Terkejut sudah pasti mereka rasakan. Karena keputusan itu diambil oleh sepihak, yaitu hanya Briantara lah yang mengambil keputusan itu. Sedangkan yang lain, mereka baru mengetahuinya setelah keputusan itu terlontar dari mulut Briantara.
"Apa Papa yakin dengan keputusan Papa?" Tanya Alya memastikan.
"Papa sangat lah yakin dengan keputusan yang Papa ambil ini Ma. Bahkan Papa sudah memikirkannya tadi. Dan Melati memang pantas menjadi menantu Briantara." Balas Briantara dengan yakin.
"Wah, jalau begitu Casandra sebentar lagi akan mendapatkan saudara perempuan dong Ma-Pa. Pasti menarik kalau ounya saudara yang baik hati seperti mbak Melati." Sahut Casandra ikut bahagia.
Ya, mereka pun menerima keputusan Briantara. Tapi, tidak dengan Agra Briantara. Ia menolak dengan keras acara pernikahan itu. Pernikahan yang tidak pernah ia pikirkan sama sekali.
"Tapi Agra tidak setuju Pa-Ma. Agra belum memikirkan soal pernikahan sama sekali. Sedangkan Agra masih ingin mengejar cita-cita Agra. Bahkan Agra juga belum lulus kuliah, masak iya Agra menikah terlebih dulu. Dan Agra kan juga memiliki seorang kekasih pilihan Agra sendiri Pa. Pokoknya Agra tidak setuju." Ungkap Agra dengan kesal.
"Bagaimana pun juga keputusan yang sudah Papa buat tidak bisa dirubah sama sekali. Kamu harus menikah dengan Melati. Kalau masalah kuliah, kamu bisa konsentrasi kembali setelah acara pernikahan berlangsung. Toh juga tidak setiap hari kan kamu masuk kuliah. Dan kekasih kamu itu, Papa minta kamu lupakan gadis itu. Karena Papa tidak suka dengannya. Bagi Papa dia tidak pantas untuk kamu. Ingat, pernikahan ini harus dilaksanakan dengan segera." Putus Briantara.
"Tapi Pak, sebelumnya saya minta ma'af. Bukan kah itu tidak terburu-buru, soalnya kan Bapak belum tahu tentang saya. Dan Tuan Agra juga tidak setuju." Sahut Melati menimpali.
"Bagi saya tidak terburu-buru Melati. Dan keputusan saya tidak bisa dirubah oleh siapapun termasuk Agra ataupun kamu." Jelas Briantara dengan tegas.
Keputusan yang diambil oleh Briantara tidak akan ada yang bisa merubahnya. Sehingga pernikahan itu akan tetap terlaksanakan. Dan rencananya, hari baik untuk pernikahan mereka adalah esok hari. Begitu cepat keputusan itu di ambil dan begitu cepat pula hari yang baik untuk pernikahan mereka.
Hari begitu cepat berganti. Dan pagi itu, seluruh keluarga Briantara di sibukkan oleh acara pernikahan Agra dengan Melati. Tanpa persiapan yang cukup dari keluarga Briantara, pernikahan itu diselenggarakan cukup dengan kesederhanaan. Hanya ada penghulu, wali beli dan beberapa saksi.
Berhubung Melati sudah tidak memiliki ayah, jadi wali untuk Melati adalah wali beli. Di mana Briantara membeli seorang wali untuk Melati. Dan itu di anjurkan oleh pihak kantor KUA.
Melati dirias begitu cantik, dengan gaun yang sederhana berwarna putih dan tak lupa juga jilbab dan cadarnya yang selalu menjadi pelindungnya selama ini. Elok wajah Melati begitu sempurna, bak bidadari yang dikirimkan dari langit untuk Agra. Begitu pun dengan Agra. Ia mengenakan jas putih yang senada dengan warna baju Melati. Dan Agra memiliki ketampanan yang sempurna dari dalam diri nya.
Acara akad pun akan segera berlangsung, sehingga Agra dan Melati harus sudah bersiap diri untuk menemui penghulu dihadapan semua para saksi. Dari atas tangga terlihat Agra dengan ketampanannya itu yang sudah siap untuk mengucaokan ijab qabul. Sedangkan Melati, ia masih belum terlihat sama sekali.
