Hari telah cepat berlalu. Satu minggu lebih Melati berada di dalam rumah itu kembali. Bahkan ia juga menghadiri acara Wisuda Agra beserta dengan keluarga Agra yang lainnya. Dan selama itu, Melati mampu meluluhkan sedikit ke angukahan Agra. Sehingga kini bisa lebih sedikit sopan dan memiliki rasa empati kepada Melati. Termasuk pagi ini.
Seperti biasa Melati menyiapkan makanan di meja makan. Dan yang lain, mereka sudah berada di tempat masing-masing untuk menantikan waktu jam sarapan siap dilaksanakan.
Beberapa makanan sudah berjejer dengan sangat rapi. Aroma yang begitu menggunggah selera sangat terpancar dari setiap masakan. Terlihat di sana Agra yang seakan ingin segera memakan beberapa makanan yang sudah tersaji.
"Wah, aroma nya benar-benar menggoda perutku yang sudah meronta-ronta meminta jatah makan. Rasanya sudah tidak sabar." Gumam Agra menahan hawa nafsunya.
Agra menatap Melati dan seakan memberikan sebuah kode kepada Melati. Namun di sana terlihat Melati yang tidak memahami apa yang dimaksud oleh Agra. Sehingga Melati hanya menatap Agra dengan penuh tanda tanya.
"Aduh, Melati bagaimana sih. Kenapa dia belum juga bilang ke papa bahwa makanan nya sudah siap. Apa dia tidak tahu kalau aku sudah sangat lapar." Gerutu Agra.
"Pa-Ma, dan yang lain makanan nya sudah siap. Sudah bisa dimulai acara sarapannya." Ujar Melati.
Tak lama kemudian Melati mengatakan keinginan Agra. Dan seperti biasa Melati menyiapkan makanan untuk Agra sarapan. Terlihat dengan begitu jelas Agra yang sangat lapar. Namun, kembali ia tutupi dengan sikap dinginnya. Karena ia tidak mau Melati tahu bahwa ia mengakui masakan Melati adalah masakan yang begitu lezat.
Acara sarapan pagi pun telah usai. Dan semuanya kembali ke aktifitas masing-masing. Namun, ada beberapa rencana yang sudah disusun oleh Briantara dalam menghadiri acara wisuda Melati di Solo.
"Agra dan Melati, kalian hari ini harus berangkat terlebih dahulu ke Solo. Sedangkan papa dan yang lain akan berangkat nanti malam. Karena papa masih ada urusan di kantor." Ujar Briantara.
"Maksud Papa aku dan Melati saja yang berangkat pagi ini? Kenapa tidak barengan saja Pa?" Tanya Agra memastikan.
Sebenarnya rasa penolakan tengah berlangsung dalam diri Agra. Karena ia tidak mau berdua saja dengan Melati. Apalagi harus berada satu mobil dengan Melati. Dan hal itu yang tidak disukai oleh seorang Agra Briantara.
"Karena papa tidak mau Melati kecapek-an dalam perjalanan sedangkan acara nya akan dilangsungkan besok pagi. Jadi, kamu sebagai suaminya harus mengantarkan Melati pagi ini." Jelas Briantara.
Lagi dan lagi hanya kata iya yang dapat Agra katakan untukelakukan segala perintah papa nya itu. Karena ia tidakau jika sampai semua apa yang dimiliki nya saat ini di sita kembali oleh papa nya.
Melati pun juga melakukan hal yang sama. Mengiyakan apa yang dikatakan oleh papa mertua nya itu. Dan kini, Melati tengah bersiap di dalam kamarnya sambil menata beberapa pakaian untuk dimasukkan di dalam koper. Begitupun dengan pakaian Agra, Melati juga menyiapkan beberapa pakaian untuk Agra berganti selama di Solo sampai beberapa hari ke depan.
Saat Melati tengah berada di deoan alamari untuk memgambil baju Agra, tiba-tiba Agra datang tanpa mengenakan pakaian sehelai pun hanya ada handuk yang menutupi sebagian tubuhnya.
"Aaaaaa!" Teriak Melati.
Seketika Melati berteriak dan menutup wajahnya dengan kedua tangannya lalu, ia membelakangi tubuh Agra yang masih berdiri di belakangnya. Dan suasana berubah menjadi begitu sangat hening.
"Agra, kenapa kamu bisa se ceroboh ini? Apa-apaan kamu ini, kenapa kamu tidak bisa melihat situasinya?" Gerutu Agra.
Agra merasa kesal terhadap diri nya sendiri. Dan akhirnya ia segera mengambil pakaian untuk ia berganti. Tadinya sih Agra memang sudah mandi, karena di rasa nanti ia tidak bisa mandi dan akan melangsungkan perjalanan jauh bersama Melati sehingga ia memutuskan untuk mandi lagi.
"Ma'af mas, Melati tidak tahu kalau mas Agra mau ambil pakaian." Ujar Melati dengan polosnya.
