Siapa Lelaki Itu?

Suara adzan subuh tengah berkumandang. Melati yang tertidur dengan pulasnya kini terbangun setelah mendengar seru nya suara adzan. Melati yang terbangun seketika melihat ke arah jam dinding dengan pandangan yang samar-samar. Setelah melihat dengan jelas, ia pun tergagap dan terburu-buru.

"Ya Allah, astaghfirullah halazim. Ternyata sudah jam setengah lima pagi. Aku harus segera mandi dan mengambil air wudhu." Ujar Melati.

Melati langsung beranjak ke kamar mandi. Dan setelahnya, ia mengambil air wudhu untuk menjalankan sholat subuh. Dan tidak lupa sholat nya di akhiri dengan berdzikir pagi dan do'a.

"Ya Allah, ma'af kan Melati jika baju Melati tetap ini." Gumam Melati bersedih.

Ya, karena tidak membawa baju ganti akhirnya Melati terpaksa terus memakai baju yang ia pakai semenjak ia keluar dari rumah mertuanya. Karena itu semuanya diluar dugaannya, sehingga ia tidak menyiapkan beberapa pakaian untuk berganti di rumah kontrakan.

Rutinitas pagi seorang istri Melati lakukan dengan sebaik mungkin. Menyiapkan makanan untuk suaminya. Dan setelahnya, ia membersihkan rumah kontrakannya itu. Namun setelah di rasa semua pekerjaannya selesai, Melati pergi dari kontrakan tanpa berpamitan kepada suaminya. Entahlah, mau kemana dia.

******

Jam sudah menunjukkan pukul 07.00 pagi. Agra Biantara pun terbangun dari tidurnya karena cahaya matahari yang bersinar dengan terangnya telah mengenai wajahnya. Sehingga ia merasa silau saat membuka kedua matanya.

"Jam berapa sih ini, kenapa cahaya matahari begitu menyilaukan sekali?" Tanya Agra dalam batin.

Agra mengusap kedua matanya secara perlahan. Lalu mengambil ponselnya yang berada di atas nakas. Dan membuka layar slide nya. Ternyata ada beberapa panggilan dan pesan dari mama nya yang belum ia buka. Seketika ia membalas pesan dari mama nya setelah membaca isi pesan itu.

"Kenapa lembaran kertas-kertas sekripsi aku todak ada semua. Dan begitupun dengan laptopnya. Masak iya hilang karena ada maling. Tapi, ponselku masih ada di tempatnya. Lalu dimana kertas-kertas itu?" Tanya Agra dalam batinnya.

Agra seketika merasa panik setelah menyadari tugas sekripsi yang sebagian ia kerjakan semalam tidak ada dintempatnya. Begitupun dengan laptop yang ia pinjam dari temannya tidak ada ditempat awal. Dan seketika ia pun mencari-cari benda itu di sekitar kamarnya. Namun ia tidak menemukannya.

"Pasti Melati yang sudah mengambilnya. Dan pasti dia mengacak-ngacak tugasku agar aku tidak bisa menyelesaikan tugas sekripsiku dengam segera." Ujar Agra menaruh rasa curiga kepada Melati.

Mengingat tentang keberadaan Melati yang satu atap dengan nya, Agra pun menaruh rasa curiga kepada Melati. Seketika ia membuka pintu kamarnya dengan kasar dan memanggil-manggil nama Melati dengan kasar. Namun ia tidak mendengar jawaban dari Melati. Dan akhirnya ia merasa marah dengan Melati yang tidak ada di dalam rumah.

"Kemana sih Melati? Mana aku lapar lagi." Gerutu Agra dengan kesal.

Agra merasa begitu kesal dengan Melati yang entah pergi kemana. Dan akhirnya Agra memutuskan untuk mandi terlebih dahulu sebelum melanjutkan pencariannya dalam menemukan Melati dan juga tugas sekripsinya.