"Lama sekali soh riasnya. Toh wajahnya pasti sama saja. Di tutupi dengan topeng nya." Gerutu Agra.
Agra masih menyimpan rasa kesal dan tidak terima atas pernikahan yang menurutnya adalah pernikahan terpaksa. Bagaimana tidak, keputusan itu hanya diambil oleh papa nya sendiri. Dan setelah itu tidak bisa dirubah oleh siapaun termsuk dirinya yang akan menjalani pernikahan itu.
Setelah di rasa sudah siap, Melati akhirnya menuruni tangga secara perlahan dan ditemani Casandra serta Alya yang berada di sampingnya. Semua orang yang melihatnya sangat terpesona dengan kecantikan yang di miliki Melati, kecuali Agra. Meskipun wajah melati tidak terlihat dengan sempurna, tapi kedua mata Melati sudah mewakili kecantikannya itu. Yang jika tersenyum kedua mata itu akan membentuk seperti bulan sabit.
"Bagaimana pak Briantara, apakah semua nya sudah siap?" Tanya pak penghulu memastikan.
"Iya pak, silahkan di mulai saja ijab kabul nya." Ujar Briantara.
Ya, acara ijab kabul oun akan dimulai. Suasana saat ini berubah menjadi suasana yang menegangkan bagi para saksi dan keluarga Briantara, termasuk juga kedua mempelai.
"Ikuti perkataan saya." Pinta pak penghulu.
Agra menganggukkan pelan kepalanya dan memberikan sifat keacuhan dalam acara pernikahan itu. Entah lah, apakah nanti Agra akan bisa dengan mudah dan lancar dalam mengucapkan ijab kabul nya.
"Saudara Agra Briantara, saya nikahkan engkau dengan Melati Cahya Ningrum, puteri dari bapak Cahya dengan mas kawin seperangkat alat sholat, dibayar tunai." Ujar ijab pak penghulu.
"Saya terima menikah dan kawinnya Melati Cahya Ningrum, puteri kandung bapak Cahya, dengan mas kawin seperangkat alat sholat dibayar tunai." Ucap kabul Agra.
"Bagaimana para saksi, Sah?" Tanya penghulu kepada para saksi.
"Sah!" Ucap semua saksi.
Setela semua saksi mengucapkan kata Sah, lalu pak penghulu membacakan do'a setelah acara ijab kabul selesai. Agar pernikahan Agra dan Melati selalu mendapatkan keberkahan.
Akhirnya, Agra Briantara telah mengucapkan janji suci dengan lancar dan benar. Padahal, dia dari awal tidak menyetujui pernikahan ini. Tapi nyatanya, Tuhan berkehendak lain, dan melancarkan Agra dalam pengucapan ijab kabul nya.
Karena adanya pandemi covid yang sedang melanda negeri Indonesia, acara pernikahan Agra dan Melati tidak berlangsung lama. Karena mereka harus menerapkan protokol kesehatan. Yang tidak menganjurkan semua orang untuk bergerombol. Dan tetap menggunakan alat pelindung diri, yaitu masker.
Tamu undangan yang diatur dengan jaga jarak dalam duduk nya, kini setelah acara usai mereka cukup diberikan beberapa makanan dan bingkisan sebagai tanda acara pernikahan yang sedang berlangsung. Lalu, mereka semua pulang ke rumah masing-masing.
Suasana rumah Briantara kini kembali seperti biasanya. Tidak ada keramaian lagi seperti pada waktu acara tadi. Kini hanya keluarga Briantara yang ada dalam rumah nya itu.
"Alhamdulillah ya Pa, akhirnya kita punya menantu yang cantik, baik, lemah lembut seperti Melati." Ujar Alya sambil memandangi Melati.
"Iya Ma, kamu memang benar. Maka dari itu Papa mengambil keputusan ini. Karena Papa merasa yakin bahwa Melati mampu merubah hidup Agra yang sangat tidak kita inginkan itu." Balas Briantara dengan bangga.
Akhirnya, Agra dan Melati kini sudah sah menjadi suami istri dalam hukum maupun agama. Dan Melati kini sudah menjadi bagian keluarga Briantara, yang sangat terkenal dan ternama.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 92 Episodes
Comments