Keesokan paginya Naira bangun dilihatnya sudah pukul 7:30, semenjak hamil Naira menjadi sangat malas, dan selalu bangun siang. Dia menyadari sudah dipindahkan Tian kekamar, namun suaminya sudah tidak ada disebelahnya. Biasanya Tian akan membangunkannya sebelum berangkat kekantor.
Naira berlahan duduk dilihatnya ada memo dimeja,“Aku pergi, ada rapat pagi ini jangan lupa minum vitamin dan susu mu (gambar love)”.
Dia harus pergi kekampus dia lupa memberi tahu suaminya karena hari ini dia melaksanakan SPS (Seminar Proposal Skripsi), pukul 10. Dari jauh-jauh hari Naira sudah menyiapkan kebutuhan untuk Seminar ini. Beberapa teman, lebih tepatnya adik seniornya membantu dia menyiapkan ruangan dan kebutuhan lain. Naira sudah mentransfer biaya kepada mereka.
Naira tidak memiliki teman dekat namun dia cukup akrab dengan beberapa dosen dan disegani oleh adik tingkatnya.
Naira buru-buru bersiap-siap pergi dilihatnya jam 8:40, dia berjalan sampai gerbang diikuti Bi Asih yang membawah nampan susu dan roti.
“Non, habisin dulu susu sama rotinya, kalau ngga saya kaduin sama Den Tian sama Nyonya Sandra”.
“Iya Bi”, kenyataannya Roti hanya dimakan separuh dan susu hanya diminum setengah gela, Ojek pesanannya sudah sampai.
“Bang bawak motornya hati, Yang dibonceng Bumil”, pesan bibik sama tukang ojek.
“Iya, bu”.
“Hati-hati ya non”.
“Iya bi”.
Dia memesan Ojek untuk mengantar kekampus, dengan ojek dia akan sampai dalam waktu 45 menit kalau dengan taksi bisa-bisa memakan waktu 2 Jam karena macet kalaupun tidak macet waktu yang dibutuhkan lebih dari 1 Jam.
Hari sudah pukul 1 siang, SPSnya sudah selesai. Naira sedang berada digerbang kampus untuk menunggu taxsi. Wajahnya sudah begitu pucat, ada seorang perempuan yang berada disebelahnya.
“Permisi, apa kamu perlu diantar keruang kesehatan atau rumah sakit. Saya lihat kamu begitu pucat”.
“Tidak mba, terimakasih”. Naira mengenakan kemeja putih kebetulan tanggan kirinya selalu memeluk perutnya.
“Sepertinya anda sedang hamil, mba harus periksa”.
“Iya mba, saya lupa sarapan saja ngga apa-apa, ini udah mau pulang juga”. Tapi kondisinya benar-benar menghianati, kepalanya seperti ditusuk-tusuk jarum, dia memegangi kepalanya.
Sebuah mobil Fortuner hitam menghampiri mereka. “mba ayo aku antar cari makan dulu”.
Naira tidak ingin pergi dengan orang sembarangan, dan pikiran itu dapat dibaca wanita itu. Kemudian, wanita itu mengualrkan kartu mahasiswa, “Saya Kiara, Mahasiswa Akutansi, semester 7. Ayo mba, kasian anaknya loh”.
Sejujurnya sekarang dia begitu lapar, dia setujuh dan ikut mobil itu.
“Kak Tyo, kita antarin mba ini ketempat makan atau kerestorant. Dia lagi hamil”.
“Saya Naira, maaf merepotkan”.
“Ngga apa-apa”, kata laki-laki itu. Dia mengeluarkan Roti, “Makan ini, untuk sementara ”. Naira tidak menolak.
“Mau cari makanan apa ?”, tanya Kiara.
“Maaf sebelumnya, bisa tolong bantu saya cari somay batagor”.
“Ha ? harus somay batagor ?”, kata Tyo.
“Iya,saya pengen itu. Pliase..... bantu”. Ntah kenapa keinginan somay batagor menghilangkan rasa malunya, dia memohon sama orang tidak dia kenal.
“Iya, saya tahu tempat yang sering jualan. Tapi jualan eceran”, kata Kiara.
“Iya, ngga apa-apa”.
Sampailah mereka di depan sebuah SD dan disana ada beberapa jualan makanan seperti cilok, dadar gulung, siomay batagor, bakso. Naira beli Siomay batagor 5 bungkus, 3 untuk dirinya dan 2 untuk dua orang itu. Kiara juga tidak menolak, karena dia juga suka makan jajanan pinggiran.
“Rumah Mba dimana, biar dianterin”.
“Ngga usah, antar ke halte saja, nanti saya naik taxsi. Rumah saya jauh”.
Dia diantar oleh kedua orang itu, Naira mengucapkan terimakasih, hari ini ngidamnya terpenuhi.
Dia tiba dirumah sudah pukul 3 sore, selama diperjalanan dia sudah menghabiskan 2 bungkus siomay batagor.
Ketika dia tibah dirumah, Bi Asih menyiapkan lauk pauk dimeja makan beserta susu dan vitamin. Kebetulan Naira belum merasa kenyang, dia lanjut makan lagi.
“Ini buat bibik”, naira menarok 1 bungkus somay batagor”.
“Makasih non, bibik udah lama juga ngga makan ini. Dikomplek kita ngga ada mas-mas gerobak yang jualan”.
“Makan sekarang bi temani Nair”.
Kalau hanya mereka berdua, Bik Asih selalu menemani Naira makan dimeja.
Sorenya dia mendapat telpon dari suaminya “Sayang, malam ini aku harus makan malam dengan klien. kamu makanlah lebih dahulu mungkin aku kembali sudah jam 10”.
............................................................................
Mohon maaf jika ada kesalahan dalam penulisan kata dan penyusunan kalimat. Like, komentar dan saran para pembaca sangat dibutuhkan untuk perbaikan selanjutnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 106 Episodes
Comments
Yusneli Usman
Dibaca terus semakin menarik 🤗🤗
2021-01-15
0
🌹🌹
sekedar koreksi, kata "pliase" yang bener itu "please".
ceritanya menarik, lanjutkan thor. 😁
2020-09-13
0
Kesya Katili
kok jadi ad pelakor 🙄 bikin kesel 🤣😝
2020-09-07
3