Rutinitas di kamar mandi akhirnya selesai sudah. Lagi dan lagi Agra menggerutu kesal. Karena ia merasa bosan dengan baju yang sudah hampir dua hari ia pakai. Tapi, tidak mungkin juga kalau ia pergi ke rumah kedua orang tuanya lagi hanya untuk memgambil baju untuk ganti. Jadi, dengan keterpaksaan ia harus tetap memakai baju itu.

"Ini dia kertasnya! Tapi, kenapa ada di ruang tamu? Dan ini kertas apa lagi?" Ujar Agra.

Saat melintas di ruang tamu untuk melihat ke halaman depan, ia baru menemukan apa yang ia cari sedari tadi. Dan di sana juga ada selembar kertas biasa yang bertuliskan dengan pena hitam. Entah apa pesan yang tertulis di sana.

"*Assalamu'alaikum mas Agra, selamat pagi! Ma'af ya mas, kalau Melati pergi tidak berpamitan dengan terlebih dahulu dengan mas Agra. Karena Melati terburu-buru untuk mencari pekerjaan agar kita bisa membayar tagihan kontrakan bulan depan. Dan Melati juga sudah memasak mie instan dengan telur untuk mas Agra sarapan. Ma'af jika Melati cuma bisa masak itu saja. Wassalamu'alaikum!

Melati*...."

Ternyata surat itu berisi pesan dari Melati. Yang memberitahukan tentang alasan Melati pergi se pagi itu. Dan tidak berpamitan pula dengan Agra. Agra terdiam, lalu melihat ke arah meja kembali untuk memastikan tentang kebenaran di dalam surat itu.

"Melati memang benar, ada mie instan dan telur. Lumayan lah buat sarapan pagi ini. Daripada tidak makan apa-apa." Ujar Agra kemudian.

Karena cacing-cacing yang ada di dalam perut Agra sudah meronta-ronta meminta jatah makanan, Agra pun menyantap mie instan dan telur yang sudah di buat oleh Melati. Dan begitu lahab nya Agra memakan mie instan itu. Tanpa memikirkan bagaimana nasib Melati di luar sana.

"Akhirnya kenyang juga! Dan sekarang waktunya untuk mengecek semua lembaran-lembaran ini. Siapa tahu saja Melati merusak hasil kerja ku semalam." Ujar Agra yang selalu menaruh curiga kepada Melati.

Satu lembar ke lembaran yang berikutnya ia lihat dengan begitu teliti. Dan terlihat dengan jelas senyum bahagia dari Agra tengah terlukis di wajah tampannya.

"Wah, akhirnya selesai juga. Tapi, bukan kah semalam aku belum menyelesaikannya. Dan sekarang semuanya sudah selesai. Tinggal kirim ke pak dosen lalu menunggu hasilnya saja. Tapi, kira-kira siapa ya yang sudah mengerjakan tugas sekripsiku sebagus ini? Apa mungkin Melati? Akh tidak, aku rasa bukan dia. Karena aku yakin, bahwa dia hanya akan merusak nama baikku di depan papa." Ungkap Agra sambil menerka-nerka.

Tidak pernah ada pemikiran positif tentang Melati di dalam diri Agra Briantara. Hanya prasangka buruk yang selalu menguasai pemikirannya tentang Melati. Padahal Melati sudah merekan waktu tidurnya yang hanya sedikit demi mengerjakan tugas itu. Yang seharusnya tidak ia kerjakan. Namun, karena Melati berusaha untuk menjadi istri yang sholehah, Melati membantu Agra dalam segala hal. Tapi, lagi dan lagi Agra tidak pernah mengerti pengorbanan Melati.

"Akh, masa bodoh lah siapa yang sudah menyelesaikan tugas ku ini. Lebih baik sekarang atur jadwal untuk mengumoulkan tugas dan selanjutnya pergi menemui Bunga. Karena aku merasa rindu kepadanya." Ucap Agra tanpa ada rasa perduli.

