Naira datang dan membantu Tian melepaskan sepatunya. Dia melepaskan dengan hati-hati dan penuh kelembutan.
“He ! bukak sepatu aja lelet banget, Cepatan !”.
“Iya Mas”, Naira buru-buru melepaskan sepatu dan kaos kaki. Dia berdiri untuk mengembalikan sepatu ke lemari, sambil membawah tas kerja.
Tian melangka pergi bersiap-siap malam ini dia akan menemui kliennya yang licik dan akan bernegosiasi dengan cara licik pula.
Tian menangalkan dasi dan kemejanya dan memasuki kamar mandi, “Siapkan jas saya”.
Naira hanya menurut menyiapkan keperluan suaminya itu, mulai dari jas, dasi, dan sepatu sudah dikumpulkan dikamar.
Naira sedang berada dimeja makan mengiris buah, dia melihat suaminya sudah rapi.
“Mas mau kemana ?”.
“Bukan urusan kamu”.
“Aku hanya ingi tahu, akukan istri mu mas”.
Tian diam, dan akan melangka pergi keluar.
“Mas”, Naira memegang lengannya. Tian langsung mendorong Naira hingga terjatuh.
“Udah saya bilang bukan urasan mu. Ingat, status istri itu hanya nama bagi saya kamu hanya kotoran, bersikaplah lebih tahu diri”.
Naira sudah terbiasa dengan hinaan ini, setiap hari dia selalu mendapat hinaan ini. Mereka menghakimi Naira atas kesalahan yang tidak pernah dia lakukan. Sabar akan berbuah manis itu yang naira harapkan.
Diruang VIP sebuah restorant Barat.
“Kurang ajar !”, kata pria yang berusia sekitar 40-an.
“Apa mau kamu ?”, kata pria berusia sekita pertengahan 50-an.
“Saya tidak perlu menjelaskan apa mau saya, Jangan coba-coba untuk mengelabuhi saya tuan-tuan yang terhomat”.
“Tuan Martian jaga perilaku anda didepan Wakil Gubernur”, seseorang yang berdiri tegak debelakang wakil gubernur, asistennya.
Martian tidak menghiraukan orang itu dan meminum wine dengan santai yang memberikan kesan elegan, lalu dia berkata “Batalkan kontrak itu dan nama baik mu akan hancur dimata publik. Karena seorang wanita anda menjadi jembatan untuk menaklukan musuh ayahnya”.
“Direktur Grub ARGA, saya memiliki beberapa transaksi gelap mu didalam pemerintahan. Menyembunyikan beberapa aset untuk lari dari pajak, tetapi anda juga paman yang baik mebantu keponakan tersayang melawan saya. Demi mebantu Sinar Kontruksi kalian berani menerima resiko dikuliti hidup-hidup"
Wajah kedua orang itu sudah sangat merah karena marah, detik berikutnya suara ketukan pintu dan dua orang berusia 40-an memasuki ruangan, dia paman dan tantenya. Jaksa Anzar dan Pengecara Widya. Kedua orang itu tertegun, dan didalam hati kenapa dua orang ini ada disini.
“Paman , Tante, pertemuan saya hampir selesai silahkan duduk”, kata Tian dengan sopan.
Keduanya melirik kearah Wakil Gubernur, dang menghampirinya dan memberi salam sambil berjabat tangan.
“Ada apa gerangan Pak Wakgub makan bersama keponakan saya ?”.
‘Keponakan ?', dalam hatinya. Dia tahu kedua orang ini memiliki peran penting dipengadilan, dia tidak bisa bermain-main dengan anak muda ini atau karir politiknya yang dia bangun akan hancur.
“Kami mendiskusikan beberapa pekerjaan saja Pak Anzar”.
“Direktur Arga, apa masih ada yang ingin anda sampaikan”, kalimat itu memakil kata 'silahkan pergi'.
“Tidak ada lagi Pak Tian, aya akan permisi lebih dahulu”.
“Saya akan mengantar anda keluar. Pak Wagub silahkan berbincang dengan paman saya sebentar”. Dia Nampak tersenyum tulus.
Diluar ruangan, Martian berkata, “Jangan mencoba menghalangin jalan saya, jika saya jatuh saya pastikan akan menyeret kalian kebawah”.
Tian langsung berbalik tampa menunggu jawaban.
Diruangan VIP
"Saya mendengar proyek kerjasama antara anda dan keponakan saya mengalami beberapa kendala ?”, tanya Pak Anzar.
“Ya, tapi semuanya sudah di diskusikan tidak ada kendalah lagi, minggu depan Proyek sudah berjalan”, kata Wakgub.
“Baguslah. Ada pepatah mengatakan ‘keberhasilan anda akan dipegaruhi oleh faktor teman-teman anda, Walaupun memiliki kemampuan naik keatas mereka yang tidak tepat hanya akan menyeret anda terjatuh kebawah’”, Sindir Bu Widya singkat.
“Ya itu benar sekali”.
Martian kembali keruangan itu, bersama dengan waters yang mengantarkan pesanan mereka.
Makan malam dilanjutkan dengan suasana yang aneh, namun sekali-kali antara Pak Anwar dan Wagub membahas beberapa masalah pemerintahan. Pak Anwar dan Bu Widya memahg cocok walaupun dalam suasana tidak menyenangkan mereka bisa mengubur itu seperti tidak ada yang terjadi diantara mereka.
Widya dan Sandra adalah sepupu, mereka sangat dekat karena dikeluarga besar hanya ada mereka ber 3, Sandra, Widya, dan Prabowo kakak kandung Widya, sekarang dia adalah seorang jendral di kemiliteran.
................................................................................
Mohon maaf jika ada kesalahan dalam pengetikan kata. Keritik dan saran dari pembaca yang diharapkan, terimakasih
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 106 Episodes
Comments
Nasha Rizal
aduuhhh Thor baru kali ini aku baca novel pemain nya tokoh politik semua
2021-03-05
0
Nadyta Nadyra
authornya pengamat politik😂
2020-08-18
3
Menik Ekawati
thor namanya orang politik semua
2020-08-04
5