Tempat Tinggal Baru

Saat berada di depan rumah mewah milik Briantara, Agra terlihat bingung dan ada juga rasa marah yang masih membelenggu di dalam hatinya. Dan Melati masih setia mengikuti suaminya serta ia berusaha untuk menengkan hati suaminya itu.

"Aakkhh... Sial! Kenapa sih harus jadi seperti ini? Dan aku harus bagaimana sekarang, uang saja aku tidak punya." Ujar Agra dengan berteriak.

Rasa empati, perhatian dan ingin menjadi istri sholehah terus Melati terapkan dalam dirinya. Sehingga ia merasakan sedih jika melihat suaminya bertengkar hebat dengan papa mertuanya.

"Mas Agra, tunggu mas! Mas Agra tidak seharusnya bersikap seperti itu kepada papa. Lebih baik, mas Agra sekarang balik ke dalam dan meminta ma'af kepada papa." Ujar Melati yang masih mengejar suaminya itu.

"Untuk apa kamu mengikutiku? Sudah lah Melati, bukan kah kamu senang bisa menguasai rumah orang tua aku dan melihatku pergi tanpa membawa apa-apa. Dan bukan kah niat kamu masuk ke dalam keluarga aku cuma ingin harta orang tua aku. Iya kan!" Bentak Agra kepada Melati dengan tuduhan yang begitu menyakiti hati Melati.

"Mas Agra, kenapa mas Agra berpikir hal yang seperti itu. Melati tidak pernah memiliki keinginan yang mas Agra tuduhkan kepada Melati. Baik, jika mas Agra masih tetap akan pergi meninggalkan rumah itu, aku akan pergi ikut mas Agra kemana pun mas Agra akn pergi." Ungkap Melati dengan penuh kelembutan.

Agra tersenyum sinis kepada Melati. Seakan ia tidak percaya dengan apa yang dikatakan Melati. Dan rasa curiga kepada Melati masih memenuhi hati dan pikirannya. Namun, Melati yang selalu di abaikan dan di beri tuduhan sekeji itu, Melati tetap setia untuk selalu mendampingi Agra yang kini sudah menjadi pemimpin dalam rumah tangga nya.

Jauh Agra melangkahkan kaki nya menjauhi rumah mewah milik kedua orang tuanya itu. Dan saat ini ia tidak memiliki arah tujuan yang pasti. Karena ia tidak memiliki kendaraan mewah yang selalu ia kendarai dan mengantarkan kemana pun ia pergi. Bahkan uang sepeser pun ia tidak punya. Karena aset keuangannya masih di bawa oleh papa nya.

"Awww!" Rintih Melati pelan.

Melati terjatuh karena kaki nya tersandung. Sehingga kaki nya terkilir dan merasakan sakit. Sejenak ia duduk dan terdiam untuk beristirahat. Tapi, ia harus kembali mengejar suaminya yang jaraknya hampir jauh dengan diri nya.

"Mas... Mas Agra tunggu!" Teriak Melati.

Agra seketika terhenti karena merasa risih dengan teriakan Melati yang terus memanggil nama nya. Tanpa menoleh ke arah Melati yang masih berada dibelakangnya, Agra berdiri dan menanti Melati mendekatinya.

"Mas Agra tunggu! Jangan terlalu cepat jalannya, soalnya kaki aku tersandung terus terkilir." Ucap Melati memelas.

"Makanya, lebih baik kamu tidak usah ikutin aku. Bukan kah enak jika kamu tanpa aku. Lagian, siapa suruh kamu ngikutin aku, swdqngkan aku saja tidak tahu harus kemana dan bagaimana." Bentak Agra.

"Mas Agra, Melati kan sudah menjadi istri mas. Jadi, kemana pun mas Agra akan pergi, Melati akan tetap ikut. Jika mas Agra bingung mau kemana, lebih baik kita sekarang cari tempat penginapan." Saran Melati.

Lagi dan lagi senyum sinis Agra terlukis di bibirnya. Yang membuat Melati jadi merasa bersalah dengan apa yang sudah ia ucapkan. Dan pada akhirnya, Agra kembali membentak Melati.

"Apa kamu bilang, cari tempat penginapan? Uang darimana coba?" Ujar Agra.

"Akh... Itu... Pakai saja uang Melati ini mas. Walaupun tidak banyak, tapi setidaknya bisa buat cari kontrakan sekarang. Dan besok, Melati akan berusaha untuk mencari pekerjaan." Ujar Melati sambil memberikan senyum dibalik cadarnya.