Agra pun berjalan menuju ke jalan yang lebih ramai. Karena tidak memiliki uang yang banyak dan kendaraan pribadinya, seorang Agra harus mencari angkutan umum untuk dijadikan kendaraan yang akan memgantarkannya ke kampus menemui seorang dosen.

"Mana sih angkot nya? Mana panas lagi nunggu di sini." Gerutu Agra.

Agra Briantara memang belum terbiasa hidup sederhana tanpa memiliki uang sepeser pun. Sehingga ia hanya bisa menggerutu saat mengalami kesulitan. Tanpa ada rasa sabar di dalam hatinya. Di tambah lagi dengan pemandangan yang ia lihat di depan kedua mata nya saat ini. Ia semakin kesal dan marah.

"Oh, jadi seperti ini kamu di luar sana. Tadi kamu bilang di dalam surat itu mau mencari pekerjaan, tapi nyatanya kamu malah berjalan berduan dengan seorang lelaki. Dan siapa lelaki itu?" Ucap Agra dengan sinis.

Ya, saat Agra menunggu angkutan umum lewat dihadapannya, tanpa sengaja ia melihat Melati yang sedang berjalan berdua dengan seorang lelaki. Entah siapa lelaki itu. Yang membuat Agra semakin marah dengan perilaku Melati. Dan lagi-lagi Agra hanya bisa menaruh curiga dan pemikiran negatif tentang Melati.

Terpopuler

Comments

Perjuangan cinta Tuan Muda

Perjuangan cinta Tuan Muda

aq baca lg thor. Salam dr Asiaten Pribadi Tuan Muda

2021-04-17

0

lihat semua
Episodes
1 Perkenalan
2 Hukuman
3 Masalah Baru
4 Awal Pertemuan
5 Dia Melati
6 Penyelesaian masalah
7 Pencarian
8 Kembalinya Melati
9 Pernikahan Terpaksa
10 Malam Pertama
11 Aroma Pagi Itu
12 Pertengkaran Hebat
13 Tempat Tinggal Baru
14 Begadang
15 Siapa Lelaki Itu?
16 Terciduk
17 Kecelakaan
18 Perjanjian
19 Sandiwara
20 Kegelisahan Melati
21 Kekhawatiran Agra
22 Perdebatan kecil
23 Kemarahan Tanpa Alasan
24 Selembar Kertas
25 Terpesona
26 Hari Penuh Sandiwara
27 Pesan Singkat Yang Menegangkan
28 Ketulusan Melati
29 Ketenangan Jiwa
30 Malam Penuh Kehangatan
31 Rumah Sakit
32 Terbongkarnya Rahasia
33 Perasaan Bimbang
34 Balas Dendam Bunga
35 Hujan Deras Dipagi Itu
36 Keputusan Briantara
37 Sikap Aneh Agra
38 Kehadiran Malik
39 Perasaan Itu?
40 Pengakuan Bunga
41 Di atas Ranjang
42 Tragedi Di pagi Hari
43 Keputusan Melati
44 Setajam Pisau
45 Pilihan Yang Sulit
46 Terbongkarnya Sebuah Kejahatan
47 Tak Mau Kehilangan
48 Ancaman Untuk Briantara
49 Perasaan Yang Sama
50 Ikatan Cinta
51 Kekuatan Cinta
52 Bak Bidadari
53 Keputusan Agra
54 Damai Bersama mu
55 Kejahilan Dipagi Itu
56 Pertemuan Yang Menyakitkan
57 Menyelesaikan Masalah
58 Kejutan Untuk Melati
59 Kepercayaan Briantara
60 Bertatap Muka
61 Kesedihan Malik
62 Orang Tak Dikenal
63 Terombang-ambing
64 Malam Ke Dua
65 Pertemuan Empat Mata
66 Tatapan Sepasang Mata Tajam
67 Kekhawatiran Melati
68 Penuh Teka-Teki
69 Kenyataan Yang Menyakitkan
70 Sepasang Mata Yang Bertemu
71 Salah Paham
72 Tuduhan Yang Keji
73 Senyuman Yang Hangat
74 Air Mata Kesedihan
75 Melepas Cinta Yang tak Seharusnya
76 Bertemu Kembali
77 Tentang Aku, Kamu Dan Dia
78 Sikap Aneh Melati
79 Cinta Agra yang Dalam
80 Selembar Kertas
81 Kebahagiaan di Pagi Itu.
82 Cinta yang Diuji
83 Sebuah Kompromi
84 Pernikahan Bersyarat
85 Meminta Sebuah Restu
86 Terungkapnya Sebuah Rahasia
87 Menerima dengan Segenap Jiwa
88 Gedung Tua
89 Sebuah Pengorbanan
90 Kehilangan
91 Tambatan Hati
92 Terimakasih
Episodes

