Agra berjalan menghampiri Melati yang pada saat itu sedang berbicara dengan seorang lelaki. Dan entah siapa lelaki yang sedang bersama Melati pada waktu itu. Yang membuat seorang Agra berprsangka buruk terhadap Melati.
"Ternyata kamu sedang berada di sini toh Melati, bersama dengan seorang lelaki." Ujar Agra secara tiba-tiba dengan tatapan yang seakan mencurigai Melati.
Tanpa ada sikap sopan dan santun serta ucap salam, Agra mengucapkan kata-kata dinginnya kepada Melati. Dan kata-kata yang terlontar dari mulut Agra seakan menuduh Melati sedang berduaan dengan lelaki itu. Karena kebetulan yang di lihat oleh Agra pada waktu itu, Melati nampak akrab dengan lelaki itu.
"Mas Agra!" Ucap Melati terkejut.
"Assalamu'alaikum!" Sahut lelaki itu menyapa Agra.
Agra Briantara tidak menjawab salam dari Malik. Lelaki yang bersama dengan Melati tadi. Malahan sikap acuh, dingin, angkuh dan juga sombong yang ia perlihatkan di depan Malik. Dan sikap itu membuat Malik merasa di abaikan oleh Agra serta membuat suasana menjadi canggung. Hingga akhirnya Malik memutuskan untuk berpamitan, lalu pergi meninggalkan Melati berdua dengan Agra.
"Oh iya Melati, aku rasa aku harus pergi sekarang karena, masih ada urusan yang harus aku urus dengan segera. Assalamu'alaikum!" Ujar Malik berpamitan.
"Oh iya Malik, silhakan! Wa'alaikumsalam!" Balas Melati dengan sopan.
Ya, Malik adalah teman SMA Melati di Solo. Lelaki yang pernah mengutarakan cinta kepada Melati di masa kala itu. Namun, Melati tidak menerima cinta Malik. Karena Melati tidak mau masuk larangan islam. Hingga akhirnya mereka hanya menjalin hubungan persahabatan semata.
Meskipun Melati nampak akrab dengan Malik, namun Melati tidak masih menjaga pandangan nya. Ia masih memiliki rasa malu, apalagi ia tahu sekarang ia sudah menjadi seorang istri Agra Briantara. Jadi, Melati berpikir bahwa ia harus tetap menjaga rasa hormat, harga diri dan menjaga aurat nya dari lelaki lain demi suaminya itu.
Setelah kepergian Malik, Agra seakan bisa meluapkan amarah dan tuduhan yang tidak-tidak terhadap Melati. Yang membuat Melati bersedih dan sakit hati.
"Jadi seperti ini kelakuan kamu di belakang aku Melati. Kamu sok alim, sok baik, lemah lembut di depanku dan keluargaku. Tapi kenyataannya, kamu berduaan dengan lelaki lain saat kamu tidak sedang bersamaku." Tuduh Agra.
Setelah mendengar tuduhan suaminya yang di rasa tidak Melati lakukan, hati Melati seketika hancur berkeping-keping. Namun, Melati berusaha untuk menahan rasa sakit di hatinya. Dan ia memcoba menjelaskan siapa lelaki yang bersamanya tadi kepada Agra, suaminya.
"Mas Agra salah paham. Dan apa yang mas Agra lihay tadi tidak seperti apa yang mas Agra pikirkan dan tuduhkan kepada Melati. Apalagi Melati tahu, bahwa sekarang Melati sudah memiliki suami. Jafi, mana mungkin Melati melakukan hal seburuk itu. Dan itu juga dilarang oleh Agama." Jelas Melati.
"Sudah lah Melati, kamu tidak usah mengelak lagi. Karena apa yang kamu lakukan pagi ini sudah terciduk olehku. Jadi, kamu tidak usah membohongiku dengan penutup wajah kamu itu." Ucap kasar Agra.
Melati semakin merasakan kehancuran di dalam hatinya setelah Agra menyinggung tentang cadarnya secara berlebihan. Sehingga Melati tidak bisa menahan amarah di dalam dirinya. Dan kesabarannya pun habis, sehingga ia menunjukkan amarahnya dihadapan suaminya.
"Ma'af mas Agra, mas Agra boleh menuduhku semau mas agra. Tapi tidak dengan cadarku. Jika aku memang melakukan kesalahan kepada mas Agra, mas Agra bisa menegur atau marah kepadaku. Tapi, jangan pernah mas Agra menyinggung tentang cadarku atau bahkan menyalahkan cadarku." Ucap Melati dengan tegas.
