Pak Angga dan Tian baru saja turun dari pesawat, diikuti oleh Rendi dan Sekretaris pria Pak Angga. Tian merogo sakunya mengambil telpon, dia mencoba menelpon Naira, namun beberapa kali dia memanggil tidak ada jawaban.
Tian mengirim sms :”Saya sudah tiba di China”.
Pak Angga mengundang Tian dan Rendy untuk tinggal di apartemennya, Tian juga tidak menolak karena jarak kantor dengan tempat tinggalnya cukup dekat.
Tiba di apartemen, 3 orang itu masuk dilihatlah seorang gadis mengenakan celemek biru sedang menyusun hidangan di meja makan, rambutnya diikat dengan gaya ekor kuda.
mata Rendi tidak berkedip, 'Begitu cantik' batinya.
Mendengar ada yang masuk Fiona menoleh. “Daddy, kalian sudah sampai. Ini sudah lewat jam makan malam, ayo duduk atau kalian ingin mandi terlebih dahulu ?”
“Akan lebih nyaman untuk mandi dulu”, jawab Pak Angga.
“Iya, cepatlah takutnya makanan akan terlalu dingin”.
“Fio, kamu antar Tian dan rendy kekamar mereka”.
“Baiklah”.
Apartemen itu memiliki 2 lantai, 3 kamar terletak dilantai 2 dan 1 kamar dilantai pertama. Kamar dilantai pertama milik Pak Angga, dan ke3 orang itu memiliki kamar dilantai dua.
20 menit kemudian mereka sudah berkumpul dimeja makan.
“Fio kepan kamu kesini ?”, tanya Tian.
“Kemarin, saya ada pemotretan untuk majalah”.
“Fiona, besok kamu kerja sampai jam berapa ?”, tanya Deddynya.
“Fiona besok pemotretan sampai siang, kemungkinan jam 2 sudah selesai”.
“Besok, setelah bekerja kamu ajak Tian jalan-jalan”.
“Iya Deddy”.
Dia berbalik kesebelah kananya menoleh ke Martian, “Prince Gordan mau kemana ?”
“Berhentilah memanggil dengan nama itu Fio, saya tidak terlalu mengenal Negara ini jadi terserah kamu saja”.
“Baiklah, brother”.
............................................................................
Pagi berikutnya Naira bangun dan melihat banyaknya panggilan tak terjawab. Saat dia akan memanggil ulang, nomer itu sudah memanggilnya kembali.
“Hallo”
“Pagi sayang”. Dia mendengar suara itu.
“Pagi mas. Maaf mas, semalam aku ketiduran”.
“Ya, ngga apa-apa. Semalam kamu minum susu sama vitamin ?”
“Em, lupa”. Setelah pulang dari rumah Mamanya dia benar-benar tidak ingin melakukan apa-apapun karena suasana hatinya yang buruk.
“Naira, kamu mulai lalai”.
“Maaf, aku janji ngga mengulanginya lagi”.
“Sudah, pagi ini jangn lupa. Tidak, sekarang juga kamu minum susu makan, dan minum vitamin. SEGERA.” Tian bicara tegas.
‘”Iya mas, Mas udah sarapan ?”
“Ini baru mau sarapan, dan akan pergi bertemu klien. Udah dulu ya. Bye”
“ya, Bye..”. Telpon terputus
Seharian Tian berada dikantor XZ, dia turun tangan langsung untu proyek ini. Mereka mendiskusikan cetak biru untuk pembangunan gedung perusahaan cabang XZ di Indonesia. Perencanaan untuk pergi dengan Fiona dibatalkan.
Tiba di Apartement dia, kembali meneruskan pekerjaannya yang belum selesai. Pak Angga meminjamkan ruang kerjaanya kepada Tian dan Rendi.
“Tok tok tok”, lalu pintu terbuka.
“Saya hanya mengantar kopi untuk kalian berdua”. Fiona meletakan 2 gelas di meja.
“Terimakasih Fio”, kata Tian.
“Maksih Mbak Fio, sudah mau repot-repot”, kata Rendi.
“Ya, sama-sama”. Fio meninggalkan ruangan itu.
Dilihatnya jam menunjukan setengah satu pagi, pekerjaan mereka sudah selesai
.
“Siapkan semua yang diperlukan, jangan ada kesalahan untuk presentasi besok”.
“Siap, Bos”.
Tian beranjak dari ruangan itu, dia berencana kembali kekamarnya, terlebih dahulu dia pergi kedapur untuk mengambil minum.
Tian duduk di kursi meja makan, dia bersandar dan menutup matanya sejenak, namun ada sepasang tangan dibahunya yang memberi sentuhan untuk menghilangkan lelah, Fiona memijat bahu Tian.
sontak Tian membuka matanya, dilihatnya itu Fiona. Dia tidak menolak, karena dia memangvmembutuhkan pijatan meregangkan otot-ototnya.
“Sedikit lebih keras Fio”.
“Baiklah, my Prince”.
“Berhentilah memanggil ku seperti itu, Fio”
“Hahaha....tapi aku menyukai memanggil mu seperti itu”.
“Terserah kamu saja”. Setelah dibahu pijatan beralin ke kepala dan kening, saat Fio memijatnya bayangan seseorang muncul dibenaknya, Ralin.
Kenangan
Seorang remaja pria mengenakan seragam SMA, tidur dikelas saat jam pelajaran hingga pelajaran selesai.
Seorang anak perempuan beberapa kali melihat ke arah remaja itu, dia tersenyum dan menggelengkan kepalanya melihat wajah nyenyak itu.
Tian sangat lelah setelah mengikuti tournament 3 hari berterut-turut. Bel istrihat berbunyi, sehingga matapelajaran sudah usai, guru dan murid beranjak keluar dari kelas.
Ralin menghampiri Tian yang masih tidur, lalu dia memijat bahunya.
Sekitar lima menit sudah berlalu, Ralin bertanya, “Apakah sudah lebih baik”.
“Sedikit lebh lama dan saya akan sangat baik”.
“Baiklah, tapi tidak ada yang gratis. Kamu harus membayar”.
Tian membuka matanya, "Setujuh. Tapi kemarilah ada sebuah rahasia yang akan kuberitahu”.
Ralin sedikit menunduk, “Apa itu”, tanyanya.
“Sedikit lebih rendah, nanti ada yang mendengar”.
Ralin menurutinya, berikutnya “Cup”, ciuman mendarat dipipi Ralin. Ralin sontak berdiri dan sedikit menjauh dari Tian, dia memegang pipinya yang baru dicium.
“Saya tidak membawah dompet hari ini, jadi itu bayarannya”.
“Rugi dua kali gue”.
"Tapi sukakan ? Sini sebelah lagi pipinya".
Ralin berbalik meninggalkan tian dengan muka yang merona.
“Eh sayang, belum selesai ni, pijet lagi”, Tian mengikuti Ralin.
“Ngga”
“Yang, jangan ngambek dong. Yang.....”.
Tian begitu senang melihat wajah remaja itu yang malu-malu.
Flasback Off.
............................................................................
Mohon maaf jika ada kesalahan dalam penulisan kata dan penyusunan kalimat. Like, komentar dan saran para pembaca sangat dibutuhkan untuk perbaikan selanjutnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 106 Episodes
Comments
Ny Eko Handoko
bahasanya baku, jadi kedengeran rada kaku
2020-09-01
0
Siska Feranika
Bukan jodoh kenapa menyalahkan orang...
2020-08-23
2