Mobil yang membawa Briantara bersama Agra dan Melati, kini sudah sampai di halaman rumah mewah milik Briantara. Dan turun lah seorang sopir yang akan membukakan pintu untuk Briantara sebagai bos besar nya. Kemudian sopir itu kembali membukakan pintu untuk tuan mudanya dan nyonya muda, tak lain adalah Agra dan juga Melati.
"Agra, lebih baik kamu bopong Melati kembali untuk masuk ke dalam." Ujar Briantara.
Briantara meminta Agra untuk membopong kembali Melati dan membawanya masuk ke dalam rumah mewah itu. Dan saat mendengar ucapan papa nya, Agra dan Melati malah kembali saling bertatap muka. Karena mereka masih merasa aneh dan penasaran dengan sikap papa nya itu.
"Akh iya Pa." Balas Agra singkat.
Seketika jawaban itu lah yang diberikan Agra kepada papa nya. Yang membuat Melati tidak percaya bahwa Agra malakukan perintah papa mertuanya. Tapi, Melati tidak akan menjadi wanita yang terlalu percaya diri atas sikap Agra terhadapnya.
Briantara pun masuk ke dalam rumah itu dengan berjalan gontai. Sedangkan Agra, ia masih berdiri mematung bersama Melati di depan pintu utama rumah itu.
"Jangan bergerak dan jangan memberontak." Ujar Agra dengan dingin.
Melati yang sedari tadi menahan sakit, ia hanya menganggukkan pelan kepalanya untuk mengiyakan Agra. Dan kedekatan mereka telah dimulai keyika acara bopong membopong setelah kecelakaan kecil yang dialami oleh Melati.
"Agra...!" Teriak Alya memanggil putra nya.
Saat Agra dan Melati masuk ke dalam rumah itu kembali, kedatangan mereka telah disambut oleh Alya, istri dari Briantara. Yang tak lain itu adalah mama dari Agra Briantara dan mama mertua Melati.
Sapaan hangat telah terucap dari bibir Alya. Rasa rindu yang tidak dapat ia tahan, kini ia ingin luapkan dengan melayangkan pelukan hangat untuk putra nya itu. Tapi, hal itu tidak dapat ia lakukan, karena tersadar ia melihat putra nya sedang membopong menantunya.
"Agra, Melati kenapa? Apa yang sudah terjadi dengannya?" Tanya Alya penasaran.
Agra dan Melati terdiam. Dan Briantara lah yang angkat bicara untuk menjelaskan. Lalu, mereka meminta agar Agra segera membawa Melati ke kamar untuk mengobati luka Melati.
"Ya sudah, lebih baik kamu bawa Melati ke kamar dan jangan lupa kamu obati luka yang di kakinya." Ujar Alya kepada Agra, putra nya.
Agra pun melakukan apa yang dikatakan oleh papa dan mama nya. Membawa Melati ke kamarnya untuk mengobati luka Melati. Tubuh mungil Melati kini telah berada di atas kasur empuk berukuran lebar.
"Diam di situ. Dan aku akan mengambilkan kotak P3K nya terlebih dahulu." Ujar Agra dengan dingin.
Melati mengiyakan apa yang dipinta Agra. Karena hanya itu yang dapat ia lakukan saat ini. Menurut untuk yang terbaik.
"Awww, sakit mas! Pelan-pelan saja buka nya." Ujar Melati merintih kesakitan.
Setelah Agra kembali masuk ke kamar sambil membawa kotak P3K, lalu Agra mencoba untuk membuka kaos kaki Melati yang pada waktu itu masih Melati kenakan di kaki nya.
"Sudahlah, lebih baik kamu diam. Tahan sebentar rasa sakitnya. Biar aku selesaikan pengobatan ini." Gertak Agra.
Melati begitu terkejut ketika Agra menggertaknya yang membuat Melati seketika terdiam dan hanya menganggukkan pelan kepalanya untuk mengiyakan permintaan Agra, setelah itu iya menundukkan kepalanya untuk menutupi rasa sakit saat kaki nya masih dalam pengobatan.
Disaat Agra mengobati luka Melati, sesekali ia memandang wajah Melati yang masih tertutupi oleh cadarnya. Dan rasa penasaran pun kini tengah dirasakan oleh Agra. Bahkan, perkataan ma'af telah terlontar dari mulut Agra yang selalu bersikap dingin.
"Ma'afkan aku atas sikapku barusan." Ujar Agra.
Melati yang polos tidak mengerti apa yang dimaksud oleh Agra. Jadi, Melati tidak mengatakan sesuatu hal untuk membalas ucapan ma'af Agra. Malah, ia bertanya kepada suaminya itu tentang kata ma'af yang Agra maksud.
"Mas Agra punya salah sama Melati, kok minta ma'af? Memangnya mas Agra salah apa sama Melati?" Tanya Melati memastikan.
Agra menarik nafas panjang. Dan ia sedikit kesal dengan sikap istrinya yang benar-benar tidak mengerti apa yang ia maksud. Sehingga ia harus menjelaskan secara detail kepada Melati.
"Karena gara-gara aku kamu terluka seperti ini. Pasti kamu tadi melihat aku sedang bersama bunga kan? Dan ma'af juga kalau aku barusan sudah menggertak kamu." Jelas Agra.