Saat Melati meluapkan kemarahannya kepada Agra, ia betul-betul menatap kedua mata suaminya itu. Yang sebelumnya tidak pernah ia lakukan. Dan secara bersamaan Agra juga menatap mata Melati, sehingga kedua mata mereka pun saling bertemu.
Pada waktu itu, kedua mata Melati memancarkan kejujuran dan kesedihan. Namun, tidak menggoyahkan hati Agra untuk mempercayai Melati sedikit pun.
"Terserah kamu mau bilang apa lagi Melati. Karena aku tidak akan pernah peduli. Lagi pula aku menganggap kamu sebagai istri terpaksaku. Istri di atas kertas." Ucap Agra yang semakin menjadi-jadi.
Setelah mengucapkan kata-kata kasar terhadap Melati, Agra pergi begitu saja dari hadapan Melati dan meninggalkan Melati yang masih mencerna setiap perkataan Agra.
"Aku tahu mas Agra, pernikahan yang kita memang pernikahan terpaksa untuk kamu. Tapi pernikahan yang kita jalani itu adalah pernikahan yang sah di mata agama maupun negara." Ungkap Melati bersedih.
Air mata yang tertahan sedari tadi tidak dapat Melati bendung lagi. Sehingga air bening keluar dari kedua matanya dengan begitu derasnya. Namun, Melati tidak ingin dirinya terlihat lemah di mata Agra Briantara. Dan seketika Melati segera menyerka air mata nya dengan kasar.
"Lebih baik aku sekarang pulang, mencoba untuk menenangkan diri aku." Ujar Melati dengan lirih.
Melati memutuskan untuk kembali pulang ke rumah kontrakannya. Sedangkan Agra, ia pergi begitu saja tanpa berpamitan dengan istrinya.
****
"Aku akan pergi ke kantor dulu. Kalian berdua hatus tetap berada di rumah. Jangan ada yang keluar dari rumah ini hanya untuk mencari Agra." Ancam Briantara kepada istri dan putrinya.
Alya benar-benar kecewa dengan suaminya itu. Bahkan ia tidak habis pikir bagaimana bisa suaminya melarang seorang ibu untuk tidak mencari keberadaan putra nya.
"Mama tidak akan mengikuti perintah Papa. Karena mama akan tetap pergi mencari Agra dan Melati." Berontak Alya.
Briantara seketika memberikan tatapan tajam kepada istri nya itu. Seakan kedua bola mata nya akan lepas dari tempatnya. Karena mendengar berontakan dari istri nya itu. Dan hampir saja tangannya melayang ke pipi Alya untuk memberikan tamparan. Tapi itu tidak terjadi, karena ia mengurungkan niatnya itu.
"Tidak perlu. Karena Papa sudah meminta orang suruhan Papa untuk mengawasi mereka. Dan sebelum hari kelulusan tiba, mereka tidak akan pulang ke rumah ini. Karena Papa tidak mau kecerobohan Papa dalam mendidik anak terjadi lagi. Dan di antara kalian jika ada yang masih melanggar perintah Papa, kalian akan tahu sendiri akibatnya." Ujar Briantara dengan tegas.
Setelah menegaskan hal itu kepada istri dan putri nya, Briantara kembali melanjutkan langkahnya. Dan tidak lupa ia meminta beberapa orang untuk menjaga rumahnya dengan begitu ketatnya. Sehingga istrinya tidak dapat lagi memberontak perintahnya dan bahkan tidak dapat keluar dari rumah itu.
****
"Permisi pak!" Ujar Agra dengan sopan.
"Oh iya Agra, silahkan masuk!" Balas seorang dosen.
Ternyata Agra melanjutkan kembali tujuannya yang sudah ia rencanakan sedari tadi. Di mana ia mengumpulkan tugas sekripsi hasil yang sudah ia kerjakan yang dibantu oleh Melati.
"Bagus Agra. Hasil kerja kamu sangat bagus. Bapak bangga kepada kamu. Dan selamat kamu lulus di tahun ini." Ungkap dosen itu.
Sekilas percakapan antara Agra dengan dosen yang membimbingnya. Dan akhirnya, apa yang diharapkan Agra tercapai juga. Ia dinyatakan lulus pada tahun ini. Itu semua berkat Melati, namun Agra tidak memiliki rasa terimakasih sama sekali kepada Melati.
Hari berganti menjadi siang. Setelah dari kampus Agra tidak lah kembali pulang untuk menemui Melati. Namun, ia malah akan bertemu dengan Bunga kekasih nya.