"Terserah kamu saja. Asalkan kamu yang mencari uang." Balas Agra.

Melati mengangguk kan pelan kepalanya untuk mengiyakan permintaan Agra dan ia juga memberikan senyum yang merekah kepada suami nya itu. Meskipun di dalam hatinya sangat pedih merasakan sikap suaminya yang selalu membentak dan tidak menghiraukan nya.

Mobil angkutan umum lagi-lagi menyatukan mereka dan mengantarkan mereka untuk mencari kontrakan kecil yang bisa dijadikan tempat tinggal sementara untuk mereka.

*****

Rumah mewah milik Briantara masih di penuhi dengan suara pertengkaran antara Briantara dan Alya. Alya yang merasa marah atas sikap suaminya yang sudah melewati batas. Sehingga Alya memutuskan untuk pergi dan mencari Agra serta menantunya itu.

Mobil sedan mewah telah dinyalakan. Sopir yang siap untuk mengantarkan Alya telah melajukan mobil itu dengan kecepatan sedang. Setiap ruas jalanan kota telah Alya dan sopir setianya itu telusuri untuk mencari keberadaan Agra dan Melati. Banyak kendaraan berlalu lalang melewati mobil Alya. Dengan keinginan yang besar Alyaasih bertahan untuk tetap mencari Agra dan Melati. Meskipun sudah sedari tadi dan kini hampir menjelang malam belum juga menemukan keberadaan mereka. Dan sudah berulangkali juga Alya mencoba untuk menghubungi nomor ponsel Agra dan juga Melati, namun tidak ada jawaban dari mereka.

"Kalian dimana sekarang? Mama benar-benar khawatir dengan keadaan kalian. Mama juga merasa cemas tanpa ada kabar dari kalian." Ujar Alya dalam batinnya.

Alya masih ingin mencari keberadaan putra dan menantunya itu, namun ia teringat akan putri nya yang masih berada di rumah mewah miliknya. Sehingga ia memutuskan untuk kembali pulang.

******

Akhirnya, setelah beberapa jam berada di dalam angkutan umum yang menurut Agra adalah mobil aneh dan sangat pengap, kini Agra dan juga Melati dapat menemukan tempat tinggal sementara untuk mereka.

"Mas Agra, sementara kita akan tinggal di kontrakan ini. Biarpun kecil, setidaknya kita memiliki tempat untuk berteduh. Mas Agra tidak apa-apa kan?" Ujar Melati sambil melihat wajah suaminya itu.

"Ya... Ya... Baiklah. Tapi ingat, kamu yang harus mebersihkan semuanya." Ancam Agra.

Melati dengan kebaikannya telah memberikan senyum dibalik cadarnya. Bahkan ia juga mengiyakan ancaman Agra kepada nya. Meskipun ia sedari tadi menahan rasa sakit di dalam hatinya dan juga rasa sakit pada kaki nya. Yang tidak di ketahui Agra sama sekali. Karena bagi Melati, membersihkan dan menuruti suami itu adalah kewajiban seorang istri.

Kontrakan yang tidak terlalu besar dan tidak juga terlalu kecil, kini menjadi tempat tinggal Agra dan Melati. Dengan halaman rumah yang cukup untuk tempat parkir mobil, ruang tamu yang kecil, ruang kamar yang hanya cuma satu dan juga ada kamar mandi yang tidak terlalu besar serta dapur yang cuma sepetak. Namun, kontrakan yang kini di tempati oleh sepasang suami istri itu terlihat bersih dan rapi setelah Melati membersihkannya dengan hati yang ikhlas.

"Akhirnya, selesai juga acara bersih-bersihnya. Dan sekarang waktunya aku harus mandi." Ujar Melati.

Rasa letih yang kini tengah dirasakan oleh Melati, tidak lagi ia rasakan setelah seluruh tubuhnya terbasahi oleh air yang menyegarkan. Bahkan rasa sakit hatinya telah luntur dengan sejenak. Namun, rasa sakit yang ada pada kakinya belum juga sembuh. Sehingga terkadang ia masih merintih karena kesakitan.

Rutinitas di dalam kamar mandi pun telah usai. Dan Melati kini tengah bersiap untuk menjalankan kewajibannya sebagai umat islam. Tiga rakaat tengah berlangsung dan di akhiri dengan bacaan dzikir dan do'a dari Melati. Tak lupa juga ia mendo'akan untuk keluarga barunya dan juga suaminya.

