang Dalam
80 Selembar Kertas
81 Kebahagiaan di Pagi Itu.
82 Cinta yang Diuji
83 Sebuah Kompromi
84 Pernikahan Bersyarat
85 Meminta Sebuah Restu
86 Terungkapnya Sebuah Rahasia
87 Menerima dengan Segenap Jiwa
88 Gedung Tua
89 Sebuah Pengorbanan
90 Kehilangan
91 Tambatan Hati
92 Terimakasih
Episodes

Updated 92 Episodes

1
Perkenalan
2
Hukuman
3
Masalah Baru
4
Awal Pertemuan
5
Dia Melati
6
Penyelesaian masalah
7
Pencarian
8
Kembalinya Melati
9
Pernikahan Terpaksa
10
Malam Pertama
11
Aroma Pagi Itu
12
Pertengkaran Hebat
13
Tempat Tinggal Baru
14
Begadang
15
Siapa Lelaki Itu?
16
Terciduk
17
Kecelakaan
18
Perjanjian
19
Sandiwara
20
Kegelisahan Melati
21
Kekhawatiran Agra
22
Perdebatan kecil
23
Kemarahan Tanpa Alasan
24
Selembar Kertas
25
Terpesona
26
Hari Penuh Sandiwara
27
Pesan Singkat Yang Menegangkan
28
Ketulusan Melati
29
Ketenangan Jiwa
30
Malam Penuh Kehangatan
31
Rumah Sakit
32
Terbongkarnya Rahasia
33
Perasaan Bimbang
34
Balas Dendam Bunga
35
Hujan Deras Dipagi Itu
36
Keputusan Briantara
37
Sikap Aneh Agra
38
Kehadiran Malik
39
Perasaan Itu?
40
Pengakuan Bunga
41
Di atas Ranjang
42
Tragedi Di pagi Hari
43
Keputusan Melati
44
Setajam Pisau
45
Pilihan Yang Sulit
46
Terbongkarnya Sebuah Kejahatan
47
Tak Mau Kehilangan
48
Ancaman Untuk Briantara
49
Perasaan Yang Sama
50
Ikatan Cinta
51
Kekuatan Cinta
52
Bak Bidadari
53
Keputusan Agra
54
Damai Bersama mu
55
Kejahilan Dipagi Itu
56
Pertemuan Yang Menyakitkan
57
Menyelesaikan Masalah
58
Kejutan Untuk Melati
59
Kepercayaan Briantara
60
Bertatap Muka
61
Kesedihan Malik
62
Orang Tak Dikenal
63
Terombang-ambing
64
Malam Ke Dua
65
Pertemuan Empat Mata
66
Tatapan Sepasang Mata Tajam
67
Kekhawatiran Melati
68
Penuh Teka-Teki
69
Kenyataan Yang Menyakitkan
70
Sepasang Mata Yang Bertemu
71
Salah Paham
72
Tuduhan Yang Keji
73
Senyuman Yang Hangat
74
Air Mata Kesedihan
75
Melepas Cinta Yang tak Seharusnya
76
Bertemu Kembali
77
Tentang Aku, Kamu Dan Dia
78
Sikap Aneh Melati
79
Cinta Agra yang Dalam
80
Selembar Kertas
81
Kebahagiaan di Pagi Itu.
82
Cinta yang Diuji
83
Sebuah Kompromi
84
Pernikahan Bersyarat
85
Meminta Sebuah Restu
86
Terungkapnya Sebuah Rahasia
87
Menerima dengan Segenap Jiwa
88
Gedung Tua
89
Sebuah Pengorbanan
90
Kehilangan
91
Tambatan Hati
92
Terimakasih

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!