Rumah sakit besar yang menjadi tempat praktek Bunga, pada waktu itu sangatlah ramai dengan orang yang berkunjung dan pergi menjenguk kerabat mereka masing-masing. Sehingga tim medis banyak yang sibuk dengan tugas mereka.
"Sayang, aku sudah ada di luar rumah sakit. Bisa kah kita ketemu?" Ujar Agra mengirim pesan kepada Bunga.
"Ok sayang, tapi sebentar ya!" Balas Bunga mengiyakan.
Jam sudah menunjukkan 12.00 siang. Di mana sudah waktunya untuk jam makan siang. Sehingga Bunga dapat bertemu dengan Agra di jam makan siang. Dan mereka pun saling bertemu di luar rumah sakit.
"Sayang, aku lapar. Kita cari makan yuk!" Ajak Bunga kepada Agra.
"Emm... Tapi, aku belum ada uang banyak sayang. Apa kamu akan keberatan jika kamu yang membayar terlebih dahulu?" Ujar Agra ragu-ragu.
"Baiklah, tidak apa-apa. Tapi, lain kali kamu ya yang bayar." Balas Bunga.
Mereka pun pergi mencari tempat makan yang lumayan mewah. Dengan menaiki mobil mewah milik Bunga. Agra melajukan mobil itu dengan kecepatan sedang. Menikmati kemesraan berdua di dalam mobil tanpa ada rasa beban. Sampai pada akhirnya Agra menghentikan mobil itu tepat di depan restoran mewah.
*****
"Assalamu'alaikum Melati!" Pesan dari Maria.
Maria adalah teman kuliah Melati yang berada di Solo. Namun, ia saat itu berada di Jakarta karena ia berasal dari Jakarta. Dan ia mengirim pesan singkat kepada Melati.
"Wa'alaikumsalam Maria." Balas Melati.
Melati yang sendirian di rumah kontrakan begitu merasa bosan. Hanya bisa mengotak-ngatik ponselnya. Seketika ia tahu ada pesan masuk ke nomornya.
"Melati, aku rindu sama kamu. Bisa kah kita ketemu?" Tanya Maria.
"Bisa kok, aku juga merasa rindu sama kamu." Balas Melati kemudian.
Melati pun mengiyakan untuk bertemu dengan Maria. Dan Maria mengirim pesan kepada Melati untuk memberi tahu di mana mereka akan bertemu. Setelah Melati tahu, ia pun bergegas untuk mencari sebuah angkutan umum.
"Assalamu'alaikum mas Agra, ini Melati. Melati mohon ijin untuk bertemu dengan teman Melati yang bernama Maria. Dan Melati minta ma'af jika sikap Melati tadi suudah salah kepada mas Agra." Ucap Melati mengirim pesan kepada Agra.
Karena tidak ingin terjadi salah paham lagi, Melati pun mengirim pesan kepada suaminya dan meminta ijin kepada suaminya. Namun, pesan yang di kirim oleh Melati tidak di buka oleh Agra. Dan itu membuat Melati menjadi merasa bersalah.
"Huuffffttt!" Ujar Melati menarik nafas panjang.
1 jam kemudian. Melati pun sampai di tempat tujuan untuk bertemu dengan Maria. Sebuah restoran mewah, di mana restoran itu tempat Agra dan Bunga bersama.
"Ma'af mbak, mau pesan apa?" Tanya seorang pelayan.
"Oh iya mbak, nanti saja ya mbak saya masih menunggu teman saya." Jawab Melati dengan sopan.
Pelayan pun mengiyakan Melati, lalu pergi meninggalkan Melati yang duduk sendirian menunggu Maria yang belum datang juga.
Restoran itu nampak ramai, namun tempat duduk dan meja makan dibatasi oleh pemilik restoran itu, setelah adanya virus yang melanda Indonesia.
Maria yang ditunggu Melati sedari tadi belum datang juga. Sehingga Melati merasa bosan, hanya bisa melihat orang-orang yang berkunjung disekeliling Melati. Dan tanpa sengaja ia melihat suaminya sedang bersama seorang wanita. Begitu mesra Agra dan Bunga saat Melati melihat keberadaan mereka. Yang membuat hati Melati kembali sakit. Namun, ia tidak bisa berbuat apa-apa selain memandang suaminya dari jarak jauh.
Kebersamaan Agra dan Bunga terciduk oleh Melati. Namun, Melati tidak menghampiri mereka seperti apa yang dilakukan Agra terhadap Melati saat melihat Melati sedang bersama Malik. Melati hanya terdiam sambil menahan rasa sakit hati nya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 92 Episodes
Comments