Updated 92 Episodes

1
Perkenalan
2
Hukuman
3
Masalah Baru
4
Awal Pertemuan
5
Dia Melati
6
Penyelesaian masalah
7
Pencarian
8
Kembalinya Melati
9
Pernikahan Terpaksa
10
Malam Pertama
11
Aroma Pagi Itu
12
Pertengkaran Hebat
13
Tempat Tinggal Baru
14
Begadang
15
Siapa Lelaki Itu?
16
Terciduk
17
Kecelakaan
18
Perjanjian
19
Sandiwara
20
Kegelisahan Melati
21
Kekhawatiran Agra
22
Perdebatan kecil
23
Kemarahan Tanpa Alasan
24
Selembar Kertas
25
Terpesona
26
Hari Penuh Sandiwara
27
Pesan Singkat Yang Menegangkan
28
Ketulusan Melati
29
Ketenangan Jiwa
30
Malam Penuh Kehangatan
31
Rumah Sakit
32
Terbongkarnya Rahasia
33
Perasaan Bimbang
34
Balas Dendam Bunga
35
Hujan Deras Dipagi Itu
36
Keputusan Briantara
37
Sikap Aneh Agra
38
Kehadiran Malik
39
Perasaan Itu?
40
Pengakuan Bunga
41
Di atas Ranjang
42
Tragedi Di pagi Hari
43
Keputusan Melati
44
Setajam Pisau
45
Pilihan Yang Sulit
46
Terbongkarnya Sebuah Kejahatan
47
Tak Mau Kehilangan
48
Ancaman Untuk Briantara
49
Perasaan Yang Sama
50
Ikatan Cinta
51
Kekuatan Cinta
52
Bak Bidadari
53
Keputusan Agra
54
Damai Bersama mu
55
Kejahilan Dipagi Itu
56
Pertemuan Yang Menyakitkan
57
Menyelesaikan Masalah
58
Kejutan Untuk Melati
59
Kepercayaan Briantara
60
Bertatap Muka
61
Kesedihan Malik
62
Orang Tak Dikenal
63
Terombang-ambing
64
Malam Ke Dua
65
Pertemuan Empat Mata
66
Tatapan Sepasang Mata Tajam
67
Kekhawatiran Melati
68
Penuh Teka-Teki
69
Kenyataan Yang Menyakitkan
70
Sepasang Mata Yang Bertemu
71
Salah Paham
72
Tuduhan Yang Keji
73
Senyuman Yang Hangat
74
Air Mata Kesedihan
75
Melepas Cinta Yang tak Seharusnya
76
Bertemu Kembali
77
Tentang Aku, Kamu Dan Dia
78
Sikap Aneh Melati
79
Cinta Agra yang Dalam
80
Selembar Kertas
81
Kebahagiaan di Pagi Itu.
82
Cinta yang Diuji
83
Sebuah Kompromi
84
Pernikahan Bersyarat
85
Meminta Sebuah Restu
86
Terungkapnya Sebuah Rahasia
87
Menerima dengan Segenap Jiwa
88
Gedung Tua
89
Sebuah Pengorbanan
90
Kehilangan
91
Tambatan Hati
92
Terimakasih

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!