"Oh masalah itu ya mas. Kalau itu kan bukan salah mas Agra, aku nya saja yang tidak hati-hati. Jadi keserempet motor deh. Kalau masalah mas Agra bertemu dengan mbak Bunga, itu terserah mas Agra. Bukan kah mas Agra sendiri yang bilang sama aku bahwa pernikahan kita hanyalah pernikahan di atas kertas. Lagi pula, cinta nya mas Agra kan cuma buat mbak bunga." Balas Melati dengan lembut.
Agra terdiam mendengar penuturan Melati. Bahkan, kini ia mulai mengagumi Melati yang lemah lembut. Namun, lagi-lagi perasaan itu tertutupi oleh sikap dinginnya, rasa egois nya dan ke angkuhannya.
"Bagus lah kamu sadar akan hal itu. Jadi, aku tidak perlu mengingatkan kamu berungkali. Dan kamu harus selalu mengingat itu semua." Ucap Agra.
Ke angkuhan dan ke egoisan Agra telah menutupi hatinya yang lembut. Dan lagi-lagi membuat hati Melati terluka dengan sikapnya itu. Tapi, Melati hanya bisa memberikan senyum manis dari bibirnya dibalik cadarnya.
"Akhirnya selesai juga." Ungkap Agra.
Ya, Agra telah usai mengobati luka di kaki Melati. Dan sekarang, waktunya ia menemui kedua orang tuanya. Karena saat berada di dalam perjalanan, Briantara meminta kepada Agra dan Melati untuk menemuinya setelah usai mengobati luka Melati. Namun, pada akhirnya sebelum hal itu dilakukan oleh Agra dan Melati, kedua orang tua mereka telah lebih dulu masuk ke dalam kamar mereka.
"Papa-Mama!" Ujar Agra bersamaan dengan Melati.
"Iya, papa dan mama sengaja datang ke kamar kalian. Dan kami akan memberitahukan sesuatu hal yang penting kepada kalian. Yang pastinya sangat membuat kalian bahagia." Jelas Briantara.
Agra dan Melati merasa bingung karena tidak mengerti dengan apa yang diucapkan oleh papa nya. Sehingga Agra memberanikan diri untuk bertanya kepada papa nya itu.
"Memangnya ada hal penting apa Pa?" Tanya Agra penasaran.
"Papa dan mama mengucapkan selamat atas kelulusan kalian. Dan selamat juga kalian bisa di wisuda tahun ini. Di mana kurang lima hari lagi Agra akan di wisuda. Dan sedangkan kamu Melati, papa juga mendapatkan kabar bahwa satu minggu lagi kamu juga akan di wisuda." Ujar Briantara menjelaskan.
Agra benar-benar bahagia mendengar itu semua dari papa nya. Terutama saat melihat ekspresi wajah papanya yang Briantara gambarkan. Di mana rasa kebanggan dari papa nya terhadapnya. Dan Agra berpikir bahwa semua aset keuangannya akan kembali kepadanya beserta mobil sport miliknya.
"Alhamdulillah, terimakasih Ya Allah!" Ujar Melati mengucap rasa syukur.
Melati begitu bersyukur dengan kelulusannya. Bahagia itu tergambar jelas diwajah Melati. Namun, sesaat ia merasa bersedih karena telah teringat tentang kedua orang tuanya yang sudah meninggal. Tapi dengans egera mungkin iaenutupi kesedihan itu agar kedua mertuanya tidak mengetahui bahwa ia sedang bersedih.
"Ya sudah, papa dan mama akan turun terlebih dahulu. Dan kamu Agra, kamu tidak perlu ikut turun untuk bergabung di meja makan. Biarkan bibik yang membawa makanan kalian ke kamar kalian. Katena kamu harus menemani Melati makan di kamar. Kasihan jika dia harus berjalan menuruni tangga." Ujar Alya dengan pengertiannya.
Agra menghembuskan panjang nafas beratnya. Karena lagi-lagi ia tidak bisa menolak permintaan mama nya. Selain itu, ia harus kembali berdua dengan Melati istri terpaksanya.
Briantara dan Alya pun pergi meninggalkan Agra dengan Melati di kamar luas itu. Sedangkan Agra, ia kembali bersikap dingin terhadap Melati. Bahkan ia mengucapkan sebuah perjanjian kepada Melati dan menurut Agra Melati harus mematuhi janji itu sekaligus menepatinya.
"Ok, sekarang aku mau kamu berjanji satu hal kepadaku. Di mana kita akan melakukan sandiwara didepan papa dan mama." Ujar Agra.
"Maskud mas Agra apa? Sandiwara apa?" Tanya Melati memastikan.
"Sandiwara cinta. Kita akan berpura-pura mesra dihadapan papa dan mama. Dan aku mau kamu melakukan itu untukku." Jelas Agra.
Akhirnya Melati mengerti dengan maksud Agra. Dan Melati berpikir bahwa Agra melakukan itu semua agar Agra tidak dicurigai oleh Briantara saat bertemu dengan kekasihnya. Hubungan yang telah dijalani oleh Agra tanpa restu dari papa nya. Akhirnya Melati pun menyetujui perjanjian itu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 92 Episodes
Comments
Perjuangan cinta Tuan Muda
sandiwara apakah itu? bikin penasaran thor. oya udh aq ksh 3 jempol nih. semangat upnya. salam dr Asisten Pribadi Tuan Muda
2021-04-21
0