Dia dan Naira menghadiri pesta pertunangan rekan kerja Tian. Tian mengenakan jas Hitam dan Naira mengenakan gaun panjang berwarna pastel dia terlihat lebih lembut dengan kulit cerahnya.
Tian memiliki tinggi 182cm dan Naira hanya 165 cm, malam ini dia mengenakan hill setinggi 5 cm dan tangan Tian tidak pernah melepaskan pinggang Istrinya takut dia terjatuh.
Mereka pasangan yang yang indah dan penuh kasih bagi setiap mata yang memandang. Memang tubuh Naira semakin berisi semenjak dia hamil. dan wajahnya malah terlihat semakin segar dan cantik.
Terdengar bisikan orang-orang disekitar.
“Bukankah rumor mengatakn Tuan Martian tidak menyukai istrinya”.
“Katanya Istrinya menyakiti kekasih Pak Martian dan itulah membuat pak Martian membencinya”.
“Sepertinya rumor itu tidak benar”.
“Iya, mungkin karena mereka iri menyebarkan desa-desus itu”.
"Kalian ngga tahu aja, dia itu rubah. Pintar besandiwara agar Pak Tian bersimpati".
"Dia lagi hamil".
"Hamil, mungkin dia memanfaatkan anaknya membujuk suaminya".
Naira merasa canggung dengan diskusi itu, dia mulai merasa tidak nyaman.
“Kamu kenapa, Sayang”.
“Mas, jangan terlalu lama ya aku tidak nyaman. Atau nanti aku pulang lebih dulu aja ya”.
“Ya setelah acara inti dimulai aku meminta sopir mengantar kamu lebih awal”.
Acara berlangsung cepat Naira hanya 30 menit berada diacara itu dan langsung pulang setelah mengucapkan selamat pada kepada kedua mempelai dan keluarga. Martian tinggal karena masi mengobrol dengan rekan-rekan kerjanya.
“Martian..”
Tian menoleh kearah sumber suara, “Om Angga, kapan pulang ke Indonesia ?”
“Om baru minggu lalu kembali, Om ditugaskan dari Hongkong untuk survey pembukaan cabang disini. Dan juga Om yang akan bertanggu jawab untuk kawasan Singapura dan Indonesia".
“Om sudah semakin sukses sekarang”.
“Hei anak mudah kamu jangan mengejek saya, diusia kamu sekarang masa depan mu terlihat lebih cerah”.
“Daddy”, seorang perempuan cantik tinggi mungkin 170 cm dengan gaun merah membuat dia nampak sangat memukau.
“Siapa dia Daddy ?”
“Apa kamu lupa sayang, ini pacar kecil mu”.
“Prince Gordan, Martian Gordan Bramasta”.
Martian mencoba mengingat, “Ini si manja, Fiona Larasati Angreksa”.
Mereka saling memeluk, sebagai salam pertemuan.
“Apa kabar Fio ”.
“Sangat baik. Kamu semakin tampan bagaimana aku harus menemukan lelaki yang lebih tampan dari pacar pertama ku ini. Sepertinya aku harus menikahi mu saja".
“Fio, mulut mu masi semanis saat kecil dalam memuji seseorang”.
Fio hanya tertawa mendengar pujian Martian.
“Kalian berbicaralah, Daddy akan pergi kesana sebentar”. Fio dan Tian hanya mengangguk.
Dari kejauhan seorang wanita memandang intraksi Tian dan Wanita cantik dengan gaun merah, “Lihat saja kamu Naira, kamu akan berakhir sama seperti aku”, gumam Suci pelan. Dia mengambil beberapa foto kedua orang itu.
Obrolan mereka berlanjut, Fio dan Tian memutuskan mencari restorant. Mereka mengobrol sampai tidak tahu waktu.
Dirumah Naira menunggu suaminya yang belum juga kembali, waktu sudah menunjukan pukul 1 dini hari. Naira mengantuk dan tertidur di sofa ruang keluarga.
Tian diantar pulang diantar asisiten Fiona, Fiona sudah lebih dulu diantar ke Apartementnya. Dilihatnya hari sudah pukul 2 dinihari, ketika dia masuk rumah menemukan Naira yang tidur di sofa ruang tengah. Tian mengangkat Naira hati-hati kekamar mereka. Dia menatap wanita itu dengan lekat, dari matanya ada sesuatu yang tidak bisa di jelaskan, ada cahaya cinta, kebencian dan frustasi.
Martian keluar menuju balkon kamar, dia menghidupkan sebatang rokok, sambil menatap kekejauhan, tangan kirinya masuk kesaku celananya dan tangan kanan memegang rokok, Dia menghembuskan rokok berlahan dan tatapan matanya sangat gelap, “Ralin, aku akan membalaskan semuanya, secepatnya”.
............................................................................
Mohon maaf jika ada kesalahan dalam penulisan kata dan penyusunan kalimat. Like, komentar dan saran para pembaca sangat dibutuhkan untuk perbaikan selanjutnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 106 Episodes
Comments
Nasha Rizal
dendam yang tak beralasan
2021-03-05
0
Kaswati Wati
semoga ada titik cerah biar kesalahpahaman tidak berlanjut
2021-03-05
0
Athaya Winangun
mati aja loe Rian ,..gak guna loe jadi suami .
2020-09-07
0