Melati merasa bersalah dengan Agra. Dan ia takut dengan kejadian ini Agra akan marah kepadanya, sehingga ia mengucapkan permintaan ma'af kepada Agra. Namun, tidak ada sahutan dari Agra sehingga Melati memberanikan diri untuk memutar kembali tubuhnya dan memastikan apakah Agra masih berada di belakangnya.
"Loh, mas Agra kemana? Apa mungkin dia marah sama aku lalu pergi begitu saja." Tanya Melati dalam batinnya.
Ya, Agra memang sudah pergi meninggalkan Melati. Katena ia harus menelfon Bunga untukemberitahu kepada Bunga bahwa ia akan pergi ke Solo selama beberapa hari.
"Sayang, ma'af ya kalau aku tidak bisa bertemu sama kamu untuk beberapa hari ke depan. Karena harus pergi ke suatu tempat berasama papa dan mama aku." Ujar Agra dengan lembut.
"Yah sayang, kenapa mendadak banget sih perginya. Nanti kalau aku merindukan kamu bagaimana?" Tanya Bunga.
"Nanti aku akan sering-sering menwlfon kamu kok sayang. Jangan khawatir ya, cuma beberapa hari saja kok. Tidak akan lama." Jawab Agra.
Sepasang kekasih itu kini harus berpisah untuk beberapa hari. Dan mengharuskan mereka untuk tidak saling bertemu. Rasa resah dan gelisah tengah Agra rasakan, karena ia merasa berat jika tidak bertemu dengan Bunga meski sehari pun. Namun, ia juga tidak bisa menolak perintah papa nya itu. Apalagi menyangkut tentang Melati.
Setelah berbicara dengan Bunga melalui telfon, kini Agra kembali masuk ke dalam kamar. Namun, saat akan memasuki pintu kamar sesuatu hal telah terjadi antara Agra dan juga Melati. Yang membuat kedua nya merintih kesakitan.
"Ddduukkk!" Suara benturan.
"Awwww!" Rintih kedua nya.
Ya, tragedi benturan kepala pun telah terjadi antara Agra dan juga Melati. Tanpa sengaja Melati yang dari dalam kamar berjalan untuk keluar. Sehingga kepala mereka saling terbentur sama lain. Seketika mereka memegang kepala mereka masing-masing sambil merintih kesakitan.
"Ma'af mas, aku tidak tahu kalau mas Agra mau masuk ke dalam." Ujar Melati.
Lagi-lagi Melati mengucapkan permintaan ma'af kepada Agra. Meski ia tahu bahwa ia tidak bersalah. Dan tanpa ada unsur kesengajaan yang membuat Melati untuk melakukan hal itu.
"Makanya kalau jalan itu harus hati-hati. Lebih baik kamu buka saja kain yang menutupi wajah kamu itu. Sehingga mata kamu juga bisa melihat dengan jelas." Ucap Agra dengan kemarahannya.
Lagi-lagi Agra memarahi Melati dan menyalahkan Melati tanpa itu kesalahan Melati. Namun, sikap dan sifat baik Melati lah yang membuat Melati terus memiliki hati yang sabar. Sehingga Melati tetap menghormati suaminya meski ia sudah di perlakukan tidak adil oleh Agra.
"Sebenarnya bukan salah Melati juga. Tapi, entah kenapa aku ingin sekali memarahinya. Karena aku merasa suka dengan ekspresi wajahnya yang polos. Meskipun selembar kain hitam masih setia menutupi wajahnya." Ungkap Agra dalam batinnya.
Ternyata diam-diam Agra sudah mulai ada ketertarikan dari dalam diri Melati. Kejahilan pun ia lakukan meski itu membuat Melati terdiam akan sikapnya.
"Ya sudah, apakah kamu sudah selesai bersiap-siapnya? Jika sudah selesai bawa semuanya turun ke bawah dan aku akan tunggu kamu di depan." Ucap Agra dengan dingin.
"Baik mas." Balas Melati singkat tapi penuh kelembutan.
Melati pun membawa koper yang sudah ia siapkan untuk turun ke bawah menuju mobil Agra terparkir. Dan setelah sampai di halaman rumah mewah itu, di sana sudah ada papa dan mama mertuanya untuk melihat kepergiannya bersama Agra. Yang akan berangkat meninggalkan rumah itu sementara waktu.
"Pa-Ma, kami berangkat dulu." Ujar Agra.
"Iya Pa-Ma, kami berangkat dulu." Sahut Melati menimpali.
"Ya sudah, kalian hati-hati di jalan. Agra, jangan lupa jagain Melati." Ujar Alya.
Agra mengiyakan permintaan mama nya. Dan sebelum berangkat untuk memulai perjalanannya di sana terlihat Agra penuh dengan sandiwaranya bersama dengan Melati. Meskipun sebenarnya Melati tidak menginginkan sandiwara dalam rumah tangganya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 92 Episodes
Comments
Neng Cusinovia
songong bnggt si agra bukn nya dibawain
2021-03-19
1