"Melati... Melati...!" Teriak Agra dengan keras.

Melati yang masih khusyuk berdo'a segera ia sudahi setelah mendengar panggilan dari suaminya itu. Dan segeralah ia memakai kembali cadarnya, karena ia takut jika sewaktu-waktu ada seseorang yang bertamu di kontrakan nya itu.

"Iya mas Agra, ada apa?" Tanya Melati penasaran.

"Ini, aku bawakan makanan untuk kamu. Kamu makan saja makanan itu. Dan sekarang aku mau mandi dulu untuk menyegarkan tubuhku." Ujar Agra.

"Ternyata mas Agra memiliki sifat yang baik. Bahkan ia juga peduli kepadaku yang merasakan lapar." Ungkap Melati dalam batinnya.

Melati tersenyum dan merasakan senang karena sikap baik Agra yang belum pernah sama sekali ia tunjukkan kepada nya. Dan kini di rumah baru mereka, Agra memperlihatkan sikap baiknya kepada Melati.

"Kenapa kamu? Jangan kepedean ya! Tadi aku cuma ingat saja kalau kamu belum makan. Aku cuma tidak mau membuat kamu mati karena kelaparan selama kamu tinggal denganku." Ujar Agra dengan keacuhannya.

Agra melangkahkan kaki menuju kamar mandi dan meninggalkan Melati yang masih berdiri mematung di ruang tamu. Dan Agra tidak peduli lagi jika Melati mau memakan makanan itu atau tidak.

"Mas Agra, aku tahu sebenarnya hati mas Agra itu tidak sekeras batu. Sikap dingin yang selalu mas tunjukkan kepadaku, pasti akan hilang dan tumbuh dengan sikap kepedulian kepadaku. Meskipun aku tahu, itu tidak lah cepat ada dalam diri kamu mas. Dan aku akan selalu menanti demi seiring waktu yang terus berganti." Ungkap Melati dengan keyakinannya.

Senyum dan senyum yang merekah tengah terlukis dalam wajah melati di balik cadarnya itu. Dan di dalam hatinya ia merasa yakin bahwa dengan seiringnya waktu yang terus berganti, suaminya akan memiliki rasa peduli kepadanya.

Terpopuler

Comments

Kharisma Jiwa

Kharisma Jiwa

kok di rumah masih pake cadar ...padahal kan lagi sama suami nya sendiri

2021-07-02

0

lihat semua
Episodes
1 Perkenalan
2 Hukuman
3 Masalah Baru
4 Awal Pertemuan
5 Dia Melati
6 Penyelesaian masalah
7 Pencarian
8 Kembalinya Melati
9 Pernikahan Terpaksa
10 Malam Pertama
11 Aroma Pagi Itu
12 Pertengkaran Hebat
13 Tempat Tinggal Baru
14 Begadang
15 Siapa Lelaki Itu?
16 Terciduk
17 Kecelakaan
18 Perjanjian
19 Sandiwara
20 Kegelisahan Melati
21 Kekhawatiran Agra
22 Perdebatan kecil
23 Kemarahan Tanpa Alasan
24 Selembar Kertas
25 Terpesona
26 Hari Penuh Sandiwara
27 Pesan Singkat Yang Menegangkan
28 Ketulusan Melati
29 Ketenangan Jiwa
30 Malam Penuh Kehangatan
31 Rumah Sakit
32 Terbongkarnya Rahasia
33 Perasaan Bimbang
34 Balas Dendam Bunga
35 Hujan Deras Dipagi Itu
36 Keputusan Briantara
37 Sikap Aneh Agra
38 Kehadiran Malik
39 Perasaan Itu?
40 Pengakuan Bunga
41 Di atas Ranjang
42 Tragedi Di pagi Hari
43 Keputusan Melati
44 Setajam Pisau
45 Pilihan Yang Sulit
46 Terbongkarnya Sebuah Kejahatan
47 Tak Mau Kehilangan
48 Ancaman Untuk Briantara
49 Perasaan Yang Sama
50 Ikatan Cinta
51 Kekuatan Cinta
52 Bak Bidadari
53 Keputusan Agra
54 Damai Bersama mu
55 Kejahilan Dipagi Itu
56 Pertemuan Yang Menyakitkan
57 Menyelesaikan Masalah
58 Kejutan Untuk Melati
59 Kepercayaan Briantara
60 Bertatap Muka
61 Kesedihan Malik
62 Orang Tak Dikenal
63 Terombang-ambing
64 Malam Ke Dua
65 Pertemuan Empat Mata
66 Tatapan Sepasang Mata Tajam
67 Kekhawatiran Melati
68 Penuh Teka-Teki
69 Kenyataan Yang Menyakitkan
70 Sepasang Mata Yang Bertemu
71 Salah Paham
72 Tuduhan Yang Keji
73 Senyuman Yang Hangat
74 Air Mata Kesedihan
75 Melepas Cinta Yang tak Seharusnya
76 Bertemu Kembali
77 Tentang Aku, Kamu Dan Dia
78 Sikap Aneh Melati
79 Cinta Agra yang Dalam
80 Selembar Kertas
81 Kebahagiaan di Pagi Itu.
82 Cinta yang Diuji
83 Sebuah Kompromi
84 Pernikahan Bersyarat
85 Meminta Sebuah Restu
86 Terungkapnya Sebuah Rahasia
87 Menerima dengan Segenap Jiwa
88 Gedung Tua
89 Sebuah Pengorbanan
90 Kehilangan
91 Tambatan Hati
92 Terimakasih
Episodes

Updated 92 Episodes

1
Perkenalan
2
Hukuman
3
Masalah Baru
4
Awal Pertemuan
5
Dia Melati
6
Penyelesaian masalah
7
Pencarian
8
Kembalinya Melati
9
Pernikahan Terpaksa
10
Malam Pertama
11
Aroma Pagi Itu
12
Pertengkaran Hebat
13
Tempat Tinggal Baru
14
Begadang
15
Siapa Lelaki Itu?
16
Terciduk
17
Kecelakaan
18
Perjanjian
19
Sandiwara
20
Kegelisahan Melati
21
Kekhawatiran Agra
22
Perdebatan kecil
23
Kemarahan Tanpa Alasan
24
Selembar Kertas
25
Terpesona
26
Hari Penuh Sandiwara
27
Pesan Singkat Yang Menegangkan
28
Ketulusan Melati
29
Ketenangan Jiwa
30
Malam Penuh Kehangatan
31
Rumah Sakit
32
Terbongkarnya Rahasia
33
Perasaan Bimbang
34
Balas Dendam Bunga
35
Hujan Deras Dipagi Itu
36
Keputusan Briantara
37
Sikap Aneh Agra
38
Kehadiran Malik
39
Perasaan Itu?
40
Pengakuan Bunga
41
Di atas Ranjang
42
Tragedi Di pagi Hari
43
Keputusan Melati
44
Setajam Pisau
45
Pilihan Yang Sulit
46
Terbongkarnya Sebuah Kejahatan
47
Tak Mau Kehilangan
48
Ancaman Untuk Briantara
49
Perasaan Yang Sama
50
Ikatan Cinta
51
Kekuatan Cinta
52
Bak Bidadari
53
Keputusan Agra
54
Damai Bersama mu
55
Kejahilan Dipagi Itu
56
Pertemuan Yang Menyakitkan
57
Menyelesaikan Masalah
58
Kejutan Untuk Melati
59
Kepercayaan Briantara
60
Bertatap Muka
61
Kesedihan Malik
62
Orang Tak Dikenal
63
Terombang-ambing
64
Malam Ke Dua
65
Pertemuan Empat Mata
66
Tatapan Sepasang Mata Tajam
67
Kekhawatiran Melati
68
Penuh Teka-Teki
69
Kenyataan Yang Menyakitkan
70
Sepasang Mata Yang Bertemu
71
Salah Paham
72
Tuduhan Yang Keji
73
Senyuman Yang Hangat
74
Air Mata Kesedihan
75
Melepas Cinta Yang tak Seharusnya
76
Bertemu Kembali
77
Tentang Aku, Kamu Dan Dia
78
Sikap Aneh Melati
79
Cinta Agra yang Dalam
80
Selembar Kertas
81
Kebahagiaan di Pagi Itu.
82
Cinta yang Diuji
83
Sebuah Kompromi
84
Pernikahan Bersyarat
85
Meminta Sebuah Restu
86
Terungkapnya Sebuah Rahasia
87
Menerima dengan Segenap Jiwa
88
Gedung Tua
89
Sebuah Pengorbanan
90
Kehilangan
91
Tambatan Hati
92
Terimakasih

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!